Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN :
2548-1398
����� Vol. 4,
No. 9 September 2019
PENGEMBANGAN
MODUL MATA
KULIAH STRATEGI
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PADA
FKIP-UNIVERSITAS
BATURAJA
Nora Agustina dan Anita Adesti
� Program
Studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja
� Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan modul pembelajaran yang valid
dan praktis pada mata kuliah Strategi belajar dan pembelajaran pada Program
Studi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Baturaja. Metode penelitian
menggunakan Metode Pengembangan dengan model
desain pengembangan produk Rowntree. Pengumpulan data dilakukan melalui
(1) uji para ahli (expert) meliputi uji ahli media, ahli desain dan ahli materi, kemudian (2) uji Lapangan
meliputi: uji perorangan (one to one), uji kelompok kecil (Small Group) dan Uji
Lapangan (field tes), Subjek penelitian terdiri dari 20 orang responden.
Berdasarkan hasil penelitian telah dihasilkan pengembangan modul pada mata
kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran yang teruji validitasnya. Pengembangan
modul yang dihasilkan dari aspek Materi sudah tepat dengan pembelajaran,
menggunakan media cetak, gambar yang tepat, dan jelas dalam uraian materi, soal
latihan dan soal evaluasi. Dari aspek Desain pembelajaran, Pengembangan modul
yang dihasilkan memiliki kesesuaian pendekatan dalam pembelajaran, efektif dan
efisien dalam pencapaian kompetensi, sesuai dengan karakteristik sasaran, soal
latihan dan soal evaluasi sesuai dengan RPS. Dari aspek Media modul yang
dihasilkan memiliki kemenarikan dan kemudahan dalam memahami materi sehingga
diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkuliahan pada mata kuliah Strategi Belajar dan
Pembelajaran menggunakan modul dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.
Kata kunci : Pengembangan,
Modul Pembelajaran, Strategi Belajar dan Pembelajaran
Pendahuluan
Belajar dapat diartikan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku,
sedangkan pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru
dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun
secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Didasari oleh adanya� perbedaan interaksi
tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai pola pembelajaran. (Warsita, 2008) �Pembelajaran
adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik�.
Menurut (Tjiptiany, As�ari, & Muksar, 2016) melalui
modul, maka mahasiswa mampu menjalani proses belajar yang mendapat informasi,
tanpa harus meluangkan tenaga, waktu dan biaya untuk sumber belajar. Modul
ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga bahan yang disampaikan dalam
kegiatan belajar mengajar selalu terarah kepada tujuan yang ingin dicapai yang
telah dirumuskan dengan jelas dan khusus. Modul juga disusun berdasar kebutuhan
nyata dalam rangka pembangunan bangsa dan negara. Modul dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran alternatif, karena isi modul mempunyai ragam bahasa yang
berbeda dengan isi buku teks pelajaran yang cenderung monoton.
Untuk mengetahui sejauh
mana penguasaan Mahasiswa terhadap pelajaran dapat dilakukan melalui penilaian
terhadap kemajuan atau keberhasilan Mahasiswa menguasai materi pelajaran yang
diajarkan. Prestasi Mahasiswa akan menunjukan terjadi tidaknya peningkatan
penguasaan. Indikator keberhasilan dari penguasaan Mahasiswa terhadap materi
pelajaran yang dipelajari adalah kemampuan belajar Mahasiswa yang diwujudkan dalam
hasil belajar Mahasiswa yaitu mengetahui garisgaris besar indikator (petunjuk
adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenjang prestasi yang hendak
diungkapkan atau diukur (Muhibbin Syah: 2001). Di samping itu, prestasi
Mahasiswa sering digunakan sebagai suatu indikator kemampuan belajar, karena
semakin tinggi hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, semakin tinggi
tingkat kemampuan belajar dalam mata pelajaran tersebut yang juga merupakan
indikator untuk mengukur kualitas pendidikan. (Gani, 2018)
Modul adalah bahan ajar
yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan
evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Menurut (Prastowo, 2011) pembelajaran
dengan menggunakan modul bertujuan (1) siswa mampu belajar secara mandiri atau
dengan bantuan guru seminimal mungkin, (2) peran guru tidak mendominasi dan
tidak otoriter dalam pembelajaran, (3) melatih kejujuran siswa, (4)
mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa, dan (5) siswa dapat
mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang dipelajari.
Agar dalam proses
pembelajaran siswa terlibat aktif dan memiliki pengalaman langsung, maka modul
harus dikemas dalam pembelajaran berbasis konstruktivis yang memberikan peluang
kepada siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri dan menumbuh kembangkan
sikap ilmiah,yaitu dengan model pembelajaran inkuiri. Menurut (Dahar, 2011) siswa hendaknya
belajar melalui partisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar
mereka memperoleh pengalaman serta melakukan eksperimen-eksperimen sehingga
mereka menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu sendiri. Siswa juga
perlu diberi kesempatan berperan sebagai pemecah masalah seperti yang dilakukan
para ilmuwan. Dengan cara tersebut diharapkan siswa mampu memahami
konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
Menurut (PMPTK, 2008) modul
merupakan sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dipahami oleh siswa serta dapat dipelajari
secara mandiri tanpa membutuhkan seorang fasilitator dan modul juga dapat
digunakan sesuai dengan kecepatan belajar siswa dengan pengertian tersebut maka
modul yang baik memiliki lima karakteristik, yaitu self instruction, self
contained, stand alone, adaptive dan user friendly. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan modul pada proses pembelajaran dapat meningkatkan
hasil pelajaran (Esmiyati, Haryani, & Purwantoyo, 2013).
Mata kuliah Strategi
Belajar dan Pembelajaran adalah mata kuliah wajib Fakultas Keguruan dan ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Baturaja yang terdiri dari tiga program studi:
Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris dan Teknologi
Pendidikan Komputer dan Informatika. Sesuai dengan analisis kebutuhan ditemukan
bahwa belum ada bahan ajar yang praktis yang bisa digunakan oleh ketiga prodi
ini secara seragam dalam mata kuliah ini. Untuk itulah diharapkan dengan adanya
pengembangan bahan ajar modul ini dapat membantu aktivitas perkuliahan agar
lebih baik.
Menurut (Suryosubroto, 1983) Modul sebagai
sistem penyampaian dalam proses belajar mengajar telah dijadikan tumpuan
harapan untuk mampu mengubah keadaan tersebut menjadi situasi belajar mengajar
yang merangsang, yang lebih mengaktifkan murid untuk membaca dan belajar
memecahkan masalah sendiri dibawah pengawasan dan bimbingan guru yang selalu
siap menolong murid yang mempunyai kesulitan.
Merujuk pada teori
diatas didapat kesimpulan bahwa mengembangkan modul pembelajaran di Program
Studi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Baturaja ini dapat memberikan
manfaat dalam mencerdaskan peserta didik, dengan kata lain modul pembelajaran
ini mampu membantu serta meringankan beban dosen untuk merangsang minat baca,
sehingga kegiatan pembelajaran dapat lebih efisien, relevan, dan efektif. Atas
dasar inilah peneliti melakukan penelitian pengembangan bahan ajar modul ini
guna mendukung proses pembelajaran agar lebih baik lagi.
Metode
Penelitian
Lokasi penelitian
adalah tempat dimana penelitian ini dilakukan. Lokasi penelitian ini di Program
Studi Teknologi Pendidikan FKIP-Unbara, yang beralamat� di Jl. Jl. Ratu Penghulu No. 02301� Karang�
Sari.� Baturaja-32116 OKU Sumsel, Subjek penelitian pengembangan ini adalah
seluruh Mahasiswa/i semester 2 kelas A.2.1 Program Studi Teknologi
Pendidikan FKIP-Unbara yang berjumlah 20 orang.Metode penelitian pada penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (Development Research).
model desain pengembangan produk Rowntree. Pada model produk seringkali
diawali tiga tahap yakni perencanaan, pengembangan dan evaluasi. Pada tahap
evaluasi peneliti akan menggunakan evaluasi formatif� Tessmer, dengan alur pelaksanannya seperti
gambar 1 berikut:
������� Low Resistance to Revision����������������������� High Resistance to
Revision
Gambar 1. Alur desain (formative
evaluation) Tessmer
Pada tahap evaluasi model Tessmer (Zulkardi, 2002) menjelaskan berdasarkan alur desain formative evaluation maka pada
penelitian ini peneliti akan melakukan self
evaluation, dilanjutkan dengan tindakan expert
review, dan one-to-one lalu
dilakukan small group evaluation dan field test evaluation. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah mengkombinasikan prosedur antara model pengembangan Rowntree dan tahap
evaluasi formatif Tessmer.
Hasil dan
Pembahasan
A.
Hasil
Evaluasi dan revisi
dilakukan menggunakan model evaluasi formatif (Wedman & Tessmer, 1993) dengan
lima tahapan yaitu: evaluasi diri, evaluasi ahli, evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok� kecil dan�
ujicoba lapangan.�
Pada tahap ini peneliti
melakukan evaluasi terhadap prototipe pengembangan modul yang dihasilkan.
Evaluasi dilakukan untuk melihat validitas produk menurut peneliti dan ada
perbaikan pada beberapa teks yang perlu diperbaiki penulisannya Prototipe yang
sudah� jadi selanjutnya disebut sebagai
prototipe I.
Evaluasi ahli (expert evaluation) terhadap prototipe I
ini dilakukan dengan validasi oleh tiga orang validator. Hasil validasi
terhadap seluruh aspek yang dinilai, diperoleh nilai rata-rata,dengan kategori
valid. Untuk validasi materi diperoleh nilai rata-rata 4,5 dengan kategori
valid, validasi desain pembelajaran diperoleh rata-rata 4,5 dengan kategori
valid dan 4,2 untuk validasi media. Nilai rata-rata dari 3 aspek penilaian tersebut
adalah 4,4 dengan kategori valid.�
Komentar ketiga validator terhadap prototipe I disajikan dalam tabel 1
berikut:
Tabel
1 Nama Validator
pengembangan modul dan Saran untuk Prototipe I
No. |
Nama Validator |
Indikator |
saran |
Tindak lanjut |
1 |
Eriyanti, M.Pd |
Aspek Materi (content) |
Perdalam
dan perluas materi sesuai dengan kebutuhan yang ada pada RPS mata kuliah
Strategi Belajar dan Pembelajaran |
Saran
diterima dan dilaksanakan |
2 |
Yelmi Yunarti, M.Pd |
Desain Pembelajaran (Contruct) |
1. Pada desain gambar yang di pilih disesuaikan
dengan materi 2. Tambahkan variasi soal pada evaluasi |
Saran
diterima dan dilaksanakan |
3 |
JokoKuswant, M.Kom |
Aspek Media (lay
out) |
Tambahkan sumber gambar yang diambil dari internet |
Saran
diterima dan dilaksanakan |
Berdasarkan pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa prototipe
yang dihasilkan sudah memenuhi kriteria, namun diperlukan beberapa revisi. Saran-saran dari ahli tersebut
dijadikan masukan untuk� revisi prototipe
pertama. Revisi prototipe disebut prototipe I. Prototipe II dikembangkan berdasarkan
dari masukan-masukan yang diberikan validator pada Prototipe I. Bagian-bagian
yang perlu diperbaiki adalah pengayaan materi serta gambar-gambar yang dapat
menyebabkan kekeliruan pemahaman, dan penambahan gambar-gambar yang diperlukan
untuk menanamkan konsep dalam pembelajaran. Setelah dilakukan perbaikan, maka
prototipe dinyatakan telah valid
dan
evaluasi dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Evaluasi satu-satu (one-to-one) dilakukan dengan tiga orang
mahasiswa dari kelas A.2.1 mahasiswa yang dipilih mewakili kemampuan tinggi,
sedang dan rendah. Dari angket yang diberikan pada
saat evaluasi one-to-one terlihat
bahwa 2 orang mahasiswa memberikan respon yang Sangat Baik dan 1 orang
mahasiswa memberikan respon Baik. Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe I
dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2
Diagram Batang Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe I
pengembangan
modul
Evaluasi Kelompok kecil
(small group) dilakukan dengan
sepuluh orang mahasiswa dari kelas A.2.1. Pemilihan mahasiswa didasarkan pada
kemampuan mahasiswa, yang mewakili karakter mahasiswa yang akan menjadi objek penelitian.
Pengembangan modul pembelajaran yang digunakan pada tahap ini adalah prototipe
II yang merupakan hasil revisi prototipe I berdasarkan evaluasi dari ahli (expert review) dan evaluasi satu-satu (one to one).�
Permasalahan yang ditemukan pada evaluasi one-to-one tidak lagi ditemukan. Hal ini berarti bahwa prototipe II
sudah memenuhi kriteria sebagai modul pembelajaran yang praktis. Dari angket
yang diberikan pada saat evaluasi small
group terlihat bahwa 10 mahasiswa memberikan respon yang Sangat Baik.
Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe II dapat dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3 Diagram
Batang Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe II
pengembangan
modul
Uji
Coba Lapangan (Field Test).�
Pada tahap ini, prototipe III yang sudah dikembangkan,
diujicobakan setelah melalui validasi akhir pada pakar. Ujicoba lapangan (Field Test) dilakukan untuk melihat
efek potensial terhadap motivasi belajar mahasiswa. Ujicoba ini dilaksanakan
pada kelas A.2.1. Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan modul di ruangan
belajar 17. Tanggapan mahasiswa pada pelaksanaan uji
lapangan (field test) telah
memberikan tanggapan positif terhadap prototipe III. Pada proses pembelajaran
15 orang mahasiswa (80%) memberikan tanggapan sangat baik dan 5 orang mahasiswa
(20%) memberikan tanggapan baik. Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe III
dapat dilihat pada gambar 4 berikut:
Gambar 4 Diagram
Batang Tanggapan mahasiswa terhadap Prototipe III
pengembangan modul
B. Pembahasan
Penelitian pengembangan ini menghasilkan modul
pembelajaran pada mata kuliah Strategi belajar dan Pembelajaran. Pengembangan
modul yang dihasilkan telah teruji validitasnya. Berdasarkan hasil uji validasi
dari expert (pakar) menunjukkan bahwa
pengembangan modul yang dikembangkan sudah memenuhi syarat dari aspek materi
dan sesuai dengan aspek-aspek yang diinginkan dari segi media dan desain
pembelajaran. Validator materi memberikan penilaian terhadap pengembangan modul
yang dihasilkan dengan rata-rata penilaian 4,5 (valid). Menurut validator,
pengembangan modul sudah memenuhi syarat sebagai pengembangan bahan ajar yang
baik dari seluruh aspek yang dinilai. Unsur-unsur pengembangan modul berupa
materi, dan gambar, sudah dipenuhi dan disajikan dengan baik di dalam
pengembangan modul ini. Revisi yang dilakukan terhadap prototipe I ini berasal
dari validator Materi, Desain dan Media.
Beberapa revisi dilakukan untuk memberikan pemahaman
konsep yang utuh tentang kejelasan materi dan kemudahan penggunaan pengembangan
modul menurut validator, pengembangan modul sudah harus dikenalkan dari
semester awal. Hal yang perlu diperhatikan adalah memilih batasan-batasan
konsep dasar yang diajarkan pada tingkat pendidikan perguruan tinggi. Masukan
dari validator sangat berarti bagi peneliti untuk menentukan batasan konsep
tersebut. Validasi
aspek desain pembelajaran, Validator desain pembelajaran berdasarkan kurikulum
memberikan penilaian terhadap pengembangan modul yang dihasilkan dengan
rata-rata penilaian 4,5 (valid). Validator media memberikan penilaian terhadap
pengembangan modul yang dihasilkan dengan rata-rata penilaian 4,2 (valid).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengembangan bahan ajar yang
dikembangkan sudah baik dan tergolong prototipe yang valid.
Kesimpulan
Berdasarkan� hasil penelitian, telah dihasilkan
pengembangan modul pada mata kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran yang
teruji validitasnya. Pengembangan modul yang dihasilkan dari aspek materi sudah tepat dengan
pembelajaran, menggunakan media cetak, gambar yang tepat, dan jelas dalam
uraian materi, soal latihan dan soal evaluasi. Dari aspek desain pembelajaran,
Pengembangan modul yang dihasilkan memiliki kesesuaian pendekatan dalam
pembelajaran, efektif dan efisien dalam pencapaian kompetensi, sesuai dengan
karakteristik sasaran, soal latihan dan soal evaluasi sesuai dengan RPS.
Dari
aspek media
modul yang dihasilkan� memiliki
kemenarikan dan kemudahan dalam memahami materi sehingga diharapkan dapat mendorong
mahasiswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian,
telah dihasilkan modul pada mata kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran pada
Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja. Modul yang dihasilkan
menarik bagi mahasiswa, dan mudah dipahami.�
Dari hasil uji coba lapangan kepada mahasiswa kelas A.2.1 semester 2
menunjukkan bahwa perkuliahan pada mata kuliah Strategi Belajar dan Pembelajaran
menggunakan modul dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa.
BIBLIOGRAFI
Dahar, R. W. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Jakarta:
Erlangga, 136, 141.
Esmiyati, E., Haryani, S., & Purwantoyo, E. (2013).
Pengembangan Modul IPA Terpadu Bervisi SETS (Science, Environment, Technology,
and Society) Pada Tema Ekosistem. Unnes Science Education Journal, 2(1).
Gani, M. A. (2018). Pengaruh
Disiplin Diri Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi
Maritim Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2),
82�93.
PMPTK, D. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Depdiknas.
Prastowo, A. (2011). Panduan kreatif membuat bahan ajar
inovatif. Yogyakarta: DIVA press.
Suryosubroto, B. (1983). Sistem pengajaran dengan modul. Jakarta:
Bina Aksara.
Tessmer,� M (1993) Planning
and Conducting Formatif Evaluation, London : Kogan
Page
Tjiptiany, E. N., As�ari, A. R., & Muksar, M. (2016).
Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri untuk
Membantu Siswa SMA Kelas X dalam Memahami Materi Peluang. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(10), 1938�1942.
Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran landasan dan
aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 135.
Wedman, J., & Tessmer, M. (1993). Instructional designers
decisions and priorities: A survey of design practice. Performance
Improvement Quarterly, 6(2), 43�57.
Zulkardi, Z. (2002). Developing a learning environment on
realistic mathematics education for Indonesian student teachers. University
of Twente, Enschede.