Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN : 2548-1398
����� Vol. 4,
No. 10 Oktober �2019
ANALISIS MODAL
RELASIONAL, KAPABILITAS
INOVASI PRODUK DAN DAYA TARIK
PRODUK PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA
PEMASARAN INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH TIGA CIREBON
Lili Karmela Fitriani
Program Studi Magister Manajemen
Universitas Kuningan
Email: [email protected]
Abstrak
Perkembangan
industri kreatif di wilayah Jawa Barat saat ini cukup pesat dengan berbagai
jenis produk. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh modal
relasional dan kapabilitas inovasi produk dan daya tarik produk terhadap
kinerja pemasaran. Sampel diperoleh sebanyak 100 UKM industri kreatif di
Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Indramayu. Analisis menggunakan
regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal relasional berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pemasaran, kapabilitas inovasi produk tidak berpengaruh
terhadap kinerja pemasaran. Daya tarik produk berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pemasaran
Kata
Kunci :
Modal Relasional, Kapabilitas inovasi produk, Daya
tarik produk, Kinerja Pemasaran
Pendahuluan
Menghadapi pasar global
yang penuh persaingan membuat UKM
harus
mampu meningkatkan kualitasnya,
sehingga produknya memiliki daya tarik� yang dapat meningkatkan kinerja pemasarannya. Bagi
UKM, produk berkualitas yang dihasilkan merupakan hal yang utama, karena konsumen dapat
membandingkan produk yang mereka peroleh dengan produk� lainnya. Usaha Mikro diartikan
sebagai kegiatan perekonomian rakyat yang masih berskala kecil, yang dalam
perhitungannya, usaha ini hanya mampu menghasilkan sebesar 100 juta rupiah per
tahun (Yusup, 2017).
Ekonomi kreatif
sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan
melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim
perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan (Ginting, Rivani, Saragih, & Wuryandani, 2018). Walaupun
sektor ekonomi kreatif memiliki peluang besar untuk terus tumbuh dan
berkembang, tapi tidak sedikit kendala yang dihadapi untuk mengembangkan sektor
ini.
Kendala yang dihadapi UMKM antra lain adalah keterkaitan dengan prospek
usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum mantap. Hal
ini terjadi karena umumnya UMKM bersifat income gathering yaitu
menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik
keluarga, menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki
akses permodalan (bankable), dan
tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi (Ginting et
al., 2018).
�Hambatan dari faktor eksternal antara lain
adalah iklim usaha dan� akses. Perlunya
akses dalam meningkatkan kinerja pemasaran produk� sehingga UMKM memerlukan adanya Modal
relasional dan kapabilitas perusahaan dalam melakukan inovasi produk. Hal
tersebut merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya
tarik produk sehingga dapat meningkatkan kinerja pemasaran.
Menurut (Tung, 2012) Kinerja suatu
perusahaan tergantung pada inovasi produk yang meningkatkan kekuatan pasarnya.
Inovasi produk meningkatkan kapasitas perusahaan untuk beradaptasi dengan
lingkungan. Sedangkan menurut (Akgun, Ali Ekber, Ipek Kocoglu, Halit
Keskin, 2011) Inovasi memiliki
hubungan yang kuat dengan keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan. Kinerja
perusahaan lebih kuat dipengaruhi oleh inovasi. Penelitian (Mulyana, 2014) menjelaskan bahwa Kapabilitas inovasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian (Welbourne & Pardo-del-Val, 2009) menyatakan
bahwa Modal Relasional berpengaruh langsung terhadap kinerja perusahaan. inovasi menjadi faktor penting yang
dapat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi bisnis. Modal relasional dan kapabilitas
inovasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat
berkembang dengan baik bila produk-produk yang dihasilkan memiliki daya
tarik.�
Metodologi
Penelitian
Unit analisis dalam penelitian� ini adalah UKM industri kreatif di Wilayah
Tiga Cirebon yaitu Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka dan Indramayu.
Responden penelitian ini adalah pemilik atau pimpinan UKM di mana kompetensi
mereka akan dijadikan sumber data dalam penelitian. Sampel yang diperoleh
adalah sebanyak 100 pengusaha industri kreatif.�
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
Multiple Regresi. Modal Relasional: reputasi, aliansi strategis, hubungan
dengan pelanggan, pemasok dan agen lain (Lenart, 2014). Kapabilitas Inovasi Produk : kemampuan
mengembangkan desain baru, desain yang bervariasi, jenis produk baru;� Daya Tarik Produk: harga produk, keunggulan
produk dan ketersediaan produk pendukung (S. Mason, 1999). Kinerja Pemasaran : nilai penjualan, volume
penjualan, luas pasar (Ferdinand, 2012)
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Identitas
Responden
Karakteristik Responden |
Frekuensi |
Prosentase |
Jenis Kelamin |
|
|
a.
Perempuan |
27 |
27% |
b.
Laki-laki |
73 |
73% |
Usia |
|
|
a. < 29
tahun |
8 |
8% |
b. 30-39
tahun |
35 |
35% |
c. 40-50
tahun |
38 |
38% |
d. > 50
tahun |
19 |
19% |
Pendidikan |
|
|
a. SD |
43 |
43% |
b. SMP |
23 |
23% |
c. SMA/MA |
17 |
17% |
d. S1 |
14 |
14% |
e. S2�� |
0 |
0% |
Lainnya |
3 |
3% |
Pengalaman Berusaha |
|
|
a. 3 � 5
tahun |
5 |
5% |
b. 6 � 10
tahun |
28 |
28% |
c. 11 � 15
tahun |
24 |
24% |
d. >15
tahun |
43 |
43% |
Sumber : Data yang diolah 2018
Pada tabel 1 dapat
diketahui pelaku usaha industri kreatif di Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka
dan Indramayu didominasi oleh laki-laki, karena mereka memerlukan penghasilan
yang tetap. Usia pelaku usaha sebagian besar berada pada usia 40-50 tahun.
Latar belakang pendidikan pelaku usaha sebagian besar adalah lulusan SD,
menurut mereka dengan berpendidikan SD sudah cukup untuk dapat menjalankan
usaha ini. Sebagian besar pelaku usaha telah memiliki pengalaman usaha yang
cukup lama yaitu di atas 15 tahun sehingga pengalaman mereka dapat
mengembangkan usahanya.
Hasil� uji instrumen terhadap semua indokator
dari� variabel yang digunakan dinyatakan
valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam analisis.
Tabel 2
Uji Reliabilitas
Variabel |
Cronbach's Alpha |
r table |
Keterangan |
Modal
Relasional |
0,900 |
0,6 |
Reliabel |
Kapabilitas� Inovasi Produk |
0,915 |
0,6 |
Reliabel |
Daya Tarik
Produk |
0,905 |
0,6 |
Reliabel |
Kinerja
Pemasaran |
0,899 |
0,6 |
Reliabel |
Sumber
: Data yang diolah, 2018
Setelah dilakukan uji instrumen semua indikator valid
dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Selanjutnya Estimasi Regresi
linier berganda dilakukan untuk menganalisis data. Hasil pengolahan data dapat
dilihat pada tabel 3
Tabel 3
Hasil
Analisi Regresi |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4,347 |
2,940 |
|
1,478 |
,143 |
DTP |
,429 |
,108 |
,365 |
3,964 |
,000 |
|
MR |
,176 |
,058 |
,279 |
3,039 |
,003 |
|
KIP |
,096 |
,085 |
,109 |
1,139 |
,257 |
|
a.
Dependent Variable: KP |
Sumber : Data
yang diolah, 2018
Hasil persamaan estimasi regresi yang
dilakukan untuk hipotesis 1.2
dan 3
adalah :
KP
= 4,347 + 0,429 DTP + 0,176 MR + 0,096 KIP
Persamaan regresi tersebut menggambarkan bahwa kinerja pemasaran
dipengaruhi oleh daya tarik produk dan modal relasional
1.
Pengaruh
Modal Relasional terhadap Kinerja Pemasaran
Berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan
diperoleh hasil bahwa Modal Relasional
memiliki pengaruh
signifikan terhadap Kinerja
Pemasaran pada industri kreatif di Wilayah Tiga Cirebon. Reputasi perusahaan,
hubungan aliansi strategis, hubungan dengan pelanggan, pemasok dan beberapa
agen yang memiliki hubungan dengan perusahaan ternyata mampu meningkatkan
kinerja pemasaran. Perusahaan yang memiliki modal relasional yang baik telah
mampu meningkatkan nilai penjualan, volume penjualan, dan juga mampu memperluas
pasar. Modal
relasional yang dimiliki pelaku usaha sudah dimanfaatkan secara optimal
sehingga mampu meningkatkan kinerja pemasaran.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat (Welbourne &
Pardo-del-Val, 2009)
dan (Siddiqui & Asad, 2014) yang
menjelaskan bahwa modal relasional berpengaruh langsung terhadap kinerja
perusahaan antara lain kinerja pemasaran. Hubungan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan berbagai pihak dapat meningkatkan kinerja pemasaran.
2.
Pengaruh
Kapabilitas Inovasi Produk terhadap Kinerja Pemasaran
Berdasarkan hasil olah data dan analisis yang telah
dilakukan dengan menggunakan multiple
regression diperoleh hasil bahwa Kapabilitas Inovasi Produk
dari industri kreatif di Kabupaten Kuningan, Cirebon, Majalengka dan
Indramayu tidak berpengaruh terhadap
kinerja pemasaran. Meskipun perusahaan memiliki kapabilitas dalam melakukan
inovasi produk dengan cara membuat produk baru dengan berbagai variasi� dan jenis yang lebih� banyak ternyata tidak berpengaruh dalam
meningkatkan volume penjualan, nilai penjualan maupun memperluas pasar.
Kapabiltas inovasi produk belum dioptimalkan oleh pemilik usaha inovasi
produknya kurang berkembang.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Tung, 2012)
yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan tergantung pada inovasi produk
sehingga dapat meningkatkan kekuatan pasarnya. Inovasi produk dapat
meningkatkan kapasitas perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Demikian pula penelitian (Akgun, Ali Ekber, Ipek Kocoglu, Halit Keskin, 2011)
bahwa
kinerja perusahaan lebih kuat dipengaruhi oleh inovasi. Penelitian (Mulyana, 2014)
bahwa
kapabilitas inovasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
3.
Pengaruh
Daya Tarik Produk terhadap Kinerja Pemasaran
Berdasarkan hasil estimasi dengan regresi stepwise
diperoleh hasil bahwa Daya tarik produk berpengaruh
signifikan terhadap kinerja
pemasaran. Produk-produk yang dihasilkan oleh industri kreatif di Kabupaten
Kuningan, Cirebon, Majalengka, dan Indramayu memiliki daya tarik yang tinggi
sehingga dapat berpengaruh terhadap kinerja pemasarannya. Apabila daya tarik
produk yang dihasilkan semakin tinggi maka kinerja pemasaran akan meningkat
pula. Daya Tarik
produk yang menarik akan meningkatkan jumlah pembelian konsumen sehingga
berdampak pada kinerja pemasaran.
Hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitian dari (Shri & Srivastava, 2013) (Hisarciklilar & Boujut, 2008), yang
menjelaskan bahwa produk inti adalah dasar untuk
menciptakan kinerja pemasaran, proses desain
produk dipandang sebagai upaya untuk memberikan sesuatu yang lebih menarik bagi pasar untuk meningkatkan daya tarik produk
inti, dengan menambahkan ikon tertentu seperti nama, wajah, gambar, simbol yang mengarah ke daya tarik
tertentu
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa pada industri kreatif di Wilayah Tiga Cirebon (1)Modal
Relasional tidak berpengaruh terhadap daya tarik produk, (2) Kapabilitas inovasi produk
berpengaruh signifikan dan signifikan terhadap daya tarik produk. Semakin
tinggi kapabilitas inovasi produk yang dimiliki oleh perusahaan industri
kreatif di Wilayah Tiga Cirebon maka daya tarik produk semakin meningkat.(3) Modal Relasional berpengaruh
signifikan dan signifikan� terhadap
kinerja pemasaran. Semakin tinggi modal relasional yang dimiliki perusahaan
industri kreatif di Wilayah Tiga Cirebon maka kinerja pemasaran semakin meningkat. (4) Kapabilitas Inovasi produk tidak
berpengaruh terhadap kinerja pemasaran (5) Daya tarik produk berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pemasaran. Semakin tinggi daya tarik produk industri kreatif
maka kinerja pemasarannya akan semakin meningkat
BIBLIOGRAFI
Akgun, Ali Ekber, Ipek Kocoglu, Halit Keskin, H. I. and S. Z. I. (2011). The
Relationship between Intelectual Capital, innovation and Competitive Advantage.
Turkey: Gebze Institute of Technology, Kocaeli.
Ferdinand, A. (2012). Metode Penelitian Manajemen, Badan. Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ginting, A. M., Rivani, E., Saragih, J. P., & Wuryandani,
D. (2018). Strategi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Hisarciklilar, O., & Boujut, J.-F. (2008). Symbolic
vs. iconic: How to support argumentative design discourse with 3D product
representations.
Lenart, R. (2014). Relational Capital As An Instrument Of
Increasing Competitiveness. The 8th International Management
Conference" Management Challenges For Sustainable Development, 14�26.
Mulyana, S. (2014). Peningkatan kapabiltas inovasi,
keunggulan bersaing dan kinerja melalui pendekatan quadruple helix: studi pada
industri kreatif sektor fashion. Jurnal Manajemen Teknologi, 13(3),
304�321.
S. Mason, D. (1999). What is the sports product and who buys
it? The marketing of professional sports leagues. European Journal of
Marketing, 33(3/4), 402�419.
Shri, S. T. S., & Srivastava, R. K. (2013). The impact of
core product and core application on product launch and its success in an
industrial market. J. Educ. Res. Rev, 2, 16�21.
Siddiqui, M. A., & Asad, A. (2014). Relational capital
and performance: a case of brand developing firms. Middle-East Journal of
Scientific Research, 21(11), 2115�2122.
Tung, J. (2012). A study of product innovation on firm
performance. International Journal of Organizational Innovation, 4(3).
Welbourne, T. M., & Pardo-del-Val, M. (2009). Relational
capital: strategic advantage for small and medium-size enterprises (SMEs)
through negotiation and collaboration. Group Decision and Negotiation, 18(5),
483�497.
Yusup, J. (2017). Analisis Perumusan Dan Penerapan Sistem
Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM Bakso Pejagan). Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(11), 76�90.