Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN :
2548-1398
����� Vol. 4,
No.8 Agustus 2019
HUBUNGAN ANTARA PERANAN
GURU PAI DALAM PRESTASI BELAJAR DENGAN PRILAKU SISWA DI
SMK MUHAMMADIYAH KANDANGHAUR KABUPATEN INDRAMAYU
A. Basyuni dan Castam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Al-Amin Indramayu
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara peran
guru Pendidikan Agama Islam dalam prestasi belajar siswa dengan pembinaan
akhlak siswa di SMK Muhammadiyah Kandanghaur �Kabupaten Indramayu. Guru Pendidikan Agama
Islam, adalah sosok yang memiliki tanggungjawab secara langsung pada pembinaan
anak melalui proses pembelajaran di dalam kelas, sehingga akan memberikan andil
besar pada proses pembinaan akhlak siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui
teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan angket, sehingga data yang
terkumpul secara terpadu dapat saling melengkapi. Dan teknik analisa data
diolah secara statistik, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari
hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Prestasi Belajar
siswa secara tidak langsung cukup berpengaruh terhadap akhlaq siswa. Sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, besarnya pengaruh prestasi belajar
siswa terhadap akhlaq siswa ditentukan dengan koefesien diterminasi yaitu
sebesar 0,89 atau 89%. Ini berarti 89% hasil akhlaq siswa dipengaruhi oleh
penguasaan siswa dalam menangkap materi pelajaran di sekolah. Sedangkan 11%
lainnya dipengaruhi faktor-faktor yang lain, apabila hasil penelitian tersebut
dihubungkan kembali dengan landasan teori, yaitu bahwa sangat diperlukan
pemahaman yang sama, yakni siswa dalam belajar akan berimbas kepada tingkah
lakunya sehari-hari di sekolah.
Kata kunci: peranan guru, prestasi belajar, prilaku siswa
Pendahuluan
Salah satu jenis pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah pendidikan kejuruan di tingkat Sekolah Menengah Atas, yaitu SMK. Tujuan pengadaan SMK tidak lain untuk menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing di dunia usaha (Wahab, 2017). Masa studi di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan usia yang mengarah pada masa peralihan dari usia anak menjadi remaja. Masa ini umumnya ditandai dengan munculnya perubahan baru bagi manusia, baik secara biologis maupun psikologis. Secara biologis, menurut Asnely Ilyas, perubahan pada diri remaja dapat digambarkan antara lain (Ilyas, 1995):
�Anak
wanita mulai tumbuh buah dada (susu), pinggul membesar, paha membesar karena
tumbuhnya zat lemak dan tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak.
Perubahan pada anak laki-laki terjadi perubahan pada otot, bahu melebar, suara
mulai berubah, tumbuh bulu-bulu pada alat kelamin dan ketiak serta kumis pada
bibir. Selain itu terjadi pula pertambahan berat badan pada kedua jenis kelamin
itu�.
Ajaran Islam menyebut perubahan itu sebagai proses
menuju akil baligh yang dapat diketahui dengan tanda-tanda: Cukup
berumur 15 tahun, keluar mani, bermimpi dan mulai haidh bagi perempuan.
Ketentuan atau batas akil baligh ini, menurut Wahbah az-Zuhaili, sudah
terkena khitab atau kewajiban untuk menutup aurat (Harun, 1997).
Selain perubahan biologis sebagaimana digambarkan di
atas, peralihan dari generasi anak kepada generasi dewasa, dapat juga terjadi
pada perubahan psikologis. Sehingga para psikolog sering menyebutnya sebagai
masa pancaroba. Perubahan psikologis pada masa remaja dapat terlihat dari
perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut digambarkan oleh (Daradjat, 1996) sebagai berikut:
�Perubahan
tingkah laku tampak seperti perubahan minat, antara lain minat belajar
berkurang, timbul minat terhadap jenis kelamin lainnya. Juga minat terhadap
kerja menurun. Anak perempuan mulai sering memperhatikan dirinya. Perubahan
lain tampak juga pada emosi, pandangan hidup, sikap dan sebagainya. Karena
perubahan tingkah laku inilah maka jiwanya sering gelisah.�
Perubahan sebagaimana digambarkan di atas, biasanya
diikuti oleh suatu kecenderungan terjadinya kegoncangan jiwa anak. Oleh karena
itu, pada masa ini sering juga disebut sebagai masa �Physiological Learning�
dan �Social Learning�, yaitu bahwa pada masa ini, remaja sedang
mengalami suatu pematangan fisik dan pematangan sosial akibat perbenturan
kejiwaan (Zuhairini & Ghofir, n.d.). Perbenturan kejiwaan pada masa ini biasanya muncul akibat
adanya kesenjangan antara apa yang dirasakan oleh anak dengan sikap pandang
orang yang lebih dewasa daripada dirinya baik dari orang tua, masyarakat maupun
lingkungannya (Soemanto, 1990).
Keadaan remaja seperti ini pula yang biasanya melahirkan
sikap hidup yang radikal dan keras. Indikasi ini umumnya diperlihatkan dengan
sikapnya yang suka menentang segala sesuatu yang bersifat �kolot�,
karena dirinya merasa mampu mengubah segala sesuatu tanpa harus banyak
memperoleh bimbingan dari orang lain. Ia ingin menampakkan dirinya seperti
orang dewasa dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang biasa dilakukan orang
dewasa itu. Contohnya, berbicara dengan kata-kata yang pelik dan terkadang
tidak sopan karena keegoan emosi yang sedang terjadi pada dirinya. Perbuatan
dan cita-citanya tidak tetap karena jiwanya menggelora dan tidak tenang.
Masa� ini, menurut Zakiyah Deradjat
disebut sebagai masa badai dan goncangan (Daradjat, 1996).
Prilaku seseorang pada masa remaja ini perlu mendapat
perhatian yang khusus dan serius. Pertimbangan dan kebijakan yang matang dari
orang tua dan guru adalah tidak ringan. Sebab kegagalan pendidikan pada masa
remaja ini akan berdampak negatif bagi diri anak bahkan dapat membawa kegagalan
pada masa berikutnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya pembinaan akhlak yang
dilakukan orang tua di rumah maupun oleh para guru (khususnya Guru Pendidikan
Agama Islam) di sekolah (Qardhawi, 1998).
Pembinaan akhlaq merupakan dasar utama dalam pembentukan
pribadi manusia seutuhnya. Pendidikan yang mengarah pada terbentuknya pribadi
yang berakhlak, merupakan hal yang pertama yang harus dilakukan, karena baik
buruknya akhlaq akan melandasi kestabilan kepribadian manusia secara
keseluruhan. Selain itu, pendidikan akhlak dapat pula disebut sebagai
pembinaan Islami. Hal ini sesuai dengan misi utama pendidikan Nabi dijalankan
dalam seluruh hidupnya. Pernyataan ini misalnya terlihat dari firman Allah dalam
al Qur�an Surat al Qalam (68)
: 4 yang berbunyi:
Artinya
:� �Dan Sesungguhnya kamu (Muhammad)
benar-benar berbudi pekerti (berakhlak) yang agung�(Departemen Agama, 2006).
Kenapa perlu dilakukan pengkajian pada dimensi akhlaq
di SMK Muhammadiyah� ini? Sebab usia SMK
termasuk usia remaja yang rawan terhadap infiltrasi perbuatan yang tidak benar.
Pada tingkat konvensional (dalam hal ini masa remaja) prilaku mereka sering
hanya dinilai menurut niatnya, serta perilaku yang baik adalah semata-mata
melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan menjaga tata tertib
sosial yang ada sebagai yang bernilai pada dirinya sendiri. Tidak menurut ukuran
yang umum dan dapat dijadikan landasan dan pegangan.
Kondisi itu, lebih memungkinkan lagi terjadi bagi siswa
SMK Muhammadiyah� jika dilihat dari
potensi� dan kondisi lingkungan
keluarganya yang serba mendukung, baik karena ekonominya lemah maupun kesempatan
waktu untuk berbuat hal yang tidak benar mengingat jarangnya bertemu dengan
orang tua akibat kesibukannya mencari kebutuhan ekonomi keluarga. Tetapi
realitas di lapangan menunjukkan bahwa siswa/i SMK Muhammadiyah� dilihat dari sisi etika justru mencerminkan
sebaliknya. Siswa/i SMK Muhammadiyah, menunjukkan bahwa siswanya menampilkan
prilaku yang positif dan Islami hal ini terlihat dari tidak ditemukannya siswa
yang menentang guru dan orang tua, tidak menggunakan pakaian yang tidak sopan
dan tidak ditemukan adanya siswa yang membolos atau berada di kantin waktu
belajar dan waktu shalat. Kondisi ini mendorong peneliti untuk mengetahui apa
ada pengaruhnya kondisi ini dengan peran serta Guru Pendidikan Agama Islam
dalam pembinaan akhlaq siswa di SMK Muhammadiyah yang menggunakan
strategi peningkatan profesionalitas guru dengan cerminan guru yang ideal dalam
melakukan aktifitas pembinaan akhlaq siswa, atau tidak. Adakah terdapat
pengaruh dari profesionalitas dalam pembinaan akhlaq siswa itu terhadap prilaku
siswa?
�Apabila subyek penelitian ini kurang dari 100, lebih
baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar maka dapat diambil antara
10%� - 15% atau 20% - 25%�.
Pengambilan sampel dilakukan terhadap siswa secara
individual dengan mengambil dari jumlah populasi sebesar 12 %, yakni 46 orang,
pembulatan dari 46,08.� guru 1 orang
dengan hanya mengambil Guru Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan tugasnya
sebagai pembina keagamaan siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
studi dokumentasi. Dalam analisis data instrumen yang sudah ada akan diujicoba
terlebih dahulu dengan menggunakan rumus validitas sebagai berikut:
Keterangan :
����� rxy� ����� �: koefisien korelasi tiap item
����� N�������� : jumlah subjek
����� ∑X����� : jumlah skor item
����� ∑Y����� : jumlah skor total
� ��� ∑XY�� : jumlah perkalian skor item dengan skor
total
����� ∑X2���� : Jumlah kuadrat skor item
����� ∑Y2���� : Jumlah kuadrat skor total
A.
Peran Guru PAI dalam Pembinaan Akhlaq
Siswa
Guru
adalah sesuatu yang urgen dalam pelaksanaan pendidikan. Tinggi rendahnya
keberhasilan pendidikan dan pengajaran salah satunya dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya profesionalitas guru. Di bagian A bab IV ini, telah disusun 20 item
pertanyaan yang berisi indikator-indikator yang dianggap mewakili variabel
tersebut kepada 46 responden yang dianggap mewakili siswa yang lain dan guru
yang berjumlah 1 orang. Indikator-indikator profesionalitas guru itu
dipertunjukkan dengan: 1. Memiliki kompetensis sebagai tenaga pendidik yang dicirikan
dengan: a. adanya ketersesuaian dari apa yang dia ajarkan dengan latar belakang
pendidikannya, b. memiliki pengalaman sebagai tenaga pengajar di bidangnya, c.
memiliki kepekaan sosial, d. memiliki kemampuan melakukan perbaikan, dan e.
sanggup mengaplikasikan apa yang dia sampaikan dalam praktek keseharian. 2.
Memiliki kelayakan sebagai tenaga pendidik yang dicirikan dengan: a. mampu
menjadi mediator dalam menangani masalah siswa, b. mampu menjadi fasilitator
dalam berbagai keperluan siswa, c. mampu menjadi motivator bagi siswa, d. mampu
konsisten dalam mengaplikasikan profesinya, e. mampu menerangkan materi
pelajarannya kepada siswa, f. tangkas dalam memberikan solusi kepada pertanyaan
siswa dan g. disegani siswa. 3. Memiliki kode etik sebagai guru yang dicirikan
dengan: a. sopan santun, b. bersahaja, c. terbiasa mengucapkan salam, d. tidak
terbiasa makan di tempat sembarangan, e. tidak merokok sambil mengajar, f.
tidak ngemil waktu mengajar dan g. tidak membuat keonaran baik di lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah. 4. Diakui masyarakat yang dicirikan dengan a.
adanya apresiasi masyarakat terhadap dirinya dan b. mampu memberi nilai tambah
terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat.
Setiap
item pertanyaan terdiri dari lima option jawaban (a, b, c, d dan e) dengan
nilai 1 dan 0. Di bagian ini penulis gambarkan tentang hasil analisis
validitas, reliabilitas test, indek keseluruhan butir soal dan daya pembeda
hasil jawaban terhadap profesionalitas guru (Variabel bebas).
Alternatif
jawaban berkisar sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan rendah sekali.
Perhitungan rata-rata jawaban responden menggunakan skala Likert, yaitu:
1).
4,1-5,00���������� =
Baik
2).
3,1-4,0 ����������� = Cukup
3).
2,1-3,0 ����������� =
Kurang
4).
1,0-2,0 ����������� =
Jelek
Keseluruhan
hasil angket pada variabel profesionalitas guru di SMK Muhammadiyah Kandanghaur
Kabupaten Indramayu dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 1.
Penggunaan Metode Tanya Jawab oleh Guru PAI
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
1 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
18 10 8 5 5 |
39,1 21,7 17,4 10,9 10,9 |
90 40 24 10 �5 |
3,7 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
169 |
|
Dari tabel di
atas, diketahui bahwa jumlah skor rata-rata sebesar 3,7. Dengan melihat skor di
atas, maka dapat disimpulkan penggunaan metode tanya jawab oleh Guru PAI di SMK
Muhammadiyah menurut pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada
pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang
diperoleh adalah 169 : 230 X 100 % = 73,48 % yang berarti berada pada kategori
cukup.
Tabel 2.
Penggunaan Metode Diskusi oleh Guru PAI
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
2 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
18 14 �6 �4 �4 |
39,1 30,4 13,0 8,7 8,7 |
90 56 18 8 4 |
3,8 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
176 |
|
Dari tabel di
atas, diketahui pengalaman mengajar guru memperoleh skor rata-rata sebesar 3,8.
Hal ini menunjukkan bahwa Penggunaan Metode Diskusi oleh Guru PAI dalam
pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0.
Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 176 :
230 X 100 % = 71,1% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 3.
Mengenai Metode Penugasan �yang Dilakukan
Guru PAI
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
3 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
10 18 �9 �7 �2 |
21,7 39,1 19,6 15,2 �4,3 |
50 72 27 14 2 |
3,8 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
165 |
|
Dari tabel di
atas, diketahui pengalaman mengajar guru memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,8. Hal ini menunjukkan Metode penugasan
oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada pada kategori cukup, karena berada
pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang
diperoleh adalah 165 : 230 X 100 % = 71,1% yang berarti berada pada kategori
cukup.
Tabel 4.
Penggunaan Metode Demonstrasi yang Dilakukan Guru PAI
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
4 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
17 17 6 6 0 |
37,0 37,0 13,0 13,0 0 |
85 68 18 12 0 |
4,0 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
183 |
|
Tabel� di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata yang
diperoleh sebesar� 4,0.� Hal ini menunjukkan Penggunan Metode
demonstrasi yang dilakukan oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada pada
kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara
skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 183 : 230 X 100 % = 79,6% yang
berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 5.
Motivasi Belajar yang Diberikan oleh Guru PAI
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
5 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
17 10 10 7 2 |
37,0 21,7 21,7 15,2 4,3 |
85 40 30 14 2 |
3,7 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
171 |
|
Dari tabel di
atas, diketahui bahwa Motivasi Belajar yang diberikan oleh Guru PAI memperoleh
skor rata-rata sebesar� 3,7. Hal ini
Motivasi Belajar yang diberikan oleh Guru PAI, dalam pengamatan siswa berada
pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan
antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 171: 230 X 100 % = 71,1%
yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 6.
Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah ke Rumah Siswa
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
6 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
14 12 7 7 6 |
30,4 26,1 15,2 15,2 13,0 |
70 48 21 14 �6 |
3,5 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
160 |
|
Berdasarakan
tabel di atas� diketahui Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah
ke Rumah Siswa
memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. Hal ini menunjukkan Kunjungan yang Dilakukan Pihak Sekolah
ke Rumah Siswa, dalam
pengamatan siswa cukup efektif dilakukan berada pada kategori cukup, karena
berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan
skor yang diperoleh adalah 160 : 230 X 100 % = 69,6% yang berarti berada pada
kategori cukup.
Tabel 7.
Penerapan Sopan Santun dalam Proses Pembelajaran
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
7 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
17 12 8 7 2 |
37,0 26,1 17,4 15,2 � 4,3 |
85 48 24 14 2 |
4,0 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
183 |
|
Tabel di atas
menunjukkan bahwa Perhatian
Guru kepada Siswa ketika Menerangkan Pelajaran memperoleh skor rata-rata sebesar 4,0.
Hal ini menunjukkan penerapan sopan santun dalam proses pembelajaran, berada
pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan
antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 183 : 230 X 100 % =
79,6% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 8.
Sikap Guru Mengingatkan Materi yang Lalu
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
8 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
12 12 10 7 6 |
26,1 26,1 21,7 15,2 13,0 |
60 48 30 14 6 |
3,4 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
158 |
|
Berdasarakan
tabel di atas diketahui bahwa perilaku bersaahaja guru dalam kehidupan
sehari-hari memperoleh skor rata-rata sebesar 3,4. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku
bersaahaja guru dalam proses kehidupan sehari-har, dalam pengamatan siswa
berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila
dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 158 : 230 X
100 % = 68,7% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 9.
Tentang Menulis Kesimpulan yang Diberikan Guru
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
9 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
12 12 9 7 6 |
26,1 26,1 19,6 15,2 13,0 |
60 48 27 14 �6 |
3,4 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
155 |
|
Dari tabel di
atas diketahui bahwa kebiasaan siswa menulis kesimpulan yang diberikan oleh
guru PAI di SMK Muhammadiyah memperoleh skor rata-rata sebesar 3,4. Hal ini
menunjukkan apresiasi menulis kesimpulan materi pelajaran dalam pengamatan
siswa berada pada kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila
dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 155 : 230 X
100 % = 67,4% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 10.
Tentang Perhatian Guru kepada Siswa ketika Menerangkan
Pelajaran
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
10 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
17 10 � 9 �7 �3 |
37,0 21,7 19,0 15,2 6,5 |
85 40 27 14 3 |
3,7 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
169 |
|
Dari tabel di
atas� diketahui bahwa� nilai tambah terhadap masyarakat dari
keberadaan guru Agama di SMK Muhammadiyah memperoleh skor rata-rata
sebesar� 3,7. Hal ini menunjukkan
sumbangsih mereka terhadap masyarakat, dalam pengamatan siswa berada pada
kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara
skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 169: 230 X 100 % = 73,5% yang
berarti berada pada kategori cukup.
Dengan perhitungan
di atas, maka dapat dibuat rekapitulasi hasil angket pada variabel ketaatan
remaja dalam menjalankan ibadah sebagai berikut :
Tabel 11.
Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Upaya Guru PAI (X)
No. Item |
Skor Rata-rata |
Kategori |
1 |
3,7 |
Cukup |
2 |
3,8 |
Cukup |
3 |
3,6 |
Cukup |
4 |
4,0 |
Cukup |
5 |
3,7 |
Cukup |
6 |
3,5 |
Cukup |
7 |
4,0 |
Cukup |
8 |
3,4 |
Cukup |
9 |
3,4 |
Cukup |
10 |
3,7 |
Cukup |
Jumlah |
34,8 |
|
Rata-rata |
3,5 |
Cukup |
Dari hasil nilai
yang diperoleh, dapat dikategorikan bahwa tingkat profesionalitas guru
Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah ��memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. berada
pada kategori cukup karena berada pada interval 3,1-4,0.
Untuk mengetahui
data selengkapnya mengenai jawaban seluruh responden dapat dilihat pada tabel
berikut di bawah ini:
Tabel 12.
Nilai Angket Vaniabel X
Profesionalitas Guru
Nomor Item |
||||||||||||
No. |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
Jml |
Rata-rata |
1 |
5 |
1 |
4 |
2 |
1 |
5 |
3 |
1 |
5 |
5 |
33 |
3,3 |
2 |
4 |
3 |
4 |
5 |
5 |
5 |
3 |
2 |
3 |
2 |
37 |
3,7 |
3 |
3 |
5 |
4 |
4 |
2 |
4 |
5 |
4 |
3 |
4 |
38 |
3,8 |
4 |
4 |
3 |
4 |
4 |
5 |
5 |
3 |
3 |
5 |
2 |
38 |
3,8 |
5 |
5 |
1 |
2 |
2 |
5 |
5 |
5 |
5 |
3 |
4 |
37 |
3,7 |
6 |
2 |
4 |
5 |
5 |
2 |
4 |
3 |
4 |
1 |
5 |
35 |
3,5 |
7 |
5 |
5 |
1 |
4 |
2 |
5 |
4 |
1 |
4 |
5 |
36 |
3,6 |
8 |
5 |
5 |
4 |
� 3 |
5 |
3 |
5 |
3 |
5 |
2 |
40 |
4,0 |
9 |
4 |
3 |
2 |
4 |
3 |
5 |
3 |
1 |
4 |
1 |
30 |
3,0 |
10 |
2 |
4 |
4 |
4 |
3 |
4 |
3 |
1 |
4 |
5 |
34 |
3,4 |
11 |
5 |
1 |
4 |
� 3 |
5 |
3 |
5 |
4 |
3 |
5 |
38 |
3,8 |
12 |
5 |
1 |
5 |
4 |
3 |
3 |
4 |
4 |
5 |
5 |
39 |
3,9 |
13 |
3 |
5 |
4 |
5 |
5 |
4 |
3 |
4 |
5 |
1 |
39 |
3,9 |
14 |
5 |
2 |
2 |
5 |
5 |
2 |
5 |
5 |
3 |
5 |
39 |
3,9 |
15 |
4 |
3 |
4 |
4 |
3 |
3 |
2 |
5 |
4 |
5 |
37 |
3,7 |
16 |
3 |
4 |
4 |
5 |
5 |
4 |
4 |
5 |
5 |
2 |
41 |
4,1 |
17 |
4 |
3 |
2 |
3 |
4 |
4 |
5 |
3 |
1 |
4 |
33 |
3,3 |
18 |
5 |
2 |
4 |
4 |
3 |
4 |
2 |
4 |
4 |
5 |
37 |
3,7 |
19 |
4 |
5 |
2 |
5 |
4 |
4 |
5 |
5 |
3 |
5 |
42 |
4,2 |
20 |
1 |
5 |
1 |
5 |
5 |
5 |
4 |
4 |
3 |
5 |
38 |
3,8 |
21 |
4 |
4 |
2 |
5 |
4 |
4 |
3 |
4 |
5 |
3 |
38 |
3,8 |
22 |
5 |
2 |
4 |
4 |
5 |
4 |
4 |
5 |
3 |
5 |
41 |
4,1 |
23 |
1 |
5 |
2 |
5 |
5 |
4 |
2 |
4 |
2 |
3 |
33 |
3,3 |
24 |
4 |
4 |
3 |
5 |
4 |
3 |
4 |
� 4 |
5 |
2 |
38 |
3,8 |
25 |
1 |
5 |
5 |
4 |
5 |
3 |
1 |
5 |
4 |
3 |
36 |
3,6 |
26 |
4 |
5 |
3 |
5 |
3 |
5 |
2 |
3 |
3 |
5 |
38 |
3,8 |
27 |
5 |
4 |
3 |
2 |
4 |
5 |
5 |
2 |
5 |
1 |
36 |
3,6 |
28 |
5 |
3 |
5 |
5 |
4 |
5 |
5 |
5 |
2 |
4 |
43 |
4,3 |
29 |
5 |
2 |
4 |
4 |
4 |
3 |
5 |
3 |
2 |
2 |
34 |
3,4 |
30 |
2 |
5 |
4 |
2 |
5 |
5 |
2 |
4 |
2 |
5 |
36 |
3,4 |
31 |
1 |
4 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
3 |
5 |
3 |
38 |
3,8 |
32 |
5 |
5 |
4 |
4 |
4 |
5 |
5 |
5 |
2 |
2 |
42 |
4,2 |
33 |
5 |
4 |
3 |
4 |
3 |
2 |
1 |
5 |
4 |
5 |
36 |
3,6 |
34 |
1 |
4 |
5 |
5 |
4 |
2 |
5 |
3 |
5 |
4 |
38 |
3,8 |
35 |
5 |
5 |
3 |
4 |
5 |
1 |
4 |
3 |
2 |
3 |
35 |
3,5 |
36 |
3 |
5 |
5 |
4 |
3 |
1 |
5 |
4 |
5 |
4 |
39 |
3,9 |
37 |
2 |
4 |
4 |
5 |
2 |
5 |
4 |
3 |
1 |
4 |
34 |
������ 3,4 |
38 |
4 |
5 |
3 |
4 |
3 |
5 |
2 |
2 |
4 |
4 |
36 |
3,6 |
39 |
3 |
4 |
4 |
5 |
2 |
1 |
4 |
3 |
1 |
3 |
30 |
3,0 |
40 |
5 |
5 |
5 |
4 |
1 |
2 |
4 |
2 |
4 |
4 |
36 |
3,6 |
41 |
3 |
4 |
4 |
3 |
2 |
2 |
5 |
5 |
2 |
3 |
33 |
3,3 |
42 |
5 |
5 |
3 |
2 |
5 |
2 |
5 |
2 |
4 |
5 |
38 |
������ 3.8 |
43 |
2 |
4 |
5 |
3 |
3 |
5 |
4 |
5 |
1 |
3 |
35 |
�3,5 |
44 |
5 |
5 |
3 |
2 |
5 |
2 |
2 |
2 |
4 |
4 |
34 |
3,4 |
45 |
3 |
4 |
3 |
5 |
2 |
1 |
5 |
5 |
1 |
3 |
32 |
3,2 |
46 |
3 |
5 |
5 |
3 |
5 |
1 |
5 |
2 |
4 |
5 |
37 |
3,7 |
B.
Perilaku Siswa SMK Muhammadiyah ��Kandanghaur Kabupaten
Indramayu
Prilaku siswa
yang menjadi objek penelitian di sini akan coba dilihat bagaimana hasil
pelaksanaan pembinaan dengan memberikan contoh dan aturan yang telah ditetapkan
oleh sekolah dan guru di kelas. Pertanyaan ini terdiri dari sepuluh item
pertanyaan yang berisi indikator-indikator yang dianggap mewakili variabel
tersebut kepada 46. Indikator prilaku siswa ini merupakan hasil modifikasi
terhadap konsep manusia berakhlak sebagaimana dimaksudkan oleh Ibnu Miskaweh
yang menyebut tiga arah berakhlak, yaitu berakhlak terhadap Tuhan (Beribadah),
berakhlak terhadap sesama manusia (akhlak sosial) dan berakhlak terhadap
lingkungan. Konsep ini dilanjutkan juga dengan konsep Rachmat Djatnika dan
Hamzah Ya�kub sebagaimana dimaksudkan dalam bab II halaman 68-72. Modifikasi
terhadap akhlak siswa diindikasikan dengan: 1. Siswa memiliki identitas Muslim
yang dicirikan dengan: a. taat dalam melaksanakan shalat baik di rumah maupun
di sekolah, b. terbiasa mengucapkan salam pada saat keluar masuk rumah, sekolah
dan ketika bertemu guru, c. hormat pada guru dan orang tua, 2. Bersikap jujur
dan terbuka yang dicirikan dengan: a. tidak membohongi orang tua untuk
pembayaran-pembayaran di sekolah, b. tepat waktu dan sasaran dari segala tugas
yang diberikan guru, c. Giat mempelajari materi pembelajaran yang dia terima.
3. Bersahaja dan tidak boros yang dicirikan dengan: a. tidak hura-hura di
restoran dan gedung film, b. tidak minta tambahan biaya di luar jadwal pada
orang tuanya, 4. Diakui masyarakat yang dicirikan dengan a. selalu mengikuti
kegiatan keagamaan di lingkungannya, dan b. berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan lainnya. Hasil angket selengkapnya variabel
perilaku siswa dapat digambarkan pada uraian berikut:
Tabel 13.
������������ Ketaatan
Menjalankan Shalat
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
11 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
14 14 10 �5 �3 |
30,4 30.4 21,7 10,9 6,5 |
70 56 30 10 �3 |
3,7 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
169 |
|
Dari tabel di
atas� diketahui bahwa� ketaatan siswa SMK Muhammadiyah ��Kandanghaur
Kabupaten Indramayu dalam menjalankan perintah shalat memperoleh skor rata-rata
sebesar 3,7. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka cukup, karena berada
pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang
diperoleh adalah 169: 230 X 100 % = 73,5% yang berarti berada pada kategori
cukup.
Tabel 14.
Kebiasaan Membaca SalamSikap Jujur Ketika Melakukan
Kesalahan
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
12 |
a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
12 16 10 �5 3 |
26,1 34,8 21,7 10,9 6,5 |
60 64 30 10 �3 |
3,6 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
167 |
|
Tingkat ketaatan
siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam menjalankan
perintah menyebarkan salam memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,6. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan
mereka cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara
skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 167: 230 X 100 % = 72,6% yang
berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 15.
Hormat kepada Guru dan Orang Tua
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
13 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
13 12 10 �8 �3 |
28,3 26,1 21,7 17,4 �6,5 |
65 48 30 16 �3 |
3,3 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
152 |
|
Rasa hormat
siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu terhadap guru dan orang
tuanya memperoleh skor rata-rata sebesar�
3,3. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan mereka cukup, karena berada
pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang
diperoleh adalah 153: 230 X 100 % = 66,1% yang berarti berada pada kategori
cukup.
Tabel 16.
Jujur dalam Meminta Biaya Sekolah
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
14 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
10 16 10 �6 �4 |
21,7 34,8 21,7 13,0 �8,7 |
50 64 30 12 4 |
3,5 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
160 |
|
Kejujuran siswa
SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam meminta biaya sekolah
kepada orang tuanya, memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,5. Hal ini menunjukkan tingkat ketaatan
mereka kepada orang tua berkategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0.
Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 160:
230 X 100 % = 69,6% yang berarti� berada
pada kategori cukup.
Tabel 17.
Tepat Waktu dan Sasaran dalam Belajar
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
15 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
10 12 13 5 6 |
21,7 26,1 28.3 13,0 10,9 |
50 48 39 10 6 |
3,3 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
153 |
|
Kesungguhan
siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam menggunakan fasilitas
belajar agar tepat waktu dan sasaran memperoleh skor rata-rata sebesar 3,3. Hal
ini menunjukkan tingkat efektifitas belajar mereka berkategori cukup, karena
berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan
skor yang diperoleh adalah 153 : 230 X 100 % = 66,5% yang berarti berada pada
kategori cukup
Tabel 18.
Giat Mempelajari Materi Pelajaran
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
16 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
10 10 10 �8 �8 |
21,7 21,7 21,7 17.4 17,4 |
50 40 30 16 8 |
3,1 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
144 |
|
Kegigihan siswa
SMK Muhammadiyah ��dalam belajar, memperoleh skor rata-rata
sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
berkategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan
antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 144: 230 X 100 % = 62,6%
yang berarti berada pada kategori cukup
Tabel 19
Tidak Suka Hura-Hura Bersama Teman
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
17 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
12 12 8 9 5 |
26,1 16,1 17,4 19,6 10,9 |
60 48 24 18 5 |
3,5 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
155 |
|
Untuk
menghindari tradisi hura-hura di kalangan remaja, siswa SMK Muhammadiyah ��memperoleh skor rata-rata sebesar 3,5. Hal ini
menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila
dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 155 : 230 X
100 % = 67,9% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 20.
Tidak Minta Tambahan Biaya yang Kurang Penting
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
18 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
10 10 10 8 8 |
21,7 21,7 21,7 17,4 17,4 |
50 40 30 16 8 |
3,1 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
144 |
|
Kejujuran siswa
SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam meminta biaya tambahan
untuk biaya yang kurang penting, memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,1. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena
berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan
skor yang diperoleh adalah 144: 230 X 100 % = 62,6% yang berarti berada pada
kategori cukup.
Tabel 21.
Ikut Aktif pada Kegiatan Keagamaan di Masyarakat
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
19 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
9 10 10 10 7 |
19,6 21,7 21,7 21,7 15,2 |
45 40 30 20 7 |
3,1 |
Jumlah |
|
70 |
100 |
142 |
|
Tingkat
partisipasi siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam
kegiatan keagamaan di masyarakat memperoleh skor rata-rata sebesar 3,1. Hal ini
menunjukkan kategori cukup, karena berada pada interval 3,1-4,0. Bila
dibandingkan antara skor maksimal dengan skor yang diperoleh adalah 142: 230 X
100 % = 61,7% yang berarti berada pada kategori cukup.
Tabel 22.
Aktifitas Siswa pada Kegiatan Sosial
No. |
Alternatif Jawaban |
Skor |
F |
Prosentase
(%) |
Skor x F |
Skor Rata-rata |
20 |
a.
Sangat setuju b.
Setuju c.
Kurang setuju d.
Tidak setuju e.
Sangat tidak setuju |
5 4 3 2 1 |
9 10 10 10 7 |
19,6 21,7 21,7 21,7 15,2 |
45 40 30 20 7 |
3,1 |
Jumlah |
|
46 |
100 |
142 |
|
Adapun tingkat
partisipasi siswa SMK Muhammadiyah Kandanghaur Kabupaten Indramayu dalam
kegiatan sosial memperoleh skor rata-rata sebesar� 3,1. Hal ini menunjukkan kategori cukup, karena
berada pada interval 3,1-4,0. Bila dibandingkan antara skor maksimal dengan
skor yang diperoleh adalah 142: 230 X 100 % = 61,7% yang berarti berada pada
kategori cukup.
Berdasarkan data
di atas, maka dapat disusun rekapitulasi hasil angklet pada varabel Y (perilaku
siswa sehari-hari) sebagai berikut :
Tabel 23.
Rekapitulasi Hasil Angket Tentang Perlaku Siswa (Y)
No. Item |
Skor Rata-rata |
Kategori |
1. |
3,7 |
Cukup |
2. |
3,6 |
Cukup |
3. |
3,3 |
Cukup |
4. |
3,5 |
Cukup |
5. |
3,3 |
Cukup |
6. |
3,1 |
Cukup |
7. |
3,4 |
Cukup |
8. |
3 |
Cukup |
9. |
3 |
Cukup |
10. |
3 |
Cukup |
Jumlah |
33,2 |
|
Rata-rata |
3,3 |
Cukup |
Berdasarkan
rekapitulasi di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa pembinaan akhlak
siswa mencapai hasil yang cukup bila diukur dari perilaku siswa sehari-hari
yang mencapai nilai rata-rata 3,3 (berada pada interval 3,1-4,0.
C.
Hubungan Antara Peranan Guru PAI dalam Prestasi Belajar dengan
Perilaku Siswa
Setelah
diketahui variabel (X) yaitu peran
guru PAI dalam prestasi
belajar siswa dan variabel (Y) yaitu pembinaan akhlak siswa yang diwujudkan
pada perilaku sehari-hari, maka untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi
antara variabel X dan variabel Y, maka penulis menggunakan rumus Korelasi Product
Moment dengan langkah sebagai berikut :
Tabel 24.
Tabel Pembantu untuk Mencari Korelasi
No |
X |
Y |
DEVIASI |
X2 |
Y2 |
XY |
|
X |
Y |
||||||
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
1 |
3,3 |
3,4 |
-0,4 |
0 |
0,16 |
0 |
0 |
2 |
3,7 |
3,0 |
0 |
-0,4 |
0 |
0,16 |
0 |
3 |
3,8 |
3,3 |
0,1 |
-0,1 |
0,01 |
0,01 |
-0,01 |
4 |
3,8 |
2,9 |
0.1 |
-0,5 |
0,01 |
0,25 |
-0,05 |
5 |
3,7 |
3,1 |
0 |
-0,3 |
0 |
0,09 |
0 |
6 |
3,5 |
3,3 |
-0,2 |
-0,1 |
0,04 |
0,01 |
0,02 |
7 |
3,6 |
3,6 |
-0,1 |
0,2 |
0,01 |
0,04 |
-0,02 |
8 |
4,0 |
3,9 |
0,3 |
0,5 |
0,09 |
0,25 |
0,15 |
9 |
3,0 |
2,6 |
-0,7 |
-0,8 |
0,49 |
0,64 |
0,56 |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
10 |
3,4 |
3,0 |
-0,3 |
-0,4 |
0,09 |
0,16 |
0,12 |
11 |
3,8 |
3,1 |
0,1 |
-0.3 |
0,01 |
0,09 |
-0,03 |
12 |
3,9 |
3,2 |
0,2 |
-0,2 |
0,04 |
0,02 |
-0,04 |
13 |
3,9 |
3,4 |
0,2 |
0 |
0,04 |
0 |
0 |
14 |
3,9 |
3,0 |
0,2 |
-0,4 |
0,04 |
0,16 |
-0,08 |
15 |
3,7 |
3,2 |
0 |
-0,2 |
0 |
0,04 |
0 |
16 |
4,1 |
3,6 |
0,4 |
0,2 |
0,16 |
0,04 |
0,08 |
17 |
3,3 |
3,6 |
-0,3 |
0,2 |
0,09 |
0,04 |
-0,06 |
18 |
3,7 |
3,2 |
������� 0 |
-0,2 |
0 |
0,04 |
0 |
19 |
4,2 |
3,7 |
0,5 |
0,3 |
0,25 |
0,09 |
0,15 |
20 |
3,8 |
3,5 |
0,1 |
0,1 |
0,01 |
0,01 |
0,01 |
21 |
3,8 |
3,7 |
0,1 |
0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,03 |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
22 |
4,1 |
3,1 |
0,4 |
-0,4 |
0,16 |
0,16 |
-0,16 |
23 |
3,3 |
3,6 |
-0,4 |
0,2 |
0,16 |
0,04 |
-0,08 |
24 |
3,8 |
3,4 |
0,1 |
0 |
0,01 |
0 |
0 |
25 |
3,6 |
4,0 |
-0,1 |
0,6 |
0,01 |
0,36 |
-0,06 |
26 |
3,8 |
3,3 |
0,1 |
-0,1 |
0,01 |
0,01 |
-0,01 |
27 |
3,6 |
3,5 |
-0,1 |
0,1 |
0,01 |
0,01 |
-0,01 |
28 |
4,3 |
3,5 |
0,6 |
0,1 |
0,36 |
0,01 |
0,06 |
29 |
3,4 |
3,7 |
-0,3 |
0,3 |
0,09 |
0,09 |
-0,09 |
30 |
3,4 |
3,1 |
-0,3 |
-0,3 |
0,09 |
0,09 |
0,09 |
31 |
3,8 |
3,3 |
0,1 |
-0,1 |
0,01 |
0,01 |
-0,01 |
32 |
4,2 |
3,9 |
0,5 |
0,5 |
0,25 |
0,25 |
0,15 |
33 |
3,6 |
3,4 |
-0,1 |
0 |
0,01 |
0 |
0 |
34 |
3,8 |
3,7 |
0,1 |
0,3 |
0,01 |
0,09 |
0,03 |
35 |
3,5 |
3,0 |
-0,2 |
-0,4 |
�� 0,04 |
�� 0,16�
|
�� 0,08 |
36 |
3,9 |
3,9 |
0,2 |
0,5 |
0,04 |
�0,25 |
0,10 |
37 |
���� 3,4 |
3,4 |
-0,3 |
0 |
0,09 |
0 |
0 |
38 |
3,6 |
3,7 |
-0,1 |
0,3 |
0,01 |
0.09 |
-0,03 |
39 |
3,0 |
2,8 |
-0,7 |
-0.6 |
0,49 |
0,36 |
0,42 |
40 |
3,6 |
3,7 |
-0,1 |
0,3 |
0,01 |
0,09 |
-0,03 |
41 |
3,3 |
3,5 |
-0,4 |
0,1 |
0,16 |
0,01 |
-0,04 |
42 |
�� 3,8 |
3,6 |
0,1 |
0,2 |
0,01 |
0,04 |
0,02 |
43 |
�3,5 |
3,3 |
-0,2 |
-0,1 |
0,04 |
0,01 |
0,02 |
44 |
3,4 |
3,6 |
-0,3 |
0,2 |
0,09 |
0,04 |
-0,06 |
45 |
3,2 |
3,1 |
-0,5 |
-0,3 |
0,25 |
0,09 |
0,15 |
46 |
3,7 |
3,7 |
0 |
0,3 |
0 |
0,09 |
0 |
Jumlah |
168,5 |
156,7 |
0 |
0 |
3,96 |
4,58 |
1,32 |
Berdasarkan tabel di atas, maka
dapat diketahui nilainya, yaitu:
��������������������������������� N���� = 46
���������������������
X2 ���� =� 3,96��������������������������������� Y2�� =� 4,58
��������������������������������� XY� = 1,32
Setelah
diketahui nilai di atas, maka selanjutnya dimasukan ke dalam rumus koefisien
korelasi product moment, dengan rumus sebagai berikut :
��� Sugiyono, 2007:183).���
rxy���� =������ Koefisien
korelasi
∑xy� =������ Jumlah
skor xy
x2����� =������ Jumlah skor x2����������������
∑Y2 = ����� Jumlah
skor y2 �
������ ���
= 0,311�� ����
Setelah
diperoleh nilai r, lalu dikonsultasikan pada tabel r yaitu menggunakan
interpretasi terhadap koefisien korelasi, sebagaimana yang dikemukakan oleh
Suharsimi Arikunto:
Tabel 25.
Interpretasi Nilai r
a.
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 b. Antara
0,600 sampai dengan 0, 800 c.
Antara 0,400 sampai dengan 0, 600 d. Antara
0,200 sampai dengan 0,400 e.
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 |
Tinggi Cukup Agak
Rendah Rendah Sangat
Rendah (tidak berkorelasi) |
Perolehan nilai
r hitung sebesar 0,311 bila dikonsultasikan pada tabel interpretasi nilai r,
maka menunjukkan korelasi rendah karena berada di antara 0,200-0,400, berarti
terjadi korelasi yang rendah antara variabel Peran Guru PAI dalam Prestasi Belajar Siswa dengan pembinaan
akhlak siswa, Dengan kata lain, tingkat hubungan Peran Guru Pendidikan Agama Islam dengan pembinaan akhlak
siswa memiliki hubungan yang cukup.
Kemudian apabila
dikonsultasikan pada tabel nilai rata-rata product moment dengan N = 70,
diperoleh rtabel sebesar 0,235 (dengan taraf signifikansi 5%) (Sugiyono,
2013). Dengan demikian rhitung
lebih besar dari rtabel, yang berarti hubungan antara keduanya cukup
signifikan. Artinya, bisa dinyatakan bahwa semakin baik Peran Guru Pendidikan Agama Islam, semakin baik
dalam membina akhlak para muridnya.
Kesimpulan
Dan hasil analisis dan
interpretasi data yang telah penulis paparkan pada Bab-bab sebelumnya, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
BIBLIOGRAFI
Arikunto, S. (2010). Prosedur
penelitian. Jakarta: rineka cipta.
Daradjat, Z. (1996). Metodologi pengajaran agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam �.
Departemen Agama, R. I. (2006). Al-Qur�an Tajwid dan Terjemahnya. Bandung:
PT. Syaamil Cipta Media.
Harun, N. (1997). Ushul Fiqh. Logos Wacana Ilmu, Jakarta.
Ilyas, A. (1995). Mendambakan anak saleh: prinsip -prinsip pendidikan
anak dalam Islam. Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=aMUQtwAACAAJ
Qardhawi, Y. (1998). Al-Qur�an berbicara tentang akal dan ilmu
pengetahuan. Jakarta: Gema Insani.
Soemanto, W. (1990). Pendidikan Profesi bagi Pemimpin Pendidikan. Surabaya:
Effest Printing.
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta,
CV.
Wahab, A. (2017). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GAMBAR
KONSTRUKSI BANGUNAN TENTANG GAMBAR DENAH DI KELAS XI BB SMK NEGERI 2 BOGOR
SEMESTER III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(1), 16�28.
Zuhairini, A. G., & Ghofir, A. (n.d.). Slamet As. Yusuf. 1983. Metodik
Khusus Pendidikan.