Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol. 4, No. 10 Oktober 2019
ANALISIS KEMAMPUAN METODE ILMIAH DALAM MEMBUAT LAPORAN PENELITIAN MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA��������
�������������
Eka Kartikawati
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka �Jakarta
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui
bagaimana kemampuan metode ilmiah dalam membuat laporan penelitian mahasiswa
pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka. Metode penelitian dilakukan
secara deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menganalisis
data primer yang diperoleh dari lapangan dan teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan analisis data bersifat induktif, dan
hasil penelitian menekankan pada makna dan generalisasi. pada mahasiswa yang mengontrak mata
kuliah biologi umum pada semester genap 2019/2020. Pembahasan
difokuskan pada pembuatan laporan hasil penelitian berupa makalah. Hasil penelitian diperoleh dari
aspek kemampuan mahasiswa dalam hal membuat laporan yang berbentuk makalah
adalah mencakup hasil rata rata pada kemampuan format penyusunan sebesar 92,5%
dan hasil rata-rata pada keterbacaan adalah 88,5 %. Sehingga hasil rata-rata
pada kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan laporan penelitian sebesar 90,5%
dengan kategori sangat baik. Pembuatan produk
ilmiah membantu peserta didik untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dalam bentuk tulisan.
Kata kunci: kemampuan, metode ilmiah, laporan penelitian, pendidikan biologi
Pendahuluan
Sains merupakan suatu pengetahuan tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan percobaan sehingga di dalamnya memuat produk, proses, dan sikap manusia (Bundu, 2006). Ketiga dimensi sains tersebut dapat dicapai melalui penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah. Pentingnya proses sains dikuasai siswa karena perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat sehingga tidak mungkin lagi mengajarkan fakta dan konsep kepada siswa. Siswa akan lebih mudah memahami konsep yang abstrak jika belajar dari benda-benda konkrit dan langsung melakukannya sendiri (Bundu, 2006).
Metode ilmiah umumnya merupakan langkah-langkah prosedur percobaan penelitian yang secara sengaja dan sistematis diajarkan di sekolah dan perguruan tinggi. Para ilmuan bekerja dengan menggabungkan antara rasionalitas dan wawasan, skeptisisme dan inovasi. Keterampilan-keterampilan tersebut jarang diajarkan secara eksplisist di dunia pendidikan. Sebaliknya mereka tersirat dalam kegiatan percobaan di laboratorium dan pengamatan di lapangan. Namun sering terjadi proses pendidikan metode ilmiah terlaksana secara tidak lengkap. Oleh karena itu, jarang dari peserta didik atau �mahasiswa yang menguasai semua tahapan metode ilmiah (Jarrard, 2001)
A. Kemampuan Awal
Kemampuan Awal (Prior Knowledge) merupakan hasil belajar yang diperoleh sebelum mendapat kemampuan yang lebih tinggi atau sebagai prasyarat untuk mengikuti pembelajaran sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan awal seseorang dapat diperoleh dari berbagai pengalaman dan pelatihan selama hidupnya, dan apa yang digunakan untuk menghadapi suatu tantangan baru. Berdasarkan teori Ausubel, sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki peserta didik yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari sehingga peserta didik harus menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, (Trianto & Pd, 2007).
B. Hakikat pembelajaran biologi
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan usaha sengaja, terarah dan bertujuan agar orang lain dapat memperoleh pengalaman yang bermakna (BSNP, 2006). Salah satu kegiatan dalam meningkatkan hasil belajar adalah merancang bahan ajar sebagai suatu model pengembangan untuk memudahkan belajar (Agustina & Adesti, 2019). Penting sekali bagi setiap pengajar memahami sebaik- baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa, Biologi sebagai ilmu memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya. Pembelajaran biologi pada hakikatnya merupakan suatu proses untuk menghantarkan siswa ke tujuan belajarnya, dan biologi itu sendiri berperan sebagai alat untuk mencapai tujuan tersebut.
C. Metode Ilmiah
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan
Biologi FKIP UHAMKA Jakarta pada mahasiswa yang mengontrak Mata Kuliah Biologi Umum semester genap tahun
ajaran 2019/2020. Pemilihan subjek penelitian ini
dilaksanakan di satu kelas mahasiswa program studi pendidikan biologi yang
diperoleh dengan menggunakan teknik purposive
sampling. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.yang
bertujuan untuk memfokuskan
pengamatan secara langsung dan rinci. Teknik pengumpulan
data dilakukan secara gabungan analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian menekankan �pada makna dan
generalisasi. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik non tes.
Teknik non tes yang dilakukan berupa penugasan membuat laporan penelitian sebagai langkah metode ilmiah.
Instrument penelitian berupa dari kisi-kisi pembuatan laporan hasil penelitian
berupa makalah, analisis penelitian dengan cara menganalisis dan medeskripsikan
hasil evaluasi laporan hasil penelitian sesuai dengan kisi-kisi laporan metode
ilmiah.
Hasil dan
Pembahasan
Hasil data penelitian ini
didapatkan dari penilaian kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan laporan
penelitian yang terdiri dari 2 aspek yaitu format penyusunan laporan penelitian
dan keterbacaannya.� Pada aspek format
penyusunan laporan penelitian terdiri dari penilaian ada atau tidaknya judul,
latar belakang, rumusan permasalahn, tujuan pengamatan, hipotesis, hasil
pengamatan, analisis data, pembahasan dan kesimpulan. Sedangkan pada aspek
keterbacaan terdiri dari penilaian�
menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan EYD, menggunakan kalimat yang
tidak menimbulkan ambiguitas, menggunakan susunan kalimat yang efektif,
menggunakan font dan ukuran huruf yang mudah dibaca dan �mengusahakan keserasian perbandingan besarnya
huruf dengan gambar/grafik/tabel. Hasil data lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.
Gambar 1.
Perbandingan
Aspek Kemampuan Format Penyusunan
Laporan
Penelitian
Grafik diatas
menandakan hasil perbandingan aspek kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan
laporan penelitian berupa makalah yang dinilai dari segi format penyusunannya
sebagian besar� memperoleh persentase
100% yakni pada judul, hasil pengamatan, analisis data, pembahasan serta kesimpulan.
Sedangkan sebesar 85,7% diperoleh pada format penyusunan latar belakang,
rumusan permasalahan dan tujuan pengamatan. Paling terkecil adalah hipotesis
sebesar 71,4%. Pada kemampuan ini dihasilkan nilai rata-rata 92,5%� dengan kategori sangat baik.
Gambar 2.
Perbandingan
Aspek Kemampuan Keterbacaan Laporan Penelitian
Aspek
penlaian lainnya yang dinilai pada kemampuan mahasiswa dalam membuat laporan
penelitian adalah keterbacaan laporannya. Hasil tersebut diperoleh yaitu 85,7%
mahasiswa mampu menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan EYD, 100% mahasiswa
mampu menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas, 100% mahasiswa
mampu menggunakan susunan kalimat yang efektif, 100% mahasiswa menggunakan font
dan ukuran huruf yang mudah dibaca dan�
57,1% mahasiswa mengusahakan keserasian perbandingan besarnya huruf
dengan gambar/grafik/tabel. Dari perolehan data tersebut maka diperoleh
persentase rata-rata pada keterbacaan adalah 88,5 %, nilai tersebut termasuk
dalam kategori sangat baik.
Maka
hasil yang diperoleh dari aspek kemampuan mahasiswa dalam hal membuat laporan
yang berbentuk makalah adalah mencakup hasil rata rata pada kemampuan format
penyusunan sebesar 92,5% dan hasil rata-rata pada keterbacaan adalah 88,5%. Sehingga
hasil rata-rata pada kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan laporan penelitian
sebesar 90,5% dengan kategori sangat baik.
Hasil
data pada aspek pembuatan produk ilmiah berupa makalah atau laporan penelitian
yang telah dibuat oleh mahasiswa kemudian dilakukan evaluasi melalui lembar
penilaian yang didasari oleh 2 aspek yaitu format penyusunan dan keterbacaan.
Format penyusunan yang terdapat 9 indikator peniaian yaitu ada tidaknya judul,
latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan pengamatn, hipotesis, hasil
pengamatan, analisi data, pembahasan dan kesimpulan. Kelima indikator
menghasilkan persentase sebesar 100% pada judul, hasil pengamatan, analisis
data, pembahasan dan kesimpulan, hal itu berarti mahasiswa mencantumkannya
dengan lengkap dan benar. Kecuali pada latar belakang, rumusan permasalahan
dan� tujuan pengamatan sebesar 85,7%,
nilai tersebut karna hanya ada satu kelompok yang masih belum mencantumkan
indikator tersebut. Sedangkan pada indikator terdapat 2 kelompok mahasiswa yang
belum mencantumkan hipotesis sehingga didapat persentase yang rerkecil yaitu
71,4%.hal tersebut dikarenakan mahasiswa mencari format penyusunannya sendiri
sehingga mereka membuat sesuai acuan sumber yang mereka dapatkan secara acak.
Hanya pada hipotesis disebabkan sebagian mereka tidak mengetahui maksud
hipotesis tersebut sehingga tidak dicantumkan dalam penyusunan laporan
penelitiannya. Pembuatan Produk Ilmiah Bertujuan Penting Sesuai Dengan
Pernyataan Rivers (2002) menyatakan bahwa pembuatan produk ilmiah membantu peserta
didik untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam
bentuk tulisan.
Keterbacaan
pada hasil produk ilmiah yang berupa makalah atau laporan penelitian tersebut
menghasilkan persentase sangat baik yaitu 100% pada indikator penggunakan
kalimat yang tidak menimbulkan ambiguitas, penggunakan susunan kalimat yang
efektif dan penggunakan font dan ukuran huruf yang mudah dibaca. Hal ini
dikarenakan mahasiswa melakukan pendeteksian ulang secara baik untuk mengecek
kalimat-kalimat dalam setiap laporannya. sedangkan pada penggunakan tata bahasa
yang sesuai dengan EYD terdapat satu kelompok mahasiswa yang masih menggunakan
kata-kata tidak sesuai EYD serta 57,1% mahasiswa mengusahakan keserasian
perbandingan besarnya huruf dengan gambar/grafik/tabel itu berarti sebagian
kelompok mashasiswa masih belum menyesuaikan tulisan terutama pada bagian tabel
dan grafik.
Kesimpulan
Hasil
yang diperoleh dari aspek kemampuan mahasiswa dalam hal membuat laporan yang
berbentuk makalah adalah mencakup hasil rata rata pada kemampuan format
penyusunan sebesar 92,5% dan hasil rata-rata pada keterbacaan adalah 88,5 %.
Sehingga hasil rata-rata pada kemampuan mahasiswa dalam menghasilkan laporan
penelitian sebesar 90,5% dengan kategori sangat baik.
BIBLIOGRAFI
Agustina, N., & Adesti, A. (2019). Pengembangan Modul Mata Kuliah
Strategi Belajar dan Pembelajaran Pada FKIP-Universitas Baturaja. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(9), 83�93.
BSNP, P. N. (2006). Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar san Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap
ilmiah dalam pembelajaran sains SD. Jakarta: Depdiknas.
Jarrard, R. D. (2001). Scientific methods: an online book. University
of Utah, Salt Lake City.
Trianto, S. P., & Pd, M. (2007). Model-model pembelajaran
inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.