�Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
������
e-ISSN : 2548-1398
������
Vol.4, No.8 Agustus 2019
PEMBINAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMK
NEGERI 3 MAGELANG DALAM MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING EDMODO
Mila Yustiana
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Magelang
Email: [email protected]
Abstrak
Proses pembelajaran yang terjadi dilingkungan sekolah
harus diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta
didik, khususnya meningkatakan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa
dipengaruhi proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus melibatkan komponen
tujuan, media, bahan, dan metode pembelajaran, alat penilaian, serta kemampuan
guru dalam memamfaatkan teknologi dan informasi untuk memperkaya serta membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik minat belajar siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran
e-learning edmodo menggunakan teknologi dan informasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan sekolah, yaitu melaksanakan pembinaan bagi
sekelompok guru di suatu sekolah, melalui beberapa siklus, mengunakan sistem
spiral refleksi model Kemmis dan Mc Taggart yang dimodifikasi.
Strategi/Metode/Teknik Pembinaan yang digunakan adalah supervisi multi metode.
Pada siklus 1 menggunakan�
Observasi-Refleksi-Rekomendasi, dan Focused Group Discussion, sedangkan
pada siklus 2 menggunakan IHT, metode Delphi, serta
Observasi-Refleksi-Rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah
dilaksanakan supervisi multi metode, kemampuan guru dalam melakukan register ke
edmodo, create group materi pelajaran yang diampu, add� folder pada library, membuat note dan
fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan, sudah menunjukkan adanya
peningkatan, dari siklus I ke Siklus II. Siklus II mengakhiri pembinaan, dengan
indikator keaktifan guru telah diatas 80.00% dan Skor guru minimal 80.00 sudah
diatas 85%, yaitu sebesar 100%.
Kata kunci:
Pembinaan, media pembelajaran,�
e-learning, edmodo
Pendahuluan
Hasil belajar
siswa ditentukan oleh banyak faktor, seperti motivasi dan keaktifan belajar,
fasilitas sekolah atau metode pembelajaran yang digunakan (Suherman, 2017). Hasil belajar siswa akan meningkat jika kompetensi
pedagogik dan profesional guru meningkat. Namun pada kenyataannya dilapangan
guru selalu menggunakan metode pembelajaran biasa atau konvensional yang lebih
terfokus pada guru dan bersifat satu arah. Siswa hanya mendengarkan penjelasan
guru, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang efektif. Selain itu
penggunaan metode ini menyebabkan siswa tidak mampu berpikir lebih tinggi,
karena kurang memperoleh latihan-latihan untuk
meningkatkan kemampuan berinteraksi, (kemampuan sosial), dan kemampuan
bernalar. Kondisi tersebut diperparah dengan adanya data, masih banyak guru
yang belum menguasai teknologi informasi. Padahal pada saat ini teknologi
informasi sangat pesat. Informasi akan dengan mudahnya diperoleh dari media
internet termasuk informasi materi pembelajaran, model dan metode pembelajaran.
Jadi bisa dibanyangkan jika guru tidak menguasai teknologi dan informasi
maka guru tersebut, akan sangat ketinggalan informasi global yang sangat
berharga untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalnya sebagai
pendidik.
Masalah tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut, harus segera dicari
jalan keluarnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan guru dalam teknologi dan informasi, diantaranya meningkatkan
kemampuan guru tersebut dalam menggunakan informasi dan tekonologi dalam proses
pembelajaran yang akan dilakukannya. Hal inilah yang mendorong peneliti
telah melaksanakan penelitian tindakan sekolah dalam upaya meningkatkan
kemampuan guru SMK Negeri 3 Magelang dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo
Metodologi
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah yaitu melaksanakan
pembinaan bagi sekelompok guru, khususnya yang mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia di suatu sekolah, melalui beberapa siklus, mengunakan sistem spiral refleksi model Kemmis dan Mc
Taggart yang dimodifikasi (Sukidin, 2002), dengan tahapan mulai dari merencanakan pembinaan setiap siklus, pelaksanan pembinaan
setiap siklus, observasi pelaksanaan dan refleksi setiap siklus, yang dilakukan
dari siklus I sampai siklus II dan seterusnya sampai diperoleh rekomendasi
kemampuan guru pada siklus terakhir tuntas. Indikator� ketuntasan apabila telah mencapai 85 % subjek penelitian daya serapnya� ≥ 70 % (Sudjana, 2001).
Strategi, metode kerja, dan teknik
pembinaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focused Group Discussion
serta Observasi-Refleksi-Rekomendasi. Strategi/Metode Kerja/Teknik Pembinaan yang digunakan pada siklus 1
adalah Observasi-Refleksi-Rekomendasi, Focused Group Discussion, sedangkan pada
siklus 2 adalah IHT, metode Delphi, Observasi-Refleksi-Rekomendasi.
Secara garus besar, prosedur siklus dilakukan melalui
kegiatan perencanaan (plan), siklus (act), observasi (observe) dan refleksi
(reflect).
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru di SMK Negeri 3
Magelang, Jumlah guru yang diteliti sebanyak�
15 orang. Penelitian dilaksanakan dari�
tanggal� 1 September-8 Oktober
2016.
Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka dalam penelitian ini digunakan
instrumen sebagai berikut :
1) Rencana
pelaksanaan pembinaan
2) Pedoman
observasi aktivitas guru
3) Daftar
chek aktivitas guru
4) Instrumen
evaluasi guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo
5) Format
observasi pembinaan
6) Format
diskusi balikan
7) Daftar hadir guru
Data yang telah
diperoleh pada setiap tahapan siklus diolah dan dinalisis melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1)
Kategori Data
Kategori Data dalam penelitian ini
adalah: tingkat penguasaan dan keterampilan guru dalam menggunakan informasi
dan tekonologi (internet) dalam melaksanakan pembelajaran.
2)
Interpretasi Data
Indikator� keberhasilan penelitian siklus ini adalah
ketuntasan pembinaan dan daya serap guru. Pembinaan telah tuntas bila telah
tercapai 85 % guru mencapai daya serap ≥ 70 % (Depdikbud, 1994). Untuk menghitung
persentase diatas dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
�������������� DSK = (∑guru yang
memperoleh tingkat penguasaan ≥ 70%) X 100 %
�������������������������������������������������� � Jumlah guru��������������
3)
Validitas data
Agar data yang diperoleh sahih dan
andal, maka dilakukan teknik triangulasi, yaitu dengan melakukan beberapa
siklus antara lain:
� Melakukan
pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk kelengkapannya.
�
Melakukan
pengolahan dan analisis ulang dari data yang terkumpul.
� Membuat
perangkat test
� Pembuatan
lembar observasi untuk guru dan instrumen lainnya.
4)
Pelaksanaan Siklus
� Menerapkan
pembinaan
�
Mengobservasi
aktifitas guru dan peneliti selama pembinaan belangsung
�
Melaksanakan
refleksi terhadap guru dan peneliti selama pembinaan
�
Bersama
observer (rekan kepala sekolah) memberikan rekomendasi dari hasil pembinaan
setiap siklus
5)
Evaluasi
� Observasi
keaktifan guru dan peneliti selama pembinaan(Lampiran 5)
� Observasi
pelaksanaan pembinaan (lampiran 6)
�
Diskusi
balikan antara guru dengan peneliti, observer dan kepala sekolah setiap
menyelesaikan proses pembinaan (Lampiran 7)
6)
Analisis dan Refleksi
Langkah-langkah dalam refleksi
siklus terdiri atas :
�
Mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan yang sudah dan belum terpecahkan serta yang muncul
selama siklus berlangsung.
�
Menganalisis
dan merinci pembinaan� yang telah
dilakukan dan efektifitas pembinaan berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi
peneliti dan guru.
�
Menentukan
siklus selanjutnya berdarkan hasil analisis refleksi yang dilakukan secara
kolaborasi atara guru, peneliti, observer serta kepala sekolah
Hasil dan
Pembahasan
Deskripsi
Hasil Penelitian Siklus 1
1) Persiapan
Penelitian Siklus 1
Persiapan
penelitian tindakan sekolah yang dilakukan pada siklus I adalah menyusun
rencana pembinaan siklus I (Lampiran 1), pedoman
observasi aktivitas guru (Lampiran 3), daftar chek aktivitas guru (Lampiran 4),
Instrumen evaluasi guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo (Lampiran 5), format observasi guru dan peneliti
(Lampiran 6), format diskusi balikan (Lampiran 7), dan daftar hadir guru (Lampiran 8). Proses pembinaan pada
siklus I, diikuti oleh 15 guru. Fokus pembinaan pada siklus I adalah bimbingan/arahan serta menentukan guru
yang sudah/belum terampil membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo.
2)
Pelaksanaan Siklus 1
Pembinaan pada siklus I, dimulai
dengan memberikan penjelasan tentang kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan
yaitu, mengukur kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo. Selanjutnya
menanyakan informasi perkembangan terakhir
sekolah, melakukan tanya jawab mengenai teknologi informasi (internet) edmodo,
serta peranannya dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, pada saat guru
melaksanakan pembelajaran. Kemudian peneliti menanyakan guru yang belum dan
telah terampil membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo, serta menyepakati agenda/skenario pertemuan� inti untuk mengukur dan menentukan guru yang
benar-benar terampil membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo. Guru ditugaskan untuk memasuki
ruang komputer, setiap guru mengoperasikan satu komputer kemudian ditugaskan
untuk membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo.
Selama kegiatan berlangsung
peneliti mendatangi setiap guru dan mengukur kemampuannya dalam membuat media
pembelajaran E-Learning Edmodo.
Selanjutnya peneliti menugaskan kepada
guru untuk melakukan Focused Group
Discussion untuk merumuskan fakto-faktor yang menyebabkan belum terampilnya
membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo, serta menentukan refleksi dan solusinya.
Menjelang akhir pembinaan, peneliti
mengundang pengawas sekolah, observer (rekan kepala sekolah) dan guru untuk
membahas hasil pembinaan siklus I, dan menentukan rekomendasi tindakan pada
siklus II. Selanjutnya peneliti menginformasikan hasil diskusi balikan kepada
guru, yaitu akan dilaksanakannya IHT pada siklus
II, supaya guru terampil membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo dalam pembelajaran. Aktivitas
guru selama proses pembinaan dapat dilihat pada Tabel 1, begitu pula pengukuran
kemampuan guru terlihat pada Tabel 2.�
3)
Aktivitas guru pada�
Siklus 1
����� Aktivitas guru pada siklus I, dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah��� ini :
Tabel� 1. �
Keaktifan Guru Pada Siklus 1
No |
Kriteria yang diamati |
Jumlah Guru |
% |
1 |
Terampil
melakukan register ke edmodo |
10 |
66.67 |
2 |
Terampil melakukan create group materi pelajaran yang
diampu |
9 |
60.00 |
3 |
Terampil melakukan add folder pada library |
8 |
53.33 |
4 |
Terampil membuat note |
9 |
60.00 |
5 |
Terampil membuat fitur-fitur
pembelajaran yang akan digunakan |
10 |
66.67 |
Berdasarkan data pada Tabel 1 diatas,
menunjukkan bahwa guru yang melakukan melakukan register ke edmodo dengan baik
berjumlah����������������� 10 orang
(66.67%), terampil melakukan create group
materi pelajaran yang diampu sebanyak 9 orang�
(60.00%), Terampil melakukan add
folder pada library sebanyak 8
orang (53.33%), terampil membuat note sebanyak�
9 orang (60.00%) dan terampil membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan
digunakan sebanyak� 10 orang (66.67%).
Data pada Tabel 1 diatas menggambarkan
bahwa kemampuan guru relatif perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena guru
belum terbiasa membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo.
4)
Evaluasi Kemampuan Guru pada Siklus I
Hasil evaluasi kemampuan guru pada siklus I� dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini
:��������������������
Tabel� 2.��
Skor� Kemampuan Guru pada Siklus 1
No |
Skor |
Jumlah
Guru |
% |
1 |
> 40 � 50 |
3 |
20.00 |
2 |
> 50 � 60 |
4 |
26.67 |
3 |
> 60 � 70 |
3 |
20.00 |
4 |
> 70 - 80 |
5 |
33.33 |
|
Jumlah |
15 |
|
Data pada Tabel 2 di atas, menunjukkan
bahwa guru yang memperoleh nilai lebih dari 40-50� berjumlah 3 orang (20.00%), guru yang
memperoleh nilai lebih dari 50-60�
berjumlah 4 orang (26.67%), guru yang memperoleh nilai lebih dari
60-70� berjumlah 3 orang (20.00%), dan
guru yang memperoleh nilai lebih dari 70-80�
berjumlah 5 orang (33.33%). Tidak ada guru yang nilainya diatas 80.
5) Refleksi dan Revisi Hasil
Penelitian Siklus 1
Hasil
observasi pelaksanaan proses pembinaan pada siklus I, menunjukkan adanya
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya�
yaitu, guru sangat antusias untuk meningkatkan kemampuannya dalam
membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo.
Kekurangan yang
ada pada pelaksanaan siklus 1 diantaranya :
�
Dalam memulai kegiatan
pembinaan peneliti kurang memberikan motivasi dan apresiasi, kemudian suara
peneliti kurang keras
�
Jumlah
tutor yang membantu peneliti untuk mengukur terampil atau belumnya guru dalam
membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo sangat sedikit baru 1 orang (guru KKPI) padahal jumlah guru yang akan
diukur, dibimbing dan diarahkan relatif banyak (15 orang)
Berdasarkan
kekurangan yang ada pada pelaksanaan siklus 1, maka pelaksanaan�� pembinaan pada� siklus���
II,�� perlu���� memperhatikan perbaikan-perbaikan seperti
di bawah ini :
�
Dalam memulai kegiatan
pembinaan peneliti harus memberikan motivasi dan apresiasi, kemudian suara
peneliti harus jelas dan keras
�
Jumlah
tutor yang membantu peneliti untuk mengukur terampil atau belumnya guru dalam
membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo perlu ditambah, dengan melibatkan guru-guru yang sudah terampil membuat
media pembelajaran E-Learning Edmodo,
di luar�� 15 orang guru yang sedang
diberi pembinaan, yaitu 1 tutor, membimbing 2 guru yang belum terampil.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
1)
Persiapan Penelitian Siklus II
Persiapan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan pada
siklus II, sama seperti siklus II yaitu menyusun rencana pembinaan siklus II (Lampiran 2), pedoman observasi
aktivitas guru (Lampiran 3), daftar chek aktivitas guru (Lampiran 4), Instrumen
evaluasi guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo (Lampiran 5), format observasi guru dan peneliti
(Lampiran 6), format diskusi balikan (Lampiran 7), dan daftar hadir guru (Lampiran 8). Siklus II diikuti oleh seluruh guru berjumlah 15 orang. Tujuan pembinaan pada siklus II
adalah bimbingan/arahan,
dengan melaksanakan IHT serta pelatihan supaya guru terampil membuat media
pembelajaran E-Learning Edmodo
2)
Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Proses pembinaan diawali dengan menanyakan informasi perkembangan terakhir
sekolah, serta menyepakati agenda/skenario pertemuan siklus II untuk
melaksanakan IHT peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo. Selanjutnya kepala
sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan IHT, kemudian peneliti melakukan
refleksi/reviu/evaluasi hasil siklus I, serta mendiskusikan dengan guru tentang
skenario kegiatan IHT. Peneliti menugaskan kepada guru untuk memasuki ruang
komputer, setiap guru mengoperasikan 1 komputer, kemudian peneliti menunjuk
satu orang guru yang sudah terampil memandu seluruh guru yang belum terampil,
untuk menjelaskan langkah-langkah membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo. Setiap guru yang
belum terampil membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo dipandu 1 orang guru yang sudah terampil membuat media pembelajaran E-Learning Edmodo untuk berlatih membuat
media pembelajaran E-Learning Edmodo.
Peneliti menentukan refleksi dan mengevaluasi tingkat kemajuan guru dalam
membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo, kemudian bersama observer (rekan kepala sekolah) dan kepala sekolah
menentukan rekomendasi serta menyepakati agenda berikutnya, untuk melihat
tindak lanjut dari program.
Satu jam sebelum kegiatan IHT ditutup
peneliti melakukan refleksi dari kegiatan IHT, melaksanakan penguatan dan
pemberian motivasi kepada guru untuk memanfaatkan fasilitas ruang komputer di
sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilannya membuat media
pembelajaran E-Learning Edmodo
3)
Aktivitas Guru pada Siklus II
Proses pembinaan pada siklus II telah memperlihatkan
adanya peningkatan aktivitas guru dibanding pada siklus I, mulai dari melakukan
register ke edmodo, melakukan create
group materi pelajaran yang diampu, melakukan add folder pada library
dan membuat note serta membuat fitur-fitur pembelajaran
yang akan digunakan. Aktifitas
guru selama pembinaan pada siklus II dapat dilihat dari Tabel 3 dibawah ini
Tabel� 3.
Aktivitas guru pada
Siklus II
No |
Kriteria yang diamati |
Jumlah Guru |
% |
1 |
Terampil
melakukan register ke edmodo |
14 |
93.33 |
2 |
Terampil melakukan create group materi pelajaran yang
diampu |
12 |
80.00 |
3 |
Terampil melakukan add folder pada library |
11 |
73.33 |
4 |
Terampil membuat note |
12 |
80.00 |
5 |
Terampil membuat fitur-fitur
pembelajaran yang akan digunakan |
13 |
86.67 |
Data pada Tabel 3 diatas tergambar bahwa
guru yang melakukan melakukan register ke edmodo dengan baik berjumlah 14 orang
(93.33%), terampil melakukan create group
materi pelajaran yang diampu sebanyak 12 orang�
(80.00%), Terampil melakukan add
folder pada library� sebanyak 11 orang (73.33%), terampil
membuat note� sebanyak 12 orang (80.00%)
dan terampil membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan sebanyak� 13 orang (86.67%).
Data pada Tabel 3 diatas menggambarkan
bahwa kemampuan guru relatif sudah menunjukkan peningkatan dibanding pada
siklus I, yaitu skor aktivitas sudah diatas 70.00%.
4) Evaluasi
Kemampuan guru pada Siklus
II
Proses
pembinaan pada siklus II menunjukkan peningkatan dibanding siklus I, yaitu
nilai guru sudah diatas 70.00.
Tabel� 4.�
Skor� Kemampuan Guru pada Siklus II
No |
Skor |
Jumlah Guru |
% |
1 |
>50 - 60 |
2 |
13.33 |
2 |
>60 - 70 |
5 |
33.33 |
3 |
>70 � 80 |
3 |
20.00 |
4 |
>80 - 90 |
5 |
33.33 |
|
Jumlah |
15 |
|
Tabel 4 diatas memperlihatkan adanya
peningkatan dibanding siklus I. guru yang memperoleh nilai lebih dari 50 - 60
berjumlah 2 orang� (13.33%), guru yang
memperoleh nilai lebih dari 60 - 70 berjumlah 5 orang� (33.33%), guru yang memperoleh skor lebih
dari 70 - 80� berjumlah� 3 orang (20.00%), dan guru yang memperoleh
skor lebih dari 80 - 90� berjumlah� 5 orang (33.33%). Berdasarkan peroleh nilai
guru pada Tabel 4, kemudian bila dibandingkan dengan� batasan dari (Depdikbud RI, 1994), bahwa
ketuntasan tercapai bila telah tercapai 85 % dengan daya serap ≥ 70 %.
Dengan demikian siklus II mengakhiri pembinaan, dengan indikator aktivitas guru
telah diatas 70.00% dan skor nilai guru minimal sudah 70.00 sudah diatas 85%.
Hasil
dan
Pembahasan
1)
Persiapan
dan Pelaksaan Pembinaan dari Siklus I-II
Hasil observasi terhadap
pelaksanaan pembinaan menunjukkan bahwa kemampuan guru pada siklus II lebih
baik dan tinggi dibanding siklus I, dengan demikian kegiatan pembinaan pada
siklus II berupa kegiatan IHT telah berhasil dengan baik meningkatkan kemampuan
guru dalam membuat media pembelajaran E-Learning
Edmodo.
2)
Perubahan
Aktivitas Guru dari Siklus 1-Siklus II����������������������������������������
Berdasarkan
hasil observasi aktivitas guru selama penelitian dari siklus I sampai siklus
II, dapat dilihat pada Tabel� 5 dibawah
ini.
Tabel� 5.�
Aktivitas Guru
Selama Pembinaan dari Siklus I � siklus II
Jumlah Guru & Prosentase |
Aktivitas Guru
Selama Pembinaan pada Siklus I - II |
|||||||||
Terampil
melakukan register ke edmodo |
Terampil
melakukan create group materi
pelajaran yang diampu |
Terampil
melakukan add folder pada library |
Terampil
membuat note |
Terampil
membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan |
||||||
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
I |
II |
|
Jumlah Guru |
10 |
14 |
9 |
12 |
8 |
11 |
9 |
12 |
10 |
13 |
Prosentase |
66.67 |
93.33 |
60.00 |
80.00 |
53.33 |
73.33 |
60.00 |
80.00 |
66.67 |
86.67 |
��������
Data pada Tabel 5 diatas kemampuan guru
dalam melakukan register ke edmodo dengan terampil dari siklus I sampai siklus
II mengalami peningkatan. Pada�� siklus I
guru yang� benar-benar terampil berjumlah
10 orang (66.67%), dan pada siklus II berjumlah 14 orang (93.33%). Dari siklus
I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 4 orang (26.67%).
Kemampuan guru dalam� melakukan create
group materi pelajaran yang diampu dengan terampil dari siklus I sampai
siklus II mengalami peningkatan. Pada�� siklus
I guru yang� benar-benar terampil
berjumlah 9 orang (60.00%), dan pada siklus II berjumlah 12 orang (80.00%).
Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak� 3 orang (20.00%).
Berdasarkan Tabel 5 diatas kemampuan
guru dalam melakukan add� folder pada library dengan terampil dari siklus I sampai siklus II mengalami
peningkatan. Pada�� siklus I guru
yang� benar-benar terampil berjumlah 8
orang (53.33%), dan pada siklus II berjumlah 11 orang (73.33%). Dari siklus I
ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 3 orang (20.00%).
Kemampuan guru dalam membuat note dengan
terampil dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada�� siklus I guru yang� benar-benar terampil berjumlah 9 orang
(60.00%), dan pada siklus II berjumlah 12 orang (80.00%). Dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebanyak 3 orang (20.00%).
Berdasarkan Tabel 5 diatas kemampuan
guru dalam membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan yang akan
digunakan dengan terampil dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan.
Pada�� siklus I guru yang� benar-benar terampil berjumlah 10 orang
(66.67%), dan pada siklus II berjumlah 13 orang (86.67%). Dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan sebanyak 3 orang (20.00%).
3)
dari Siklus I-II
Berdasarkan hasil skor guru dalam membuat media
pembelajaran E-Learning Edmodo selama
pembinaan, menunjukkan adanya peningkatan skor guru pada siklus II dibanding
siklus I. Peningkatan skor guru dapat dilihat pada Tabel� 6 berikut :
Tabel� 6.
� Skor Guru dari Siklus I � II
No |
Kode
Guru |
Nilai |
|
Siklus
I |
Siklus
II |
||
1 |
AA |
60 |
70 |
2 |
AB |
50 |
60 |
3 |
AC |
80 |
90 |
4 |
AD |
70 |
80 |
5 |
AE |
80 |
90 |
6 |
AF |
60 |
70 |
7 |
AG |
70 |
80 |
8 |
AH |
50 |
60 |
9 |
AI |
80 |
90 |
10 |
AJ |
70 |
80 |
11 |
AK |
80 |
90 |
12 |
AL |
50 |
70 |
13 |
AM |
60 |
70 |
14 |
AN |
60 |
70 |
15 |
AO |
80 |
90 |
|
Rata-rata |
66.67 |
77.33 |
|
DSK |
53.33% |
86.67% |
Hasil observasi
proses pembinaan dari siklus I sampai Siklus II, menggambarkan bahwa aktivitas
guru menunjukan pola yang aktif, serta antusias mengikuti setiap sesi pembinaan.
Hampir semua
guru berperan aktif membuat media
pembelajaran E-Learning Edmodo,
mulai dari melakukan register ke edmodo, melakukan create group materi pelajaran yang diampu, melakukan add folder pada library, membuat note dan membuat fitur-fitur pembelajaran yang
akan digunakan. Walaupun pada awalnya banyak yang belum terampil tetapi pada
siklus II sudah menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.
Hasil observasi
proses pembinaan dari siklus I sampai siklus II, menggambarkan bahwa skor guru
menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan itu menunjukkan bahwa setiap guru
telah melaksanakan dan mengikuti tahap-tahap jalannya kegiatan pembinaan, serta
menunjukan bahwa hampir semua guru berperan aktif mengikuti setiap sesi
pembinaan yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga pada saat dilaksanakan pengukuran kemampuan dan� keterampilan guru dalam membuat media
pembelajaran������������������ E-Learning Edmodo, pada siklus II, sudah
86.67% guru memperoleh skor 70.00 ke atas. Selain itu proses bimbingan dan
arahan selama proses pembinaan yang dilakukan sudah diupayakan intensif. Sehingga
guru tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembinaan dalam membuat
media pembelajaran E-Learning Edmodo.
Peneliti dalam
melakukan diskusi balikan, selalu memperhatikan kekurangan-kekurangan yang ada
sehingga disempurnakan pada siklus selanjutnya. Catatan lapangan (lembar
observasi) dan lembar diskusi balikan telah mencatat perubahan yang terjadi.
Perubahan yang terjadi tidak hanya dari cara hasil pembinaan, tetapi dilihat
juga dilihat dari proses pembinaannya, yaitu aktivitas guru. Aktivitas guru dan
perolehan skor guru, selama pembinaan dari siklus I sampai siklus II telah
mengalami perbaikan dan peningkatan.� Proses pembinaan pada siklus II telah memperlihatkan
adanya peningkatan aktivitas guru dibanding pada siklus I, mulai dari melakukan
register ke edmodo, melakukan create
group materi pelajaran yang diampu, melakukan add folder pada library,
membuat note dan membuat fitur-fitur pembelajaran
yang akan digunakan
��������
Kesimpulan���
Hasil proses pembinaan pada siklus I, menunjukkan bahwa aktivitas guru
dalam melakukan register ke edmodo, melakukan create group materi pelajaran yang
diampu, melakukan add folder pada library, membuat note dan membuat
fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan masih perlu ditingkatkan, kemudian skor rata-rata hasil
pembinaan guru, belum memuaskan yaitu 66.67. Aktivitas guru dalam siklus I,
perlu ditingkatkan dan harus diperbaiki pada siklus II.
Hasil proses pembinaan pada siklus II, menunjukkan bahwa aktivitas
pembinaan guru dalam melakukan register ke edmodo,
melakukan create group materi
pelajaran yang diampu, melakukan add
folder pada library, membuat note
dan membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan sudah menunjukkan adanya peningkatan. Skor rata-rata
hasil pembinaan guru sudah meningkat menjadi 77.33, siklus II mengakhiri
pembinaan, dengan indikator keaktifan guru telah diatas 70.00% dan Skor� guru minimal 70.00 sudah diatas 85%, yaitu
sebesar 86.67% .
Selama proses pembinaan mulai siklus I sampai siklus II, peneliti berusaha
memotivasi setiap guru dan melaksanakan bimbingan serta arahan secara intensif
dan adil, supaya setiap guru berpartisifasi dalam mengikuti setiap sesi
pembinaan, mulai dari melakukan register ke edmodo,
melakukan create group materi
pelajaran yang diampu, melakukan add
folder pada library, membuat note
dan membuat fitur-fitur pembelajaran yang akan digunakan
BIBLIOGRAFI
Depdikbud, R. I. (1994). Pedoman Pembinaan Profesional
Pendidik Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Sudjana, N. (2001). Tuntunan penyusunan karya ilmiah. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Suherman, M. (2017). PENERAPAN MODEL GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENJASORKES DI KELAS X IPS 4 SMA NEGERI 3 CIREBON. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 2(3), 84�98.
Sukidin, D. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Insan Cendekia.