�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������
e-ISSN : 2548-1398
������
Vol. 4, No.7 Juli 2019
ANALISIS
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN TENAGA
NUKLIR NASIONAL (BATAN)
Nurachman
Amik Bumi Nusantara Cirebon
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan daripenelitian ini yaitu untuk
menguji pengaruh dari Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai padaiiBadan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang
diteliti. Penelitian menggunakan pendekatan Explanatory analysis. Setiap variabel yang digunakan pada
hipotesis kemudian diamati melalui pengujian hubunganiiikausal antara variabel Independentiiiterhadap variabel Dependent. Dalam hal ini mengkaji hubungan
antara dua variabel atau lebih, dimana
dalam penelitian ini mengkaji hubungan dan pengaruh antara faktor�faktor
kepemimpinan dan motivasi pada kinerja pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN). Program kepemimpinan sangat berpengaruh positif, sehingga relatifiiikuat
dan signifikan terhadap kinerja para
Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan
R-Square sebesar 63%. Motivasi berpengaruh positif, relatif cukup kuat dan
signifikan terhadap kinerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal ini dapat ditunjukkan dengan hasil perolehan
R-Square sebesar 42%.
Kata kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan
Kinerja Pegawai
Pendahuluan
Sumber daya
manusia (SDM) memiliki peran utama dalam setiap kegiatan instansi. Hal ini
menunjukkan sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan
dengan segala kebutuhannya.
Sumber daya manusia sangat berpengaruh dan akan
menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan instansi. Tuntutan instansi untuk memperoleh,
mengembangkan, berinovasi serta
mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas semakin dibutuhkan sesuai pada dinamika
lingkungan yang selalu dapat berubah.
����������� Kinerja
pegawai sangat berpengaruh positif apabila ia memiliki keahlian (skill) yang
tinggi, serta bersedia bekerja karena memperoleh upah yang sesuai dengan kesepakatan
serta memiliki harapan masa depan yang lebih baik. Tinggi rendahnya kinerja
pegawai dipengaruhi beberapa hal diantaranya kepemimpinan dalam organisasi, dengan
�kepemimpinan yang mendukung kapasitas
organisasi pemerintahan yang memadai, maka
penyelenggaraan tata organisasi yang tepat (Good
Governance) akan terwujud. Hal
ini diperoleh dari hasil setiap pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap
bawahannya, contohnya terhadap
kepuasan kerja, komitmen, produktivitas, kinerja dan lain-lain.
����������� Kepemimpinan
(Leadership) dengan kata lain sebagai
cara dari seorang pemimpin (Leader)
dalam mengatur, mendorong dan mengarahkan seluruh unsur organisasinya untuk
mencapai suatu tujuan organisasi yang dicita-citakan
sehingga
dapat menghasilkan kinerja
pegawai yang maksimal. Meningkatnya kinerja pegawai ialah tercapainya hasil
kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan semua tujuan organisasi. Peran
pimpinan sangat penting agar dapat mempengaruhi perilaku bawahannya dalam
melakukan aktivitas instansi. Pimpinan harus dapat menentukan kebutuhan pegawai
yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Mengetahui kebutuhan pegawai maka dapat mencegah timbulnya permasalahan
kepegawaian yang ada di lingkungan instansi tersebut.
Faktor motivasi
tidak kalah penting untuk
meningkatkan kinerja pegawai. Motivasi dapat
mendorong seseorang untuk melakukan
suatu kegiatan guna menda�oakan hasil yang terbaik. Oleh karena itu tidak heran
bila pegawai yang telah memiliki motivasi kerja yang tinggi biasanya bedampak
juga pada kinerja yang tinggi pula. Oleh karena itu motivasi kerja pegawai wajib
dibangkitkan agar pegawai dapat memperoleh kinerja yang terbaik.
Selama ini
kinerja pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Jakarta dianggap tidak
mengalami penurunan ataupun peningkatan hal tersebut disebabkan motivasi kerja
para pegawai mengalami penurunan dikarenakan pimpinan sering bersikap angkuh
dan arogan, memerintah para bawahan dengan seenaknya, dan selalu memberikan
pekerjaan yang sangat banyak kepada bawahan, hal tersebut membuat situasi lingkungan
dalam instansi menjadi kurang menyenangkan karena para pegawai merasa tertekan
dengan pekerjaan, mereka diforsir untuk selalu bekerja dengan maksimal tetapi
tidak mengalami perubahan dalam kompensasi yang diberikan. Dengan situasi yang
terjadi, pihak manajemen berusaha mengevaluasi keadaan menjadi lebih baik lagi,
karena jika pegawai bekerja dengan giat maka dapat memupuk loyalitas, dedikasi,
moral dan semangat kerja sehingga pegawai mampu menghasilkan kinerja yang
tinggi bagi instansi.
Metode
Penelitian
Penelitian
menggunakan pendekatan Explanatory analysis. Artinyaiiiisetiap
variabel yang digunakan pada hipotesis akan diamati melalui pengujian hubungan
kausal antaraiiivariabel Independent terhadap
variabel Dependent. Dalam hal ini mengkaji hubungan antara dua variabel atau
lebih, dimana dalam penelitian ini mengkaji hubungan dan pengaruh antara faktor
� faktor kepemimpinan dan motivasi
kinerja
pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Fenomena tersebut dapat didesain
melalui fungsi matematis berikut :
Ŷ = F (X1, X2��..+Xn) model
persamaan multivariat, dengan�
Ŷ = F(X), model persamaan
bivariat
Desain model
penelitian ini adalah bahwa secara simultan variabel kepemimpinan dan motivasi
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
demikian pula pada hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat (kinerja pegawai).
Hasil
dan Pembahasan
Tabel 1.
Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan
Kuesioner |
R hitung |
R kritis |
Kesimpulan |
Instrumen No.1 |
0.829 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.2 |
0.750 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.3 |
0.711 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.4 |
0.718 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.5 |
0.802 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.6 |
0.780 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.7 |
0.641 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.8 |
0.605 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.9 |
0.791 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.10 |
0.909 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.11 |
0.684 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.12 |
0.759 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.13 |
0.712 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.14 |
0.821 |
0.300 |
Valid |
Tabel 2.
Uji Validitas Instrumen
Motivasi
Kuesioner |
R hitung |
R kritis |
Kesimpulan |
Instrumen No.1 |
0.661 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.2 |
0.623 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.3 |
0.734 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.4 |
0.634 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.5 |
0.665 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.6 |
0.841 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.7 |
0.780 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.8 |
0.767 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.9 |
0.751 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.10 |
0.842 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.11 |
0.882 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.12 |
0.751 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.13 |
0.842 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.14 |
0.737 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.15 |
0.661 |
0.300 |
Valid |
Tabel 3.
Uji Validitas Instrumen Kinerja
Kuesioner |
R hitung |
R kritis |
Kesimpulan |
Instrumen No.1 |
0.732 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.2 |
0.766 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.3 |
0.791 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.4 |
0.703 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.5 |
0.679 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.6 |
0.848 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.7 |
0.904 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.8 |
0.746 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.9 |
0.891 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.10 |
0.779 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.11 |
0.747 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.12 |
0.892 |
0.300 |
Valid |
Instrumen No.13 |
0.753 |
0.300 |
Valid |
a. Uji Reliabilitas
Selanjutnya dapat dilakukan uji
reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukurannya dapat diandalkan
dan konsisten. Pada tabel hasil pengujian berikut diketahui bahwa semua
variabel mempunyai alpha di atas 0.6 yang berarti bahwa semua variabel dalam penelitian
ini dapat diandalkan:
Tabel 4.
Uji Reliabilitas
����������� Variabel���������� |
Koefisien Alpha (α) |
Keterangan |
Kepemimpinan |
0.766 |
Reliabel |
Motivasi |
0.760 |
Reliabel |
Kinerja |
0.774 |
Reliabel |
���� Sumber: Data Primer, diolah tahun 2010
Berdasarkan table diatas angka-angka
reliabilitas cronbach alpha tersebut
tampak bahwa seluruh pertanyaan yang ada membentuk ukuran reliabel yaitu
dari variable kepemimpinan, motivasi� dan
kinerja� membentuk ukuran yang reliabel
dari masing-masing dimensi.
b. Pengujian Asumsi BLUE
Sebelum uji hipotesis, hendaknya dilakukan
pengujian apakah modeliiiyang terbentuk layak
digunakan atau tidak, sebagai model yang berperilaku sebagai model prediktor,
artinya penduga yang dihasilkan ialah penduga yang benar, tidak bias dan dapat
diprediksikan?.
Untuk mengetahui tingkat kelayakan model
yang diperoleh dalam suatu hubungan simultan, model dapat diuji dengan
menggunakan 4 asumsi BLUE (Best Linear
Unbiased Estimator). Keempat asumsi tersebut adalah asumsi
multikolinearitas, heteroskedasitas, normalitas dan linearitas. Berikut ini
adalah pengujian kelayakan model terhadap asumsi-asumsi BLUE (Kutner H.
Michael, 2005).
a) Multikolinearitas�
Multikolinearitas ialah permasalahan
yang terjadi akibat adanya hubungan linear antara variabel bebas yang
ditunjukkan oleh adanya derajat kolinearitas yang tinggi. Model regresi yang
baik hendaknya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi
apakah adanya korelasi pada model regresi antar variabel bebas maka dilakukan
uji multikolinearitas, oleh sebab itu pengujian ini hanya dipakai pada hubungan
simultan saja. Pengujian terhadap asumsi multikolinearitas dapat dilakukan pula
melalui koefisien korelasi (Rho) dari X1, dan X2 yang relatif lemah dibawah
40%. Perhatikan nilai korelasi antara variabel kepemimpinan terhadap motivasi
atau sebaliknya yaitu sebesar 0,265 atau 30% ≤ 40%. Hal tersebut
menunjukkan tidak terjadi kendala multikolinearitas karena kedua variabel
meberikan korelasi yang relatif kecil yaitu kurang dari 40%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel correlations
berikut ini� :
Tabel 5.
Mutikolinearitas
Temuan ini memberikan arti, bahwa
variabel kepemimpinan (X1), dan variabel motivasi (X2) memiliki hubungan yang
relatif kecil (27%<40%), sehingga tidak ditemukan kendala multikolinearitas
(saling berkorelasi).
b) �Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakuakan apabila
di� peroleh apakah terjadi ketidaksamaan
varian pada model regresi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
berbeda maka disebut heteroskedasitas. Model yang baik akan terbebas dari
heteroskedastisitas atau dalam arti lain harus homoskedastisitas yaitu varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain ialah tetap, pengujian ini
hanya dipergunakan pada hubungan simultan saja.
Untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan denganiiiicara melihatiiigrafik
scatterplot antara nilaiiiiprediksi variabel dependen (ZPRED)iiidengan residualnya (SRESID).iiiDasar analisisnya (1) jikaiiiada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk pola tertentu
dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)iiiimaka
diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (2) jika tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005).
Tabel 6.
Heteroskedastisitas
Berdasarkan data pada grafik scatterplotiiiantara
SRESID dan ZPRED (lihat pada lampiran) dimana sumbu Y merupakan Y yang telahiiidiprediksi dan X adalah residual (Y prediksiiiidengan Yiiisesungguhnya)iiiyang menunjukkan titik menyebar secara acak,
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedasitas pada model regresi.
c) Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.
Tampilan grafik histogram yang terlihat padaiiiGambar
di bawah iniiiimemberikan polaiiidistribusi yang normal karena menyebar secara
merata baik ke kiri maupun ke kanan :
Pada grafik berikut normal plot terlihat
bahwa titik-titik menyebar pada sekitar garis diagonal, dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas:
Selain dengan analisis grafik, dapat
dilakukan uji normalitas dengan melihat angka signifikan dari
Kolmogorov-Smirnov test, yaitu dengan cara melakukan uji Kolmogorov-Smirnov pada
data residual. Dan hasil uji normalitas terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 7.
Kolmogorov-Smirnov
Dari tabel hasil uji normalitas di atas
terlihat bahwa semua variabel berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari
signifikansi Kolmogorov-Smirnov test sebesar 0,216 dan 0,172 serta 0,248 yaitu
lebih besar dari α = 0,01:
d) Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk
memastikan apakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
bersifat linear atau tidak. Hubungan antara variabel X dan Y dikatakan linear
bilamana laju perubahan dalam Y (Kinerja Pegawai) yang berhubungan dengan
perubahan satu satuan X (kepemimpinan dan motivasi) adalah konstan untuk satu
jangkauan nilai-nilai. Pada grafik normal plot di bawah ini terlihat bahwa
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal. Dari kedua grafik di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi
memenuhi asumsi Linearitas :
Tabel 8.
�Pengujian Hipotesis Pengaruh
Simultan Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir
Nasional (BATAN)
No |
Keterangan |
Parameter |
Hasil |
1. |
Pengaruh yang dihasilkan |
Korelasi R= 41%-60% = cukup erat R= 61%-80% = erat R= 81%-100%= sangat erat Kontribusi R2=41%-60% = cukup kuat R2=61%-80% = kuat R2=81%-100%= sangat kuat |
Korelasi R= 0,833 (83%) sehingga Korelasi
sangat erat. Kontribusi R2= 0,694 (69%) sehingga kontibusi
yang diberikan kuat |
2. |
Prediksi model |
Model yang dihasilkan berprediksi positif apabila memiliki koefisien-koefisien
yang bernilai positif. |
Model yang dihasilkan =Ŷ = 20.242 + 0,633X1
+ 0,354X2 + e Dengan demikian, prediksinya positif |
3. |
Signifikansi |
F signifikan untuk α = 0,01 |
Pengaruh yang dihasilkan
signifikan dengan F signifikan 0,000 untuk�
α = 0,01 |
����������������������������������������������������������������������������������������������������
Dengan demikian hipotesis ke 1 (satu),
bahwa secara simultan variabel kepemimpinan dan motivasi mampu memberikan
kontribusi yang positif, relatif kuat dan signifikan terhadap Kinerja pegawai
Dengan demikian hipotesis ke 1 (satu), bahwa secara simultan variabel
kepemimpinan dan motivasi mampu memberikan pengaruh 69%. Fenomena ini
mengisyaratkan bahwa sinergi kepemimpinan dan motivasi mampu meningkatkan
kinerja pegawai adalah benar dan sisanya adalah faktor lain yang terjelaskan
dalam penelitian model yaitu tentang kompensasi dan lingkungan� kerja
Tabel 9.
Pengujian
Hipotesis Pengaruh Parsial Kepemimpinan
terhadap
Kinerja pegawai
No |
Keterangan |
Parameter |
Hasil |
1. |
Pengaruh yang dihasilkan |
Korelasi R= 41%-60% = cukup erat R= 61%-80% = erat R= 81%-100%= sangat erat Kontribusi R2=41%-60% = cukup kuat R2=61%-80% = kuat R2=81%-100%= sangat kuat |
Korelasi R= 0, 794 (79%) sehingga Korelasi erat. Kontribusi R2= 0,630 (63%) sehingga kuat |
2. |
Prediksi model |
Model yang dihasilkan berprediksi positif apabila
memiliki koefisien positif. |
Model yang dihasilkan �Ŷ� = 12,132 + 0,719X1 + e dengan demikian,
prediksinya positif . |
3. |
Signifikansi |
T signifikan untuk α = 0,01 |
Pengaruh yang dihasilkan signifikan dengan t
signifikan 0,005 untuk� α = 0,01 |
Dengan demikian
hipotesis ke 2, bahwa secara parsial variabel kepemimpinan mampu memberikan
kontribusi yang positif, kuat dan signifikan terhadap kinerja pegawai, Dengan
demikian hipotesis ke 2, bahwa secara parsial variabel kepemimpinan mampu
memberikan pengaruh 63%. Fenomena ini mengisyaratkan bahwa sinergi kepemimpinan
mampu meningkatkan kinerja pegawai.
Tabel 3.
�Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial Motivasi
terhadap Kinerja pegawai
No |
Keterangan |
Parameter |
Hasil |
1. |
Pengaruh yang dihasilkan |
Korelasi R= 41%-60% = cukup erat R= 61%-80% = erat R= 81%-100%= sangat erat Kontribusi R2=41%-60% = cukup kuat R2=61%-80% = kuat ���
R2=81%-100%= sangat kuat |
Korelasi R= 0,645 (65%) sehingga Korelasi erat. Kontribusi R2= 0,416 (42%) sehingga kontibusi yang diberikan
cukup kuat. |
2. |
Prediksi model |
Model yang dihasilkan berprediksi positif apabila
memiliki koefisien positif. |
Model yang dihasilkan �Ŷ� = 9,612 + 0,573X2 + e dengan demikian,
prediksinya positif . |
3. |
Signifikansi |
t signifikan untuk α = 0,01 |
Pengaruh yang dihasilkan signifikan dengan t
signifikan 0,000 untuk� α = 0,01 |
Dengan demikian
hipotesis ke 3, bahwa secara parsial variabel motivasi mampu memberikan
kontribusi yang positif, relatif cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja
pegawai� Dengan demikian hipotesis ke 3.
bahwa secara parsial variabel motivasi mampu memberikan pengaruh 42%. Fenomena
ini mengisyaratkan bahwa sinergi motivasi mampu meningkatkan kinerja pegawai
adalah benar.
Kesimpulan
Dari hasil
analisis dan pembahasan �menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan dan motivasi terhadap tinggi atau
rendahnya kinerja Pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut
:
1. Secara simultan program kepemimpinan dan motivasi berpengaruh positif, relatif kuat dan signifikan terhadap kinerja Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan R-Square sebesar 69% sisanya sebesar 31% yang dipengaruhi dengan faktor lain yang tidak diteliti yaitu kompensasi dan lingkungan kerja.
2. Secara parsial program kepemimpinan berpengaruh positif, relatif kuat dan signifikan terhadap kinerja pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan R-Square sebesar 63%.
3. Secara parsial motivasi berpengaruh positif, relatif cukup kuat dan penting terhadap kinerja para pegawai Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perolehan R-Square sebesar 42%.
BLIBIOGRAFI
Algivari. (1997). Analisis Statistik untuk Bisnis dengan
Regresi, Korelasi dan Non Parametrik Algivari. Edisi Kesatu, Cetakan
Pertama. Yogyakarta: STIE-YPKN.
Brahmasari, I. A., &
Suprayetno, A. (2008).iiiPengaruh
MotivasKerja, Kepemimpinan daniiiBudayaiiiOrganisasiiiTerhadap
kepuasan kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi
kasus pada PT. Pei International WiratamaiiiIndonesia).iiiJurnal
Manajemen dan Kewirausahaan , 124-135.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Kutner Micheal H dan Nachtsheim
Neter. (2005). Applied Linear Statistical Model Fifth
Edition. New York: Mc Graw-Hill.
Sadili, Samsudin. (2006).iiiManajemeniiiSumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sumarsono, Sonny. (2003). EkonomiiiiManajemen
SumberiiiDaya Manusiaiiidan
Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tua, Marihot E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grasindo.