��� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849

��� e-ISSN : 2548-1398

��� Vol. 2, No 2 Februari 2017

 

 


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA WELAS ASIH

Hanan Sudiana

Universitas Islam Al Ihya Kuningan

Email : [email protected]

Abstrak

Penelitian ini berdasarkan data sensus Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010 diperoleh jumlah lanjut usia yang ada kurang lebih 110.790 jiwa yang terdiri dari 72.705 jiwa laki-laki dan 35.580 jiwa lansia perempuan. Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka selalu memikirkan anak cucu mereka yang berada dirumah. Sehingga membuat meraka merasa cemas, kurang tidur, dan kadang bermimpi buruk. Hal-hal tersebut merupakan beberapa gejala awal kecemasan lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecemasan pada lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian adalah metode deskriptif asosiatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 60 orang dari 60 lansia yang dirawat di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010. Analisa yang digunakan adalah uji chi square dengan hasil yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kondisi fisik dengan kecemasan lanjut usia. Adapun kesimpulan dari penelitian adalah untuk menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi, dukungan sosial, dan dukungan keluarga dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2010.

 

Kata kunci : Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Motivasi, Kondisi Fisik, Dukungan Sosial, Dukungan Keluarga, Kecemasan.

 

Pendahuluan

Seiring berjalanya waktu pertumbuhan lansia di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. peningkatan jumlah lansia tersebut menimbulkan klebutuhan penanganan yang serius. Sebab, secara alamiah, mereka yang dianggap lansian adalah seseorangyang mengalami penurunan baik dari segi fisik, biologi, maupun mentalnya. Akibat penurunan fungsi tersebut, lansia cenderung mengalami depresi, kekhawatiran dan rasa takut terhadap kematian, kehilangan keluarga atau teman karib, kedudukan sosial, pekerjaan, uang, atau bahkan rumah tangga. Semua hal tadi tentu mengakibatkan reaksi yang berujung kerugian bagi lansia itu sendiri.

Beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi psikologis dan kesejahteraan lanjut usia adalah: (1) Rasa khawatir dan takut terhadap keadaan sesungguhnya yang menyebabkan kurangnya perasaan dihormati,(2) kondisi anak tidak lagi tergantung secara ekonomi, (3) kurangnya waktu bagi menantu perempuan untuk menjaga orang tua karena bekerja (Maramis, 2004).

Survei pendahuluan yang dilaksanakan di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya melibatkan 60 lansia yang terdiri dari 37 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Survei ini sendiri bertujuan untuk mencari penyebab lansia tinggal di panti dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan mereka saat tinggal di panti. Menurut hasil survei, dapat diketahui bahwa penyebab mereka tinggal di panti adalah karena tidak mempunyai keluarga atau sengaja dititipkan oleh anggota keluarganya. Menurut hasil wawancara dan survei lebih lanjut, lansia di Panti Wredha Welas Asih sebenarnya lebih senang bersama dengan anggota keluarga, tapi karena tidak ingin membebani anggota keluarganya, mereka akhirnya bersedia tinggal di panti tersebut. Walaupun mereka berada di panti dan dapat mengikuti setiap kegiatan, mereka masih selalu memikirkan keadaan keluarganya, sehingga membuat mereka merasa cemas, kurang tidur, dan mimpi buruk yang merupakan gejala awal kecemasan lansia.

 

Metode Penelitian

Populasi dan sample yang diambil dalam penelitian ini adalah 60 orang lansia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample (Setiadi, 2007).

Adapun metode penelitian yang digunakan disini adalah deskriptif asosiatif dengan pendekatan Cross Sectional dan data dianalisa menggunakan Chi Square. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut (Notoatmojo, 2005;93) : (a) Editing, (b) Coding, (c) Entry data, (d) Tabulating.

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Analisis data pada penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu : analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat dilakukan dengan menyajikan data melalui tabel distribusi frekuensi mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, motivasi, kondisi fisik, dukungan sosial, dan dukungan keluarga.

Tabel. 1.

Analisis Univariat Karakteristik Responden

Kategori

Frekuensi (F)

Presentasi (%)

Usia

45-49 Tahun

60-75 Tahun

75-90 Tahun

>90Tahun

 

4

18

26

12

 

6,7

30,0

43,3

20,0

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

 

37

23

 

61,7

38,3

Pendidikan

Rendah (SD, SMP)

Menengah (SMA)

Tinggi (Diploma, Sarjana)

 

47

12

1

 

78,3

20,0

1,7

Motivasi

Rendah (≤ 10)

Sedang (11-24)

Tinggi (≥ 24)

 

39

19

2

 

65,0

31,7

3,3

Kondisi Fisik

Terjadi Penurunan Kondisi Fisik (≤ 3)

Tidak Terjadi Penurunan Kondisi Fisik(>4)

 

41

 

19

 

68,3

 

31,7

Dukungan Sosial

Buruk (≤ 12)

Sedang (13-26)

Tinggi (> 26)

 

37

19

4

 

61,7

31,7

6,8

Dukungan Keluarga

Buruk (≤ 14)

Sedang (15-32)

Baik (>32)

 

 

32

21

7

4

 

53,3

35,0

11,7

6,8

Kecemasan

Ringan (<17)

Sedang (18-24)

Berat (25-30)

Sangat Panik/ Berat (>30)

 

6

22

28

4

 

10,0

36,7

46,7

6,8

JUMLAH

60

100

 

Tabel. 2.

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Hubungan Kategori dengan Kecemasan

Kategori

N

ρ Value

χ�

Uji Chi Square (χ�) ρValue

Uji Chi Square (χ�) Tabel

Kesimpulan

Usia

60

0,356

9.929

0,356 > 0,05

0,929 < 16,919

Ho Diterima dan Ha Ditolak

Jenis Kelamin

60

0,206

4,571

0,206 > 0,05

4,571 < 7,815

Ho Diterima dan Ha Ditolak

Tingkat Pendidikan

60

0,876

2,430

0,876 > 0,05

2,430 < 12,592

Ho Diterima dan Ha Ditolak

Motivasi

60

0,000

32,632

0,000 < 0,05

32,632 > 12,592

Ho Ditolak dan Ha Diterima

Kondisi Fisik

60

0,637

1,698

0,637 > 0,05

1,698 < 7,815

Ho Diterima dan Ha Ditolak

Dukungan Sosial

60

0,001

22,962

0.001 < 0,05

22,962 > 12,592

Ho Ditolak dan Ha Diterima

Dukungan Keluarga

60

0,002

20,304

0,002 < 0,05

20,304 >12, 592

Ho Ditolak dan Ha Diterima

 

Hasil penelitian di atas menunjukan bahwa semakin bertambah usia atau umur seseorang maka semakin siap pula dalam menerima cobaan. Hubungan antara sistem sosial dengan individu bertahan stabil pada saat individu bergerak dari usia pertengahan menuju usia tua. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh (Nugroho, 2000) yang menyatakan bahwa mereka yang berusia 40-45 tahun mulai melaksanakan kecemasan menghadapi masa tua, sehingga menimbulkan kegelisahan yang dapat memicu terjadinya kecemasan yang lebih berat dan berkepanjangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Jika ditinjau dari pembahasan di atas, penulis bisa menarik kesimpulan di antaranya:

a.       Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

b.      Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

c.       Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

d.      Terdapat hubungan antara motivasi dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

e.       Tidak terdapat hubungan antara kondisi fisik dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

f.       Terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

g.      Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan lanjut usia di Panti Wredha Welas Asih Kabupaten Tasikmalaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Maramis, W. 2004. Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa, Surabaya: Airlangga University Press.

 

Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

 

Nugroho, Budi. 2000. Buku Keperawatan Gerontik Edisi 2, Jakarta: EGC.

 

Setiadi. 2000. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan Untuk Mengasuh Orang Usia Lanjut, Jakarta: PKUI.

 

Santoso, Hanna dan Andar Ismail. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia: Uraian Medis dan Pedagogik-Pastoral, Jakarta: Gunung Mulia.