� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
� e-ISSN :
2548-1398
� Vol. 2, No 2 Februari 2017
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA� DI PERUSAHAAN JASA SURVEY
Suhendra Afriandi
Akademi Maritim Cirebon
Email : [email protected]
Abstrak
Suatu
perusaandalam melaksanakan kegiatannya akan berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan berbagai aktivitas di dalam perusahaan
dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan teknologi, dana
operasi, sarana ataupun prasarana yang dimiliki, melainkan juga tergantung pada
aspek sumber daya manusia. Produktivitas kerja merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh pihak perusahaan bila menginginkan setiap
karyawan dapat memberikan andil positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan,
karena dengan adamya produktivitas kerja seorang karyawan maka tujuan utama
perusahaan tersebut akan tercapai maksimal. Makalah ini membahas studi kasus
perlunya produktivitas kerja karyawan di lingkungan PT Surveyor Indonesia
(Persero) Cabang Rembang. Penilaian kinerja berdasarkan pada tingkat pendidikan
dan tingkat kehadiran karyawan yang menjadi tolak ukur pencapaian produktivitas
kerja. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan yang
dimiliki yang dimiliki oleh karyawan PT Surveyor Indonesia tidak diimbangi
dengan tingginya pencapaian kinerja karyawan secara maksimal. Hal tersebut
dapat dilihat pada tingginya ketidak hadiran/absen kryawan di lingkungan PT Surveyor
Indonesia Cabang Rembang, yang berarti bahwa tingkat produktivitas kerja mereka
semakin rendah dan tidak efektif sehingga produktivitas kerja dalam
meningkatkan kinerja karyawan belum terlaksana dengan baik.
Kata kunci: Produktivitas Kerja, Sumber Daya Manusia
Pendahuluan
Sumber daya manusia merupakan salah satu aset organisasi
perusahaan untuk menunjang kelancaran tugas guna mencapai tujuan organisasi
perusahaan yang terkait. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi
perusahaan umumnya memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaanya agar menjadi
suatu aset yang menguntungkan. Hal itu dikarenakan faktor sumber daya manusia
mempunyai keunikan tersendiri dibanding dengan aset-aset perusahaan yang lain. Sedang
untuk mendapat kemampuan sumber daya manusia yang diinginkan, organisasi
perusahaan selayaknya mengadakan agenda khusus untuk menunjang, mengembangkan,
dan memanfaatkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Produktivitas ada sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan
sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan. Di samping dikaitkan dengan
kemampuan sumber daya manusia, produktivitas juga kerap dikaitkan dengan cara
dan sistem yang efisien. Sedang cara dan sistem yang efisien sendiri kerap dihubungkan
dengan proses produksi yang tepat waktu, sehingga proses produksi tidak
memerlukan kerja lembur dan tambahan biaya. Dengan semua keterkaitan dan
hubungan di atas, wajar jika sebuah perusahaan �baik itu jasa ataupun pembuat
produk� menginginkan sumber daya manusianya untuk senantiasa produktif,
khususnya dalam proses produksi dan pelayanan konsumen.
Produktivitas berasal dari kata �produktiv� artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali,
sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang
terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek.
Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha
dari setiap manusia (individu atau kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu
kehidupannya dan penghidupannya. Secara umum produktivitas diartikan atau
dirumuskan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan pemasukan (input),
sedangkan menurut Kusnendi (2003:8) produktivitas adalah sikap mental yang
selalu memiliki pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih dari kehidupann
kemarin dan kehidupan besok harus lebih baik dari kehidupan hari ini. Sedangkan
menurut paham lain, produktivitas adalah perhitungan antara jumlah yang
dihasilkan dengan jumlah sumber daya yang digunakan selama proses produksi
berlangsung (Malayu S.P Hasibuan: 2005).
Menurut pandangan di atas, bisa diketahui bahwa
produktivitas bisa dipetakan dalam 2 dimensi, yakni efektivitas yang mengarah
pada pencapaian untuk kerja yang maksimal dan efesiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya. Dalam hal ini efesiensi adalah ukuran dalam
membandingkan inputyang direncanakan
dengan input sebenarnya. Apabila
ternyata input yang sebenarnya
digunakan semakin hemat, maka tingkat efesiensi semakin tinggi. Sedangkan
efektivitas disini merupakan ukuran yang memberikan gambaran suatu target yang
dicapai. Apabila kedua hal tersebut dikaitkan satu dengan yang lainnya, maka
terjadinya peningkatan efektivitas tidak akan selalu menjamin meningkatnya
efesiensi.
Pada
penelitian ini pegawai PT Surveyor Indonesia (Persero) Cabang Rembang memiliki
tingkat produktivitas yang rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya kinerja,
pelayanan pegawai, juga pelaksanaan tugas yang diberikan pada pegawai tersebut.
Rendahnya produktivitas karyawan disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan
keinginan pegawai untuk masuk kerja sebagai mestinya. Hal ini tentu sangat
menggangu produktivitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sehingga,
untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran pegawai untuk masuk kerja, serta
untuk meningkatkan produktivitas pegawai pada umumnya, perusahaan pun
menyelenggarakan cara dan kegiatan yang memunculkan minat pegawai untuk masuk
kerja dan berprestasi di perusahaan.
Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
sendiri adalah metode yang memungkinkan penulis untuk mengumpulkan data secara
aktual, mengidentifikasi masalah, dan/atau memeriksa kondisi serta praktek
dengan tujuan untuk menguraikan masalah. Untuk subjek penelitian, penulis
menggunakan pegawai yang bekerja di PT Surveyor Indonesia, sedang untuk objek
penelitian, penulis menggunakan produktivitas, absensi, keaktifan dan keikut
sertaan pegawai dalam menjalankan tugas yang diberikan perusahaan. Tempat
penelitian dilakukan di PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang. Menurut penulis,
tempat tersebut ialah perusahaan yang memiliki produktivitas yang rendah,
sehingga layak untuk dijadikan tempat penelitian.
Pembahasan dan Hasil
A.
Kasus Produktivitas kerja di PT
Surveyor Indonesia Cabang Rembang
PT. Surveyor Indonesia� Cabang Kabupaten Rembang adalah perusahaan
besar yang senantiasa diperbantukan untuk aneka kegiatan survie. Namun
demikian, sebagai perusahaan pada umumnya, perusahaan ini pun kerap dilanda
masalah, khususnya masalah yang melibatkan sumber daya manusia atau pegawai
yang dimilikinya.
Menurut penelusuran penulis,
diketahui bahwa tingkat produktivitas kerja di PT Surveyor Indonesia Cabang
Rembang mulai menurun. Menurut penelusuran lebih lanjut, penurunan
produktivitas kerja tersebut diakibatkan oleh ketidak sadaran pegawai atas
absensi dan produktivitas mereka di kantor. Lebih lanjut, perusahaan ini bahkan
dihadapkan dengan tingkat ketidak hadiran karyawan yang relatif tinggi, yakni
26% dari total keselurah pegawai di PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang. Walau
demikian, kondisi tersebut hanya terjadi pada hari Senin dan Jum�at. Tapi,
terlepas daripada itu, hal tersebut tentu sangat mengganggu kegiatan dan
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Di sisi lain hal itu juga
menyebabkan penambahan persentase ketidak hadiran karena pengaruh pelaku dan
sebagainya.
B. Identifikasi Masalah Yang Mungkin
Terjadi
Masalah yang terjadi pada kasus ini
adalah ketidak hadiran pegawai di PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang yang
berbuntut pada penurunan produktivitas karyawan. Namun demikian, mayoritas
ketidak hadiran karyawan hanya terjadi pada 2 hari, yakni Senin dan Jum�at,
selain daripada itu absen pegawai normal sebagaimana mestinya.
Sejauh ini, sampai tulisan ini
dibuat, jumlah ketidak hadiran karyawan pada hari Senin dan Jum�at berkisar di
angka 26% dari total jumlah karyawan. Walau kurang dari setengah dari total
karyawan, jumlah tersebut sudah melampaui seperempat dari total karyawan yang
ada. Dikhawatirkan, jika ketidak hadiran ini terus dibiarkan, jumlah akan
meningkat akibat saling mempengaruhi. Hingga kini alasan dan sebab ketidak
hadiran karyawan di hari dan jumlah tersebut masih belum diketahui. Kendati
seperti itu, Kabag Kepegawaian �selaku pihak yang bertanggung jawab atas
kondisi dan absensi pegawai� telah menyarankan untuk dibuatkan undian yang
melibatkan absensi karyawan. Setiap karyawan dengan absen penuh dan tanpa minus
akan mendapat kesempatan untuk diundi. Adapun hadiah dari undian tersebut ialah
voucher, uang, dan lain-lain. Akan tetapi, undian ini membuahkan masalah baru,
yakni tidak teraturnya fungsi dan pekerjaan pegawai di kantor. Akibat ingin
mendapat jatah undian, mereka yang seharusnya tidak masuk kantor menjadi masuk.
Hal ini tentu membuahkan masalah baru. Belum lagi adanya karyawan sakit yang
memaksakan hadir karena ingin mendapat jatah undian.
Masalah awal dari kasus ini adalah
ketidak hadiran pegawai karena alasan yang tidak diketahui. Namun, dengan
penerapan aturan baru �berupa undian berhadiah untuk mereka yang rajin� masalah
baru pun muncul dan menambah kerumitan dari kasus ini. Banyak karyawan sakit
yang masuk dan membuat penyakitnya bertambah parah, banyak karyawan yang
seharusnya tidak hadir malah ikut hadir karena ingin mendapat jatah undian, dan
masih banyak masalah lain yang melibatkan karyawan. Kondisi ini tentu sangat
tidak baik, khususnya bagi produktivitas perusahaan secara keseluruhan,
sehingga perlu diadakannya evaluasi dan pemecahan masalah atas kedua masalah
ini.
C.
Rancangan
Sistematis Solusi
Setelah mengetahui masalah dan
identifikasinya, penulis kemudian menentukan beberapa rancangan solusi
sistematis untuk mengatasi masalah ketidak hadiran dan ketidak sesuaian absensi
pegawai. Namun demikian, untuk memaksimalkan proses penyelesaian masalah,
terlebih dahulu penulis menyarankan perusahaan untuk memperbaiki manajemen
sebagai bentuk evaluasi atas permasalahan yang tengah terjadi. Selanjutnya
penulis menyampaikan beberapa rencangan sistematis solusi seperti berikut:
1.
Mencari
penyebab dengan pendakatan karyawan
Metode pendekatan bisa dilakukan
dengan melihat attitude pegawai. Di
samping itu pendekatan juga bisa dilakukan dengan peningkatan skill melalui kegiatan pembelajaran di
luar agenda kerja. Dengan melihat attitude
penulis bisa mengukur seberapa tinggi motivasi kerja pegawai, sedang
penambahan skill karyawan bisa
digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan/atau rasa penasaran akan
penambahan skill lebih lanjut.
2.
Menindak
lanjuti masalah dengan mencari penyebab pegawai malas untuk datang ke kantor
Tindakan tindak lanjut bisa
dilakukan dengan mengukur nilai attitude dan
wawancara sebagai upaya untuk mendalami masalah serta alasan alasan kenapa
pegawai malas datang ke kantor pada hari Senin dan Jum�at. Setelah sumber
masalah ditemukan, perusahaan selayaknya menindak lanjuti dengan mengatasi,
menghilangkan, atau menjauhkan akar masalah tersebut dari lingkup kerja
pegawai.
3.
Membangun
suasana lingkungan kerja yang lebih harmonis dan kondusif.
Membangun suasana lingkungan kerja
yang baik dan harmonis memungkinkan perusahaan mendapat pegawai-pegawai yang
produktif dan betah bekerja. Untuk itu, di samping melakukan tindak lanjut
dengan mendalami dan mencari akar masalah melalui wawancara, perusahaan juga
bisa membangun suasana kerja yang baik, harmonis dan kondusif untuk
mengembalikan motivasi kerja yang pudar.
4.
Memberikan
reward
Reward adalah salah satu cara terampuh
untuk meningkatkan motivasi dan minat pegawai untuk rajin bekerja. Walau
demikian, reward tidak boleh
diberikan dengan tata aturan sembarang, perlu adanya pertimbangan� matang untuk mencegah terjadinya hal yang
tidak diinginkan. Pun dengan cara mendapatkan reward itu sendiri. Mereka yang mendapatkan reward bukan hanya mereka yang datang tiap hari ke kantor, tapi
juga mereka yang memberikan sumbangan pikiran, ide, gagasan, rancangan produk,
atau apapun yang meningkatkan pendapatan perusahaan. Di luar daripada itu
perusahaan juga harus bijak dalam mengatur, memilih, memberi, dan menyerahkan reward. Jangan sampai pemnberian reward menambah masalah baru seperti
penyampaian di atas.
Reward sendiri tidak hanya berbentuk uang
ataupun voucher. Namun, untuk menarik minat pegawai untuk mendapatkan reward tersebut, perusahaan selayaknya
mengatur dan memilih reward agar
menarik tanpa mengabaikan resiko yang mungkin diperoleh akibat pemberian reward tersebut.
5.
Memberikan
tambahan gaji atau tunjangan
Seperti yang disampaikan di atas,
pemberian reward tidak harus dengan
uang dan dalam waktu sekaligus. Untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas
kerja karyawan, perusahaan bisa menggunakan tambahan gaji sebagai reward. Namun perlu dicatat, pemberian
tambahan gaji ini harus sesuai dengan kondisi kantor dan karyawan. Pastikan
tambahan gaji ini jadi alasan karyawan menambah produktivitas dan motivasi
kerjanya, sehingga berimbas pada peningkatan kinerja karyawan itu sendiri.
Di samping melakukan hal-hal yang
disampai di atas, untuk meningkatkan produktivitas kerja, sebuah perusahaan
juga bisa melakukan upaya peningkatan menggunakan cara-cara seperti:
1. Meningkatkan operasional
Peningkatan operasional dapat
dilakukan dengan meningkatkan riset dan pengembangan, sehingga organisasi dapat
menghasilkan ide produk baru maupun metode - metode operasi yang lebih baik.
2. Meningkatkan keterlibatan karyawan
Meningkatkan keterlibatan karyawan dapat
meningkatkan komitmen dan semangat kerja. Keterlibatan juga menjadi dasar
pengendalian kualitas kerja dari karyawan. Balai pengembangan produktivitas
daerah, mengatakan ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga
kerja, yaitu:
a.
Sikap
kerja
b.
�Tingkat ketrampilan
c.
Hubungan
antara tenaga kerja dan pimpinan
d.
Manajemen
produktivitas
e.
�Efisiensi tenaga kerja
f.
Kewiraswastaan.
Penerapan rancangan solusi ini baru dikatakan berhasil
apabila pegawai di PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang telah memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Dalam dunia kerja, ada beberapa ciri-ciri pegawai produktif
yang bisa dikenali, seperti;
1.
Lebih
dari memenuhi kualifikasi pekerjaa
Dalam penerapannya, seorang pegawai
dianggap produktif apabila kualifikasi pekerjaan hanya dianggap hal yang
mendasar, karena produktivitas tinggi tidak mungkin tanpa kualifikasi yang
benar. Di samping itu, seseorang yang produktif akan berorientasi pada proses,
tanpa mengabaikan kualitas dari produk yang dihasilkan.
2.
Bermotivasi
tinggi
Orang yang memiliki sifat produktif
umumnya memiliki motivasi yang jauh dari kata biasa. Motivasi mereka biasanya
jadi pelecut untuk senantiasa jadi yang terbaik, menciptakan sesuatu yang baik,
serta berpedoman pada SOP dan pedoman kerja dengan baik. Di samping itu,
sebagai salah satu ciri pegawai yang produktif, motivasi juga berperan sebagai
faktor kritis, sebab pegawai yang bermotivasi berada pada jalan produktivitas
tinggi.
3.
Mempunyai
orientasi pekerjaan positif
Mereka yang produktif senantiasa pada pekerjaan positif.
Tanpa itu, mereka tidak akan jadi seseorang yang produktif dan menghasilkan
produk pelayanan prima sebagaimana yang diinginkan perusahaan tempatnya
bernaung.
4.
Dewasa
pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten
dan hanya memerlukan pengawasan minimal. Sebab pegawai yang dewasa senantiasa
berorientasi pada proses tanpa meninggalkan kualitas drai produk yang dibuat.
5.
Dapat
bergaul dengan efektif
Seseorang yang dianggap produktif adalah mereka yang
memiliki kemampuan untuk menetapkan hubungan antarpribadi yang positif serta
meramu menjadi aset penting dalam membangun produktivitas.
D.
Pengukuran Produktivitas Kerja
Untuk mengetahui apakah rancangan solusi sistematis ini
berhasil atau tidak, serta untuk mengetahui derajat produktivitas dan motivasi
kerja pegawai PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang, berikut penulis cantumkan
beberapa metode dan cara yang bisa digunakan untuk mengukur produktivitas kerja
seorang pegawai:
1.
Physical productivity
Physical
productivityadalahpengukuran
produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran yang melibatkan panjang, berat,
banyaknya unit, waktu, dan biaya tenaga kerja.
2.
Value productivity
Value
productivityadalahpengukuran
produktivitas yang melibatkan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen,
dollar dan lainnya.
E.
Faktor � Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Kerja
Dalam prosesnya, penulis menemukan
aneka faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, khususnya
produktivitas kerja pegawai di PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang. Adapun
faktor-faktor yang dimaksud adalah:
1.
Knowledge
Knowledge
�atau Pengetahuan dan ketrampilan�adalah hal dasar guna menuju �pencapaian produktivitas. Konsep pengetahuan
lebih berorientasi pada intelejensi, daya pikir, penguasaan ilmu serta luas
sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Apabila pegawai PT Surveyor
Indonesia Cabang Rembang selalu dirangsang untuk berorientasi pada ketiga hal
tadi, percepatan tingkat produktivtas dan penurunan jumlah absen pegawai akan
relatif cepat.
2.
Skill
Skill
�atau keterampilan� adalah kemampuan dan penguasaan teknis
operasional mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan.Skill ��atau kemampuan� terbentuk dari sejumlah kompetensi yang
dimiliki oleh seorang pegawai.Pada umumnya, pegawai dengan skill tinggi akan cenderung profesional, patuh pada aturan
perusahaan, serta menghargai setiap waktu dan melaksanakan kewajiban yang
diberikan perusahaan padanya. Pun dengan PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang.
Jika pegawai PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang diberikan pemantapan skill yang didasari oleh niat untuk
meningkatkan produktivitas, maka dengan waktu yang tak begitu lama,
produktivitas pegawai pun akan naik dan angka ketidak hadiran pun akan
berkurang seiring kesadaran pegawai atas nilai keprofesionalitasan.
3.
Attitude
Attitude
�atau sesuatu yang kerap dihubungkan
dengan sikap dan kebiasaan� adalah
hal lain yang menunjang produktivitas seseorang. Jika seseorang memiliki
perilaku dan kebiasaan baik, besar kemungkinan Ia memiliki kinerja dan pola
kerja yang baik sehingga menunjang produktivitas perusahaan secara menyeluruh.Pun
dengan PT Surveyor Indonesia Cabang Rembang. Di PT Surveyor Indonesia Cabang
Rembang, pegawai dengan attitude baik
cenderung profesional, sadar akan nilaikeprofesionalitasan, serta sanggup
menjalankan kewajiban yang diberikan perusahaan.�
Di samping ketiga hal di atas, ada
beberapa hal lain yang mempengaruhi produktivitas seorang pegawai di sebuah
perusahaan. Adapun hal yang dimaksud adalah tingkat penghasilan, jaminan
sosial, tingkat sosial, iklim kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, hubungan
individu, teknologi, dan produksi.
Kesimpulan
����������� Sebuah perusahaan dianggap produktif
apabila memiliki produktivitas yang jauh di atas rata-rata. Sedang untuk
menunjang produktivitas tersebut, sebuah perusahaan perlu memiliki sumber daya
manusia yang mumpuni, produktif, berkemampuan, serta memiliki motivasi dan
kesadaran yang kuat untuk mencapai target perusahaan. PT Surveyor Indonesia
Cabang Rembang sebagai salah satu perusahaan di Indonesia pun harus memiliki
kriteria yang sama. Namun, khusus dalam bidang sumber daya manusia, PT Surveyor
Indonesia memiliki masalah, yakni kurangnya motivasi dan kesadaran karyawan
yang berimbas pada penurunan produktivitas karyawan itu sendiri. Oleh
karenanya, untuk meningkatkan produktivitas tersebut, perusahaan perlu
mengadakan pencarian sumber masalah, identifikasi masalah, serta rancangan
solusi sistematis yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
����������� Untuk menyelesaikan permasalahan
yang ada di PT Surveyor Indonesia, penulis kemudian merancang rancangan solusi
sistematis, seperti mencari sumber masalah, mengidentifikasi masalah dan
menindak lanjuti sumber masalah, menghindari kondisi beresiko dengan membuat
lingkungan kerja yang nyaman, serta memberi intensif kehadiran dalam bentuk
reward dan tambahan gaji. Dengan penerapan solusi tersebut harapannya pegawai
di PT Surveyor Indonesia akan semakin rajin, sadar akan keikut sertaan dalam
membangun perusahaan, serta meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai.
BIBLIOGRAFI
J. Ravianto. 1986. Produktivitas
dan Pengukuran.Jakarta: Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. Jakarta :
SIUP.
Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja. Jakarta
: SIUP.
Bambang Kussriyanto. 1986. Meningkatkan Produktivitas Karyawan.Jakarta: Penerbit LPPM dan
PT.Pusataka Binaan.
S.P Hasibuan. 1996. Organisasi
Dan Motivasi Dasar Peningakatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara Putra.
Muchdrasah Sinungan. 2000.Pruduktitas: Apa Dan Bagaimana. Jakarta:
Bumi Aksara.