Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN : 2548-1398
����� Vol. 4,
No.10 Oktober �2019
PENGARUH
INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA SELATAN 2014 -2017
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN)
Yogyakarta dan Syntax
Corporation Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
ABSTRAK
Terpusatnya
pembangunan ekonomi di perkotaan merupakan permasalahan yang dialami masyarakat
Sumatera Selatan, hal ini tidak terlepas dari belum meratanya infrastruktur
yang merupakan prasarana dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Penelitian ini berfokus pada peran infrastruktur dalam sumbangsihnya
terhadap kelancaran aktifitas produksi yang nantinya akan menaikkan pertumbuhan
ekonomi di Sumatera Selatan tahun 2014 sampai 2017. Jenis penelitian ini adalah
explanatori dan menggunakan analisis regresi berganda dengan pendekatan model
fixed effect sebagai alat analisisnya. Hasil dari penelitian ini menghasilkan
bahwa variabel independent yakni infrastruktur listrik tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, infrastruktur jalan berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi, rumah makan/restoran, dan kantor pos pembantu/cabang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil ini,
mengasumsikan bahwa pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan selama tahun
2014 sampai 2017 belum sepenuhnya efektif dan efisien dalam peningkatannya
terhadap pertumbuhan ekonomi.���
Kata Kunci:
Infrastruktur, Pertumbuhan Ekonomi, Regresi Data Panel, Sumatera Selatan.
Pendahuluan
Pembangunan dibutuhkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan terwujudnya kesejarteraan suatu wilayah. Kesejahteraan bisa terwujud salah satunya
dengan pemerataan pembangunan infrastruktur. Hal ini diperlukan untuk mencegah adanya ketimpangan,
juga demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Mengingat bahwa infrastruktur merupakan
kunci dan penggerak dalam mempercepat
laju perekonomian, dalam
pelaksanaannya membutuhkan tiga cara yaitu: pertama, adanya
peningkatan proses
distribusi dan ketersediaan fasilitas perekonomian
seperti
kebutuhan primer, dan lebih baik jika sampai pada kebutuhan sekunder, dan
tersier. Kedua, adanya peningkatan standar hidup. Ketiga, adanya
pilihan perluasan ekonomi dan sosial bagi setiap rakyat dalam suatu negara (Wenny, 2012).
Sumber : Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2019, diolah.
Gambar
1, Pertumbuhan Ekonomi Sum-Sel 2010-2017, diolah.
Pengembangan
transportasi adalah sebuah bentuk peminimalisiran kesenjangan daerah-daerah
tertinggal. Melalui pengembangan transportasi, diharapkan daerah-daerah
tersebut mampu bangkit dan menunjukkan tajinya sebagai sebuah daerah perkembang
yang mampu bangkit. Jika pengembangan transportasi tersebut dilakukan secara
menyeluruh juga rata, maka bukan hal yang mustahil bila banyak daerah yang
tumbuh perekonomiannya. Sedangkan pada sisi lain, melalui pengembangan ini
juga, diharapkan pemerintah dapat lebih memeratakan hasil pembangunan (Firmanto, 2017).
Pemerintah
kabupaten/kota Sumatera Selatan telah melakukan berbagai kebijakan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, salah
satunya melalui infrastruktur. Namun upaya tersebut belum menampakkan hasil
yang efektif pada perkembangan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan. Hal ini terlihat pada Gambar 1, dan pada prosentase
pembangunan infrastruktur jalan masih dibawah angka 80%, serta pada persentase
Desa berlistrik tahun 2016 sebesar 94,96%. Kondisi seperti ini yang
diduga menjadi salah satu penyebab mengapa pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Selatan dari tahun ke tahun mengalami pasang surut, terutama dalam kurun waktu
6 tahun terakhir yakni tahun 2010 � 2017. Dalam tiga tahun yakni tahun 2010 sampai 2012
mengalami kenaikan sebesar 1,3%, dari tahun 2012 sampai 2015 mengalami
penurunan 2,41% kemudian mulai mengalami kenaikan dari tahun 2015 sampai 2017
sebesar 1,09% (Putri, 2017)
Penelitian ini mengacu pada teori pertumbuhan neoKlasik yang
diwakili Solow merumuskan model yaitu: suatu produktifitas output terdiri atas
modal fisik (L),� perkembangan teknologi
(A), tenaga kerja (K), dan model pertumbuhan modern (endogen) yang diwakili
Romer, menambahkan fungsi akumulasi modal insani (H). Model Solow dan Romer dibuat untuk menunjukkan adanya
hubungan dengan perekonomian serta pengaruhnya terhadap barang dan jasa yang
ada dalam suatu daerah atau negara (Sidik, Efendi, &
Suherman, 2019)
Berangkat dari teori pertumbuhan neoKlasik, peneliti memasukkan
variabel infrastruktur sebagai fasilitas pendukung faktor produksi, yaitu jika
fasilitas faktor produksi (infrastruktur) efektif maka produktifitas masyarakat
akan meningkat dan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Penelitian
infrastruktur sebagai prasarana dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sudah
dilakukan oleh: (AMIRUDDIN, 2016) yang
berjudul �Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2008-2013�, hasil analisis menghasilkan
infrastruktur listrik berpengaruh signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, dan
infrastruktur jalan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi
Sulawesi Barat.
Penelitian yang dilakukan oleh (Farza & Zainal, 2018), dengan judul �How the Government Quality can Help Boosting
Infrastrukture Investement and Economic Growth? A Closer Look at Indonesia�s
Prantice�. Hasil analisis data menunjukkan bahwa panjang jalan memiliki
hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dalam 5 tahun pertama dan
menunjukkan hubungan negatif di Indonesia pada tahun berikutnya.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sumadiasa, Tisnawati, &
Wirathi, 2016),
dengan judul �analisis pengaruh pembangunan infrastruktur jalan, listrik, dan
PMA terhadap pertumbuhan PDRB provinsi bali tahun 1993-2014�. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara pembangunan
infrastruktur jalan dengan pembangunan listrik, infrastruktur jalan juga berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur listrik
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Bali.
Penelitian (Rahayu & Soleh, 2017), �Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jambi� dengan memakai fungsi produksi Coob Douglas. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan, listrik dan telepon berpengaruh
posiitif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian yang dilakukan oleh (PRASETYO, 2018)�analisis pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia�. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan,
listrik, telekomunikasi berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
(Babatunde, 2018), dalam penelitiannya yang berjudul �Government spending on
infrastruktur and economic growth in nigeria�. Desain penelitian adalah metode
campuran desain survei cross-sectional, yang menggabungkan data primer dan
sekunder. Metode pengolahan data Uji Unit Root dengan model dickey fuller dan
Phillips Perron yang diperbesar. Penelitian ini menghasilkan pengeluaran
pemerintah lewat transportasi dan kemunikasi memiliki pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Nigeria.
�Penelitian Anggo Yekti
Kamandalu (2016) dengan judul �Kontribusi Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia�, Metode regresi data panel sebagai alat analisis dengan 33
provinsi sebagai sampel penelitian selama 2006-2013. Variabel independet berupa
infrastruktur jalan, listrik, telekomunikasi, jumlah tenaga kerja, dan
investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan, listrik,
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kesejahteraan terhambat apabila pemerataan pembangunan
infrastruktur belum terpenuhi. Maka, menjadi keharusan bagi pemerintah Sumatera
Selatan agar menjalankan kebijakan pemerataan pembangunan. Hal ini sesuai
dengan kaidah fiqih: (Alauddin, 2019)
ماَلاَيَتِم
الوجب
الابِهِ
فَهُوَ
وَاجِب..
Artinya: �Suatu kewajiban yang tidak
bisa terlaksana dengan baik karena sesuatu, maka sesuatu tersebut hukumnya
menjadi wajib�.
Jika diaplikasikan pada konteks penelitian ini yaitu suatu
kewajiban atau kesejahteraan tidak bisa terwujud atau sempurna tanpa adanya
faktor lain (infrasruktur) yang mendukung, maka infrastruktur tersebut menjadi
kewajiban yang harus di penuhi.
Mengacu pada latar belakang diatas, penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul �Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pertumbuah Ekonomi di
Sumatera Selatan Tahun 2014-2017�. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menjelaskan pengaruh infratsruktur terhadap
pertumbuhan ekonomi yang ada di Kabupaten / Kota provinsi Sumatera Selatan
tahun 2014 sampai 2017.
Metodelogi Penelitian
Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang diambil dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera
Selatan Tahun 2014 sampai 2017, dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel
dependent dan infrastruktur listrik, jalan, rumah makan dan kantor pos pembantu
sebagai variabel independentnya. Metode analisis menggunakan model regresi data
panel, yaitu analisis yang menggabungkan
data time series data dengan cross section. Analisa
data panel dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur adanya pengaruh
variabel independent (infrastruktur) terhadap variabel dependent (pertumbuhan
ekonomi) berdasarkan data yang ada di kabupaten/kota Sumatera Selatan tahun
2014 sampai 2017.
Menurut (Basuki & Yuliadi, 2014) terdapat
tiga model pendekatan dalam menganalisis data panel, yaitu: penelitian yang
memakai pendekatan common effect, pendekatan fixed effect, dan
memakai random effect. Pada dasarnya, perbedaan yang mendasari ketiganya
adalah keberadaan efek spesifik individu. Keberadaan efek spesifik individu dan
korelasinya dengan variabel penjelas sangat menentukan spesifikasi model yang
digunakan.
Penelitian ini posisi infrastruktur sebagai fasilitas pendukung
faktor produksi, yakni jika produktifitas masyarakat meningkat akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya peneliti merumuskan persamaan
sebagai berikut:
LogYit = Log βoi + βi Log X1it + β2 LogX2 it +
β3 LogX3it + βi LogX4it����������������
Dimana :
Y����������������������� =
Log PDRB kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan
X1��������������������� = Log
Listrik
X2��������������������� = Log
Jalan
X3 �������������������� = Log
Pariwisata
X4 �������������������� = Log
Transportasi
βoi �������������������� =
Konstanta/intercept ke-1
β β2 β3 β4��������� =
coefesien regresi dari masing-masing variabel X
i ������������������������ =
jumlah jenis kota/kabupaten
t ������������������������ =
jumlah periode waktu
Peneliti
mengambil objek atau sampel di 11 kota/kabupaten Sumatera Selatan periode 2014
sampai 2017, yaitu: 10 Pemerintahan kabupaten: OKU Timur, Ogan Ilir, OKU
Selatan, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Banyuasin, Pali, Musi
Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, dan 1 pemerintahan kota yakni: Palembang.� Penulis mengambil 11 Kabupaten/kota dikarenakan 6 Kabupaten/kota tidak
mencukupi untuk dilakukan pengujian statistik.
Sumber
: BPS, Produk Domestik Regional Bruto Sum-Sel 2013-2017, diolah.
Gambar 2, Struktur Perekonomian Sumatera Selatan� 2013 dan 2017.
Karakteristik wilayah perekonomian yang ada di
provinsi Sumatera Selatan terbagi atas 2 (dua) kelompok besar yaitu wilayah
perkotaan yang mempunyai karakterisik utama dari lapangan usaha non pertanian
(sekunder) dan non pertambangan (tersier). Sedangkan wilayah kabupaten
bergantung pada perkembangan lapangan usaha primer (pertanian dan pertambangan).
Pada Gambar 2, menunjukkan bahwa tahun 2013 secara agregat lapangan usaha
primer di kabupaten/kota Sumatera Selatan menjadi penopang utama perekonomian
regional, dengan nilai kontribusi sebesar 43,76 persen. Sedangkan untuk wilayah
kota yakni; Palembang, Prabumulih, Pagaralam, dan Lubuklinggau mempunyai
penopang utama di lapangan usaha sekunder maupun lapangan usaha tersier. Pada
tahun 2017 kontribusi lapangan usaha primer pada tahun 2017 mengalami penurunan
yaitu sebesar 8,32 persen dari 43,76 persen tahun 2013 menjadi 35,44 persen.
lapangan usaha sekunder mengalami peningkatan sekitar 2,87 persen atau 29,32
persen dari tahun 2013 menjadi 32,19 persen, dan lapangan usaha tersier
mengalami peningkatan signifikan, yaitu dari 26,93% tahun 2013, menjadi 32,19%
tahun 2017.
Karakteristik wilayah perekonomian yang ada di
provinsi Sumatera Selatan terbagi atas 2 (dua) kelompok besar yaitu wilayah
perkotaan yang mempunyai karakterisik utama dari lapangan usaha non pertanian
(sekunder) dan non pertambangan (tersier). Sedangkan wilayah kabupaten
bergantung pada perkembangan lapangan usaha primer (pertanian dan
pertambangan).
Sumber:
BPS. Arah Kebijakan Pembangunan Provinsi Sum-Sel 2019, diolah.
Gambar
3, Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB Sum-Sel 2017
Pada Gambar 3, tahun 2017, lapangan usaha sektor
lainnya di Sumatera Selatan menempati urutan yang tertinggi yaitu sebesar
19,67%. Industri pengolahan sebesar 19,52%. Jenis lapangan usaha perikanan dan
pertanian sebesar 15,86%. Usaha penggalian dan pertambangan 19.09%. Lapangan
usaha perdagangan besar dan eceran, sepedah motor, dan reparasi mobil sebesar
12,65%. Serta usaha kontruktsi sebesar 19,09%.
Struktur ekonomi memperlihatkan kondisi perekonomian
regional yang berlandaskan pada berkembangnya lapangan usaha baik primer,
sekunder, dan tersier. Selain itu, struktur perekonomian juga memperlihatkan
pola pergeseran perekonomian suatu daerah. Pergerakan perekonomian tersebut
menjadi acuan utama sebagai indikator proses pembangunan ekonomi regional.
Secara umum semakin tinggi kecepatan pembangunan suatu daerah maka terjadi
kecenderungan pergerakan struktur ekonomi menuju lapangan usaha sekunder hingga
tersier.
Berdasarkan
hasil penaksiran model regresi data panel seperti model common effect, fixed
effect, dan random effect serta menggunakan uji Hausman dan uji Chow dalam
memilih metode terbaik, didapat model fixed effect sebagai model analisisnya.
Berikut Hasil Pengolahan menggunakan Eviews 9.0 :
1. Uji
Common Effect Models
Tabel 1 Hasil
Pengolahan Uji Common Effect Model
� |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
6.954254 |
0.505232 |
13.76448 |
0.0000 |
X1 |
-0.224550 |
0.106861 |
-2.101337 |
0.0421 |
X2 |
-0.277301 |
0.103241 |
-2.685963 |
0.0106 |
X3 |
0.518644 |
0.111479 |
4.652404 |
0.0000 |
X4 |
1.000134 |
0.157918 |
6.333253 |
0.0000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik
versi 09, diolah.
Dari hasil pengolahan
tabel 1 didapat
hasil variabel infrastruktur jalan dan listrik berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan.�
variabel rumah makan/restoran dan transportasi/kantor pos pembantu
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan.
2. Uji
Fixed Effect Models
Tabel 2 Hasil
Pengolahan Uji Fixed Effect Model
� |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
6.786119 |
0.177468 |
38.23856 |
0.0000 |
X1 |
0.022851 |
0.031563 |
0.723970 |
0.4749 |
X2 |
-0.104532 |
0.037552 |
-2.783654 |
0.0094 |
X3 |
0.099866 |
0.025851 |
3.863199 |
0.0006 |
X4 |
0.333903 |
0.108220 |
3.085403 |
0.0044 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Hasil pengolahan tabel
2 didapat hasil variabel listrik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi, jalan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. rumah
makan/restoran dan kantor pos pembantu mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi.
3. Uji
Random Effect Models
Tabel 3 Hasil
Pengolahan Uji Random Effect Model
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
6.604556 |
0.175513 |
37.62997 |
0.0000 |
X1 |
0.036918 |
0.030940 |
1.193192 |
0.2400 |
X2 |
-0.123417 |
0.036803 |
-3.353430 |
0.0018 |
X3 |
0.111258 |
0.025663 |
4.335372 |
0.0001 |
X4 |
0.481630 |
0.099060 |
4.861985 |
0.0000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output
Eviews Statistik Versi 09, diolah.
Dari hasil pengolahan
Tabel 3 didapat hasil variabel listrik tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi, jalan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi, rumah makan/restoran dan� kantor
pos pembantu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
4. Uji
Chow
Tabel 4 Hasil Pengolahan Uji Chow
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects
Test |
Statistic |
d.f. |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section
F |
230.570511 |
(10,29) |
0.0000 |
|
Cross-section
Chi-square |
193.087182 |
10 |
0.0000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Tabel 4 diketahui nilai
dari probabilitas dari croos section F memiliki nilai 0,000> 0,05,
maka Hi diterima dan Ho ditolak. Sehingga model yang tepat untuk digunakan
yaitu fixed effect models.�
5. Uji
Hausmant
Tabel 5 Hasil
Pengolahan Uji Uji Hausman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Test Summary |
Chi-Sq. Statistic |
Chi-Sq. d.f. |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section random |
17.335423 |
4 |
0.0017 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Dari hasil Tabel 5 nilai
probabilitas sebesar 0,000<0,05. Maka, Hi diterima dan Ho ditolak. Dari
hasil ini metode yang tepat adalah fixed effex models. ��
6. Uji� F-Statistik
Tabel 6 hasil
Pengolahan Uji�
F-Statistik
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Effects Specification |
|
|
|
|
|
|
|
|
Cross-section
fixed (dummy variables) |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared |
0.997984 |
Mean dependent var |
7.173679 |
|
Adjusted
R-squared |
0.997010 |
S.D. dependent var |
0.362462 |
|
S.E.
of regression |
0.019819 |
Akaike info criterion |
-4.739440 |
|
Sum
squared resid |
0.011391 |
Schwarz criterion |
-4.131193 |
|
Log
likelihood |
119.2677 |
Hannan-Quinn criter. |
-4.513873 |
|
F-statistic |
1025.256 |
Durbin-Watson stat |
1.675049 |
|
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Tabel 6 mempunyai nilai Fstatistik 1025.256 dan probabilitas Fstatistik �sebesar 0.000. Maka, H0 ditolak dan
H1 diterima. Hasil ini menjelaskan adanya pengaruh secara
bersama-sama dari variabel independent yaitu: infrastruktur
listrik, jalan, pariwisata (rumah
makan/restoran), dan transportasi (kantor pos
pembantu) terhadap variabel dependen yakni pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Selatan tahun 2014 sampai 2017.
7. Uji
R2 (Coefisien Determinasi)
Tabel 7 hasil Pengolahan Uji Adjusted R2
|
Effects Specification |
|
|
|
Cross-section
fixed (dummy variables) |
|
|||
R-squared |
0.997984 |
Mean dependent var |
7.173679 |
|
Adjusted
R-squared |
0.997010 |
S.D. dependent var |
0.362462 |
|
S.E.
of regression |
0.019819 |
Akaike info criterion |
-4.739440 |
|
Sum
squared resid |
0.011391 |
Schwarz criterion |
-4.131193 |
|
Log
likelihood |
119.2677 |
Hannan-Quinn criter. |
-4.513873 |
|
F-statistic |
1025.256 |
Durbin-Watson stat |
1.675049 |
|
Prob(F-statistic) |
0.000000 |
|
|
|
Sumber: Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Tabel 7 diketahui nilai R2 sebesar 0,997.� Hasil ini
memberikan penjelasan bahwa pertumbuhan PDRB/kapita 99,7% mampu ditunjukkan
oleh infrastruktur listrik perkapita,
jalan perkapita, rumah makan/restoran perkapita
dan kantor pos pembantu perkapita. Maka, dapat diketahui bahwa variabel independent yaitu infrastruktur listrik, jalan, rumah
makan/restoran, dan kantor pos pembantu secara statistik berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera
Selatan tahun 2014 sampai 2017.
8.
Uji t-Statistik
Tabel 8 Hasil Pengolahan Uji Parsial (t-Statistik)
Total
panel (balanced) observations: 44 |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C |
6.786119 |
0.177468 |
38.23856 |
0.0000 |
X1 |
0.022851 |
0.031563 |
0.723970 |
0.4749 |
X2 |
-0.104532 |
0.037552 |
-2.783654 |
0.0094 |
X3 |
0.099866 |
0.025851 |
3.863199 |
0.0006 |
X4 |
0.333903 |
0.108220 |
3.085403 |
0.0044 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber:
Output Eviews Statistik versi 09, diolah.
Hasil persamaan regresi
Tabel 8� dapat di jelaskan sebagai berikut
:
a.
Konstanta
sebesar 6.786119 menunjukkan bahwa apabila variabel independent yaitu
infrastruktur listrik, jalan, pariwisata (rumah makan/restoran) dan
transportasi (kantor pos pembantu) dianggap konstan maka persentase pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2017 akan naik
sebesar 6,786 persen.��
b.
Hasil uji
menggunakan model terbaik yaitu fixed Effect Models menunjukkan bahwa
infrastruktur listrik mempunyai koefisien regresi sebesar 0.022851 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.4749 yang artinya nilai probabilitas lebih besar dari
signifikansi 5% (0.4749>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
infrastruktur listrik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2017.
c.
Hasil uji
menggunakan model terbaik yaitu fixed Effect Models menunjukkan bahwa
infrastruktur jalan mempunyai nilai koefisien sebesar -0.104532 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.0094, artinya nilai probabilitas kurang dari signifikansi
5% (0.0094 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi
peningkatan infrastruktur jalan sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014-2017 sebesar
0.104 persen.�
d.
Hasil uji
menggunakan model terbaik yaitu fixed Effect Models menunjukkan bahwa
infrastruktur rumah makan/restoran mempunyai nilai koefisien sebesar 0.099866 dengan nilai probailitasnya sebesar 0.0006 �artinya lebih kecil dari signifikansi 5% (0.0006 <0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
apabila terjadi peningkatan infrastruktur rumah makan/restoran sebesar 1% maka
akan menaikkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Sumatera Selatan tahun
2014 sampai 2017 sebesar 0.099 persen.�
e.
Hasil uji
menggunakan model terbaik yaitu fixed Effect menunjukkan bahwa
infrastruktur kantor pos pembantu/cabang mempunyai nilai koefisien sebesar� 0.333903 dengan
nilai probailitasnya sebesar 0.0044 artinya
lebih kecil dari� dari signifikansi 5% (0.0006 <0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
apabila terjadi peningkatan infrastruktur kantor pos pembantu/cabang sebesar 1%
maka akan menaikkan pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota Sumatera Selatan
tahun 2014 sampai 2017 sebesar 0.333 persen.��
Dari hasil pengujian diperoleh model terbaik
yaitu fixed effect models. Selanjutnya estimasi regresi data panel di
peroleh persamaannya:
PDRB ����� =
6.786119 + 0,022851 (Lk) + - 0,104532 (Jln) + 0,099866 (rm) + 0,333903 (KPP) + e���������������� ��������������������������������������������������������������������������������� � (2)
Keterangan:
PDRB� : Produk Domestik Regional Bruto
LK������ : Infrastruktur Listrik
Jln������� : Infrastruktur Jalan
RM����� : Infrastruktur Pariwisata (rumah
makan/restoran)
KPP���� : Infrastruktur Transportasi (kantor pos
pembantu)
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian maka
didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.
Infrastruktur
listrik tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan
2014-2017. Hal ini
ditandai dengan pembanguan infrastruktur listrik belum
merata dan struktur
perekonomian yang ada di kabupaten masih bergantung pada lapangan usaha
pertanian (primer).
2.
Infrastruktur
jalan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan
2014-2017. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan ekonomi dari tahun
2015 sampai 2017 mengalami peningkatan sebesar 1.09%, sedangkan pembanguan
infrastruktur dari tahun 2014-2017 mengalami penurunan: jalan nasional
mengalami penurunan 13.12%. Jalan provinsi mengalami penuruanan 11.3%. jalan
kabupaten/kota mengalami kanaikan akan tetapi belum baik yakni 0.75%.
3.
Infrastruktur
rumah makan/restoran berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Selatan 2014-2017. Hal
tersebut dikarenakan (1) jumlah wisman yang berkunjung dari
tahun 2015 sampai 2016 mengalami kenaikan sebesar 32,98%. (2) Jumlah rumah
makan/restoran terus meningkat. (3) Struktur ekonomi yang ada di kabupaten/kota
provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 sampai 2017 mulai mengalami perubahan,
dari lapangan usaha primer menuju lapangan usaha sekunder dan tersier.
4.
Infrastruktur
kantor pos pembantu/zcabang
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan
2014-2017. Maka hipotesa dalam penelitian ini diterima. Berpengaruh signifikan
disebabkan karena dari tahun 2014 sampai 2017 jumlah kantor pos pembantu terus
mengalami kenaikan, dan struktur ekonomi yang ada di kabupaten/kota provinsi
Sumatera Selatan tahun 2013 sampai 2017 mulai mengalami perubahan, dari
lapangan usaha primer menuju lapangan usaha sekunder dan tersier.
BIBLIOGRAFI
Alauddin, A. R. I. (2019). Pemanfaatan Teknologi Informasi Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Anak Putus Sekolah Di Home-Santren Surabaya.
UINSA Surabaya.
AMIRUDDIN, A. (2016). Analisis Pengaruh Infrastruktur
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2008-2013.
Universitas Gadjah Mada.
Babatunde, S. A. (2018). Government spending on
infrastructure and economic growth in Nigeria. Economic Research-Ekonomska
Istra�ivanja, 31(1), 997�1014.
Basuki, A. T., & Yuliadi, I. (2014). Electronic Data
Processing (SPSS 15 dan EVIEWS 7). Penerbit Danisa Media Yogyakarta.
Farza, T. C. N., & Zainal, A. (2018). How the Government
Quality can Help Boosting Infrastructure Investment and Economic Growth? A
Closer Look at Indonesia�s Practice. International Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences, 8(7), 542�553.
Firmanto, A. (2017). Analisis Deskriptif Infrastruktur
Pelabuhan PT Pelindo Cabang Cirebon Jawa Barat. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 2(11), 28�39.
Prasetyo, T. D. W. I. (2018). Analisis Pengaruh
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Universitas Gadjah
Mada.
Putri, A. P. (2017). Analisis Kualitas Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Dalam Mendorong Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Rahayu, Y., & Soleh, A. (2017). Pengaruh Pembangunan
Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (Pendekatan Fungsi
Cobb Douglas). Jurnal Development, 5(2), 125�139.
Sidik, A. P., Efendi, S., & Suherman, S. (2019).
Improving One-Time Pad Algorithm on Shamir�s Three-Pass Protocol Scheme by
Using RSA and ElGamal Algorithms. Journal of Physics: Conference Series,
1235(1), 12007. IOP Publishing.
Sumadiasa, I. K., Tisnawati, N. M., & Wirathi, I. (2016).
Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Jalan, Listrik dan PMA terhadap
Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali Tahun 1993-2014. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana, 5(7).
Wenny, C. D. (2012). Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Di Propinsi
Sumatera Selatan. Forum Bisnis Dan Kewirausahaan Jurnal Ilmiah STIE MDP,
2(1), 39�51. STIE MDP.