ANALISIS KOMPARATIF PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN ANTARA BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL

 

Abdurokhim

Syntax Corporation

Jl. Perjuangan Majasem Cirebon 45135, Jawa Barat, Indonesia.

Telp: +6289657978137Email: [email protected]

 

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perbedaan sistem informasi transaksi dan pelayanan perbankan pada Bank Syariah dan Bank Konvensional, untuk menganalisis tentang perbedaan sistem transaksi dan pelayanan yang digunakan pada Bank Syariah dan Bank Konvensional, dan untuk mengetahui posisi kemajuan bank syariah terhadap konvensional dalam penggunaan sistem informasinya.

Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan digunakan bank untuk mengolah data keuangan dan pelayanan jasa perbankan secara elektronik dengan menggunakan sarana komputer, telekomunikasi, dan sarana elektronik lainnya. Teknologi tersebut dibagi menjadi dua yaitu pengolahan data elektronik dan e-banking. Sedangkan fokus dalam penelitian ini adalah pada analisis e-banking atau e-chanel pada perbankan syariah dan konvensional.

Metode dalam Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative study). Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Bank Muamalat sebagai sampel bank syariah dan Bank BCA sebagai sampel bank konvensional. Dengan pencarian data melalui wawancara dan observasi kepada bank, nasabah dan lainnya atau media.

Sesuai dengan temuan penelitian perbandingan antara bank syariah dan konvensional melalui tiga aspek penilaian. Pertama aspek persepsi bank yang menyatakan kelemahan pada bank syariah adalah ekspansinya. Kedua aspek persepsi nasabah kelemahan pada bank syariah adalah pada infrastruktur yang masih minim. Kemudian pada aspek ketiga yaitu persepsi lainnya melalui indikator pembanding system yang menyatakan bahwa posisi bank syariah masih tertinggal.

 

Kata Kunci: Bank Syariah, Bank Konvensional, Sistem Informasi Bank


 



Latar Belakang Masalah

Penetrasi teknologi dari masa ke masa menunjukan peningkatan yang signifikan. Kecepatan perkembangan teknologi masuk kesemua lini dan sendi aktivitas manusia baik pribadi atau kelompok (badan). Jika dulu manusia dalam berkomunikasi harus selalu bertatap muka, tetapi kini komunikasi terjadi tanpa ada batas ruang dan waktu. Perjalanan yang seharusnya kita tempuh dalam hitungan hari kini bisa kita tempuh hanya dengan hitung jam saja. Perkembangannya terus terjadi dan sangat dinamis seperti yang pernah diungkapkan oleh Capra (2004:106) bahwa teknologi seperti makna sains, yang mengalami perubahan sepenjang sejarah.

Semakin majunya teknologi, transaksi perbankan mulai menggunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah. Dimana pada awalnya pelayanan nasabah masih dilakukan dengan cara face to face, dimana nasabah datang langsung ke Bank.Dengan pelayanan teknologi berbasis komputer ditambah dengan akses melalui internet bahkan dengan mobile �HP� (SMS Banking) yang sudah banyak diterapkan bank sehingga transaksi lebih mudah. Dengan teknologi informasi membuat perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa

Teknologi perbankan atau yang lebih akrab disebut dengan Teknologi Sistem Informasi Perbankan (TSI Perbankan) adalah suatu sistem pengolahan data keuangan dan pelayanan jasa perbankan secara elektronik dengan menggunakan sarana komputer, telekomunikasi, dan sarana elektronik lainnya, (Peraturan Bank Indonesia, No. 9/15/PBI/2007).

Penggunaan TSI adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan kepada masyarakat (nasabah). Penerapan TSI belakangan ini berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Bank seakan-akan berlomba-lomba menerapkan teknologi informasi ke dalam sistemnya. Karena dengan teknologi informasi, menajemen sebuah bank dapat dilakukan dengan lebih efisien dan tentunya dampak yang didapat oleh masyarakat adalah semakin mudahnya dalam melakukan transaksi. Keberhasilan bank akan sangat ditentukan oleh kualitas kinerja TSI, yang akan terus dikembangkan secara luas untuk memenuhi kepentingan bisnis bank dan nasabahnya. Kecenderungan proses otomatisasi ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang, seiring dengan perkembangan perbankan nasional sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam menjalankan fungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary).

Beberapa sistem informasi perbankan saat ini yang sudah biasa kita temui diantaranya seperti Auto Teller Machine (ATM), Internet Banking, Mobile Banking, Elektronik Transaction (e-banking), program sinkronisasi data cabang dengan kantor pusat bank dan program database online. Semua produk teknologi bank tersebut digunakan dalam rangka kemudahan. Sebuah inovasi dilakukan BCA yang dilansir oleh kompasiana.com merilis sebuah gebrakan baru yaitu perubahan dari ATM (Auto Teller Machine) menjadi Video Banking. Video Banking adalah mesin yang dapat menjalankan aktivitas perbankan dari jarak jauh dengan menggunakan teknologi audio visual.

Seperti telah disebutkan sebelumnya, bidang yang sangat pesat dan ekpansif perkembangan teknologinya adalah perbankan, bagaimana tidak kebutuhan akan lembaga keuangan sangat diperlukan artinya bidang manapun pasti memiliki bagian keuangan dan secara otomatis membutuhkan bantuan bank. Namun, bagaimanakah dengan posisi bank syariah jika sampai dengan saat ini bank non-syariah masih menjadi primadona di Indonesia. Ketersediaan Teknologi Informasi yang handal, teruji dan mampu memenuhi tuntutan bisnis pastinya merupakan prasyarat kesuksesan sebuah bank syariah. Kemudian apa strategi bank syariah terhadap keperluan teknologi infomasi. Terkait dengan sistem TI, tentu bank syariah memerlukan sistem aplikasi yang mendukung semua aktivitas operasional perbankan meliputi transaksi pada sisi pembiayaan (asset), transaksi pada sisi pendanan (Liabilities), transaksi jasa perbankan, intra Operasional dan Interface ke sistem lain, dan pelaporan (Ahmad Ilham, 2010:304).

Menjawab pertanyaan yang muncul pada paragraf di atas salah satu bank syariah yang terbesar dan menjadi pelopor munculnya banyak bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat membuat sebuah kejutan dalam dunia perbankan. Bank Muamalat menggandeng salah satu pabrikan aplikasi terbesar Internasional yaitu Oracle dalam mengembangkan Sistem dan Teknologi Informasinya. Melalui harian Tribun diberitakan bahwa Bank Muamalat akan menerapkan teknologi Oracle Flexcube Universal Banking. Teknologi ini mampu menyederhanakan proses bisnis inti sehingga semakin produktif dan fleksibilitas dalam perbankan syariah yang mampu beroperasi selama 24 jam penuh (Tribunnews.com, Juli 2013). Bank Muamalat mengerti betul akan persaingan yang terjadi dan tantangan terhadap bank syariah itu sendiri.

Bank Indonesia (BI) merilis data pada April 2013 bahwa Indonesia mempunyai 11 bank umum syariah (BUS), 23 Unit usaha syariah (UUS) dan 154 BPR Syariah dengan total jaringan kantor sebanyak 2017 dengan menjangkau lebih dari 120 Kabupaten atau Kota di 33 Provinsi di Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan sistem Islamic Retail Bank terbesar di dunia dan memiliki peluang besar untuk dikembangkan karena memiliki 14 Juta nasabah bank syariah dengan 17 ribu bank syariah yang telah mendapatkan sertifikat dari BI (Karim, 2004). Itu artinya bank syariah jelas memiliki ruang yang sangat besar untuk bersaing dengan bank-bank konvensional lainnya yang lebih dulu maju.

Sejak awal pada tulisan ini dijelaskan tentang kemajuan yang terjadi pada perbankan di Indonesia. Mulai dari gambaran tentang kemajuan yang dilakukan oleh bank konvensional dan gambaran sebuah tandingan yang dilakukan oleh bank syariah. Bagaimana perbandingan antara keduanya. Seperti yang umum kita ketahuihal mendasaryang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atauyang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah, dimana bank konvesional dalam menjalankan kegiatan opersionalnya menggunakan prinsip bunga, sedangkan kegiatan operasionalbank syariah menggunakan prinsip bagi hasil, hal ini sejalan dengan pemikiran Antonio (2001:31).

Penelitian ini akan menekankan pada perbandingan antara lembaga keuangan syariah dan konvensional, yaitu pada sisi sistem informasi yang dipakai oleh kedua jenis bank tersebut yang akan dibandingkan secara objektif. Jika yang sudah dijelaskan diawal tentang kemajuan teknologi perbankan adalah yang terjadi dipusat, kemudian bagaimana yang berada di cabang atau kantor kas yang berada di daerah dan lebih kecil apakah teknologi itu menggunakan sistem turunan dan terpusat, atau malah kondisional melihat sesuai dengan kondisi daerah.

Oleh sebeb itu, perbandingan sistem informasi perbankan antara Bank Syariah dan Bank Konvensinal dilakukan dengan melihat teknologi sistem informasi perbankan mana yang lebih baik antara keduanya dan memungkinkan untuk menjadi acuan dalam mengikuti perkembangan bank syariah dan pedoman bagi nasabah yang akan mempercayakannya pada bank yang tepat. Kemudian dapat menjadi masukan bagi manager untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut. Dua bank yang akan menjadi fokus perbandingan adalah Bank Muamalat (bank syariah) dan Bank BCA (bank konvensional), dalam hal ini daerah yang akan menjadi lokasi adalah Kabupaten Cirebon merupakan wilayah di Jawa Barat yang keberadaanya sangat strategis, karena menjadi wilayah transit perjalanan atau arus transportasi antar daerah. Tingginya eksistensi syariah sudah melampaui eksistensi bank konvensional yang lebih dulu hadir tentunya dalam konteks keberadaan sistem informasinya.

Penilaian yang bisa dilakukan untuk mengukur tingkat kualitas sistem informasi yang akan dibandingan memiliki banyak faktor. Seperti akuntabilitas, fleksibilitas, efisiensi dan lainnya. Sepintas memang akan tampak sama, tetapi ada perbedaan didalamya terlebih keduanya memiliki latar belakang yang berbeda. Adapun sistemnya sama atau sejenis pasti salah satu punya kualitas yang tak mungkin sama. Selain itu banyaknya yang dipakai disalah satu bank belum tentu ada di bank lain.

 

Metodelogi Penelitian

Metode dalam Penelitian ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Jenis metode penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi perbandingan (comparative study). Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Nazir:2005). Pengambilan sampel menggunakan Purposif sampling atau mengambil sampel sesuai dengan kebutuhan peneliti. Sampel yang dipilih adalah Bank Muamalat dan Bank BCA untuk dilakukan studi komparasi terhadap sistem perbankan yang digunakan dengan lingkup yang lebih kecil yaitu keduanya terletak di Kabupaten Cirebon.

Teknik Pengumpulan Data yang ditempuh dalam penelitian ini adalah Studi dokumenter, Wawancara dan Studi Pustaka. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah yaitu; (1) Pengumpulan Data (Data Collection) dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi; (2) Reduksi Data (Data Reduction) dilakukan dengan pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan; (3) Display Data yaitu pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan; (4) Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif yang berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan; (5) Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification) Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intinya saja (Bungi: 2003)

Dalam memenuhi keabsahan data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007:29). Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

 

Analisis Hasil Perbandingan Bank Syariah dan Konvensional pada Penggunaan Sistem Informasinya

1.      Analisis Persepsi Bank

Dalam kegiatan sosialisasi Bank BCA lebih aktif mengadakan kegiatan seperti seminar atau talkshow baik dengan media atau nasabah dalam rangka sosialisasi produk baru atau layanan baru. Selain itu cara lain seperti sosialisasi melalui marketing dan CS masih dilakukan. Pada Bank muamalat sosialisasi masih menitikberatkan pada marketing yang bertemu langsung di lapangan serta dalam kesempatan tertentu juga disampaikan oleh CS. Infrastruk dari kedua bank cenderung sama karena memang dalam hal layanan atau produk e-banking kedua bank dikendalikan oleh pusat dan tidak ada peralatan khusus yang diterapkan dicabang yang menjadi objek penelitian. Kemudian dari sisi SDM baik kualitas dan operasional SDM juga sama yaitu tidak ada SDM khusus yang dipasang untuk menangani atau mengawai layanan e-banking atau e-chanel dari kedua bank tersebut, yang sementara masih dapat ditangani oleh CS dan BO. Pengaduan terhadap layanan e-banking dilayanai dengan baik hal tersebut dinyatakan oleh kedua bank, karena semua pengaduan yang masuk dapat ditangani dan diselesaikan melalui CS. Terakhir untuk perbandingan biaya dapat dilihat pada table berikut:

 

 

Tabel 1 Biaya Transaksi Internet Banking

No

Jenis

Bank Muamalat

Bank BCA

1

Transfer Antar Bank

Rp. 6.500,-

Rp. 5.000,-

2

RTGS

Rp. 20.000,-

Rp. 25.000,-

����������������������������������������������������������� ���� Sumber: BCA.co.id/Muamalat.co.id

Melihat perbandingan biaya pada tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dalam biaya transfer Bank BCA lebih murah dan untuk RTGS Bank Muamalat lebih murah, namun jika dilihat secara keseluruhan Bank Muamalat cenderung lebih murah dibanding BCA walaupun hanya selisih sedikit yaitu Rp.4.000,-

 

2.      Analisis Persepsi Nasabah

Setelah memiliki gambaran tentang pandangan perbankan melalui penilaian aspek persepsi bank maka selanjutnya adalah nasabah, tentang perannya sebagai pengguna atau user daripada layanan perbankan itu sendiri. Salah satu kesulitannya adalah tidak semua nasabah yang dijumpai adalah pengguna internet banking maka wawancara yang dilakukan hanya pada 1 (satu) nasabah yang menggunakan e-banking.

a.      Pada Bank BCA

Nasabah dijumpai di bank secara langsung dan dipilih dengan cara acak mengingat tidak diketahuinya profil nasabah terlebih nasabah harus yang menggunakan fasilitas e-banking. Secara keseluruhan pada kategori fisik yaitu ATM dan fitur internet banking dijawab dengan positif seperti penampilan ATM yang bersih, kemudian tampilan layar Klik BCA yang menarik untuk dilihat. Setelah dikonfirmasi pada pihak BCA benar bahwa tiap ATM rutin dibersihkan dengan menggunakan jasa outsoursing. Dalam kategori efisiensi nasabah merespon akses untuk menuju website klik BCA memang kadang lambat dan cepat tergantung penggunaan layanan internetnya. Untuk kategori fulfillment nasabah memang tidak setiap hari menggunakan fasilitas Klik BCA namun dalam kondisi tertentu ia gunakan agar lebih mempercepat proses transaksi. Selanjutnya dalam konteks reliabiliti layanan e-banking nasabah sepakat bahwa dengan internet banking transaksi lebih cepat, lebih tepat waktu, dapat digunakan dimanapun dan tidak perlu mengantri dan lebih aman karena tanpa berhubungan dengan uang tunai.

b.      Pada Bank Muamalat

Ditemui di cabang Muamalat kantor Siliwangi Kota Cirebon, salah satu nasabah dapat diwawancarai untuk dapat menanggapi beberapa pertanyaan. Secara keseluruhan bahwa penampilan ATM Bank Muamalat bersih dan nyaman hanya saja jumlahnya masih sedikit dan tidak banyak titik atm yang ada di Cirebon sehingga terkadang dalam kondisi mendadak harus menggunakan ATM bersama. Sedangkan untuk penampilan ATM ia meyebutkan cukup menarik. Nasabah menjelaskan sejauh ini selama menggunakan internet banking belum menemui masalah baik login maupun akses internet. Untuk kondisi yang mendadak seringkali menggunakan e-banking karena dapat menjadi solusi hemat waktu dan lebih cepat. Selain itu jika sedang malas antre terkadang menggunakan e-banking sebagai penggantinya kemudian terakhir ia menjelaskan lebih aman menggunakan e-banking dibanding transaksi secara lansung dengan beberapa resiko namun untuk keamanan akun atau data ia tidak dapat menjelaskan.

3.      Analisis Persepsi Lainnya

a.      Ketersediaan Informasi

Informasi yang telah dihimpun dalam poin ini adalah bahwa BCA menjadikan website sebagai pusat informasi yang lengkap dalam satu laman saja sedangkan Muamalat memuatnya dalam dua laman yang berbeda sehingga terindikasi tidak efisien serta tidak tersedianya panduan atau penjelasan dalam bentuk file yang dapat diunduh yang hal tersebut berbeda dengan Bank BCA yang sudah melakukannya.

b.      Membandingkan Sistem Sejenis

Beberapa hal yang dapat dibandingkan dari keduanya adalah Bank BCA telah meluncurkan internet banking dan m-banking dengan nama KlikBCA sejak 2001, kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ke versi smartphone pada 2010. Sedang dari sisi bank Muamalat berhasil merilis internet banking dengan nama iB-Muamalat di tahun 2012 dan meneruskannya dengan pengembangakan yaitu m-Banking pada 2016 ini. Maka secara usia BCA telah lebih lama hadir disbanding Muamalat, selain itu jumlah fasilitas yang bisa dilakukan oleh BCA lebih banyak disbanding Muamalat.

c.       Inovasi Pertumbuhan Produk Elektronik

BCA merilis inovasi terbarunya dengan beberapa teknik seperti sosialisasi secara langsung, menyampaikan dalam talk show dan mencantumkannya di website sebagai informasi penting. Inovasi membuat perbankan dengan konsep �Individual banking system� yang kemajuannya belum bisa diikuti oleh bank Muamalat karena di 2016 Mauamalat baru samapi pada inovasi m-Banking yang sudah jauh lebih dulu dibuat oleh BCA. Sebut saja ATM BCA sudah bisa setor tunai sedangkan Muamalat masih tarik tunai dan beberapa hal lain seperti uang non tunai serta cabang yang khusus diciptakan dengan teknologi canggih agar nasabah dapat mengopersikan secara mandiri.

d.      Pertumbuhan Transaksi E-Banking

BCA bisa dikatakan telah lama memulai pasar elektronik bank disbanding Muamalat dan jika dillihat dalam data yang telah dipaparkan diatas bahwa Bank BCA pada peroide Juni 2014 tercatat transaksi sebanyak 240,8 juta yang didominasi oleh penggunaan internet banking dan mobile banking. Sedangkan pada tahun yang sama yaitu di awal 2014 Muamalat mencatat transaksi sampai pada angka 22,7 juta dengan dominasi oleh penggunaan ATM. Jumlah tersebut menunjukan perbedaan yang sangat jauh antar keduanya.

Tabel. 2 Jumlah Transaksi BCA

TRANSAKSI SMARTPHONE

No

Tahun

Jumlah Transaksi

Jumlah Dana

1

2014

240,8 juta transaksi

Rp 232,8 miliar

2

2016

363,9 juta transaksi

Rp 337,6 miliar

TRANSAKSI INTERNET BANKING

1

2014

541,1 juta transaksi

Rp 2,57 triliun

2

2016

797,3 juta transaksi

Rp 3,31 triliun

����������������������������������������������������������������������������������� ����� Sumber: Detik.com


��������������� Tabel. 3 Jumlah Transaksi Muamalat

TRANSAKSI INTERNET BANKING

No

Jumlah

Tahun

1

57.457 transaksi

2012

2

218.284 transaksi

2013

TRANSAKSI PONSEL

1

572.339 Transaksi

2012

2

1.141.905 transaksi

2013

TRANSAKSI ATM

1

334.317 transaksi

2012

2

21.023.315 transaksi

2013

����������������������������������������������������������������������� Sumber:Mysharing.com

e.       Jumlah Fasilitas E-Chanel

Sesuai dengan pembahasan diatas bahwa Bank BCA terhitung memiliki 15 layanan e-chanel aktif yang digunakan oleh konsumen hingga saat ini dengan beberapa lainnya yang belum disebutkan semua. Sedangkan muamalat baru memiliki 5 layanan e-chanel aktif dan beberapa masih dalam pengembangan serta m-banking yang baru diluncurkan Pebruari lalu, maka dalam jumlah fasilitas BCA memiliki lebih banyak dan lebih baik dari Muamalat.

Tabel. 4 Jumlah e-chanel BCA

No.

Nama Layanan

Jenis

1

Sakuku

E-Chanel

2

Klik BCA

E-Chanel

3

Klik Pay

E-Chanel

4

BCA Mobile

E-Chanel

5

M-BCA

E-Chanel

6

FLAZZ

E-Chanel

7

Info BCA

E-Chanel

8

SMS BCA

E-Chanel

9

Tunai BCA

E-Chanel

10

BCA by Phone

E-Chanel

11

DUITT

E-Chanel

12

ATM BCA

E-Chanel

13

e-Rate

E-Chanel

14

My-BCA

E-Chanel

15

Alam Sutera

E-Chanel

�������������������������������������������������������������������������� Sumber: BCA.co.id

 

 

 

Tabel. 5 Jumlah e-chanel Muamalat

No

Nama Layanan

Jenis

1

Gerai Muamalat

E-Chanel

2

ATM Muamalat

E-Chanel

3

i-Muamalat

E-Chanel

4

m-Banking Muamalat

E-Chanel

5

SalaMuamalat

E-Chanel

����������������������������������������������������������������������������������� Sumber: Bankmuamalat.co.id

Posisi Bank Syariah terhadap Bank Konvensional pada Penggunaan Sistem Informasinya

Bank Muamalat yang tergolong masih dalam proses pengembangan terus menerus, mengingat posisinya yang belum dapat sepadan dengan bank konvensional yang lebih dulu maju. Kendala yang paling besar adalah ketersediaan dana, terlihat dari perencanaan Bank Muamalat yang baru memulai focus pada infrastruktur sejak 2013 lalu sedangkan bank lain sudah mulai sejak tahun 2000 an.

Fokus pada penyelenggaran bank berbasis digital baru berjalan empat tahun terakhir ini dan dikatakan cukup berhasil untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada transaksi perbankan terbukti ditahun 2013 naik 64% dan ditahun selanjutnya naik 30%, ini artinya keberadaan infrastruktur benar-benar memberi dampak hanya saja ekspansi bank Muamalat tidak segencar yang dilakukan oleh bank konvensional mengingat ada orientasi lain disamping orientasi bisnis yaitu orientasi syariah. Karena Muamalat harus benar-benar menjaga prinsip syariah baik dalam aspek bisnis maupun budaya kerja.

Maka jika merunut dari awal isi dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa Muamalat dalam posisi yang tertinggal sebagai bank syariah dibanding bank konvensional dari segi penggunaan system informasinya, tentu hal ini berdasarkan indikator yang jelas sesuai hasil analisis penelitian di atas. Namun dari sisi yang lain seperti penyelenggaraan bank dikantor cabang sudah bisa dikatakan sama dan sepadan. Selain itu dalam hal pelayanan Muamalat sudah sangat baik dan terlebih pelayanan yang diberikan dibalut syariah. Maka hal yang paling signifikan adalah pada infrastukturnya selanjutnya adalah pada pemahaman masyarakan pada umumnya tentang bank syariah.

 

 

 

Kesimpulan

Perbandingan system informasi pada bank Muamalat dan BCA di nilai dalam tiga aspek yaitu persepsi bank, nasabah dan lainnya dengan indikator yang jelas. Dari aspek bank informasi didapatkan bahwa BCA dan Muamalat hamper sama akan tetapi BCA memiliki ekspansi yang jauh lebih pesat dibanding Muamalat misalnya kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Dari sisinasabah dapat dikatakan seimbang artinya keduanya dinilai sama hanya saja Muamalat masih memiliki infrastruktur yang minim. Kemudian terakhir yang paling signifikan Muamalat tertinggal jauh dalam hal pelayana e-banking, namun sekarang Muamalat juga sudah memulai untuk dapat bersaing malalui transaksi digital.

Posisi bank syariah terhadap bank konvensional hingga kini sudah dapat bersaing secara offline pelayanan dengan nasabah di kantor cabang sudah sangat baik akan tetapi kelemahan dalam ekspansi terhadap konsumen karena harus memperhatikan orientasi syariah dalam bisnis, dan yang paling terlihat adalah ketertinggala dalam infrastruktur

 

Referensi

 

Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Sistem Informasi, Yogyakarta, Andi.

Adiwarman A.Karim. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Ahmad Ilham, Sholihin. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Aji Supriyanto, 2005. Pengantar teknologi Informasi, Jakarta: Salemba Infotek

Antonio, M. Syafi�i. 2001, Bank Syari�ah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Azhar Susanto, 2007, Sistem Informasi Manajemen, Bandung. Lingga Jaya,

Bank Muamalat. 2016. Portal Resmi Bank Muamalat bankmuamalat.co.id

Bank BCA. 2016. Portal Resmi Bank BCA bca.co.id

Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia, No. 9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum

Budi. 2014. BRI Tampilkan Teknologi Perbankan Terbaru di IBEX. Diakses pada 26 September 2014 melalui

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/02/090758826/BRI.Tampilkan.Teknologi.Perbankan.Terbaru.di.IBEX.2014

Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006.Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Capra. 2004. Titik Balik Peradaban-Sains, Masyarakat, dan Kebangkitan Kebudayaan. (edisi 2). Yogyakarta : Penerbit Bentang Pustaka.

Dadan Mutaqqin. 2008. Aspek Legal lembaga Keuangan Syariah Bank, LKM, Asuransi, dan Reasuransi, Yogyakarta: Safiria Insania Press

Destyananda, Helen. 2014. Bank Muamalat Incar 30% Peningkatan Transaksi E-Banking. Diakses pada tanggal 12 Juni 2016 melalui http://finansial.bisnis.com/read/20140524/90/230526/bank-muamalat-incar-30-peningkatan-transaksi-e-banking

Finance, Detik. 2016. BCA Catat 16 Juta Transaksi E-Banking per Hari. diakses pada tanggal 27 Juni 2016 melalui

��������� http://finance.detik.com/read/2016/07/20/200521/3257691/1035/bca-catat-16-juta-transaksi-e-banking-per-hari

 

Gervin Nathaniel Purba, 2015. Bank Muamalat Siapkan Rp. 200 Milyar untuk pengembangan IT. Diakses pada tanggal 05 Mei 2016 melalui http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/12/20/462094/bank-muamalat-siapakan-rp200-miliar-untuk-pengembangan-

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga

Jannah, Kurniasih Miftakhul. 2015. Pengguna Internet Banking BCA Terus Naik Kantor Cabang Sepi. Diakses pada tanggal 24 Juni 2016 melalui http://economy.okezone.com/read/2015/09/11/457/1212553/pengguna-internet-banking-bca-terus-naik-kantor-cabang-sepi

Jogiyanto H. M. 2001.Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: Andi.

_______. 2000. Sistem Informasi Berbasis Komputer. Edisi 2. Yogyakarta: Bpfe.

Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafe�i Antonio. 1997. Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf

Kasmir, 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Edisi Keenam

M. Nazir. 2005. Metodologi penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Maulana, Haris. 2014. Revolusi Teknologi Perbankan dari ATM ke Video Banking. Diakses pada 25 September 2014 melalui http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/09/22/revolusi-teknologi-perbankan-dari-atm-ke-video-banking-679714.html

Moleong, Lexy.(2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:�� PT. remaja Rosdakarya.

Republik Indonesia. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Raymond McLeod,Jr. 2001. Sistem Informasi Edisi 7 Jilid 2. Jakarta. Prenhallindo.

Sutriyanto, Eko. 2013. Muamalat Gunakan Teknologi yang Mampu Beroperasi 24 jam. Diakses pada 14 September 2014 melalui http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/07/18/muamalat-gunakan-teknologi-yang-mampu-beroperasi-24-jam.html

Tech, Info. 2001. BCA Luncurkan m-Banking. Diakses pada tanggal 14 Juni 2016 melalui http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybertech/detail.aspx?x=-tech+info&y=cybertech%7C0%7C0%7C2%7C562

Warta Ekonomi. 2016. Bank Muamalat Luncurkan Apliksi Mobile. Diakses pada tanggal 21 Mei 2016 melalui http://wartaekonomi.co.id/read/2016/02/25/91606/bank-muamalat-luncurkan-aplikasi-muamalat-mobile.html

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta, Erlangga.

Yogie, Respati. 2014. Transaksi E-Chanel Bank Muamalat Naik 64%. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016 melalui http://mysharing.co/transaksi-electronic-channel-bank-muamalat-naik-64-persen/