Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol. 4,
No.8 Agustus 2019
PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION
(CIRC)
TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SDN TANGERANG 5
Sumiyani, Ina Magdalena dan Asih Rosnaningsih
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tangerang
Email: [email protected],
[email protected] dan [email protected]
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk memperoleh informasi bahwa adakah perbedaan yang signifikan pada siswa. Keterampiln
membaca intensif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia antara siswa yang diberi pengajaran
model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dengan siswa yang diberi pengajaran metode
konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
penelitian quasi-eksperimental. Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent control group design. Populasi dalam
penelitian ini ialah siswa kelas V SDN
Tangerang 5. Terdiri dari 36 siswa, kelas IV A sebanyak 18 anak termask dalam
kelas eksperimen dan kelas IV B dengan 18 siswa sebagai kelas kontrol. Hasil
penelitian menunjukkan pada posttest thitung
=-2,538� lebih besar dari ttabel
= -2,04 (dua arah) untuk db = 34 pada α = 5%. karena Thitung>
Ttabel maka H0
ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Bisa diperoleh
kesimpulan bahwa kemampuan membaca intensif siswa kelas V
SDN Tangerang 5
Kata
kunci
: Keterampilan Membaca Intensif, Model pembelajaran, CIRC
Pendahuluan
Pendidikan merupakan sarana untuk
membimbing dan membantu anak didik mencapai taraf� kedewasaan. Selain itu, pendidikan juga dapat
berarti bantuan, dari seorang guru terhadap anak didknya pengaruh, bantuan atau
tuntutan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada siswa,
pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dan hasil.
Proses pendidikan dan Pembangunan tidak
akan pernah bisa dipisahkan. Pendidikan yang diterpakan hendaknya harus
memperhatikan tujuan pembangunan nasional. Tujuan pembangunan nasional sesuai
dengan yang tercantum dalam undang�undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 3
yang berbunyi fungsi
pendidikan nasional ialah
pengembangan potensi diri serta pembentukan
karakterdan peradaban bangsa, bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan bangsa, tujuan laninnya ialah mengembangkan minat siswa serta menjadikan
insan yang beriman dan bertaqwa keada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, cakap ilmu,
kreatif, serta mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Adnan, 2018).
Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kebudayaan Republik
Indonesia No.57 tahun 2014 tentang Standar
Kurikulum Pendidikan Dasar menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia difokuskan
guna meningkatkan skill
para siswa dalam berkomunikasi menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan benar
serta Bahasa Indonesia pula berfungsi
sebagai media� untuk mengekspresikan diri
seseorang, bentkya
dapat berupa pikiran, gagasan, perasaan, serta keinginan. Pembelajaran bahasa
Indonesia ditunjukan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkominukasi
baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan
produktif dan reseptif dalam empat aspek berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
Membaca intensif adalah kegiatan aktif
yang mengandalkan mata sebagai sarana utama untuk menerjemahkan lambang -
lambang huruf dalam tulisan. Membaca intensif dapat disebut juga dengan membaca
cermat, teliti dan kritis yang mengutamakan pemahaman secara mendalam sebagai
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari bacaan. Namun faktanya banyak
anak yang belum dapat menguasai keterampilan membaca intensif. Hal tersebut
sesuai dengan data yang diperoleh oleh peneliti di SDN Kota Tangerang 5
khususnya pada kelas V yang menunjukan bahwa kelemahan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya dalam membaca intensif atau membaca pemahaman siswa
disebabkan oleh (1) Siswa tidak dapat membentuk pola kalimat dengan baik (2)
kosa kata siswa masih rendah, (3) siswa tidak dapat mengartikan kata dan
fungsinya dengan tepat, serta (4)� siswa
tidak dapat menyimak bacaan dengan baik.
Melihat kondisi di sekolah seperti yang diungkapkan
peneliti berupaya untuk mengatasi proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan
melakukan suatu model pembelajaran baru dalam rangka kegiatan belajar mengajar
agar pembelajaran bahasa Indonesia tidak lagi membosankan bagi siswa. Model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) adalah
salah satu inovasi yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan keaktifan
para peserta didik agar membuat siswa tertarik belajar bahasa Indonesia
khususnya dalam membaca intensisf. Dengan adanya keinginan para peserta didik dalam
mempelajari bahasa Indonesia maka akan timbul rasa ingin tahu tentang apa yang
sudah mereka pelajari, dan mereka pun dapat menceritakan kembali serta bisa
merealisasikannya di kehidupan sehari-hari.
Dari latarbelakang� tersebut, peneliti berkendak melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran CIRC.
Melalui model pembelajaran ini, diharapkan dapat memberi rangsangan belajar
yang lebih terarah bagi siswa serta semakin menguatkan kemampuannya dalam
berfikir sehingga para siswa mampu membuat menciptakan suasana pembelajaran
yang aktif,� selanjutnya menjadikan siswa
sebagai pusat dalam pembelajaran.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan
metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Populasi penelitian adalah
kelas V yang berjumlah 36 siswa dan terdistribusi ke dalam dua
kelas masing-masing kelas terdiri dari
18 siswa. Teknik pengambilan
sampel menggunakan teknik sampel jenuh
(Sugiyono, 2013). Karena semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian yaitu kelas VA sebagai kelas eksperimen
dan kelas VB sebagai kelas kontrol.
Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Untuk melihat
pengaruh dari pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol, maka baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol diberikan
pretes dan postest.
Sebelum tes diberikan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Untuk pretest dan postest digunakan perangkat tes yang berbeda. Data hasil
penelitian yang diperoleh selanjutnya dianalisis statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian terhadap perbedaan rata-rata hasil postest menggunakan teknik statistik paired sample t test.
Hasil Dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan
pada siswa kelas IV SDN Tangerang
5 yang berjumlah 36 siswa.
Berdasarkan Tabel 1, setelah soal diuji
cobakan, kemudian hasilnya diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasilnya semua soal layak
digunakan dan telah memenuhi syarat validasi dan reliabel. Selanjutnya tes tersebut digunakan
dalam penelitian pretest dan posttest.
Hasil dari data penelitian
kemudian diuji normalitas dan uji homogenitas,
dan hasilnya dinyatakan memenuhi syarat normal dan homogen. Sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis terhadap tes kemampuan
berpikir kritis.Secara deskriptif data pretest dan postest untuk kemampuan berpikir kritis dapat ditunjukkan pada table dibawah ini:
Tabel 1.
Hasil Analisis Deskriptif Pretest dan Postest
Statistics |
||||
|
Pretest control |
Posttest control |
Pretest experiment |
Posttest experiment |
Mean |
70.00 |
76.11 |
75.28 |
86.11 |
Median |
70.00 |
80.00 |
75.00 |
90.00 |
Mode |
80 |
85 |
85 |
90 |
Std. Deviation |
11.632 |
12.551 |
9.151 |
10.081 |
Variance |
135.294 |
157.516 |
83.742 |
101.634 |
Range |
45 |
45 |
30 |
35 |
Minimum |
40 |
50 |
60 |
65 |
Maximum |
85 |
95 |
90 |
100 |
Sum |
1260 |
1370 |
1355 |
1550 |
Tabel diatas menunjukkan terdapat dua kelas
dalam penelitian dan dua jenis tes
yang telah dilaksanakan. Pada kelas control, nilai rata-rata pretest yaitu 70 sementara pada posttest naik menjadi 76,11. Sementara pada kelas eksperimen, nilai rata-rata pretest yaitu 75,28 sementara
pada posttest naik menjadi
86,11. Dapat disimpulkan� dari
nilai kedua kelas, nilai rata-rata kelas experiment yang menggunakan
model pembelajaran CIRC lebih
tinggi daripada kelas control yang menggunakan
model pembelajaran komvensional.
Berdasarkan hasil analisis
uji t pada variabel
keterampilan proses sains antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada table dibawah ini:
Tabel 2.
Uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t
Paired Samples Test |
|||||||||
|
Paired Differences |
T |
df |
Sig. (2-tailed) |
|||||
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
95% Confidence Interval of the Difference |
||||||
Lower |
Upper |
||||||||
Pair 1 |
Pretest control - Pretest experiment |
-5.278 |
15.289 |
3.604 |
-12.881 |
2.325 |
-1.465 |
17 |
.161 |
Pair 2 |
Posttest control - Posttest experiment |
-10.000 |
16.716 |
3.940 |
-18.312 |
-1.688 |
-2.538 |
17 |
.021 |
Berdasarkan diatas, menunjukkan
pada posttest thitung
=-2,538� lebih besar dari ttabel = -2,04 (dua arah) untuk
db = 34 pada α = 5%. karena
Thitung> Ttabel maka H0 ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima.
Dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
terhadap keterampilan membaca intensif siswa kelas V SDN Tangerang 5 pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil
pengujian ini sekaligus membuktikan bahwa terjadi perbedaan
hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa bukan suatu
kebetulan, melainkan karena perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan
perlakuaan menggunakan model Cooperative
Integrated Reading and Composition dapat berpengaruh positif terhadap
keterampilan membaca intensif siswa.
Meskipun Model Cooperative
Integrated Reading and Composition ini berhasil dalam meningkatkan
keterampilan membaca intensif siswa, namun masih ada beberapa kendala
yang dialami pada saat penelitian berlangsung, terutama dikelas eksperimen yang sebelumnya dalam pembelajaran dikelas siswa masih
pasif. Pada model pembelajaran CIRC ini
siswa yang harus lebih banyak terlibat
dalam pembelajaran, serta siswa harus
mencari dan menjawab permasalahan secara mandiri. Dengan demikian, peneliti
perlu untuk mempersiapkan waktu yang cukup dan juga bahan ajar yang mudah dimengerti dan menarik bagi siswa
sehingga dapat membangkitkan semangat untuk belajar dan aktif dalam pembelajaran
yaitu salah satunya dengan memberikan reward kepada siswa serta
menghargai setiap pekerjaan yang telah siswa lakukan.
Kesimpulan
Dari data yang didapat maka dapat disimpulkan. Pertama, terdapat
adanya kenaikan nilai yang diperoleh para murid di V
SDN Tangerang 5 pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan� Model
Cooperative Integrated Reading and Composition dalam meneliti adanya
pengaruh� kemampuan membaca
intensif siswa kelas V A atau kelas eksperimen di SDN Tangerang 5. Hal ini dsesuai
dengan hasil dari t hitung = -2,538 > -2,04 = t tabel dengan
taraf signifikan (α
0,05).
Menyebabkan
Ho ditolak dan Hi di terima kemudian dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh Model pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition sebelum siswa kelas
eksperimen mendapatkan perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan. Sedangkan
tidak terdapat adanya peningkatan nilai pada kelas kontrol yang menggunakan
metode konvensional. Dengan
diterimanya Hi dapat disimpulkan pula bahwa hasil belajar posttest siswa kelas eksperimen dinyatakan terdapat pengaruh Model
pembelajaran Cooperative Integrated
Reading and Composition terhadap keterampilan membaca intensif siswa,
setelah mendapat perlakuan model pembelajaran siswa mampu membentuk pola
kalimat dengan baik, kosa kata siswa sudah baik, siswa mampu mengartikan kata
dan fungsinya dengan tepat, dan siswa mampu menyimak bacaan dengan baik. Model
pembelajaran ini dapat juga diterapkan dalam mata pelajaran yang berbeda
misalnya PKN, Agama Islam, IPS, dll.
BIBLIOGRAFI
Adnan, A. Z. (2018). STRATEGI MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DALAM
PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren
Al Bahjah Cirebon). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(9),
1�9.
Peraturan
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia No.57
tahun 2014 tentang Standar Kurikulum Pendidikan Dasar
Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung:
Alfabeta, CV.