Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol. 4,
No. 9 September 2019
PENGARUH PENDAPATAN USAHA DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP
LABA BERSIH SURVEY PADA PERUSAHAAN JASA SUB SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yelsha Dwi Pasca
Program
Studi Manajemen STIE STMY Majalengka
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pendapatan usaha dan biaya operasional terhadap laba
bersih, survei pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan usaha dan biaya operasional
terhadap laba bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dimana pendapatan usaha dan biaya
operasional mempunyai hubungan dengan laba bersih yang sangat kuat dan
berbanding lurus, artinya ketika pendapatan usaha dan biaya operasional
meningkat maka laba bersih pun akan mengalami peningkatan.
Saran bagi perusahaan sebaiknya terus meningkatkan pendapatan usaha agar
mendapatkan laba bersih yang maksimal. Karena apabila pendapatan usaha terus
meningkat diiringi dengan peningkatan laba bersih maka investor akan tertarik
untuk berinvestasi di emiten tersebut. Sebaiknya
mengeluarkan biaya operasional seminimal mungkin agar mendapatkan laba bersih
yang maksimal. Bila pemakaian biaya operasional tinggi maka laba bersih pun
akan menurun dan para investor akan berfikir beberapa kali untuk berinvestasi
di emiten tersebut.
Kata kunci : Pendapatan
usaha, biaya operasional, laba bersih
Pendahuluan
Keberadaan perusahaan baik itu
perusahaan nasional maupun swasta mendorong usaha pemerintah dalam meningkatkan
perkembangan ekonomi secara keseluruhan (Kamaludin, 2017).
Perusahaan perlu memperhatikan
pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan selama kegiatan operasi
berlangsung agar perusahaan dapat menghasilkan laba yang diinginkan demi
keberlangsungan usahanya. Jika pendapatan terlalu besar dari beban maka
perusahaan akan memperoleh laba dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari
biaya yang dikeluarkan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Karena laporan
keuangan digunakan oleh berbagai pihak, baik pihak intern maupun pihak ekstern
untuk pengambilan keputusan dimasa yang akan datang, maka pendapatan dan beban
perlu diperhatikan.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat
dalam dunia bisnis mengharuskan pihak manajemen perusahaan untuk membuat
strategi-strategi yang lebih baik dari perusahaan lain Untuk menjaga kesinambungan
hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, diperlukan
penanganan dan pengelolaan yang baik dan teratur.� Perusahaan adalah suatu lembaga atau instansi
yang salah satu kegiatannya bergerak dalam bidang perekonomian dan merupakan
satu kesatuan teknis ekonomi tempat terjadinya proses produksi dan pemberian
jasa (Ridwan, 2010). Setiap perusahaan pada
dasarnya memiliki berbagai tujuan yang berbeda-beda. Tujuannya adalah meningkatkan
keuntungan, meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan kepuasan dan
pembinaan karyawan, dan yang paling utama adalah bagaimana perusahaan
menghasilkan laba sebesar besarnya
Penilaian kinerja keuangan dapat digunakan untuk
mengetahui seberapa besar keuntungan perusahaan dengan membandingkan hasil laba
pada tahun tertentu dengan laba tahun-tahun sebelum dan sesudahnya. Dengan
diketahuinya kesulitan keuangan sedini�
mungkin, maka pihak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah bagaimana
untuk memperbaiki kinerja perusahaan agar dapat meningkatkan laba di masa yang
akan datang. Agar diperoleh laba sesuai dengan yang dikehendaki, perusahaan
perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Hal tersebut ditentukan oleh
kemampuan perusahaan untuk memprediksi kondisi usaha pada masa yang akan datang
yang penuh ketidakpastian, serta mengamati kemungkinan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laba. Dalam hal ini, laba bersih merupakan suatu ukuran
keseluruhan profitabilitas� perusahaan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapatkan imbalan
yang memadai dari penggunaan asset yang dikuasainya. Bagi perusahaan pada
umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mencapai laba bersih yang maksimal
sehingga ukuran tersebut menjadi jaminan bagi sebuah perusahaan untuk dapat
beroperasi secara stabil.
Di pasar saham, perusahaan yang telah go public dikelompokan ke dalam beberapa
sektor. Perusahaan Jasa sub sektor Transportasi merupakan salah satu bidang
yang menjanjikan, dilihat dari peningkatan penggunaan kendaraan dan penggunaan
sarana umum membuat perusahaan sub sektor Transportasi akan semakin berkembang.
Apalagi, sekarang telah diadakannya program mobil murah oleh pemerintah
dampaknya meningkatnya kepemilikan mobil pribadi yang tentunya juga akan
meningkatkan penggunaan mobil pribadi di jalan yang berakibat pada meningkatnya
kepadatan lalu lintas, meningkatkanya konsumsi BBM, peminat angkutan umum akan
semakin berkurang, dominasi angkutan pribadi pada angkutan lebaran akan semakin
meningkat. Hal ini semakin menegaskan bahwa investasi di sektor ini termasuk
salah satu investasi yang cukup menjanjikan.
Kondisi di lapangan ditemukan penurunan laba
bersih seperti yang dikemukakan oleh Adityamarwan selaku Direktur Utama PT Jasa
Marga (Persero) Tbk mengatakan bahwa beberapa emiten penyedia infrastruktur
jalan tol mengalami penurunan laba bersih, salah satunya PT Jasa Marga Tbk
(JSMR) mencatat laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp 1,33 triliun. Laba bersih
tersebut turun 18,75% dari perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,60 triliun �
Laba Bersih dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah pendapatan. Pendapatan yaitu arus masuk atau
peningkatan nilai aset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari
entity atau gabungan dari keduanya selama periode tertentu yang berasal dari
penyerahan/ produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan (Sipangkar, 2009). Perusahaan perlu memperhatikan pendapatan yang
diterima dan pengeluaran yang dilakukan selama kegiatan operasi berlangsung
agar perusahaan dapat menghasilkan laba yang diinginkan demi keberlangsungan
usahanya. Hal Tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
(Siregar, 2006) bahwa semakin besar
pendapatan usaha yang didapat perusahaan maka akan semakin besar laba
keuntungan yang didapat oleh perusahaan. (KERAMIK, 2014) Namun kondisi
dilapangan ditemukan kenaikan pendapatan usaha tidak diiringi dengan kenaikan
laba bersih. Seperti yang dikemukakan oleh Adityamarwan selaku Direktur Utama
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengatakan bahwa Emiten penyedia infrastruktur
jalan tol mengalami kenaikan pendapatan usaha�
menjadi� Rp� 10,29�
triliun� dari� tahun�
sebelumnya� Rp� 9,07�
triliun. Sedangkan laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp 1,33 triliun.
Laba bersih tersebut� turun 18,75% dari
perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,60 triliun. Hal ini diindikasikan
karena adanya kenaikan biaya operasional.
Selain pendapatan, biaya
merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap perusahaan, baik itu
perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun perusahaan manufaktur, dan
perhitungannya pun harus dilakukan se-efesien dan se-efektif mungkin. Seperti
halnya biaya operasional yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk menjalankan aktivitas perusahaan guna mencapai tujuan dari perusahaan
tersebut. Biaya operasional dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan
profitabilitas yang diupayakan oleh perusahaan. Biaya operasi diharapkan dapat
digunakan dan mengalo\asikan sumber daya yang dimiliki yang efektif dan
efisien. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam beroperasi perlu
dikendalikan sebaik- baiknya, karena walaupun operasional dapat berjalan dengan
lancar dan baik namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat menekan
biaya operasional serendah�serendahnya akan berakibat naiknya biaya
operasional. Tingginya biaya operasi akan membuat laba turun, begitu juga jika
nilai biaya operasi rendah maka, laba akan naik. Jadi untuk memperoleh laba
yang tinggi perlu diperhatikan biaya- biaya yang dikeluarkan dan
mengendalikannya secara efektif, selain itu perusahaan dapat mencapai laba
sesuai dengan yang ingin dicapainya. Menurut Agung Salim selaku Direktur
Operasi PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) mengungkapkan biaya
operasional pada tahun 2013 meningkat hingga empat kali lipat akibat banyaknya
angkutan berat yang overload melintas. Tetapi dengan kenaikan biaya operasional
tersebut laba bersih PT Cipta Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) tidak
mengalami penurunan. Hal ini diindikasikan karena adanya penurunan
pendapatan usaha
Metode Penelitian
Penelitian ini
dilakukan dengan metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Menurut (Prof Dr Sugiyono, 2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.Berdasarkan pada pengertian diatas, yang menjadi populasi
sasarannya adalah perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
Menurut
(P D Sugiyono, 2013) memberikan pengertian
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi harus
dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Adapun teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling (purposive sampling). Menurut (P D Sugiyono, 2013) sampling jenuh atau
sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sample. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan 3
tahun terakhir pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia dari
tahun 2013 - 2017.
Metode yang digunakan
yaitu analisis jalur (path analysis)
yang digunakan untuk menguji pengaruh pendapatan usaha, biaya operasional
terhadap laba bersih. Adapun model analisis�
jalur dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Persamaan Jalur Sub
Struktur Pertama
X = ρX2X1X1 +
ɛ1
Persamaan Jalur Sub
Struktur Kedua
Y = ρYX1X1 +
ρYX2X2 + ɛ2
Keterangan :
X1������ = Pendapatan Usaha
X2������ = Biaya Operasional
Y�������� = Laba
Bersih
ɛ��������� = Error
varian/Pengaruh faktor lain
Hasil dan
Pembahasan
1.
Hasil Penelitian
a. Pengaruh Pendapatan
Usaha Terhadap Laba Bersih
Diperoleh informasi
bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara pendapatan usaha dengan laba
bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2017 adalah sebesar 0,729. Nilai 0,729 menurut
(Prof Dr Sugiyono, 2010) tergolong hubungan yang
kuat dengan nilai positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang kuat antara pendapatan usaha dengan laba bersih, dimana semakin
tinggi pendapatan usaha maka akan diikuti semakin tingginya laba bersih pada
perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Pengaruh langsung dari
pendapatan usaha (X1) terhadap laba bersih (Y) sebesar 21,44% dan pengaruh
tidak langsung melalui biaya operasional (X2) sebesar 10,60% sehingga total
pengaruh langsung terhadap laba bersih (Y) sebesar 51,47%.
Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai thitung untuk pendapatan usaha (X1) sebesar 4,017 dengan nilai
ttabel sebesar 2,052. Dikarenakan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel
(4,017 > 2,052) maka H0 tolak, artinya pendapatan usaha berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2017.
b. Pengaruh Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih
Diperoleh informasi
bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara biaya operasional dengan laba
bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2017 adalah sebesar 0,682. Nilai 0,682 menurut
(Prof Dr Sugiyono, 2010) tergolong hubungan yang
kuat dengan nilai negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
negatif yang kuat antara biaya operasional dengan laba bersih, dimana semakin
tinggi biaya operasional maka akan diikuti dengan menurunnya laba bersih pada
perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Pengaruh langsung dari
dari biaya operasional (X2) terhadap laba bersih (Y) adalah sebesar 16,30% dan
pengaruh tidak langsung melalui pendapatan usaha (X1) sebesar 11,70% sehingga
total pengaruh langsung terhadap laba bersih (Y) sebesar 26,0%.Artinya variabel
Biaya Operasional secara parsial mempunyai pengaruh terhadap laba bersih
sebesar 28,00 %. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung untuk biaya
operasional (X2) sebesar 3,443 dengan nilai ttabel sebesar 2,052. Dikarenakan
nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,433 > 2,052) maka H0 tolak,
artinya biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2017.
c. Pengaruh Pendapatan
Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih
Diperoleh informasi
bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara pendapatan usaha dengan biaya
operasional pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 adalah sebesar 0,570. Nilai 0,570
menurut (Prof Dr Sugiyono, 2010) tergolong hubungan yang
sedang dengan nilai positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang kuat antara pendapatan usaha dengan biaya operasional, dimana
semakin tinggi pendapatan usaha maka akan diikuti dengan seemakin tingginya
biaya operasional pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa variabel pendapatan usaha dan biaya operasional
berpengaruh positif terhadap laba bersih dengan kontribusi pengaruh sebesar 53%
sedangkan sisanya 47% merupakan faktor lain diluar pendapatan usaha dan biaya
operasional.
Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai thitung untuk pendapatan usaha dan biaya operasional (X1X2)
sebesar 17,739 dengan nilai ttabel sebesar 3,354. Dikarenakan nilai thitung
lebih besar dari nilai ttabel (17,739 > 3,354) maka H0 tolak, artinya
pendapatan usaha dan biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2017.
2.
Pembahasan
a. Analisis Pengaruh
Pendapatan Usaha Terhadap Laba Bersih
Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa variabel pendapatan usaha berpengaruh positif terhadap laba
bersih dengan kontribusi pengaruh sebesar 51,47% sedangkan sisanya sebesar
48,53% merupakan faktor lain yang tidak saya teliti seperti harga jual, volume
penjualan, pendapatan bunga. Hubungan positif ini menunjukan bahwa semakin
tinggi pendapatan usaha suatu perusahaan maka kemungkinan perusahaan tersebut
mendapatkan laba bersih yang akan semakin besar. Penelitian ini mendukung teori
yang dikemukakan oleh (Rahardjo, 2000) Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya
laba adalah pendapatan, pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan barang
dagangan perusahaan.
Berdasarkan hasil
penelitian memberikan bukti empiris bahwa variabel pendapatan usaha berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih, dapat dimaknai bahwa semakin tinggi pendapatan
usaha yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula laba bersih yang
diperoleh perusahaan. Penelitian ini kembali mengkomfirmasi jika besar kecilnya
laba dipengaruhi oleh pendapatan usaha seperti yg dikemukakan oleh Weygandt etc
(2010) bahwa Jika pendapatan melebihi pengeluaran (beban) akan mendapatkan laba,
sebaliknya jika pendapatan kurang dari pengeluaran (beban) akan mendapatkan
kerugian. Kemudian hal ini juga menguatkan penelitian yang dilakukan oleh Ni
Komang tri Utari (2014) yang meneliti Pengaruh pendapatan dan biaya terhadap
net income pada lembaga pengkreditan desa (lpd) desa pakraman batumulapan di
kecamatan nusa penida menyatakan bahwa Pendapatan berpengaruh signifikan
terhadap net income. Adapun fenomena
yang terjadi dipenelitian ini diungkapkan oleh Adityamarwan selaku Direktur
Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang mengatakan bahwa tidak� semua�
perusahaan yang memiliki pendapatan usaha yang meningkat akan
mendapatkan laba bersih yang meningkat pula. Salah satunya PT Jasa Marga
(Persero) Tbk menurut Adityamarwan hal ini diindikasikan karena adanya
peningkatan biaya operasional ataupun faktor � faktor lain yg mendukung
menurunnya laba bersih. Penulis melihat bahwa dengan meningkatnya pendapatan
usaha seharusnya laba bersih pun ikut meningkat. Tetapi karena ada faktor lain
yang mempengaruhi menurunnya laba maka peningkatan pendapatan tidak dapat
menaikan laba .
b. Analisis Pengaruh Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa variabel biaya operasional berpengaruh negatif
terhadap laba bersih dengan kontribusi pengaruh sebesar 28% sedangkan sisanya
sebesar 72% merupakan faktor lain yang tidak saya teliti seperti harga jual,
volume penjualan, pendapatan bunga. Hubungan negatif ini menunjukan bahwa
semakin tinggi biaya operasional suatu perusahaan maka kemungkinan laba bersih
perusahaan tersebut akan menurun. Penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh (Jusuf, 2008) Bila perusahaan dapat
menekan biaya operasional, maka perusahaan akan dapat meningkatkan laba bersih.
Demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya (seperti pemakaian alat
kantor yang berlebihan) akan mengakibatkan menurunnya net profit.
Berdasarkan hasil
penelitian memberikan bukti empiris bahwa variabel biaya operasional
berpengaruh signifikan terhadap laba bersih, dapat dimaknai bahwa semakin
tinggi biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan maka laba bersih
perusahaan tersebut akan menurun. Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukan
oleh (Pebriyanti, 2013) meneliti Pengaruh
Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih dengan Perputaran Persediaan
Sebagai Variabel Pemoderasi menyatakan bahwa semakin besar biaya operasional
maka� semakin sedikit laba yang akan
diterima. Kemudian hal ini juga menguatkan penelitian yang dilakukan
(Wisesa, Zukhri, & Suwena, 2014) menyatakan bahwa biaya
operasional mempunyai pengaruh yang negatif terhadap laba bersih. Artinya
semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan maka semakin kecil laba bersih
yang diperoleh demikian pula sebaliknya semakin kecil biaya operasional yang
digunakan maka semakin besar laba bersih yang diperoleh. Adapun fenomena yang
terjadi dipenelitian ini diungkapkan oleh Menurut Agung Salim selaku Direktur
Operasi PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang mengatakan bahwa pada
perusahaan tersebut biaya operasional meningkat sebanyak empat kali tetapi dengan
kenaikan tersebut tidak menyebabkan menurunnya laba pada perusahaan tersebut.
Menurut Agung Salim hal ini diindikasikan karena menurunnya pendapatan usaha.
Penulis melihat bahwa dengan meningkatnya biaya operasional seharusnya laba
bersih pun menurun. Tetapi karena ada faktor lain yang mempengaruhi
meningkatnya laba maka peningkatan biaya operasional tidak dapat menurunkan
laba .
c. Pengaruh Pendapatan
Usaha dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa variabel pendapatan usaha dan biaya operasional
berpengaruh positif terhadap laba bersih dengan kontribusi pengaruh sebesar 53%
sedangkan sisanya 47% merupakan faktor lain diluar pendapatan usaha dan biaya
operasional. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh (KERAMIK, 2014) bahwa perusahaan perlu memperhatikan pendapatan
yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan selama kegiatan operasi
berlangsung agar perusahaan dapat menghasilkan laba� yang diinginkan demi keberlangsungan
usahanya. Kemudian hal ini juga menguatkan penelitian yang dilakukan oleh
(Budi, 2011) menyatakan bahwa biaya
operasional berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha.
Kesimpulan
1.
Pendapatan Usaha berpengaruh Positif signifikan
terhadap Laba Bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 - 2017. Dimana pendapatan usaha
mempunyai hubungan dengan laba bersih yang sangat kuat dan berbanding lurus,
artinya jika pendapatan usaha meningkat maka laba bersih pun akan mengalami
peningkatan.
2.
Biaya Operasional berpengaruh negatif signifikan
terhadap Laba Bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017. Dimana biaya
operasional mempunyai hubungan dengan laba bersih yang sangat kuat dan
berbanding terbalik, artinya ketika biaya operasional meningkat maka laba
bersih pun akan mengalami penurunan.
3.
Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Usaha dan Biaya
Operasional terhadap Laba Bersih pada perusahaan jasa sub sektor transportasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013-2017. Dimana
pendapatan usaha dan biaya operasional mempunyai hubungan dengan laba bersih
yang sangat kuat dan berbanding lurus, artinya ketika pendapatan usaha dan
biaya operasional meningkat maka laba bersih pun akan mengalami peningkatan.
BIBLIOGRAFI
Budi, S. (2011). Analisa Pengaruh Biaya Operasional Terhadap
Tingkat Pendapatan PT Jasa Marga, Tbk Periode 2006�2010. Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma. Jakarta.
Jusuf, J. (2008). Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kamaludin, A. (2017). PENGARUH STRATEGI PROMOSI DAN KUALITAS
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (STUDI DI PT SARANA PANCA KARYA NUSA
DISTRIBUTOR KABUPATEN MAJALENGKA). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(3), 1�27.
KERAMIK, P. (2014). PENGARUH PENDAPATAN USAHA DAN BEBAN
OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN KIMIA DAN KERAMIK, PORSELIN
& KACA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2012 MEIZA
EFILIA. 100462201068.
Pebriyanti, N. K. S. (2013). Pengaruh Kompensasi Terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan PT. Columbus Megah Sarana Cabang Denpasar Tahun 2012. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 3(1).
Rahardjo, B. (2000). Memahami Laporan Keuangan Untuk
Manajer Non Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.
Ridwan, S. (2010). Analisis biaya operasional dan
pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM Kota Bandung. Skripsi.
Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Sipangkar, E. D. (2009). Pengaruh Perputaran Persediaan
Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Siregar, F. dan H. S. (2006). Pengaruh Faktor Internal Bank
terhadap Volume Kredit Bank Yang Go Public Di Indonesia. Jurnal Akuntansi 6
USU.
Sugiyono, P D. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung:
Alfabeta, CV.
Sugiyono, Prof Dr. (2010). Metode penelitian pendidikan. Pendekatan
Kuantitatif.
Wisesa, I. W. B., Zukhri, A., & Suwena, K. R. (2014).
Pengaruh Volume Penjualan Mente Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada
Ud. Agung Esha Tahun 2013. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 4(1).