Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

����� e-ISSN : 2548-1398

����� Vol. 4, No.8 Agustus 2019

 


HUBUNGAN ANTARA PERANAN GURU PAI DALAM PRESTASI BELAJAR DENGAN PRILAKU SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH KANDANGHAUR KABUPATEN INDRAMAYU

 

A. Basyuni dan Castam

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Amin Indramayu

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara peran guru Pendidikan Agama Islam dalam prestasi belajar siswa dengan pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Kandanghaur �Kabupaten Indramayu. Guru Pendidikan Agama Islam, adalah sosok yang memiliki tanggungjawab secara langsung pada pembinaan anak melalui proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga akan memberikan andil besar pada proses pembinaan akhlak siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan angket, sehingga data yang terkumpul secara terpadu dapat saling melengkapi. Dan teknik analisa data diolah secara statistik, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Prestasi Belajar siswa secara tidak langsung cukup berpengaruh terhadap akhlaq siswa. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, besarnya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap akhlaq siswa ditentukan dengan koefesien diterminasi yaitu sebesar 0,89 atau 89%. Ini berarti 89% hasil akhlaq siswa dipengaruhi oleh penguasaan siswa dalam menangkap materi pelajaran di sekolah. Sedangkan 11% lainnya dipengaruhi faktor-faktor yang lain, apabila hasil penelitian tersebut dihubungkan kembali dengan landasan teori, yaitu bahwa sangat diperlukan pemahaman yang sama, yakni siswa dalam belajar akan berimbas kepada tingkah lakunya sehari-hari di sekolah.

 

Kata kunci: peranan guru, prestasi belajar, prilaku siswa

 

Pendahuluan

Salah satu jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah pendidikan kejuruan di tingkat Sekolah Menengah Atas, yaitu SMK. Tujuan pengadaan SMK tidak lain untuk menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing di dunia usaha (Wahab, 2017). Masa studi di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan usia yang mengarah pada masa peralihan dari usia anak menjadi remaja. Masa ini umumnya ditandai dengan munculnya perubahan baru bagi manusia, baik secara biologis maupun psikologis. Secara biologis, menurut Asnely Ilyas, perubahan pada diri remaja dapat digambarkan antara lain (Ilyas, 1995):

�Anak wanita mulai tumbuh buah dada (susu), pinggul membesar, paha membesar karena tumbuhnya zat lemak dan tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak. Perubahan pada anak laki-laki terjadi perubahan pada otot, bahu melebar, suara mulai berubah, tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak serta kumis pada bibir. Selain itu terjadi pula pertambahan berat badan pada kedua jenis kelamin itu�.

 

Ajaran Islam menyebut perubahan itu sebagai proses menuju akil baligh yang dapat diketahui dengan tanda-tanda: Cukup berumur 15 tahun, keluar mani, bermimpi dan mulai haidh bagi perempuan. Ketentuan atau batas akil baligh ini, menurut Wahbah az-Zuhaili, sudah terkena khitab atau kewajiban untuk menutup aurat (Harun, 1997).

Selain perubahan biologis sebagaimana digambarkan di atas, peralihan dari generasi anak kepada generasi dewasa, dapat juga terjadi pada perubahan psikologis. Sehingga para psikolog sering menyebutnya sebagai masa pancaroba. Perubahan psikologis pada masa remaja dapat terlihat dari perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut digambarkan oleh (Daradjat, 1996) sebagai berikut:

�Perubahan tingkah laku tampak seperti perubahan minat, antara lain minat belajar berkurang, timbul minat terhadap jenis kelamin lainnya. Juga minat terhadap kerja menurun. Anak perempuan mulai sering memperhatikan dirinya. Perubahan lain tampak juga pada emosi, pandangan hidup, sikap dan sebagainya. Karena perubahan tingkah laku inilah maka jiwanya sering gelisah.�

 

Perubahan sebagaimana digambarkan di atas, biasanya diikuti oleh suatu kecenderungan terjadinya kegoncangan jiwa anak. Oleh karena itu, pada masa ini sering juga disebut sebagai masa �Physiological Learning� dan �Social Learning�, yaitu bahwa pada masa ini, remaja sedang mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan sosial akibat perbenturan kejiwaan (Zuhairini & Ghofir, n.d.). Perbenturan kejiwaan pada masa ini biasanya muncul akibat adanya kesenjangan antara apa yang dirasakan oleh anak dengan sikap pandang orang yang lebih dewasa daripada dirinya baik dari orang tua, masyarakat maupun lingkungannya (Soemanto, 1990).

Keadaan remaja seperti ini pula yang biasanya melahirkan sikap hidup yang radikal dan keras. Indikasi ini umumnya diperlihatkan dengan sikapnya yang suka menentang segala sesuatu yang bersifat �kolot�, karena dirinya merasa mampu mengubah segala sesuatu tanpa harus banyak memperoleh bimbingan dari orang lain. Ia ingin menampakkan dirinya seperti orang dewasa dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang biasa dilakukan orang dewasa itu. Contohnya, berbicara dengan kata-kata yang pelik dan terkadang tidak sopan karena keegoan emosi yang sedang terjadi pada dirinya. Perbuatan dan cita-citanya tidak tetap karena jiwanya menggelora dan tidak tenang. Masa� ini, menurut Zakiyah Deradjat disebut sebagai masa badai dan goncangan (Daradjat, 1996).

Prilaku seseorang pada masa remaja ini perlu mendapat perhatian yang khusus dan serius. Pertimbangan dan kebijakan yang matang dari orang tua dan guru adalah tidak ringan. Sebab kegagalan pendidikan pada masa remaja ini akan berdampak negatif bagi diri anak bahkan dapat membawa kegagalan pada masa berikutnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya pembinaan akhlak yang dilakukan orang tua di rumah maupun oleh para guru (khususnya Guru Pendidikan Agama Islam) di sekolah (Qardhawi, 1998).

Pembinaan akhlaq merupakan dasar utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang berakhlak, merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, karena baik buruknya akhlaq akan melandasi kestabilan kepribadian manusia secara keseluruhan. Selain itu, pendidikan akhlak dapat pula disebut sebagai pembinaan Islami. Hal ini sesuai dengan misi utama pendidikan Nabi dijalankan dalam seluruh hidupnya. Pernyataan ini misalnya terlihat dari firman Allah dalam al Qur�an Surat al Qalam (68) : 4 yang berbunyi:

Artinya :� �Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti (berakhlak) yang agung�(Departemen Agama, 2006).

Kenapa perlu dilakukan pengkajian pada dimensi akhlaq di SMK Muhammadiyah� ini? Sebab usia SMK termasuk usia remaja yang rawan terhadap infiltrasi perbuatan yang tidak benar. Pada tingkat konvensional (dalam hal ini masa remaja) prilaku mereka sering hanya dinilai menurut niatnya, serta perilaku yang baik adalah semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata tertib sosial yang ada sebagai yang bernilai pada dirinya sendiri. Tidak menurut ukuran yang umum dan dapat dijadikan landasan dan pegangan.

Kondisi itu, lebih memungkinkan lagi terjadi bagi siswa SMK Muhammadiyah� jika dilihat dari potensi� dan kondisi lingkungan keluarganya yang serba mendukung, baik karena ekonominya lemah maupun kesempatan waktu untuk berbuat hal yang tidak benar mengingat jarangnya bertemu dengan orang tua akibat kesibukannya mencari kebutuhan ekonomi keluarga. Tetapi realitas di lapangan menunjukkan bahwa siswa/i SMK Muhammadiyah� dilihat dari sisi etika justru mencerminkan sebaliknya. Siswa/i SMK Muhammadiyah, menunjukkan bahwa siswanya menampilkan prilaku yang positif dan Islami hal ini terlihat dari tidak ditemukannya siswa yang menentang guru dan orang tua, tidak menggunakan pakaian yang tidak sopan dan tidak ditemukan adanya siswa yang membolos atau berada di kantin waktu belajar dan waktu shalat. Kondisi ini mendorong peneliti untuk mengetahui apa ada pengaruhnya kondisi ini dengan peran serta Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlaq siswa di SMK Muhammadiyah yang menggunakan strategi peningkatan profesionalitas guru dengan cerminan guru yang ideal dalam melakukan aktifitas pembinaan akhlaq siswa, atau tidak. Adakah terdapat pengaruh dari profesionalitas dalam pembinaan akhlaq siswa itu terhadap prilaku siswa?

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian� lapangan� dengan pendekatan� kuantitatif,� yaitu� metode� penelitian� yang� digunakan� untuk meneliti� pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi arikunto yang menyatakan bahwa (Arikunto, 2010):

�Apabila subyek penelitian ini kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar maka dapat diambil antara 10%� - 15% atau 20% - 25%�.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap siswa secara individual dengan mengambil dari jumlah populasi sebesar 12 %, yakni 46 orang, pembulatan dari 46,08.� guru 1 orang dengan hanya mengambil Guru Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan tugasnya sebagai pembina keagamaan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Dalam analisis data instrumen yang sudah ada akan diujicoba terlebih dahulu dengan menggunakan rumus validitas sebagai berikut:

Keterangan :

����� rxy� ����� �: koefisien korelasi tiap item

����� N�������� : jumlah subjek

����� ∑X����� : jumlah skor item

����� ∑Y����� : jumlah skor total

� ��� ∑XY�� : jumlah perkalian skor item dengan skor total

����� ∑X2���� : Jumlah kuadrat skor item

����� ∑Y2���� : Jumlah kuadrat skor total

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Peran Guru PAI dalam Pembinaan Akhlaq Siswa

Guru adalah sesuatu yang urgen dalam pelaksanaan pendidikan. Tinggi rendahnya keberhasilan pendidikan dan pengajaran salah satunya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya profesionalitas guru. Di bagian A bab IV ini, telah disusun 20 item pertanyaan yang berisi indikator-indikator yang dianggap mewakili variabel tersebut kepada 46 responden yang dianggap mewakili siswa yang lain dan guru yang berjumlah 1 orang. Indikator-indikator profesionalitas guru itu dipertunjukkan dengan: 1. Memiliki kompetensis sebagai tenaga pendidik yang dicirikan dengan: a. adanya ketersesuaian dari apa yang dia ajarkan dengan latar belakang pendidikannya, b. memiliki pengalaman sebagai tenaga pengajar di bidangnya, c. memiliki kepekaan sosial, d. memiliki kemampuan melakukan perbaikan, dan e. sanggup mengaplikasikan apa yang dia sampaikan dalam praktek keseharian. 2. Memiliki kelayakan sebagai tenaga pendidik yang dicirikan dengan: a. mampu menjadi mediator dalam menangani masalah siswa, b. mampu menjadi fasilitator dalam berbagai keperluan siswa, c. mampu menjadi motivator bagi siswa, d. mampu konsisten dalam mengaplikasikan profesinya, e. mampu menerangkan materi pelajarannya kepada siswa, f. tangkas dalam memberikan solusi kepada pertanyaan siswa dan g. disegani siswa. 3. Memiliki kode etik sebagai guru yang dicirikan dengan: a. sopan santun, b. bersahaja, c. terbiasa mengucapkan salam, d. tidak terbiasa makan di tempat sembarangan, e. tidak merokok sambil mengajar, f. tidak ngemil waktu mengajar dan g. tidak membuat keonaran baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. 4. Diakui masyarakat yang dicirikan dengan a. adanya apresiasi masyarakat terhadap dirinya dan b. mampu memberi nilai tambah terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat.

Setiap item pertanyaan terdiri dari lima option jawaban (a, b, c, d dan e) dengan nilai 1 dan 0. Di bagian ini penulis gambarkan tentang hasil analisis validitas, reliabilitas test, indek keseluruhan butir soal dan daya pembeda hasil jawaban terhadap profesionalitas guru (Variabel bebas).

Alternatif jawaban berkisar sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali. Perhitungan rata-rata jawaban responden menggunakan skala Likert, yaitu:

1).    4,1-5,00���������� = Baik

2).    3,1-4,0 ����������� = Cukup

3).    2,1-3,0 ����������� = Kurang

4).    1,0-2,0 ����������� = Jelek

Keseluruhan hasil angket pada variabel profesionalitas guru di SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 1.

Penggunaan Metode Tanya Jawab oleh Guru PAI

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

1

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

18

10

8

5

5

39,1

21,7

17,4

10,9

10,9

90

40

24

10

�5

3,7

Jumlah

 

46

100

169

 

 

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah skor rata-rata sebesar 3,7. Dengan melihat skor di atas, maka dapat disimpulkan penggunaan metode tanya jawab oleh Guru PAI di SMK Muhammadiyah menurut pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 169 : 230 X 100 % = 73,48 % yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 2.

Penggunaan Metode Diskusi oleh Guru PAI

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

2

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

18

14

�6

�4

�4

39,1

30,4

13,0

8,7

8,7

90

56

18

8

4

3,8

Jumlah

 

46

100

176

 

 

Dari tabel di atas, diketahui pengalaman mengajar guru memperoleh skor rata-rata sebesar 3,8. Hal ini menunjukkan bahwa Penggunaan Metode Diskusi oleh Guru PAI dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 176 : 230 X 100 % = 71,1% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 3.

Mengenai Metode Penugasan �yang Dilakukan Guru PAI

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

3

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

10

18

�9

�7

�2

21,7

39,1

19,6

15,2

�4,3

50

72

27

14

2

3,8

Jumlah

 

46

100

165

 

 

Dari tabel di atas, diketahui pengalaman mengajar guru memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,8. Hal ini menunjukkan Metode penugasan oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 165 : 230 X 100 % = 71,1% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 4.

Penggunaan Metode Demonstrasi yang Dilakukan Guru PAI

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

4

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

17

17

6

6

0

37,0

37,0

13,0

13,0

0

85

68

18

12

0

4,0

Jumlah

 

46

100

183

 

 

Tabel� di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh sebesar� 4,0.� Hal ini menunjukkan Penggunan Metode demonstrasi yang dilakukan oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 183 : 230 X 100 % = 79,6% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 5.

Motivasi Belajar yang Diberikan oleh Guru PAI

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

5

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

17

10

10

7

2

37,0

21,7

21,7

15,2

4,3

85

40

30

14

2

3,7

Jumlah

 

46

100

171

 

 

Dari tabel di atas, diketahui bahwa Motivasi Belajar yang diberikan oleh Guru PAI memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,7. Hal ini Motivasi Belajar yang diberikan oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 171: 230 X 100 % = 71,1% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 6.

Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah ke Rumah Siswa

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

6

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

14

12

7

7

6

30,4

26,1

15,2

15,2

13,0

70

48

21

14

�6

3,5

Jumlah

 

46

100

160

 

 

Berdasarakan tabel di atas� diketahui Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah ke Rumah Siswa memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. Hal ini menunjukkan Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah ke Rumah Siswa, dalam pengamatan siswa cukup efektif dilakukan berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 160 : 230 X 100 % = 69,6% yang berarti berada pada kategori cukup.

 

 

 

Tabel 7.

Penerapan Sopan Santun dalam Proses Pembelajaran

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

7

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

17

12

8

7

2

37,0

26,1

17,4

15,2

� 4,3

85

48

24

14

2

4,0

Jumlah

 

46

100

183

 

 

Tabel di atas menunjukkan bahwa Perhatian Guru kepada Siswa ketika Menerangkan Pelajaran memperoleh skor rata-rata sebesar 4,0. Hal ini menunjukkan penerapan sopan santun dalam proses pembelajaran, berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 183 : 230 X 100 % = 79,6% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 8.

Sikap Guru Mengingatkan Materi yang Lalu

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

8

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

12

12

10

7

6

26,1

26,1

21,7

15,2

13,0

60

48

30

14

6

3,4

Jumlah

 

46

100

158

 

 

Berdasarakan tabel di atas diketahui bahwa perilaku bersaahaja guru dalam kehidupan sehari-hari memperoleh skor rata-rata sebesar 3,4. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku bersaahaja guru dalam proses kehidupan sehari-har, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 158 : 230 X 100 % = 68,7% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 9.

Tentang Menulis Kesimpulan yang Diberikan Guru

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

9

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

12

12

9

7

6

26,1

26,1

19,6

15,2

13,0

60

48

27

14

�6

3,4

Jumlah

 

46

100

155

 

 

Dari tabel di atas diketahui bahwa kebiasaan siswa menulis kesimpulan yang diberikan oleh guru PAI di SMK Muhammadiyah memperoleh skor rata-rata sebesar 3,4. Hal ini menunjukkan apresiasi menulis kesimpulan materi pelajaran dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 155 : 230 X 100 % = 67,4% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 10.

Tentang Perhatian Guru kepada Siswa ketika Menerangkan Pelajaran

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

10

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

17

10

� 9

�7

�3

37,0

21,7

19,0

15,2

6,5

85

40

27

14

3

3,7

Jumlah

 

46

100

169

 

Dari tabel di atas� diketahui bahwa� nilai tambah terhadap masyarakat dari keberadaan guru Agama di SMK Muhammadiyah memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,7. Hal ini menunjukkan sumbangsih mereka terhadap masyarakat, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 169: 230 X 100 % = 73,5% yang berarti berada pada kategori cukup.

Dengan perhitungan di atas, maka dapat dibuat rekapitulasi hasil angket pada variabel ketaatan remaja dalam menjalankan ibadah sebagai berikut :

Tabel 11.

Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Upaya Guru PAI (X)

No. Item

Skor Rata-rata

Kategori

1

3,7

Cukup

2

3,8

Cukup

3

3,6

Cukup

4

4,0

Cukup

5

3,7

Cukup

6

3,5

Cukup

7

4,0

Cukup

8

3,4

Cukup

9

3,4

Cukup

10

3,7

Cukup

Jumlah

34,8

 

Rata-rata

3,5

Cukup

 

Dari hasil nilai yang diperoleh, dapat dikategorikan bahwa tingkat profesionalitas guru Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah ��memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. berada pada kategori cukup karena berada pada interval 3,1-4,0.

Untuk mengetahui data selengkapnya mengenai jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:

Tabel 12.

Nilai Angket Vaniabel X

Profesionalitas Guru

Nomor Item

No.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jml

Rata-rata

1

5

1

4

2

1

5

3

1

5

5

33

3,3

2

4

3

4

5

5

5

3

2

3

2

37

3,7

3

3

5

4

4

2

4

5

4

3

4

38

3,8

4

4

3

4

4

5

5

3

3

5

2

38

3,8

5

5

1

2

2

5

5

5

5

3

4

37

3,7

6

2

4

5

5

2

4

3

4

1

5

35

3,5

7

5

5

1

4

2

5

4

1

4

5

36

3,6

8

5

5

4

� 3

5

3

5

3

5

2

40

4,0

9

4

3

2

4

3

5

3

1

4

1

30

3,0

10

2

4

4

4

3

4

3

1

4

5

34

3,4

11

5

1

4

� 3

5

3

5

4

3

5

38

3,8

12

5

1

5

4

3

3

4

4

5

5

39

3,9

13

3

5

4

5

5

4

3

4

5

1

39

3,9

14

5

2

2

5

5

2

5

5

3

5

39

3,9

15

4

3

4

4

3

3

2

5

4

5

37

3,7

16

3

4

4

5

5

4

4

5

5

2

41

4,1

17

4

3

2

3

4

4

5

3

1

4

33

3,3

18

5

2

4

4

3

4

2

4

4

5

37

3,7

19

4

5

2

5

4

4

5

5

3

5

42

4,2

20

1

5

1

5

5

5

4

4

3

5

38

3,8

21

4

4

2

5

4

4

3

4

5

3

38

3,8

22

5

2

4

4

5

4

4

5

3

5

41

4,1

23

1

5

2

5

5

4

2

4

2

3

33

3,3

24

4

4

3

5

4

3

4

� 4

5

2

38

3,8

25

1

5

5

4

5

3

1

5

4

3

36

3,6

26

4

5

3

5

3

5

2

3

3

5

38

3,8

27

5

4

3

2

4

5

5

2

5

1

36

3,6

28

5

3

5

5

4

5

5

5

2

4

43

4,3

29

5

2

4

4

4

3

5

3

2

2

34

3,4

30

2

5

4

2

5

5

2

4

2

5

36

3,4

31

1

4

5

5

4

4

4

3

5

3

38

3,8

 

 

32

5

5

4

4

4

5

5

5

2

2

42

4,2

33

5

4

3

4

3

2

1

5

4

5

36

3,6

34

1

4

5

5

4

2

5

3

5

4

38

3,8

35

5

5

3

4

5

1

4

3

2

3

35

3,5

36

3

5

5

4

3

1

5

4

5

4

39

3,9

37

2

4

4

5

2

5

4

3

1

4

34

������ 3,4

38

4

5

3

4

3

5

2

2

4

4

36

3,6

39

3

4

4

5

2

1

4

3

1

3

30

3,0

40

5

5

5

4

1

2

4

2

4

4

36

3,6

41

3

4

4

3

2

2

5

5

2

3

33

3,3

42

5

5

3

2

5

2

5

2

4

5

38

������ 3.8

43

2

4

5

3

3

5

4

5

1

3

35

�3,5

44

5

5

3

2

5

2

2

2

4

4

34

3,4

45

3

4

3

5

2

1

5

5

1

3

32

3,2

46

3

5

5

3

5

1

5

2

4

5

37

3,7

 

B.     Perilaku Siswa SMK Muhammadiyah ��Kandanghaur Kabupaten Indramayu

Prilaku siswa yang menjadi objek penelitian di sini akan coba dilihat bagaimana hasil pelaksanaan pembinaan dengan memberikan contoh dan aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah dan guru di kelas. Pertanyaan ini terdiri dari sepuluh item pertanyaan yang berisi indikator-indikator yang dianggap mewakili variabel tersebut kepada 46. Indikator prilaku siswa ini merupakan hasil modifikasi terhadap konsep manusia berakhlak sebagaimana dimaksudkan oleh Ibnu Miskaweh yang menyebut tiga arah berakhlak, yaitu berakhlak terhadap Tuhan (Beribadah), berakhlak terhadap sesama manusia (akhlak sosial) dan berakhlak terhadap lingkungan. Konsep ini dilanjutkan juga dengan konsep Rachmat Djatnika dan Hamzah Ya�kub sebagaimana dimaksudkan dalam bab II halaman 68-72. Modifikasi terhadap akhlak siswa diindikasikan dengan: 1. Siswa memiliki identitas Muslim yang dicirikan dengan: a. taat dalam melaksanakan shalat baik di rumah maupun di sekolah, b. terbiasa mengucapkan salam pada saat keluar masuk rumah, sekolah dan ketika bertemu guru, c. hormat pada guru dan orang tua, 2. Bersikap jujur dan terbuka yang dicirikan dengan: a. tidak membohongi orang tua untuk pembayaran-pembayaran di sekolah, b. tepat waktu dan sasaran dari segala tugas yang diberikan guru, c. Giat mempelajari materi pembelajaran yang dia terima. 3. Bersahaja dan tidak boros yang dicirikan dengan: a. tidak hura-hura di restoran dan gedung film, b. tidak minta tambahan biaya di luar jadwal pada orang tuanya, 4. Diakui masyarakat yang dicirikan dengan a. selalu mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungannya, dan b. berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan lainnya. Hasil angket selengkapnya variabel perilaku siswa dapat digambarkan pada uraian berikut:

Tabel 13.

������������ Ketaatan Menjalankan Shalat

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

11

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

14

14

10

�5

�3

30,4

30.4

21,7

10,9

6,5

70

56

30

10

�3

3,7

Jumlah

 

46

100

169

 

 

Dari tabel di atas� diketahui bahwa� ketaatan siswa SMK Muhammadiyah ��Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam menjalankan perintah shalat memperoleh skor rata-rata sebesar 3,7. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 169: 230 X 100 % = 73,5% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 14.

Kebiasaan Membaca SalamSikap Jujur Ketika Melakukan Kesalahan

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

12

a.  Sangat setuju

b. Setuju

c.  Kurang setuju

d. Tidak setuju

e.  Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

12

16

10

�5

3

26,1

34,8

21,7

10,9

6,5

60

64

30

10

�3

3,6

Jumlah

 

46

100

167

 

 

Tingkat ketaatan siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam menjalankan perintah menyebarkan salam memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,6. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 167: 230 X 100 % = 72,6% yang berarti berada pada kategori cukup.

 

Tabel 15.

Hormat kepada Guru dan Orang Tua

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

13

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

13

12

10

�8

�3

28,3

26,1

21,7

17,4

�6,5

65

48

30

16

�3

3,3

Jumlah

 

46

100

152

 

Rasa hormat siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu terhadap guru dan orang tuanya memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,3. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 153: 230 X 100 % = 66,1% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 16.

Jujur dalam Meminta Biaya Sekolah

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

14

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

10

16

10

�6

�4

21,7

34,8

21,7

13,0

�8,7

50

64

30

12

4

3,5

Jumlah

 

46

100

160

 

 

Kejujuran siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam meminta biaya sekolah kepada orang tuanya, memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,5. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka kepada orang tua berkategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 160: 230 X 100 % = 69,6% yang berarti� berada pada kategori cukup.

Tabel 17.

Tepat Waktu dan Sasaran dalam Belajar

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

15

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

10

12

13

5

6

21,7

26,1

28.3

13,0

10,9

50

48

39

10

6

3,3

Jumlah

 

46

100

153

 

 

Kesungguhan siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam menggunakan fasilitas belajar agar tepat waktu dan sasaran memperoleh skor rata-rata sebesar 3,3. Hal ini menunjukkan tingkat efektifitas belajar mereka berkategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 153 : 230 X 100 % = 66,5% yang berarti berada pada kategori cukup

Tabel 18.

Giat Mempelajari Materi Pelajaran

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

16

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

10

10

10

�8

�8

21,7

21,7

21,7

17.4

17,4

50

40

30

16

8

3,1

Jumlah

 

46

100

144

 

 

Kegigihan siswa SMK Muhammadiyah ��dalam belajar, memperoleh skor rata-rata sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran berkategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 144: 230 X 100 % = 62,6% yang berarti berada pada kategori cukup

Tabel 19

Tidak Suka Hura-Hura Bersama Teman

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

17

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

12

12

8

9

5

26,1

16,1

17,4

19,6

10,9

60

48

24

18

5

3,5

Jumlah

 

46

100

155

 

 

Untuk menghindari tradisi hura-hura di kalangan remaja, siswa SMK Muhammadiyah ��memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 155 : 230 X 100 % = 67,9% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 20.

Tidak Minta Tambahan Biaya yang Kurang Penting

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

18

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

10

10

10

8

8

21,7

21,7

21,7

17,4

17,4

50

40

30

16

8

3,1

Jumlah

 

46

100

144

 

 

Kejujuran siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam meminta biaya tambahan untuk biaya yang kurang penting, memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,1. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 144: 230 X 100 % = 62,6% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 21.

Ikut Aktif pada Kegiatan Keagamaan di Masyarakat

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

19

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

9

10

10

10

7

19,6

21,7

21,7

21,7

15,2

45

40

30

20

7

3,1

Jumlah

 

70

100

142

 

 

Tingkat partisipasi siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam kegiatan keagamaan di masyarakat memperoleh skor rata-rata sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 142: 230 X 100 % = 61,7% yang berarti berada pada kategori cukup.

Tabel 22.

Aktifitas Siswa pada Kegiatan Sosial

No.

Alternatif Jawaban

Skor

F

Prosentase (%)

Skor x F

Skor

Rata-rata

20

a.    Sangat setuju

b.    Setuju

c.    Kurang setuju

d.   Tidak setuju

e.    Sangat tidak setuju

5

4

3

2

1

9

10

10

10

7

19,6

21,7

21,7

21,7

15,2

45

40

30

20

7

3,1

Jumlah

 

46

100

142

 

Adapun tingkat partisipasi siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam kegiatan sosial memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,1. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 142: 230 X 100 % = 61,7% yang berarti berada pada kategori cukup.

Berdasarkan data di atas, maka dapat disusun rekapitulasi hasil angklet pada varabel Y (perilaku siswa sehari-hari) sebagai berikut :

Tabel 23.

Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Perlaku Siswa (Y)

No. Item

Skor Rata-rata

Kategori

1.

3,7

Cukup

2.

3,6

Cukup

3.

3,3

Cukup

4.

3,5

Cukup

5.

3,3

Cukup

6.

3,1

Cukup

7.

3,4

Cukup

8.

3

Cukup

9.

3

Cukup

10.

3

Cukup

Jumlah

33,2

 

Rata-rata

3,3

Cukup

 

Berdasarkan rekapitulasi di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa pembinaan akhlak siswa mencapai hasil yang cukup bila diukur dari perilaku siswa sehari-hari yang mencapai nilai rata-rata 3,3 (berada pada interval 3,1-4,0.

C.    Hubungan Antara Peranan Guru PAI dalam Prestasi Belajar dengan Perilaku Siswa

Setelah diketahui variabel (X) yaitu peran guru PAI dalam prestasi belajar siswa dan variabel (Y) yaitu pembinaan akhlak siswa yang diwujudkan pada perilaku sehari-hari, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel X dan variabel Y, maka penulis menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan langkah sebagai berikut :

Tabel 24.

Tabel Pembantu untuk Mencari Korelasi

No

X

Y

DEVIASI

X2

Y2

XY

X

Y

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1

3,3

3,4

-0,4

0

0,16

0

0

2

3,7

3,0

0

-0,4

0

0,16

0

3

3,8

3,3

0,1

-0,1

0,01

0,01

-0,01

4

3,8

2,9

0.1

-0,5

0,01

0,25

-0,05

5

3,7

3,1

0

-0,3

0

0,09

0

6

3,5

3,3

-0,2

-0,1

0,04

0,01

0,02

7

3,6

3,6

-0,1

0,2

0,01

0,04

-0,02

8

4,0

3,9

0,3

0,5

0,09

0,25

0,15

9

3,0

2,6

-0,7

-0,8

0,49

0,64

0,56

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

10

3,4

3,0

-0,3

-0,4

0,09

0,16

0,12

11

3,8

3,1

0,1

-0.3

0,01

0,09

-0,03

12

3,9

3,2

0,2

-0,2

0,04

0,02

-0,04

13

3,9

3,4

0,2

0

0,04

0

0

14

3,9

3,0

0,2

-0,4

0,04

0,16

-0,08

15

3,7

3,2

0

-0,2

0

0,04

0

16

4,1

3,6

0,4

0,2

0,16

0,04

0,08

17

3,3

3,6

-0,3

0,2

0,09

0,04

-0,06

18

3,7

3,2

������� 0

-0,2

0

0,04

0

19

4,2

3,7

0,5

0,3

0,25

0,09

0,15

20

3,8

3,5

0,1

0,1

0,01

0,01

0,01

21

3,8

3,7

0,1

0,3

0,01

0,09

0,03

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

22

4,1

3,1

0,4

-0,4

0,16

0,16

-0,16

23

3,3

3,6

-0,4

0,2

0,16

0,04

-0,08

24

3,8

3,4

0,1

0

0,01

0

0

25

3,6

4,0

-0,1

0,6

0,01

0,36

-0,06

26

3,8

3,3

0,1

-0,1

0,01

0,01

-0,01

27

3,6

3,5

-0,1

0,1

0,01

0,01

-0,01

28

4,3

3,5

0,6

0,1

0,36

0,01

0,06

29

3,4

3,7

-0,3

0,3

0,09

0,09

-0,09

30

3,4

3,1

-0,3

-0,3

0,09

0,09

0,09

31

3,8

3,3

0,1

-0,1

0,01

0,01

-0,01

32

4,2

3,9

0,5

0,5

0,25

0,25

0,15

33

3,6

3,4

-0,1

0

0,01

0

0

34

3,8

3,7

0,1

0,3

0,01

0,09

0,03

35

3,5

3,0

-0,2

-0,4

�� 0,04

�� 0,16�

�� 0,08

36

3,9

3,9

0,2

0,5

0,04

�0,25

0,10

37

���� 3,4

3,4

-0,3

0

0,09

0

0

38

3,6

3,7

-0,1

0,3

0,01

0.09

-0,03

39

3,0

2,8

-0,7

-0.6

0,49

0,36

0,42

40

3,6

3,7

-0,1

0,3

0,01

0,09

-0,03

41

3,3

3,5

-0,4

0,1

0,16

0,01

-0,04

42

�� 3,8

3,6

0,1

0,2

0,01

0,04

0,02

43

�3,5

3,3

-0,2

-0,1

0,04

0,01

0,02

44

3,4

3,6

-0,3

0,2

0,09

0,04

-0,06

45

3,2

3,1

-0,5

-0,3

0,25

0,09

0,15

46

3,7

3,7

0

0,3

0

0,09

0

Jumlah

168,5

156,7

0

0

3,96

4,58

1,32

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui nilainya, yaitu:

��������������������������������� N���� = 46

���������������������

X2 ���� =� 3,96��������������������������������� Y2�� =� 4,58

��������������������������������� XY� = 1,32

Setelah diketahui nilai di atas, maka selanjutnya dimasukan ke dalam rumus koefisien korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :

��� Sugiyono, 2007:183).���

rxy���� =������ Koefisien korelasi

∑xy� =������ Jumlah skor xy

x2����� =������ Jumlah skor x2����������������

∑Y2 = ����� Jumlah skor y2 �

������ ��� = 0,311�� ����

Setelah diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan pada tabel r yaitu menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto:

 

Tabel 25.

Interpretasi Nilai r

a.        Antara 0,800 sampai dengan 1,000

b.       Antara 0,600 sampai dengan 0, 800

c.        Antara 0,400 sampai dengan 0, 600

d.       Antara 0,200 sampai dengan 0,400

e.        Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak Rendah

Rendah

Sangat Rendah (tidak berkorelasi)

 

Perolehan nilai r hitung sebesar 0,311 bila dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai r, maka menunjukkan korelasi rendah karena berada di antara 0,200-0,400, berarti terjadi korelasi yang rendah antara variabel Peran Guru PAI dalam Prestasi Belajar Siswa dengan pembinaan akhlak siswa, Dengan kata lain, tingkat hubungan Peran Guru Pendidikan Agama Islam dengan pembinaan akhlak siswa memiliki hubungan yang cukup.

Kemudian apabila dikonsultasikan pada tabel nilai rata-rata product moment dengan N = 70, diperoleh rtabel sebesar 0,235 (dengan taraf signifikansi 5%) (Sugiyono, 2013). Dengan demikian rhitung lebih besar dari rtabel, yang berarti hubungan antara keduanya cukup signifikan. Artinya, bisa dinyatakan bahwa semakin baik Peran Guru Pendidikan Agama Islam, semakin baik dalam membina akhlak para muridnya.

 

Kesimpulan

Dan hasil analisis dan interpretasi data yang telah penulis paparkan pada Bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

  1. Prestasi Belajar siswa secara tidak langsung cukup berpengaruh terhadap akhlaq siswa. Sedangkan sisanya� di pengaruhi oleh faktor-faktor lain.
  2. Besarnya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap akhlaq siswa ditentukan dengan koefesien diterminasi yaitu sebesar 0,89 atau 89%. Ini berarti 89% hasil akhlaq siswa dipengaruhi oleh penguasaan siswa dalam menangkap materi pelajaran di sekolah. Sedangkan 11% lainnya dipengaruhi faktor-faktor yang lain.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian. Jakarta: rineka cipta.

 

Daradjat, Z. (1996). Metodologi pengajaran agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam �.

 

Departemen Agama, R. I. (2006). Al-Qur�an Tajwid dan Terjemahnya. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media.

 

Harun, N. (1997). Ushul Fiqh. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.

 

Ilyas, A. (1995). Mendambakan anak saleh: prinsip -prinsip pendidikan anak dalam Islam. Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=aMUQtwAACAAJ

 

Qardhawi, Y. (1998). Al-Qur�an berbicara tentang akal dan ilmu pengetahuan. Jakarta: Gema Insani.

 

Soemanto, W. (1990). Pendidikan Profesi bagi Pemimpin Pendidikan. Surabaya: Effest Printing.

 

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, CV.

 

Wahab, A. (2017). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN TENTANG GAMBAR DENAH DI KELAS XI BB SMK NEGERI 2 BOGOR SEMESTER III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(1), 16�28.

 

Zuhairini, A. G., & Ghofir, A. (n.d.). Slamet As. Yusuf. 1983. Metodik Khusus Pendidikan.