Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 3, Maret 2022

��������������������������������������������������������

PENGARUH BEBAN DAN STRES KERJA SERTA WORK LIFE BALANCE TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA PT. PGN TBK)

 

Pandu Pradana

Universitas Terbuka, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstrak

Karyawan pada PT PGN Tbk telah melakukan pekerjaan yang terbaik sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. PT PGN Tbk telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi Subholding Gas dimana lingkup dan area kerjanya semakin luas dengan tanggung jawab yang semakin besar pula. Dengan adanya hal tersebut, karyawan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan meningkatkan kinerja dan potensi masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah beban kerja, stres kerja dan work life balance yang dirasakan oleh karyawan mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT PGN Tbk area Jabodetabek dan Banten dengan populasi berjumlah 600. Sampel yang digunakan adalah sebanyak 127 responden. Variabel independen pada penelitian ini adalah beban kerja, stres kerja dan work life balance, sedangkan variabel dependen adalah kinerja karyawan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linear Berganda. Perangkat lunak yang digunakan untuk analisis adalah IBM SPSS Statistic ver. 21. Dari analisa regresi berganda untuk variabel Beban Kerja (X1), Stres Kerja (X2), Work Life Balance (X3), Kinerja Karyawan (Y) maka dapat dibuat persamaan sebagai berikut 6.829 + 0.050(X1) + 0.076(X2) + 0.691(X3). Variabel Beban Kerja dan Stres Kerja memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan. Sedangkan variabel Work Life Balance memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hasil koefisien determinasi yaitu R square sebesar 0,536 yang berarti pengaruh secara simultan beban kerja, stres kerja dan work life balance terhadap kinerja karyawan sebesar 53,6% dan sisanya 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

 

Kata kunci: Beban kerja, Stres kerja, Work life balance, Kinerja karyawan

 

Abstract

Employees at PT PGN Tbk have done their best work in accordance with their respective fields of work. PT PGN Tbk has been appointed by the government to become Subholding Gas where the scope and work area is getting wider with greater responsibilities. With this, employees are required to be able to adjust by increasing their respective performance and potential. The purpose of this study was to determine whether the workload, work stress and work life balance felt by employees affect employee performance. This research was conducted on employees of PT PGN Tbk in the Jabodetabek and Banten areas with a population of 600. The sample used was 127 respondents. The independent variables in this study are workload, work stress and work life balance, while the dependent variable is employee performance. Measurement of variables is carried out using a Likert scale. Data analysis was performed using the Multiple Linear Regression method. The software used for analysis is IBM SPSS Statistic ver. 21. From multiple regression analysis for Work-load (X1), Work-stress (X2), Work Life Balance (X3), Employee Performance (Y) variables, the following equation can be made: 6.829 + 0.050 (X1) + 0.076 (X2) + 0.691 (X3). Work-load and Work-stress variables have a positive and insignificant effect. Meanwhile, the Work Life Balance variable has a positive and significant effect. The result of the coefficient of determination is R square of 0.536, which means that the simultaneous influence of work-load, work-stress and work-life balance on employee performance is 53.6% and the remaining 46.4% is influenced by other variables not examined in this study.

 

Keyword: work-load, work-stress, work-life balance, employee�s performance

 

Pendahuluan

Pertumbuhan bisnis yang bertambah pesat saat ini menuntut perusahaan untuk selalu unggul dan bersaing. Agar perusahaan mampu menjadi perusahaan yang unggul dan bersaing maka perusahaan memerlukan berbagai cara yang tersusun dalam program untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan. Dalam mencapai tujuan perusahaan sangat dibutuhkan adanya peran sumber daya manusia yang baik, karena dengan adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan kinerja karyawan yang baik pula. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang perlu dikelola perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. Sumber daya manusia juga sebagai faktor penentu dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan faktor penggerak utama dalam perusahaan adalah manusia itu sendiri atau orang-orang yang terlibat didalamnya. Sehingga penting bagi perusahaan untuk melihat pekerjaan yang diberikan kepada karyawan dengan memperhatikan beban kerja, stres kerja dan work life balance yang diberikan kepada karyawan agar karyawan dapat tetap mempertahankan kinerjanya.

Kinerja adalah catatan suatu hasil dari fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas selama periode tertentu (Dessler & Tan, 2009). Ketika karyawan mempunyai motivasi kerja yang baik, maka akan memberikan hasil kinerja yang baik pula, namun hal tersebut akan sulit tercapai apabila beban kerja yang dirasakan karyawan terlalu tinggi yang dapat mempengaruhi kondisi mental dan fisik karyawan.

Tingkat stres yang rendah menyebabkan karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan intensitas kerja, kemampuan bereaksi serta kewaspadaan. Namun tingkat stres tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan kinerja (Shahzad, Sarmad, Abbas, & Khan, 2011).

Stres adalah bagian dari respon psikologis dan fisiologis yang dari seseorang terhadap tekanan yang muncul dari lingkungan eksternalnya. Stres yang tinggi bisa dipicu adanya work life balance (Yadav & Yadav, 2014). Work life balance yang kurang bagus dalam diri karyawan akan menimbulkan pegaruh yang kurang baik bagi perusahaan untuk mencapai tujuan. Hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kinerja sehingga menyebabkan penurunan produktivitas (Asiedu-Appiah, Kontor, & Asamoah, 2013)). Work life balance yang seimbang dapat memuaskan karyawan dan perusahaan. Keseimbangan kehidupan kerja yang tidak seimbang mampu memunculkan tekanan, sehingga mempengaruhi tingkat stress sesuai (Yadav & Yadav, 2014). Tanda-tanda dari stres yang tinggi ditunjukkan dengan tingkat absensi yang tinggi, tingkat absensi karyawan yang tinggi dapat dijadikan dasar adanya indikasi stres karyawan.

Dari perspektif karyawan, work life balance adalah upaya menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dengan kehidupan rumah tangga. Perusahaan memandang work life balance sebagai sebuah nilai lebih yang ditawarkan kepada karyawan agar mereka mau bekerja pada perusahaan tersebut. Karyawan dinilai akan memilih perusahaan yang memiliki program work life balance daripada yang tidak hal tersebut (Bowman, Bridge, & Brookes, 2000) Objek yang dijadikan penelitian adalah PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang bisnis gas bumi. Berdasarkan pengamatan dan observasi dapat diketahui mengenai beban kerja dimana karyawan PT. PGN Tbk dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat sesuai waktu yang telah ditentukan berdasarkan Key Performance Indicators (KPI) masing-masing divisi, adanya karyawan yang masih berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya meskipun jam kerja telah usai, adanya tugas tambahan untuk agenda perusahaan (program budaya, HSSE, hingga audit), tugas perintah untuk bekerja di hari libur dan karyawan yang sering kali ditugaskan untuk dinas keluar kota dalam rangka memenuhi tuntutan pekerjaan. Saat ini Human Capital Management (HCM) PT. PGN Tbk telah menerapkan kebijakan flexible time untuk para karyawannya.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Pertamina (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 16), pemerintah telah membentuk perusahaan induk (holding) BUMN Migas serta menunjuk PGN sebagai Subholding Gas yang mengemban peran sebagai agent of development dan profit oriented dalam pengusahaan gas bumi dalam negeri melalui pengelolaan yang terintegrasi, termasuk dengan mengintegrasikan bisnis Pertamina.

Berdasarkan data pencapaian realisasi Key Performance Indicators (KPI) Korporat PT. PGN Tbk triwulan III tahun 2019 dapat disampaikan bahwa tingkat produktifitas pekerja tercapai sebesar 41,46% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 dengan laba bersih sebesar USD 129.1 Juta dan jumlah karyawan PGN Group sebanyak 3.119 karyawan. Begitu juga dengan data pengembangan infrastruktur tercapai sebesar 41,02% dari target RKAP 2019 sebesar 90%. Pencapaian seperti data diatas adalah beberapa bukti bahwa adanya hubungan antara beban kerja, stres kerja, work life balance karyawan terhadap kinerja yang dapat dihasilkan untuk perusahaan.

Berdasarkan hasil wawancara terkait work life balance, yang dirasakan karyawan PT. PGN Tbk bahwa karyawan mampu menyeimbangkan antara keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadinya, adanya dukungan penuh agar terciptanya work life balance yang seimbang juga diberikan oleh perusahaan, hal tersebut ditunjukkan dengan program-program yang diberikan kepada karyawan diantaranya adanya jatah cuti yang diberikan kepada karyawan, tunjangan cuti, program flexible time, pemberian bonus tahunan dan adanya waktu libur yang diberikan perusahaan (Sabtu-Minggu).

Selain itu berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor Kep. 007/PHIJSK-PK/PKB/I/2020 tentang Perjanjian Kerja Bersama periode 2019 � 2021 antara PT. PGN Tbk dengan Serikat Pekerja PT PGN Tbk, yang mengatur tentang waktu kerja, hari libur, kerja lembur, cuti, meninggalkan pekerjaan, pengupahan, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Pada Perjanjian Kerja Bersama tersebut banyak mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini. Pada poin-poin Perjanjian Kerja Bersama penulis melihat bahwa poin tersebut harus mendapatkan perubahan yang lebih baik, hal ini dikarenakan lingkup kerja pada PT. PGN Tbk mengalami perubahan yang signifikan menjadi perusahaan dengan penugasan sebagai Subholding Gas di Indonesia untuk menyediakan dan menyalurkan energi secara terintegrasi, end to end hulu hilir, sehingga diharapkan tujuan pemerintah dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengembangan infrastrukturdan pemanfaatan gas bumi dapat terwujud nyata dalam peningkatan pembangunan ekonomi nasional. Sebagai Sub Holding Gas, PT. PGN Tbk. akan mengelola rantai bisnis midstream dan downstream secara terintegrasi, baik optimasi pasokan, infrastruktur, serta pengelolaan pasar di seluruh wilayah Indonesia sehingga akan meningkatkan kehandalan penyaluran gas bumi, serta penyediaan gas dengan harga yang kompetitif dengan tetap memperhatikan keberlangsungan usaha penyediaan gas bumi.

Penelitian ini merupakan penyempurnaan dari beberapa penelitian sebelumnya dimana pada penelitian ini menggunakan parameter berupa beban kerja, stres kerja dan work life balance. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh beban kerja, stres kerja, work life balance terhadap kinerja karyawan di lingkungan PT. Perusahaan Gas Negara Tbk.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi dan regresi berganda. Korelasi berganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan variabel beban kerja, variabel stres kerja, variabel work life balance dan variabel kinerja karyawan, sedangkan regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh beban kerja, variabel stres kerja, variabel work life balance terhadap kinerja karyawan.

Variabel dalam penelitian ini ialah beban kerja (sebagai variabel X1), stres kerja (sebagai variabel X2), work life balance (sebagai variabel X3) dan kinerja karyawan (sebagai variabel Y). Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Lokasi penelitian adalah lingkungan PT. PGN Tbk. di Indonesia. PT. PGN Tbk. adalah perusahaan nasional Indonesia terbesar di bidang transportasi dan distribusi gas bumi yang berperan besar dalam pemenuhan gas bumi domestik. PT. PGN Tbk. secara berkesinambungan mengintegrasikan rantai bisnis gas bumi dari hulu sampai hilir demi melayani masyarakat. PT. PGN Tbk. telah bertransformasi menjadi perusahaan yang berdedikasi pada satu tujuan yaitu memberikan keahliannya, energi dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Penelitian ini dilakukan pada PT PGN Tbk pada penempatan kerja di Jabodetabek dan Banten dengan populasi sebanyak 600 orang karyawan dengan tingkat grade 8-12 (level staf dan senior staf) dan sampel sebanyak 127 orang karyawan. Pemilihan populasi dengan kriteria tersebut agar populasi bersifat homogen dengan parameter lokasi kerja dan grade karyawan yang sama. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan kepada jumlah pelanggan dan proyek yang sedang berlangsung.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian menggunakan rumus Slovin. Rumus ini digunakan untuk menghitung banyaknya sampel minimum suatu survei populasi terbatas (finite population survey), dimana tujuan utama dari survei tersebut adalah untuk mengestimasi proporsi populasi.

 

Bentuk dari Rumus Slovin adalah

����������������������������������� n=N/1+Ne^2

Dimana:

n: ukuran sampel yang akan dicari,

N: ukuran populasi

e: margin of error yang merupakan besaran kesalahan yang diharapkan

 

Nilai besaran kesalahan atau margin of error (e) pada penelitian ini ditetapkan sebesar 8%. Hal ini dikarenakan penelitian ini adalah penelitian sosial yang diharapkan dapat mendapatkan pendapat dari para responden.

Dengan menggunakan rumus Slovin diatas, jumlah populasi pada penelitian ini sebesar 600 orang dan menggunakan besaran margin of error sebesar 8% maka setelah dihitung, jumlah ukuran sampel berjumlah 127 orang sampel. Sampel diambil secara simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk melihat karakteristik dari responden, kuesioner yang digunakan berisi tentang pertanyaan terbuka dan tertutup yang akan diisi oleh para responden terpilih.

Pertanyaan kuesioner yang digunakan berjumlah 65 (enam puluh lima) dengan rincian sebagai berikut:

a.    5 buah pertanyaan terkait profil responden.

b.   Variabel Beban Kerja (memiliki 5 indikator, 10 pertanyaan tertutup dan 5 pertanyaan terbuka)

c.    Variabel Stres Kerja (memiliki 5 indikator, 10 pertanyaan tertutup dan 5 pertanyaan terbuka)

d.   Variabel Work Life Balance (memiliki 7 indikator, 10 pertanyaan tertutup dan 5 pertanyaan terbuka)

e.    Variabel Kinerja Karyawan (memiliki 7 indikator, 10 pertanyaan tertutup dan 5 pertanyaan terbuka)

 

Kriteria sampel yang akan diambil merupakan karyawan yang memiliki grade staf dan senior staf saja agar sampelnya homogen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Proportional Sampling, hal ini dilakukan agar setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Harwood, Sahota, Gaynor, Masud, & Hosking, 2004).

Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada masing masing responden terpilih. Dengan kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden dan dapat memberikan penjelasan seperlunya, serta dapat langsung dikumpulkan setelah selesai dijawab oleh responden. Kuesioner diberikan kepada karyawan PT. PGN Tbk melalui email dan tatap muka dengan memberikan kuesioner yang dibagikan untuk dijawab responden.

Berkenaan dangan skala pengukuran dalam penyusunan kuesioner, peneliti menggunakan scale likert yaitu pertanyaan tertutup yang mengukur sikap dari keadaan yang negatif ke jenjang yang positif. Digunakan untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini, dengan 5 alternatif nomor untuk mengukur sikap responden.

Pada penelitian ini, sebelum data yang didapat dari responden digunakan, data tersebut dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan bahwa data tersebut layak untuk digunakan dan dilakukan analisa lebih lanjut.

Sampel yang dilakukan ujicoba sebanyak 30 sampel data. Ujicoba berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji linearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikollinearitas.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Analisis linier berganda dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F.

Mengingat pentingnya sumber daya manusia maka setiap perusahaan harus memperhatikan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh para karyawannya. Di dalam sebuah perusahaan diperlukan adanya kinerja yang tinggi untuk meningkatkan mutu dan kualitas produktivitasnya. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Oleh karena itu, supaya kinerja karyawan itu bisa meningkat, maka perusahaan juga harus memperhatikan tentang beban kerja dan stres kerja karyawan. Karena stres kerja dan beban kerja di perusahaan sangat mempengaruhi kinerja karyawannya.

Stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Selain itu, work life balance seorang karyawan harus diperhatikan juga sebagai makhluk sosial.

Di PT. Perusahaan Gas Negara Tbk pada kuartal III tahun 2019 dan sesuai dengan Nota Dinas terkait Pencapaian Realisasi KPI Korporat PGN memiliki nilai produktifitas kerja sebesar 41,46% dari RKAP 2019 dengan jumlah karyawan PGN Group sebanyak 3.119 karyawan maka angka tersebut tergolong rendah.

Berpijak dari pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran, sebagai berikut:

 

Variabel Independen

H1

Variabel Work Life Balance (X3)

Variabel Stres Kerja

(X2)

Variabel Beban Kerja

(X1)

H2

H3

Variabel Kinerja Karyawan

(Y)

Variabel Dependen

 

 

 

 

 


\

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Diagram Kerangka Pemikiran

 

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya adalah dalam hal jumlah variabel, penulis menggunakan 3 (tiga) buah variabel independen dan 1 (satu) buah variabel dependen. Penulis tidak menemukan penelitian sebelumnya menggunakan ketiga variabel independen tersebut (beban kerja, stres kerja, work life balance) secara bersamaan. Ringkasan dari penelitian tersebut selanjutnya akan disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

Penelitan Terdahulu

Penulis

Variabel Independen

Variabel Dependen

Alat Analisis

Temuan

1

Beban Kerja Dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. BTN Cabang Manado

Sitepu, A. T. (2013)

Kinerja Karyawan

Beban Kerja dan Motivasi

Analisa Regresi Linear Berganda

Beban kerja tidak berpengaruh sama sekali terhadap kinerja karyawan, walaupun karyawan di Bank Tabungan Negara termasuk sedikit dibanding dengan bank-bank lain dan jumlah nasabahnya terus bertambah.

2

Pengaruh Worklife Balance Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado

Saina, I. V., Pio, R. J., & Rumawas, W. (2016)

Kinerja Karyawan

Work life balance dan kompensasi

Analisa Regresi Linear Berganda

Worklife balance mempengaruhi Kinerja Karyawan, Kompensasi mempengaruhi Kinerja Karyawan, work life balance dan kompensasi secara bersama-sama mempengaruhi Kinerja Karyawan.

3

Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan melalui Work Life Balance (Studi Kasus PT. Telkom Indonesia Regional V)

Nurwahyuni, S. (2019)

Kinerja Karyawan

Beban Kerja dan Work life balance

Analisa Regresi Linear Berganda

Beban kerja berpengaruh negatif signifikan tehadap work life balance yang memiliki arti jika semakin rendah beban kerja yang diraskan karyawan maka semakin tinggi work life balance yang dirasakan karyawan

4

Pengaruh Work Life Balance terhadap kepuasan kerja karyawan (Studi Pada PT. Bio Farma Persero)

Ganapathi, I. M. D. (2016)

Kepuasan Kerja

Work Life Balance

Analisa Regresi Linear Berganda

Penerapan Work-Life Balance yaitu keseimbangan waktu, keseimbangan keterlibatan dan keseimbangan kepuasan di PT. Bio Farma (Persero) sudah berjalan dengan baik.

 

5

Pengaruh Beban Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan

Paramitadewi, K. F. (2017)

Kinerja Pegawai

Beban Kerja dan Kompensasi

Analisa Regresi Linear Berganda

Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh ini memiliki arti yaitu semakin rendah beban kerja pegawai maka semakin tinggi kinerja pegawai terhadap Sekretariat Pemerintahan Daerah Kabupaten Tabanan

 

6

Quality of worklife:Implicationsofcarrer dimensions

Raduan dan Beh (2006),

Kinerja Pegawai

Quality work of Life, Kepuasan Kerja dan Karir

Analisa Regresi Linear Berganda

QWL yang tinggi mampu meningkatkan kinerja karyawan secara langsung, QWL juga mampu mempengaruhi kinerja karyawan dengan dimediasi oleh

kepuasan kerja.��

 

7

A Conceptualization of entrepreneuers Role Stressor

Wincentdan Ortqvist(2006)

Kinerja Pegawai

Stres kerja dan kepuasan kerja

Analisa Regresi Linear Berganda

Stress kerja yang tinggi mampu menurunkan kepuasan kerja yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja karyawan yang rendah

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka. Dari data yang didapat dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSS ver 21. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja, stres kerja, work life balance terhadap kinerja karyawan di PT. PGN Tbk.

Hasil penelitian yang diharapkan adalah mendapatkan hubungan antara variabel yang diuji. Hubungan antar variabel dapat dikatakan memiliki dampak positif jika variabel tersebut memiliki nilai yang tidak berkebalikan. Hal tersebut dapat dikatakan jika beban kerja mengalami peningkatan maka kinerja karyawan juga meningkat. Hubungan antar variabel memiliki dampak negatif jika memiliki nilai yang berkebalikan. Pada penelitian ini, hasil penelitian yang didapat dapat dideskripsikan memiliki dampak positif atau negatif terhadap variabel yang diujikan.

Dengan tujuan yang didasarkan, data dikumpulkan dengan kuesioner sebanyak 127 responden yang melakukan pengisian kuesioner yang telah disampaikan peneliti.

Penyebaran kuesioner dilakukan secara tertutup dengan menggunakan skala likert 1-5. Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yang terdiri beban kerja, stres kerja dan work life balance serta variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Kuesioner yang dibuat dengan variabel yang diteliti memiliki masing-masing sejumlah 10 item pertanyaan tertutup dan 24 pertanyaan terbuka yang terdiri dari 5 item pertanyaan untuk variabel beban kerja, 5 item pertanyaan untuk variabel stres kerja, 7 pertanyaan untuk variabel work life balance dan 7 item pertanyaan untuk variabel kinerja karyawan.

Tahapan yang dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, yaitu peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji dan menentukan tujuan yang akan dicapai dari penelitian tersebut. Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan tema, variabel dan hipotesis penelitian karena penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Untuk mendukung hipotesis tersebut, peneliti melakukan studi literatur atau studi pustaka yaitu mencari, mempelajari dan memahami literatur-literatur yang relevan mengenai teori, asumsi, maupun data-data yang terkait baik dari buku bacaan, jurnal atau hasil penelitian terdahulu yang berupa tesis, skripsi ataupun karya ilmiah.

Tahapan yang kedua adalah mencari sasaran penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji. Karena penulis saat ini bekerja pada PT. PGN Tbk, maka dipilihlah PT. PGN Tbk sebagai sasaran dalam penelitian ini dengan alasan yang telah penulis kemukakan dalam latar belakang penelitian ini.

Dalam penelitian ini digunakan skala Likert, dengan alternatif nilai yang bergerak dari interval 1- 5, yaitu untuk variabel beban kerja, stres kerja, work life balance dan kinerja karyawan dengan alternatif jawaban 1 = Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Netral/RaguRagu/Kurang-Seetuju (KS), 4 = Setuju (S) dan 5 = Sangat Setuju (SS).

Sedangkan untuk pertanyaan terbuka, kuesioner dalam penelitian ini memberikan kebebasan berpendapat bagi para responden dengan cara menuliskan pendapat dan pandangannya terhadap jawabannya dengan menggunakan kata-kata sendiri.

 

Tabel 2

Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

Pria

89

70,08

Wanita

38

29,92

Jumlah

127

100

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa responden pria merupakan responden mayoritas yaitu 70,08% dari total 127 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sedangkan responden wanita sebesar 29,92% dari total 127 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah karyawan pria lebih dominan daripada karyawan wanita pada PT. PGN Tbk.

Tabel 3

Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Terakhir

Frekuensi

Persentase

SMA / Sederajat

11

����������������� 8,66

Diploma

54

�������������� 42,52

Sarjana

62

�������������� 48,82

Jumlah

127

����������� 100,00

Sumber: data primer, diolah, 2021

����������� Berdasarkan Tabel diatas nampak bahwa responden lulusan diploma dan sarjanamerupakan responden mayoritas yaitu 42,52% dan 48,82% dari total 127 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan kebutuhan PT. PGN Tbk, dimana dalam proses rekrutmen membutuhkan karyawan minimal diploma (D-3), dikarenakan PT. PGN Tbk. memerlukan karyawan yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang baik dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi.

 

Crosstab tingkat pendidikan dengan usia karyawan dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4

Crosstab Tingkat Pendidikan dengan Usia Karyawan

������ ����

Usia Karyawan

20-30

31-40

41-50

>50

Total

TingPen

SMA

0

0

6

5

11

Diploma

17

31

3

3

54

Sarjana

12

40

7

3

62

Total

29

71

16

11

127

Sumber: data primer, diolah, 2021

Crosstab tingkat pendidikan dengan masa kerja dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 5

Crosstab Tingkat Pendidikan dengan Masa Kerja

������ ����

Masa Kerja

< 5

5-10

11-15

>15

Total

TingPen

SMA

0

0

3

8

11

Diploma

18

30

1

5

54

Sarjana

26

26

4

6

62

Total

44

56

8

19

127

Sumber: data primer, diolah, 2021

Kedewasaan seseorang dapat dilihat dari usia seseorang yang merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab seseorang dalam bertindak, berpikir serta mengambil keputusan.

Karyawan yang lebih tua lebih berpengalaman dalam berpikir dan bertindak serta lebih terbiasa menghadapi persoalan yang muncul ditempat kerja, sehingga mereka telah terbiasa dan lebih mampu melakukan adaptasi dengan permasalahan yang muncul ditempat kerja, sehingga pengambilan keputusan cenderung lebih efektif ketimbang karyawan yang berusia muda

Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel berikut:

 

Tabel 6

Responden Menurut Usia Karyawan

Usia Karyawan

Frekuensi

Persentase

20-30

29

�������������� 22,83

31-40

71

�������������� 55,91

41-50

16

�������������� 12,60

>50

11

���������������� 8,66

Jumlah

127

������������ 100,00

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Crosstab usia karyawan dengan masa kerja dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

 

Tabel 7

Crosstab Usia Karyawan dengan Masa Kerja

Masa Kerja

< 5

5-10

11-15

>15

Total

UsiaKar

20-30

29

0

0

0

29

31-40

15

56

0

0

71

 

41-50

0

0

8

8

16

>50

0

0

0

11

11

Total

44

56

8

19

127

Sumber: data primer, diolah, 2021

Pengujian data melalui analisis deskriptif tiap variabel yang diujikan dapat dipresentasikan pada tabel sebagai berikut:

 

Tabel 8

Analisis Deskriptif Variabel X

Variabel

Skor Total

Skor Ideal

%

Beban Kerja (X1)

4283

5080

���� 84,31

Stres Kerja (X2)

3767

5080

���� 74,15

Work Life Balance (X3)

5038

5080

���� 99,17

Total (X1, X2, X3)

13090

15240

���� 85,88

 

Dalam penelitian ini, diketahui persentase masing-masing variabel X pada PT. Perusahaan Gas Negara Tbk. mempunyai nilai tinggi. Artinya, variabel Beban Kerja, Stres Kerja maupun Work Life Balance mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat Kinerja Karyawan di perusahaan.

Dari ketiga variabel, hanya variabel Work Life Balance yang mendapatkan nilai cukup tinggi yaitu sebesar 99,17%, artinya bahwa karyawan PT. PGN Tbk cenderung menjaga keseimbangan antara kehidupan secara pribadi individu dan pekerjaan.

Variabel Beban Kerja mendapatkan nilai sebesar 84,31% artinya bahwa karyawan masih merasa ada beban dalam pekerjaan yang dirasa perlu dilakukan penyesuaian.

Berdasarkan hasil kuesioner pada pertanyaan terkait variabel stres kerja, para karyawan cenderung merasa bahwa hubungan antar pekerja dalam kondisi baik dan dilakukan dalam kerangka profesionalisme kerja. Para karyawan pun merasa bahwa karir di PT. PGN Tbk sudah sesuai dengan harapan sebagian karyawan. Terkait fasilitas kerja, para pekerja merasa fasilitas yang disediakan oleh perusahaan sudah memenuhi harapan dan bidang yang digeluti saat ini. Atasan yang berpikiran modern dan mempunyai visi yang selaras dengan perusahaan relatif di senangi oleh sebagian karyawan. Banyak dari mereka merasa bahwa atasan adalah perwakilan management perusahaan di kalangan lebih kecil (di area tempat karyawan tersebut bekerja).

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden yang terkait variabel work life balance, banyak dari karyawan menyatakan bahwa hal-hal terkait dengan kesejahteraan karyawan meliputi gaji, bonus karyawan, hak cuti dan kompensasi perusahaan sudah berlangsung dengan baik. Pemenuhan kebutuh akan hal kesejahteraan relatif menjadi masalah utama ketika dihubungkan dengan kinerja karyawan secara keseluruhan. Menurut sebagian karyawan di PT. PGN Tbk, pemberian insentif maupun bonus sebagai apresiasi perusahaan kepada karyawannya sangatlah penting untuk kelangsungan kehidupan rumah tangga mereka. Banyak diantara karyawan tersebut sangat merasakan keuntungan-keuntungan dari perusahaan meskipun para responden tersebut tergolong karyawan baru.

Para karyawan pun banyak merasakan bahwa hubungan antara keluarga dan pekerjaan sangat erat kaitannya. Kehidupan berkeluarga dapat mempengaruhi kinerja mereka sebagai karyawan di PT PGN Tbk. Dampak yang terjadi bukan hanya dampak negatif, tetapi banyak juga yang berdampak positif. Dukungan keluarga terhadap karyawan dapat meningkatkan semangat kerja para karyawan dan pada akhirnya dapat tercapainya target individu dan kinerja karyawan dapat meningkat.

Sistem kompensasi pun tidak luput dari sorotan para karyawan, sistem yang saat ini berjalan di PT. PGN Tbk dirasa sudah memenuhi harapan para karyawan. Sistem yang telah berjalan diharapkan selalu diperbaruhi dengan mengedepankan potensi karyawan dan kepentingan karyawan.

Berdasarkan hasil kuesioner yang di dapat pada pertanyaan yang terkait dengan variabel kinerja karyawan, para karyawan merasa bahwa pekerjaan yang mereka kerjakan akan berdampak terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan. Karyawan di PT PGN Tbk merasa yakin bahwa mereka selalu memprioritaskan pekerjaan berdasarkan skala prioritas dan melakukan setiap langkah pekerjaan berdasarkan prinsip efektifitas. Banyak karyawan sadar akan visi dan misi perusahaan sebagai bagian dari guideline yang harus mereka ikuti. Menurut mereka, perusahaan yang memiliki visi besar akan mampu untuk melakukan hal besar pula jika didukung dengan karyawan yang secara sadar melakukan setiap pekerjaan mereka searah dengan visi misi perusahaan tersebut.

Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh tindakan yang dilakukan karyawan. Perusahaan dapat memberikan tantangan maupun beban kerja yang sesuai dengan perubahan struktur organisasi saat ini. Perubahan tersebut sangat dirasakan oleh karyawan saat ini dan dianggap sebagai tantangan baru untuk mencapai visi misi perusahaan yang sudah dicanangkan sejak awal. Menurut karyawan, sikap profesional dalam bekerja adalah mutlak dibutuhkan untuk mencapai peningkatan kinerja karyawan.

 

 

 

 

Tabel 9

Analisis Deskriptif Beban Kerja (X1)

 

Pernyataan

Kriteria

Skor Tot.

Skor Ideal

%

STS

TS

N

S

SS

1

Rekan sekerja tidak memperdulikan kesibukan saya.

20

13

43

49

2

381

508

75,00

2

Atasan memberikan perintah yang lebih banyak dari pekerja lain.

4

22

25

74

2

429

508

84,45

3

Saya merasa lebih keras dalam bekerja daripada orang lain

4

6

31

61

25

478

508

94,09

4

Terkadang rekan sekerja meminta tolong terkait pekerjaannya

4

6

44

60

13

453

508

89,17

5

Atasan saya lebih mengutamakan prestasi kerja.

4

25

50

37

11

407

508

80,12

6

Saya sering bekerja diluar jam kerja yang sudah ditentukan oleh PT PGN Tbk.

4

29

47

38

9

400

508

78,74

7

Saya sering mengerjakan pekerjaan (jobdesk) orang lain.

5

9

48

59

6

433

508

85,24

8

Saya sering lembur untuk mengerjakan agenda PT. PGN TBk

7

7

32

62

19

460

508

90,55

9

PT. PGN Tbk menuntut untuk menerapkan profesionalisme individu yang besar

6

41

15

12

53

448

508

88,19

10

Saya merasa KPI Individu terlalu membebani

5

29

43

46

4

396

508

77,95

Total

 

 

 

 

 

4285

5080

84,31

 

Hasil analisis dekriptif beban kerja (X1) menunjukkan bahwa persentase tertinggi sebesar 94,09% terdapat pada pernyataan nomor tiga �Saya merasa lebih keras dalam bekerja daripada orang lain�. Begitu pula dengan penyataan nomor delapan �Saya sering lembur untuk mengerjakan agenda PT. PGN TBk� sebesar 90,55%.

Hal ini berarti beban kerja di PT. PGN Tbk sangat dirasakan oleh beberapa karyawan. Penulis sempat melakukan tanya jawab terkait beban kerja di PT. PGN Tbk kepada beberapa karyawan, menurut mereka ada beberapa agenda perusahaan yang dapat menyita waktu bekerja karyawan, seperti audit internal, program HSSE korporat, program budaya korporat, adanya kegiatan sub komite maupun agenda perusahaan lain yang tidak bersinggungan dengan KPI individu karyawan secara langsung.

 

Tabel 10

Analisis Deskriptif Stres Kerja (X2)

 

Pernyataan

Kriteria

Skor Tot.

Skor Ideal

%

STS

TS

N

S

SS

1

Saya merasa tidak nyaman bekerja di kantor sekarang.

14

59

23

30

1

326

508

64,17

2

Merasa tidak cocok dengan pekerjaan saya (tidak sesuai passion)

8

26

30

58

5

407

508

80,12

3

Atasan memberikan perintah yang membingungkan saya.

9

26

24

65

3

408

508

80,31

4

Karier saya di PT. PGN Tbk tidak ditentukan dari prestasi kerja.

10

57

30

20

10

344

508

67,72

5

Karier saya selama bekerja di PT. PGN Tbk tidak pernah meningkat.

11

58

25

29

4

338

508

66,54

6

Rekan sekerja mencela saya di depan atasan dan rekan kerja lain.

11

25

27

60

4

402

508

79,13

7

Saya merasa suasana kantor harus diperbarui agar lebih baik.

10

25

26

62

4

406

508

79,92

8

Rekan sekerja kurang bersikap baik dan terkadang iri kepada saya.

16

18

25

61

7

406

508

79,92

9

PT. PGN Tbk perlu memperbarui fasilitas kantor area saya bekerja.

12

20

58

32

5

379

508

74,61

10

Fasilitas kantor kurang memadai untuk mendukung pekerjaan.

12

51

29

25

10

351

508

69,09

Total

 

 

 

 

 

3767

5080

74,15

 

Hasil analisis dekriptif stres kerja (X2) menunjukkan bahwa persentase tertinggi sebesar 80,31% terdapat pada pernyataan nomor tiga �Atasan memberikan perintah yang membingungkan saya.�. Begitu pula dengan penyataan nomor dua �Merasa tidak cocok dengan pekerjaan saya (tidak sesuai passion)� sebesar 80,12%.

Hal ini berarti stres kerja di PT. PGN Tbk sangat dirasakan oleh beberapa karyawan. Penulis sempat melakukan tanya jawab terkait stres kerja di PT. PGN Tbk kepada beberapa karyawan, menurut mereka passion dalam bekerja sangat lah penting untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Masih menurut mereka, sistem di PT. PGN Tbk mengharuskan setiap karyawan menguasai beberapa disiplin ilmu yang berbeda, ketika seorang karyawan mendapatkan promosi jabatan, ilmu yang harus dikuasai kadangkala sangat berbeda jauh dengan ilmu sebelumnya karena penempatan karyawan tersebut di divisi yang berbeda dengan sebelumnya, misalnya dari divisi operasi atau engineering ke divisi marketing atau HSSE.

Selain itu, menurut penuturan beberapa karyawan, arahan dari atasan kadangkala sangat membingungkan sehingga bawahan cenderung memiliki persepsi berbeda-beda dalam implementasi program kerja di lapangan.���

 

Tabel 11

Analisis Deskriptif Work Life Balance (X3)

 

Pernyataan

Kriteria

Skor Tot.

Skor Ideal

%

STS

TS

N

S

SS

1

PT. PGN Tbk memberikan gaji dan bonus yang sesuai dengan kinerja saya.

0

2

33

61

31

502

508

98,82

2

PT. PGN Tbk memberikan peluang promosi atau kenaikan jabatan.

0

2

30

53

42

516

508

101,5

3

Saya merasa cukup dengan gaji yang diberikan oleh PT. PGN Tbk

0

2

26

68

31

509

508

100,2

4

Saya menyisihkan waktu diluar pekerjaan untuk keluarga dan teman.

0

1

25

86

15

496

508

97,64

5

Saya memperoleh tambahan penghasilan dari bisnis sampingan.

0

31

26

40

30

450

508

88,58

6

PT. PGN Tbk memberikan hak cuti kepada saya sesuai peraturan yang berlaku.

0

1

22

93

11

495

508

97,44

7

Saya dapat membagi tanggung jawab antara keluarga dan pekerjaan.

0

1

18

77

31

519

508

102,1

8

Menurut saya komitmen untuk keluarga itu penting.

0

1

17

92

17

506

508

99,61

9

Keluarga selalu mendukung karir dan pekerjaan saya.

0

1

15

43

68

559

508

110,0

10

Perusahaan memiliki sistem kompensasi yang transparan.

0

2

42

59

24

486

508

95,67

Total

 

 

 

 

 

5038

5080

99,17

 

Hasil analisis dekriptif work life balance (X3) menunjukkan bahwa persentase tertinggi sebesar 110,0% terdapat pada pernyataan nomor sembilan �Keluarga selalu mendukung karir dan pekerjaan saya�. Begitu pula dengan penyataan nomor tujuh �Saya dapat membagi tanggung jawab antara keluarga dan pekerjaan� sebesar 102,1%.

Hal ini berarti work life balance di PT. PGN Tbk sangat berdampak positif terhadap beberapa karyawan. Peran keluarga sangatlah penting bagi karyawan. Prioritas pekerjaan seakan menjadi nomor dua setelah keluarga, tapi hal tersebut tidak membuat karyawan tersebut melalaikan tugasnya dalam peningkatan kinerja di perusahaan.

 

Tabel 12

Analisis Deskriptif Kinerja Karyawan

 

Pernyataan

Kriteria

Skor Tot.

Skor Ideal

%

STS

TS

N

S

SS

1

Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan skala prioritas yang ditentukan

0

14

37

56

20

463

508

91,14

2

Memahami terkait goal PT. PGN Tbk serta visi misi perusahaan

0

14

48

50

15

447

508

87,99

3

Saya mampu menangani kritik terhadap pekerjaan yang melibatkan target individu

0

14

37

56

20

463

508

91,14

4

Dapat secara efektif dalam mengatur ulang pekerjaan untuk menyesuaikan perubahan kondisi

0

15

35

77

0

443

508

87,20

5

Saya dapat membagi tanggung jawab sesuai dengan target KPI Individu yang ditentukan.

0

31

36

40

20

430

508

84,65

6

Mampu menepati deadline yang diberikan oleh atasan

0

15

48

64

0

430

508

84,65

7

Efektivitas dan profesional selalu menjadi acuan saya dalam bekerja

0

14

35

58

20

465

508

91,54

8

Saya merasa mampu menyelesaikan tantangan yang diberikan

0

14

34

79

0

446

508

87,80

9

Selalu tepat waktu dalam absen kedatangan di kantor

0

21

31

47

28

463

508

91,14

10

Dapat secara efektif dalam mengatur ulang pekerjaan untuk menyesuaikan perubahan kondisi

0

31

48

29

19

417

508

82,09

Total

 

 

 

 

 

4467

5080

87,93

 

Hasil analisis dekriptif kinerja karyawan menunjukkan bahwa persentase tertinggi sebesar 91,54% terdapat pada pernyataan nomor tujuh �Efektivitas dan profesional selalu menjadi acuan saya dalam bekerja�. Adanya presentase sebesar itu, karyawan sudah dapat melakukan efektivitas dan perilaku profesional di dalam menjalankan perusahaan.

Melihat presentase diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan di PT. PGN Tbk termasuk dalam kategori baik. Artinya, karyawan sudah dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari presentase jawaban responden dengan rata-rata 87,93% yang masuk dalam kategori baik.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: normalitas data, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas yang dilakukan sebagai berikut:

 

Normalitas Data

Untuk menentukan normalitas data dengan rasio skewness, nilai signifikansi harus diantara -2 dan 2 sesuai dengan Santoso (2004), hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya data yang tidak normal yang menyebabkan hasil penelitian menjadi bias, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

 

Tabel 13

Rasio Skewness Variabel Beban Kerja

N

Skewness

Statistic

Statistic

Std. Error

X1.1

127

-0.670

0,215

X1.2

127

-0.958

0,215

X1.3

127

-0.834

0,215

X1.4

127

-0.705

0,215

X1.5

127

-0.043

0,215

X1.6

127

-0.032

0,215

X1.7

127

-0.820

0,215

X1.8

127

-0.916

0,215

X1.9

127

-0.175

0,215

X1.10

127

-0.299

0,215

Valid N (listwise)������� 127

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa rasio Skewness untuk variabel beban kerja dengan jumlah responden 127, memiliki nilai diantara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal, tidak condong ke kiri (negatif) maupun ke kanan (positif).

Tabel 14

Rasio Skewness Variabel Stres Kerja

N

Skewness

Statistic

Statistic

Std. Error

X2.1

127

0.325

0,215

X2.2

127

-0.560

0,215

X2.3

127

-0.706

0,215

X2.4

127

0.606

0,215

X2.5

127

0.407

0,215

X2.6

127

-0.622

0,215

X2.7

127

-0.657

0,215

X2.8

127

-0.682

0,215

X2.9

127

-0.333

0,215

X2.10

127

0.411

0,215

Valid N (listwise)������� 127

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa rasio Skewness untuk variabel stres kerja dengan jumlah responden 127, memiliki nilai diantara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal, tidak condong ke kiri (negatif) maupun ke kanan (positif).

Tabel 15

Rasio Skewness Variabel Work Life Balance

N

Skewness

Statistic

Statistic

Std. Error

X3.1

127

-0.147

0,215

X3.2

127

-0.307

0,215

X3.3

127

-0.273

0,215

X3.4

127

-0.233

0,215

X3.5

127

-0.129

0,215

X3.6

127

-0.423

0,215

X3.7

127

-0.261

0,215

X3.8

127

-0.303

0,215

X3.9

127

-0.912

0,215

X3.10

127

0.061

0,215

Valid N (listwise)������� 127

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Pada tabel diatas dapat kita lihat bahwa rasio Skewness untuk variabel work life balance dengan jumlah responden 127, memiliki nilai diantara -2 dan +2, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal, tidak condong ke kiri (negatif) maupun ke kanan (positif).

Tabel 16

Rasio Skewness Variabel Kinerja Karyawan

N

Skewness

Statistic

Statistic

Std. Error

Y.1

127

-0.147

0,215

Y.2

127

-0.158

0,215

Y.3

127

-0.273

0,215

Y.4

127

-0.377

0,215

Y.5

127

-0.129

0,215

Y.6

127

-0.645

0,215

Y.7

127

-0.261

0,215

Y.8

127

-0.535

0,215

Y.9

127

-0.912

0,215

Y.10

127

-0.099

0,215

Valid N (listwise)������� 127

Sumber: data primer, diolah, 2021

 

Pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan rasio skewness variabel beban kerja, stres kerja, work life balance dan kinerja karyawan menunjukkan nilai skewness diantara -2 dan 2; hal tersebut menunjukkan data yang ada terdistribusi normal dengan nilai skewness semuanya diantara -2 dan 2.

 

Uji Multikoliniearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikoliniearitas antar variabel independen digunakan variance inflation factor (VIF). Berdasar hasil penelitian pada output SPSS versi 21, maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

 

Tabel 17

Nilai VIF (Variance Inflation Factor)

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

1.365

0.708

1.929

0.056

X1

0.001

0.010

0.001

0.086

0.932

0.962

1.040

X2

0.002

0.009

0.003

0.172

0.864

0.993

1.007

X3

0.962

0.015

0.986

63.456

0

0.957

1.045

a. Dependent Variable: Y

 

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai Tolerance untuk variabel beban kerja (X1), stres kerja (X2) dan work life balance (X3) memiliki nilai lebih besar dari 0,10. Maka mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.

Sedangkan untuk nilai VIF, ketiga variabel tidak mempunyai nilai lebih kecil dari 5 yang artinya variabel-variabel independen tersebut tidak terjadi persoalan multikolinearitas sesuai dengan Santoso (2004). Berdasarkan Tabel 4.24 tidak terdapat variabel independen yang mempunyai nilai VIF > 5, artinya ketiga variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinieritas dan dapat digunakan untuk memprediksi beban kerja, stres kerja, work life balance dan kinerja karyawan.

 

Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas merupakan bagian dari uji asumsi klasik dalam analisis regresi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance (variasi) dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari nilai residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain bersifat tetap, maka disebut homoskedastisitas, namun jika variance dari nilai residual nya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Pada penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan melakukan uji glejser. Prinsip kerja nya menggunakan cara meregresikan variable independen terhadap nilai Absolut residual atau Abs_RES dengan rumus persmaan regresinya adalah: |Ut|=a + BXt + vt.

Jika nilai signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya adalah tidak terjadi gejala keteroskedastisitas dalam model regresi. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka terjadi gejala heterskedastisitas dalam model regresi.

Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji glejser untuk persamaan pertama diperoleh sebagai berikut:

Tabel 18

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1.045

0.554

1.887

0.061

X1

-0.004

0.008

-0.044

-0.478

0.634

X2

-0.005

0.007

-0.06

-0.671

0.503

X3

-0.007

0.012

-0.051

-0.555

0.580

a. Dependent Variable: Abs_RES

 

Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikasi (Sig.) untuk variable beban kerja (X1) sebesar 0,634, stres kerja (X2) sebesar 0,503 dan work life balance (X3) sebesar 0,580. Nilai Signifikansi untuk ketiga variabel adalah lebih besar dari 0,05 maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji Heteroskedastisitas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.

 

Tabel 19

Derajat Kebebasan Nilai Residual

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

2531.851

3

843.950

47.402

.000b

Residual

2189.913

123

17.804

 

 

Total

4721.764

126

 

 

 

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

b. Predictors: (Constant), Work_Life, Beban_Kerja, Stres_Kerja

 

Dari tabel ANOVA diatas, dapat kita ketahui bahwa nilai d.f (derajat kebebasan nilai residual) adalah 123. Dari t tabel statistik didapat nilai d.f = 123 adalah sebesar 1,97944. Nilai 123 didapat dari rumusan k-n-1. Parameter k adalah jumlah sampel yang digunakan (dalam hal ini sebanyak 127 responden). Parameter n adalah jumlah variabel independen (dalam hal ini sebanyak 3 variabel yaitu beban kerja, stres kerja dan work life balance).

Uji t parsial dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Untuk melakukan uji hipotesis penelitian ini, maka lebih dahulu harus mengetahui dasar pengambilan keputusan dalam uji t parsial. Dalam hal ini ada dua acuan yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan, pertama dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) dan kedua membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel.

Berdasarkan Nilai Signifikansi (Sig):

1.   Jika nilai Signifikansi (Sig) < probabilitas 0,05 maka ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis diterima.

2.   Jika nilai Signifikansi (Sig) > probabilitas 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak.

Berdasarkan Perbandingan Nilai t hitung dengan t tabel:

1.   Jika nilai t hitung > t tabel maka ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis diterima

2.   Jika nilai t hitung < t tabel maka tidak ada pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak

 

Tabel 20

Uji t Parsial Variabel Beban Kerja dan Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

32.219

2.623

 

12.282

.000

Beban_Kerja

.089

.074

.108

1.209

.229

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

 

Berdasarkan tabel output SPSS diatas diketahui nilai Signifikansi (Sig) variabel Beban Kerja (X1) adalah sebesar 0,229. Karena nilai Sig. 0,229 > probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama ditolak. Artinya tidak ada pengaruh negatif Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Berdasarkan output SPSS diatas diketahui nilai t hitung variabel Beban Kerja adalah sebesar 1,209. Karena nilai t hitung 1,209 < t tabel 1.97944, maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau Hipotesis pertama ditolak. Artinya tidak ada pengaruh negatif Beban Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

 

 

 

 

 

 

Tabel 21

Uji t Parsial Variabel Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

35.463

2.732

 

12.980

.000

Stres_Kerja

-.004

.076

-.005

-.052

.958

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

 

Berdasarkan tabel output SPSS diatas diketahui nilai Signifikansi (Sig) variabel Stres Kerja (X2) adalah sebesar 0,958. Karena nilai Sig. 0,958 > probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua ditolak. Artinya tidak ada pengaruh negatif Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Berdasarkan output SPSS diatas diketahui nilai t hitung variabel Stres Kerja adalah sebesar 1,209. Karena nilai t hitung (0,052) < t tabel 1.97944, maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau Hipotesis kedua ditolak. Artinya tidak ada pengaruh negatif Stres Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

 

Tabel 22

Uji t Parsial Variabel Work Life Balance dan Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

11.498

2.062

 

5.575

.000

Work_Life

.685

.058

.724

11.750

.000

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

 

Berdasarkan tabel output SPSS diatas diketahui nilai Signifikansi (Sig) variabel Beban Kerja (X3) adalah sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 < probabilitas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau hipotesis ketiga diterima. Artinya ada pengaruh positif Work Life Balance (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Berdasarkan output SPSS diatas diketahui nilai t hitung variabel Beban Kerja adalah sebesar 11,750. Karena nilai t hitung 11,750 > t tabel 1.97944, maka dapat disimpulkan bahwa H3 atau Hipotesis ketiga diterima. Artinya ada pengaruh positif Work Life Balance (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

 

 

 

 

 

 

Tabel 23

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

6.829

3.389

 

2.015

.046

Work_Life

.691

.059

.732

11.796

.000

Beban_Kerja

.050

.051

.061

.986

.326

Stres_Kerja

.076

.053

.089

1.445

.151

a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

 

Hasil dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa kinerja karyawan bernilai 6,829 jika tidak dipengaruhi oleh beban kerja, stres kerja dan work life balance. Setiap terjadi peningkatan beban kerja maka kinerja karyawan akan naik sebesar 0,050 per peningkatan beban kerja. Setiap terjadi peningkatan stres kerja maka kinerja karyawan akan naik sebesar 0,076 per peningkatan stres kerja. Setiap terjadi peningkatan work life balance maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,691 per peningkatan work life balance. Dari tabel diatas dapat disimpulkan dengan persamaan Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 atau Y = 6.829 + 0.050(X1) + 0.076(X2) + 0.691(X3)

 

Tabel 24

Koefisien Determinasi R-Square

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.732a

.536

.525

4.219

a. Predictors: (Constant), Stres_Kerja, Beban_Kerja, Work_Life

 

Hasil koefisien determinasi yaitu R square sebesar 0,536 yang berarti pengaruh beban kerja, stres kerja dan work life balance terhadap kinerja karyawan sebesar 53,6% dan sisanya 46,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Dengan demikian penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh beban kerja, stres kerja dan work life balance terhadap kinerja karyawan PT. PGN Tbk. Jika tingkat beban kerja dan stres kerja meningkat, kinerja karyawan akan meningkat secara tidak signifikan. Sedangkan jika work life balance meningkat, kinerja karyawan akan mengalami peningkatan yang signifikan.

 

 

 

 

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara semua variable beban kerja, stres kerja, work life balance terbukti mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel kinerja karyawan pada PT PGN Tbk.

Berdasarkan rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan variabel beban kerja (X1) tidak berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Berdasarkan data diatas, variabel beban kerja memiliki nilai 0.050, terlihat bahwa variabel beban kerja memiliki nilai positif yang artinya memiliki korelasi positif terhadap kinerja karyawan. Peningkatan beban kerja akan mengakibatkan peningkatan kinerja karyawan yang tidak signifikan pada PT. PGN Tbk.

Variabel stres kerja (X2) tidak berpengaruh negatif terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan data diatas, variabel stres kerja memiliki nilai 0.076, terlihat bahwa variabel stres kerja memiliki nilai positif yang artinya memiliki korelasi positif terhadap kinerja karyawan. Peningkatan stres kerja akan mengakibatkan peningkatan kinerja karyawan yang tidak signifikan pada PT. PGN Tbk.

Variabel work life balance (X3) berpengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan. Berdasarkan data diatas, variabel work life balance memiliki nilai 0.691, terlihat bahwa variabel work life balance memiliki nilai positif yang artinya memiliki korelasi positif terhadap kinerja karyawan. Peningkatan work life balance akan mengakibatkan peningkatan kinerja karyawan yang tidak signifikan pada PT. PGN Tbk.

Maka berdasarkan hipotesis yang penulis ajukan "Terdapat pengaruh secara parsial antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Work Life Balance terhadap Kinerja Karyawan di PT. Perusahaan Gas Negara Tbk" dapat diterima. Hal ini disebabkan karena variabel beban kerja, stres kerja, work life balance berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Asiedu-Appiah, Felicity, Kontor, Eric, & Asamoah, David. (2013). Effect of human resource management practices on employee retention: perspectives from the mining industry in Ghana. International Research Journal of Arts and Social Sciences, 2(2), 30�48. Google Scholar

 

Bowman, W. Russell, Bridge, Colin F., & Brookes, Philip. (2000). Synthesis of heterocycles by radical cyclisation. Journal of the Chemical Society, Perkin Transactions 1, (1), 1�14. Google Scholar

 

Dessler, Gary, & Tan, Chwee Huat. (2009). Human resource management: An Asian perspective. Pearson Prentice Hall.Google Scholar

 

Harwood, Rowan H., Sahota, Opinder, Gaynor, Kay, harw, Tahir, & Hosking, David J. (2004). A randomised, controlled comparison of different calcium and vitamin D supplementation regimens in elderly women after hip fracture: The Nottingham Neck of Femur (NONOF) Study. Age and Ageing, 33(1), 45�51. Google Scholar

 

Shahzad, Khurram, Sarmad, Muhammad, Abbas, Muhammad, & Khan, Muhammad Amanullah. (2011). Impact of Emotional Intelligence (EI) on employees performance in telecom sector of Pakistan. African Journal of Business Management, 5(4), 1225�1231. Google Scholar

 

Yadav, Rajesh K., & Yadav, Shriti Singh. (2014). Impa

ct of work life balance and stress management on job satisfaction among the working women in public sector banks. International Letters of Social and Humanistic Sciences, 26, 63�70. Google Scholar