e-ISSN : 2548-1398
Vol.
2, No 2 Februari
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI, PARITAS,
TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG� TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER
Ignatius
Hapsoro Wirandoko
Fakultas
Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati
Email
: [email protected]
Abstrak
Antenatal
care merupakan salah satu upaya mencegah kematian ibu dengan mendeteksi lebih
dini terjadinya resiko tinggi kehamilan.�
Beberapa faktor untuk meningkatkan kepatuhan antenatal care diantaranya
adalah dukungan suami, paritas pendidikan dan pengetahuan tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan dukungan suami, paritas, tingkat pendidikan dan pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan antenatal care di
puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan disini
ialah desain Cross Sectional yang menggunakan kuesioner sebagai data primer dan
teknik purposive sampling� yang
dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2014 yang ada di wilayah kerja
puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor. Dari penelitian ini bisa diketahui bahwa
60 ibu hamil trimester III terdapat hubungan antara dukungan suami dengan
kepatuhan antenatal care (p =
0,002), paritas dengan kepatuhan antenatal care (p = 0,013), pendidikan ibu hamil dengan kepatuhan antenatal care
(p = 0,023), dan pengetahuan
ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan
antenatal care (p = 0,008).
Hasil analisis� multivariate didapatkan
faktor secara mandiri yang bermakna terhadap kepatuhan antenatal care adalah
dukungan suami (p = 0.008) dan Pengetahuan (p = 0.002). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah adanya hubungan antara dukungan suami, paritas, tingkat
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil trimester III dengan kepatuhan antenatal
care di puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor.
Kata
Kunci: Dukungan Suami, Paritas, Pendidikan, Pengetahuan,
Kepatuhan Antenatal Care.
Pendahuluan
Millenium Development Goals (MDGs)
2015 merupakan tujuan pembangunan millennium yang memiliki 8 tujuan. Salah satu
tujuan dari MDGs ini adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI). World Health Orginazation (WHO) membuat klasifikasi Angka Kematian Ibu sebagai berikut; <15
per 100.000 kelahiran hidup; 15-19 per 100.000 kelahiran hidup; 200-499 per
100.000 kelahiran hidup; 500-999 per 100.000 kelahiran hidup; dan ≥ 1.000
per kelahiran hidup. Pada tahun 2010, AKI di Indonesia masih tinggi dibandingkan
dengan Negara ASEAN dan SEARO, yaitu Indonesia berada di peringkat ke-14 dari
18 negara di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan South-East
Asia Regional Office (SEARO) untuk Angka Kematian Ibu atau peringkat ke- 5
tertinggi, yaitu 220 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai sasaran Millennium Development Goals (MDGs)
yaitu Angka Kematian Ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Sehingga diperlukan upaya yang keras untuk menurunkan Angka Kematian Ibu
di Indonesia (Depkes RI:2012).
Bila
dibandingkan dengan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2012 mencatat angka kematian ibu 359 per 100.000 kelahiran hidup.� Angka ini sangat meningkat dibandingkan
dengan hasil SDKI pada tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 per kelahiran hidup
(BKKBN: 2012).
Berdasarkan
hasil laporan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun
2012, jumlah angka kematian ibu mencapai 86.3 per 100.000 per kelahiran hidup
(Dinkes Jawa Barat, 2012).� Ada beberapa
hal yang menyebabkan kematian saat melahirkan, seperti;� (1) perdarahan yang terjadi sebanyak 28%
kasus dari total jumlah kelahiran, (2) tekanan darah tinggi saat hamil
(eklampsia) yang terjadi sebanyak 24% kasus dari total jumlah kelahiran, (3)
infeksi yang terjadi sebanyak 11% kasus dari total jumlah kelahiran, (4)
persalinan macet yang terjadi sebanyak 5% kasus dari total jumlaj kelahiran,
(5) komplikasi keguguran yang terjadi sebanyak 5% dari total jumlajh kelahiran.
Penyebab tidak langsung kematian ibu�
karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi budaya dan
juga kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang memadai dapat
memperberat angka kematian ibu (Depkes RI: 2010).
Pada
pelayanan� Antenatal Care ibu hamil mendapatkan penjelasan mengenai tanda
bahaya kehamilan agar ibu hamil dapat waspada dan apabila mengalaminya dapat
segera mendapat pertolongan ke tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan.� Berdasarkan hasil laporan riset kesehatan
dasar 2010, ibu yang melaporkan mendapat penjelasan tanda-tanda bahaya
kehamilan Provinsi Jawa Barat sebanyak 43,8% dan yang tidak mendapatkan
penjelasan sebanyak 53,5%, ibu yang tidak mendapatkan penjelasan ini
dikarenakan kurangnya kepatuhan dalam melakukan pelayanan Antenatal Care (Riskesdas: 2010). Untuk Pelayanan Antenatal Care dilakukan paling sedikit
4 kali kunjungan, sekali pada trimester pertama, sekali trimester kedua, dan
dua kali trimester ketiga. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kunjungan
pertama (K1) dan kunjungan ke-empat (K4) ibu hamil adalah usia, paritas dan
pendidikan, pengetahuan, sikap, sosial ekonomi, budaya, geografis, informasi
dan dukungan suami. Dukungan suami merupakan andil yang sangat besar dalam
menentukan status kesehatan ibu. Dukungan yang diberikan suami selama istri
hamil dapat mengurangi beban atau psikologis dalam proses kehamilannya (Depkes
RI: 2008).
Berdasarkan hasil
laporan Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor cakupan kunjungan keempat (K4) ibu
hamil tahun 2013 menunjukkan K4 79.5% (Pukesmas Bojonggede: 2013). Hasil
laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor cakupan kunjungan ibu tahun 2013
menunjukkan K4 84.51% sedangkan target yang telah ditetapkan adalah 93%. Untuk
itu cakupan kunjungan K4 ibu hamil di Kabupaten Bogor belum dapat mencapai target.
Metode Penelitian�����
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor pada
bulan Oktober - Desember 2014 dengan responden yang melibatkan
ibu hamil
trimester III. Dilakukannya penelitian di tempat
tersebut dikarenakan cakupan kunjungan keempat ibu hamil di sana belum mencapai
target yang diinginkan, yakni 93%. Menurut dinas kesehatan setempat, wilayah
tersebut hanya memiliki cakupan kunjungan keempat sebesar 84,51%.
Jenis
dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yakni penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor
risiko-efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (point time approach).
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu hamil.
2. Populasi Terjangkau
Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III
di Puskesmas Bojonggede Kabupaten Bogor� pada Bulan Oktober-
Desember 2014.
3. Cara sampling
Penelitian
ini menggunakan teknik Purposive Sampling,
yakni pertimbangan yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
4. Besar sampel
Sampel penelitian
adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Adapun
besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah 60 orang ibu hamil trimester III yang datang ke bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
puskesmas Bojonggede pada bulan
Oktober-Desember yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekskulsi.
Hasil
Penelitian
A.
Analisis
Univariat
1.
Usia
Ibu Hamil Trimester III
Data penelitian
mengenai usia responden trimester III (usia kehamilan ibu 24-36 minggu) yang
dikategorikan menjadi tiga tingkat yaitu usia < 20 tahun, 20-35 tahun dan
>35 tahun.
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Usia Ibu |
Frekuensi |
Persen |
<20 |
6 |
10.0 |
20-35 |
47 |
78.3 |
>35 |
7 |
11.7 |
Total |
60 |
100.0 |
Berdasarkan dari hasil tabel 1. dari 60 responden didapatkan
bahwa responden terbanyak adalah kelompok�
usia 20-35 tahun yang berjumlah yaitu 47 orang(78.3%) dan yang paling sedikit adalah
kelompok usia <20 tahun yang berjumlah yaitu 6 orang(10.0%).
2.
Pendidikan
Ibu Hamil Trimester III
Data penelitian
mengenai pendidikan responden dikategorikan menjadi 2 yaitu pendidikan rendah
diantaranya pendidikan SD/MI sampai SMP/ SLTP/MTs dan pendidikan tinggi yaitu
SMA/ SMK sampai Akademik/ Perguruan Tinggi. (Dapat dilihat
di tabel 4.2.2)
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor Tahun 2014
Pendidikan |
Frekuensi |
Persen |
Tinggi |
43 |
71.7 |
Rendah |
17 |
28.3 |
Total |
60 |
100.0 |
Berdasarkan dari tabel diatas dari 60 responden
didapatkan sebagian besar berpendidikan tinggi (SMA/ SMK sampai Akademik/
Perguruan Tinggi) sebesar 43 orang (73.3%). sedangkan yang berpendidikan
rendah (SD/MI sampai SMP/ SLTP/MTs) sebesar 17 orang(28.3%).
3.
Pekerjaan
Ibu Hamil Trimester III
Dari hasil penelitian
dari 60 responden didapatkan bahwa pekerjaan ibu hamil trimester III sebagian
besar adalah Ibu rumah tangga sebesar 53 orang (88.3%).Sedangkan sisanya bekerja sebagai
buruh/wirswasta sebesar7
orang (11.7%).(Dapat dilihat di tabel
3).
Tabel 3.
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor
Tahun 2014
Pekerjaan |
Frekuensi |
Persen |
Tidak Bekerja
/ Ibu Rumah Tangga |
53 |
88.3 |
Buruh/
Wiraswasta |
7 |
11.7 |
Petani |
0 |
0 |
PNS |
0 |
0 |
Total |
60 |
100.0 |
4.
Paritas
Ibu Hamil Trimester III
Data penelitian
mengenai paritas responden dikategorikan menjadi 2 yaitu Primipara� yaitu yang memiliki anak kurand dari satu
atau memiliki satu anak dan multipara yaitu yang memiliki anak lebih dari satu.(Dapat dilihat di tabel
4).
Tabel 4.
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor
Tahun 2014
Paritas |
Frekuensi |
Persen |
Multipara |
42 |
70.0 |
Primipara |
18 |
30.0 |
Total |
60 |
100.0 |
Dari tabel diatas dari 60 responden sebagian besar
berparitas Multipara atau memiliki anak lebih dari satu sebesar 42 orang (70%). Sedangkan yang berparitas
primipara sebesar 18 orang (30%).
5.
Dukungan
Suami
Berdasarkan tabel 5 mengenai dukungan suami terhadap
istrinya dalam melakukan pemeriksaan antenatal
care dari 60 responden ibu hamil trimester III sebagian besar adalah suami
mendukung yang sebanyak� 45 orang (75%). Sedangkan suami yang tidak
mendukung sebesar 15 orang
(25%).
Tabel 5
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor
Tahun 2014
Dukungan Suami |
Frekuensi |
Persen |
Mendukung |
45 |
75.0 |
Tidak Mendukung |
15 |
25.0 |
Total |
60 |
100.0 |
6.
Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Data penelitian mengenai pengetahuan
dibagi menjadi dua kategori yaitu pengetahuan rendah dan pengetahuan tinggi.
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan
trimester III.(Dapat dilihat di tabel 6).
Tabel 6
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Ibu
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojonggede
Kabupaten Bogor
Tahun 2014
Pengetahuan |
Frekuensi |
Persen |
Cukup-Baik |
41 |
68.3 |
Kurang |
19 |
31.7 |
Total |
60 |
100.0 |
Berdasarkan tabel diatas mengenai pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan trimester III sebagian besar adalah memiliki
pengetahuan cukup-baik sebanyak 41 orang dengan persentase
68.3%. sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 19 orang dengan
persentase 31.7%.
7.
Kepatuhan
Antenatal Care Ibu Hamil Trimester
III
Dalam menentukan
kepatuhan antenatal care dapat
dilihat dari frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil. Kunjugan pada
ibu hamil minimal 4 kali kunjungan yaitu sekali pada trimester I (kehamilan
1-12 minggu), sekali trimester kedua (kehamilan 12-24 minggu) , dan dua kali
trimester ketiga (kehamilan 24-36 minggu dan sesudah 36 minggu).
Data penelitian
mengenai kepatuhan antenatal care
pada ibu hamil trimester III dikategorikan menjadi dua yaitu tidak patuh
apabila kunjungan kurang dari 4 kali dan patuh apabila kunjungan sama dengan 4
kali atau lebih.(Dapat dilihat pada tabel 7).
Tabel 7
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Kepatuhan Antenatal
Care
Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bojonggede
�Kabupaten Bogor Tahun 2014
Kepatuhan |
Frekuensi |
Persen |
Patuh |
44 |
73.3 |
Tidak Patuh |
16 |
26.7 |
Total |
60 |
100.0 |
Berdasarkan tabel diatas dari 60 responden sebagian
besar yang patuh melakukan pemeriksaan antenatal
care sebesar 44 orang (73.3%). Sedangkan yang tidak patuh untuk
melakukan pemeriksaan antenatal care
sebesar 16 orang (26.7%).
Analisis
Bivariat
A. Analisis
Uji Lambda
1.
Hubungan
Dukungan Suami Ibu Hamil Trimester III dengan Kepatuhan Antenatal Care
Pada tabel 4.3.1diketahui
bahwa Ibu hamil
yang memiliki tingkat kepatuhan
kunjungan antenatal care dengan
kategori patuh sebagian besar adalah yang mendapatkan dukungan dari suami yaitu
sebanyak� 42
(93.3%) dan yang tidak mendapat dukungan suami dengan kategori patuh sebesar 2
orang� (13.3%).
Tabel 8
Hubungan Dukungan Suami Ibu Hamil Trimester III dengan
Kepatuhan Antenatal Care Di Puskesmas
Bojonggede Bogor Tahun 2014
�Dukungan |
Kepatuhan Kunjungan ANC |
Total |
r |
P value |
||||
Patuh |
Tidak Patuh |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
0.688 |
0.002 |
|
Mendukung |
42 |
93.3 |
3 |
6.7 |
45 |
100 |
||
Tidak Mendukung |
2 |
13.3 |
13 |
86.7 |
15 |
100 |
||
Total |
44 |
73.3 |
16 |
26.7 |
60 |
100 |
Berdasarkan tabel 8
didapatkan nilai p value = 0,002dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan kepatuhan antenatal care.
Besarnya korelasi
antara dukungan suami dengan kepatuhan antenatal
care adalah +0,688 yang berarti ada hubungan positif yang kuat antara
dukungan suami� dengan kepatuhan� antenatal
care.
2.
Hubungan
Paritas� dengan Kepatuhan Antenatal Care
Berdasarkan
tabel 9 dapat diketahui bahwa ibu hamil trimester III yang memiliki tingkat kepatuhan kunjungan antenatal care dengan kategori patuh sebagian besar adalah kelompok
ibu multipara yaitu sebanyak�
40
orang (95.2%) dan pada kelompok ibu primipara yang memiliki kepatuhan antenatal care yaitu sebanyak 4 orang
(22.2%).
Tabel 9
Hubungan Paritas dengan Kepatuhan Antenatal Care
Di Puskesmas Bojonggede Bogor Tahun 2014
Paritas |
Kepatuhan Kunjungan ANC |
Total |
r |
P value |
||||
Patuh |
Tidak Patuh |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
|
|
|
Multipara |
40 |
95.2 |
2 |
4.8 |
42 |
100 |
0.625 |
0.013 |
Primipara |
4 |
22.2 |
14 |
77.8 |
18 |
100 |
||
Total |
44 |
73.3 |
16 |
26.7 |
60 |
100 |
Berdasarkan tabel
diatas didapatkan nilai p value =
0,013dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kepatuhan antenatal care.
Besarnya korelasi
antara paritas dengan kepatuhan antenatal
care adalah +0,625 yang berarti ada hubungan positif yang� kuat antara paritas dengan kepatuhan� antenatal
care.
3.
Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan Antenatal Care
Berdasarkan tabe 10 dapat diketahui bahwa ibu hamil
trimester III yang memiliki
tingkat kepatuhan kunjungan antenatal
care dengan kategori patuh sebagian besar� adalah yang memiliki pendidikan tinggi
yaitu sebanyak� 40
orang (90.9%) dan yang berpendidikan rendah memiliki kepatuhan antenatal care yaitu sebanyak 4 orang
(9.1%).
Tabel 10
Pendidikan dengan Kepatuhan Antenatal Care
Di Puskesmas Bojonggede Bogor Tahun 2014
Pendidikan |
Kepatuhan Kunjungan ANC |
Total |
r |
P value |
||||
Patuh |
Tidak Patuh |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
0.563 |
0.023 |
|
Tinggi |
40 |
93.0 |
3 |
7.0 |
43 |
100 |
||
Rendah |
4 |
23.5 |
13 |
76.5 |
17 |
100 |
||
Total |
44 |
73.3 |
16 |
26.7 |
60 |
100 |
Berdasarkan tabel
diatas didapatkan nilai p value =
0,023 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kepatuhan antenatal care.
Besarnya korelasi
antara pendidikan dengan kepatuhan antenatal
care adalah +0,563 yang berartiada hubungan positif yang cukup kuat antara
pendidikan dengan kepatuhan� antenatal care.
4.
Hubungan
Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan
Pada
tabel 11 dapat diketahui bahwa ibu hamil
trimester III yang memiliki
tingkat kepatuhan kunjungan antenatal
care dengan kategori patuh sebagian besar� adalah yang memiliki pengetahuan cukup
yaitu sebanyak� 40
orang (97.6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang yang patuh terhadap
kunjungan antenatal care yaitu sebanyak 4 orang (21.1%).
Tabel 11
Hubungan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III dengan
Kepatuhan Antenatal Care Di Puskesmas
Bojonggede Bogor Tahun 2014
Pengetahuan |
Kepatuhan Kunjungan ANC |
Total |
r |
P value |
||||
Patuh |
Tidak Patuh |
|||||||
F |
% |
F |
% |
F |
% |
0.688 |
0.008 |
|
Cukup-Baik |
40 |
97.6 |
1 |
2.4 |
41 |
100 |
||
Kurang |
4 |
21.1 |
15 |
78.9 |
19 |
100 |
||
Total |
44 |
73.3 |
16 |
26.7 |
60 |
100 |
Berdasarkan tabel
diatas didapatkan Diperoleh nilai p value
= 0,008dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil
tentang tanda bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan antenatal care.
Besarnya korelasi antara pengetahuan ibu
hamil tentang tanda bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan antenatal care adalah +0,688 yang
berarti ada hubungan positif yang kuat antara pengetahuan ibu hamil tentang
tanda bahaya kehamilan trimester III dengan kepatuhan� antenatal
care.
Analisis Multivariat
Uji Regresi
Logistik�
Dengan hasil uji Multivariat Regresi
Logistik dengan metode Backward yang
berguna untuk melihat variabel mana yang berhubungan� dengan kepatuhan antenatal care.
Tabel 12
Hasil Uji Regresi Logistik Multivariat
Variabel |
B |
Sig. |
EXP
(B) |
95% C.I.for EXP(B) |
|||
Lower |
Upper |
||||||
Step
1a |
Dukungan
Suami(1) |
-3.094 |
0.049 |
0.045 |
0.002 |
0.981 |
|
Paritas(1) |
-1.485 |
0.277 |
0.226 |
0.016 |
3.287 |
||
Pendidikan(1) |
-1.783 |
0.232 |
0.168 |
0.009 |
3.134 |
||
Pengetahuan(1) |
-2.450 |
0.109 |
0.086 |
0.004 |
1.730 |
||
Constant |
4.667 |
0.000 |
106.423 |
|
|
||
Step
2a |
Dukungan_Suami(1) |
-3.516 |
0.011 |
0.030 |
0.002 |
0.442 |
|
Pendidikan(1) |
-1.708 |
0.267 |
0.181 |
0.009 |
3.694 |
||
Pengetahuan(1) |
-3.031 |
0.056 |
0.048 |
0.002 |
1.084 |
||
Constant |
4.575 |
0.000 |
97.038 |
|
|
||
Step
3a |
Dukungan
Suami(1) |
-3.443 |
0.008 |
0.032 |
0.003 |
.406 |
|
Pengetahuan(1) |
-4.125 |
0.002 |
0.016 |
0.001 |
0.217 |
||
Constant |
4.432 |
0.000 |
84.140 |
|
|
||
Dari hasil uji
multivariat pada tabel 12. dapat diketahui dari empat variable bebas yaitu
dukungan suami, paritas, pendidikan dan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan trimester III� yang
berhubungan dengan kepatuhan antenatal care untuk mengetahuinya analisis ini
terdapat tiga langkah untuk mengeleminasi variabel bebas. Variabel yang
dimasukkan dalam analisis multivariat adalah variabel yang pada analisis
bivariat mempunyai nilai p < 0.25
yaitu didapatkan variabel yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil
untuk melakukan kunjungan antenatal care
adalah dukungan suamidengan nilai p value
= 0.008 dan pengetahuan
ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III dengannilai
p value = 0.002 yang berarti bahwa terdapat faktor secara mandiri
yang bermakna.
Tabel 13.
Hosmer and Lemeshow Test
Step |
Chi-square |
Df |
Sig. |
1 |
2.936 |
3 |
.402 |
2 |
2.484 |
2 |
.289 |
3 |
2.158 |
2 |
3.40 |
Jika dilihat dari nilai
p pada tabel� Hosmer and Lemeshow Test adalah sebesar 0.340 yang berarti mempunyai
kalibrasi yang baik karena mempunyai uji Hosmer and Lemeshow p> 0.05.
Kesimpulan
Jika ditinjau dari
pembahasan di atas, penulis bisa menarik beberapa kesimpulan seperti:
a. Ada hubungan antara dukungan suami
dengan kepatuhan antenatal
care
dengan nilai
p value = 0.002.
b. Ada �hubungan antara paritas
dengan kepatuhan antenatal
care
dengan nilai
p value = 0.013.
c. Ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan kepatuhan antenatal
care
dengan nilai
p value = 0.023.
d. Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan III dengan kepatuhan antenatal care dengan nilai p value =
0.008.
e. Hasil
multivariat faktor secara mandiri
bermakna terhadap kepatuhan antenatal care adalah pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan
trimester III (p value = 0.002)dan dukungan suami (p value = 0.008)
Diharapkan bagi Puskesmas, melalui tenaga kesehatannya agar
lebih meningkatkan lagi penyuluhan kepada ibu-ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan atau antenatal care
secara patuh yang guna untuk mengetahui kondisi ibu serta janinnya sehingga
dapat mendeteksi atau mencegah jika terjadinya sesuatu yang dapat mebahayakan
ibu dan janin.
BIBLIOGRAFI
Adawiyah, Rabiatul� Suong. 2013. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo Tahun 2013�. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan keolahragaan,
Universitas Negeri Gorontalo.
Ahmadi, Abu.
2009. Psikologi Sosial. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, 2007. Sikap
manusia dan pengukurannya. Jakarta: PT.Rieka cipta
Banta,
D. 2003. What is the efficacy/effectiveness of antenatal care and the
financial and organizational implications? Copenhagen, WHO Regional Office
for Europe (Health Evidence Network report:
http://www.euro.who.int/Document/E82996.pdf, accessed 22 Juli 2014)
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional. 2001. Panduan Antenatal Care. Jakarta: BKKBN
Bobak,
Lowdermilk,� Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity
Nursing� Edisi 2. Alih Bahasa Maria
A. Wijayati, Peter I. Anugerah. Jakarta. EGC.
Boeree,
G. 2008.Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.
Brooks MD. 2011. Pregnancy, Preeclampsia, Available at: http://www.emedicine.com. Department of Emergency
Medicine, St MaryCorwin Medical Center.
Dahlan,
S. M. 2011. Statistik Untuk Kedokteran
Dan Kesehatan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medik.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2009. Panduan Pelaksanaan Strategi Making Pregnacy Safer And Child Survival.
Jakarta: Depatemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia).2009. Panduan Pelayanan
Antenatal. Jakarta: Depatemen
Kesehatan.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2011. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depatemen Kesehatan.
Fauziah,
Ika. 2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keteraturan Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care Di Puskesmas
Cimanggis Kota Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Depok.
Friedman, H. S. Schustack, M.W. 2008. Personality :
Classic Theories and Modern Research. 3rd Edition. USA:
Pearson Education.
Hamilton, P. M. 2006. Dasar-dasar
keperawatan maternitas alih bahasa, Niluh
Gede Yasmin 6th ed. Jakarta: EGC.
Hasana ,Uswatul.� Darmawansyah, Amir,M.
2014.� Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemanfaatan Antenatal
Care Di Puskesmas Antara
Kota Makassar �Factors Related To The Utilization Of Antenatal
Care At Public Health Center Of Antara Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hasnaeni. 2011. �Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Antenatal Care
Di Puskesmas Antang Raya Makassar�. Karya Tulis
Ilmiah. Program studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani
Hasanuddin Makassar.
Irnawati.
2011. �Hubungan Pengetahuan Tentang
Kehamilan Dengan Kepatuhan Pelaksanaan�
Antenatal� Care Pada Ibu Gravida
di Wilayah Puskesmas Nailan Kabupaten Ponorogo�. Karya Tulis Ilmiah.
Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah, Ponorogo.
Kusmiati, Y., Wahyuningsih,
H.P., Sujiyatini. 2009.Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil).
Yogyakarta: Fitramaya.
Manuaba, I. B.G., Manuaba,
I. A. C., Manuaba I. B. G. F. 2009.� Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
Meiliya,
E.,Renata, K., Wahyuningsih, E. 2009. Buku
saku kebidanan. Jakarta: EGC
Morgan, G., Hamilton, C. 2009. Obstetric &Ginekologi. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo,
S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan,
Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prawirohardjo,
S., Wiknjosastro, H. 2010.Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sistem
Pendidikan Nasional, 2007, 18 hlm
Syafrudin,&Hamidah.
2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta:
EGC
Tighe, S. M. 2010. An Exploration of the attitudes of attenders and non-attenders towards
antenatal education. Midewifery Journal,26:294-303. accessed October 9,
2014.
Varney,
H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, vol 2. Jakarta: EGC
Yulia, Elisa. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Tanda� Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Anc Di Wilayah� Kerja Puskesmas Lerep Kecamatan Ungaran. Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo, Ungaran