Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN :
2548-1398
����� Vol. 4,
No. 10 Oktober �2019
PERAN
SELF CONCEPT DAN MOTIVASI BELAJAR
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
Muchlis
Sekolah Tinggi Farmasi (STF)
Cirebon
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola
hubungan dan pengaruh konsep diri dan motivasi belajar secara simultan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa MAN 1 Cirebon. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode
kuantitatif dengan pengambilan samel menggunakan teknik stratified random
sampling. Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi teoritis
dipergunakan studi kepustakaan, observasi lapangan, angket yang berkaitan
dengan konsep diri dan motivasi belajar serta melakukan wawancara. Analisis
data digunakan uji statistik untuk mengetahui peran antar variable yang
diteliti. Konsep diri dan
motivasi belajar (X1, X2) secara simultan mempunyai peran
yang signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MAN 1 Cirebon (Y).
Kata Kunci: Peran, Self
concept, motivasi, prestasi
Pendahuluan
Manusia
tidak terlepas dari aktivitas belajar. Adapun alasan manusia belajar, semuanya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Namun bila ditelusuri lebih lanjut, belajar
seseorang lebih berhubungan erat dengan kebutuhan psikologis seseorang dan
tidak hanya berhubungan dengan kebutuhan materi semata. Secara materi, orang
dapat memenuh kebutuhan sandang dan pangannya melalui belajar. Namun secara
psikologus arti belajar adalah hal yang amat penting bagi manusia, karena
dengan belajar akan diperoleh perubahan-perubahan yang ada pada dirinya untuk
mengembangkan dan melangsungkan hidupnya. Dengan perkataan lain, orang merasa
berharga jika ia bisa mengatakan posisi dan siapa dirinya. Semakin lama
seseorang belajar, tentunya identitas itu akan sangat melekat pula. Oleh karena
itu konsep diri mencakup harga diri, dan gambaran diri seseorang. Konsep diri
merupakan salah satu faktor non intelektual yang terdapat ada masing-masing
pribadi manusia. Konsep juga merupakan suatu dorongan untuk lebih mengerti yang
pribadinya sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dengan potensi
yang tertaut dalam pribadi tersebut.
Ciri-ciri
seseorang yang sudah memiliki konsep diri yang positif antara lain: yakin akan
kemapuannya untuk mengatasi suatu masalah; akan merasa sepadan dengan orang
lain; menerima pujian tanpa merasa malu; mampu menyadari bahwa setiap individu
pasti memiliki berbagai perasaan, keinganan serta dari perilaku yang tidak seluruhnya
dapat disetujui oleh masyarakat; dapat memperbaiki diri, karena ia dapat
mengungkapkan berbagai aspek kepribadian yang tidak ia disenangi dan sangat berusaha
untuk dapat mengubahnya. Dasar dari konsep diri positif merupakan adanya sikap
penerimaan diri. Self concept mengandung makna sebagai evaluasi dari tiap
individu tentang diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri
oleh individu yang bersangkutan, seperti yang dikemukakan (Chaplin & Kartono, 1989)
Dalam
pencarian identitas diri diharapkan seseorang dapat membentuk konsep dirinya
yang positif karena akan berpengaruh terhadap pemikirannya, perilakunya, serta
pendidikan dalam pencapaian prestasi belajar. Konsep diri yang ada pada
seseorang menentukan juga bagaimana belajarnya. Hal ini berpengaruh terhadap
pendidikan yang dilakukan oleh seseorang. Belajar merupakan salah satu hal yang
mendukung dalam pendidikan pada remaja.
Belajar
akan memunculkan perubahan-perubahan yang ada dalam diri seseorang. Agar dapat
mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang telah terjadi, perlu adanya
penilaian atau penaksiran. Begitu juga dengan seorang siswa yang mengikuti
suatu pendidikan yang selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya.
Penilaian yang dilakukan dari hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui
sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang dinamakan prestasi
belajar. Prestasi belajar menurut (Suryabrata, 2005) adalah:
�Hasil
yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di
dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui
kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.� (Suryabrata, 2018)
Kenakalan
remaja ialah permasalahan yang selalu selalu punya daya tarik untuk dikaji,
sebab pada belakangan tahun terakhir, kenakalan seakan jadi permasalahan
nasional karena peningkatannya yang signifikan, variasi maupun intensitasnya. Juvenile
Deliquency (kenakalan remaja) ialah tingkah laku remaja, seperti bolos sekolah,
kebosanan, orang tua yang menerlantarkan, kesulitan diri, permasalahan rumah,
situasi rumah yang dipandang membosankan, kondisi rumah yang tak sama sekali
harmonis, permasalahan sosial, dan dari kesulitan dengan yang lain. Istilah
tentang kenakalan remaja sendiri merujuk pada suatu rentang yang cukup luas,
dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status
hingga tindak kriminal.(Sahrudin, 2017)
Seseorang
dengan konsep diri yang tinggi lebih banyak memiliki pengalaman yang
menyenangkan diri pada seseorang yang memiliki konse diri rendah. Kelompok yang
memiliki konse diri yang tinggi cenderung memandang pengalaman negative dapat
membantu seseorang ke arah perkembangan yang positif.
(Kartono, 1978b) mengemukakan
bahwa salah satu ciri dari kepribadian yang sehat adalah memiliki kemampuan
untuk mengadakan penyesuaian diri. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai
penguasaan dan kematangan emosional. Seseorang yang mempunyai kematangan
emosional akan terhindar dari perasaan rendah diri (Kartono, 1978a).
Agama
(Islam) datang untuk melengkapi konsep diri yang positif bagi umat manusia.
Manusia merupakan makhluk yang paling mulia dari segala ciptaan Tuhan, hal ini
sesuai dengan penjelasan firman Allah SWT dalam Al-Qur�an Surat 17/Al-Israa ayat
70, sebagai berikut.��������
وَلَقَدْ
كَرَّمْنَا
بَنِي آدَمَ
وَحَمَلْنَاهُمْ
فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ
مِنَ
الطَّيِّبَاتِ
وَفَضَّلْنَاهُمْ
عَلَىٰ
كَثِيرٍ
مِمَّنْ
خَلَقْنَا
تَفْضِيلًا
Artinya: �Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan�. (Q.S. Al-Isra: 70) (Departemen Agama, 2006)
Karena
itu, ia diberi amanah untuk memimpin dunia ini (Q.S. Al-Baqoroh: 30). Walaupun
demikian, manusia dapat pula jatuh ke derajat yang paling rendah, kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh (Q.S. 95:6). Keimanan mampu
membimbing kita agar membentuk konsep diri yang positif, dan konsep diri yang
positif dapat melahirkan perilaku yang positif pula, yang dalam bahasa agama
disebut amal sholeh. Tidak sedikit
ayat-ayat yang ada dalam Al-Qur�an yang menyebut kata iman dan diiringi oleh
kata amal (alladzina amanu wa
amilus-sholihat), ini bukan saja menunjukkan eratnya hubungan di antara
keduanya, namun juga menunjukkan betapa pentingnya iman dan amal tersebut,
sehingga nilai seseorang dapat ditentukan oleh iman dan amalnya juga.
Sesungguhnya Allah Ta�ala tidak akan melihat kepada bentuk (rupa) kamu, tidak
pula keturunan (bangsa) kamu, tidak juga harta kamu; tetapi, ia melihat kepada
hati kamu dan amal perbuatan kamu. (H.R. At-Thabrani). Semua manusia adalah
sama di sisi Allah, yang lebih mulia hanyalah orang yang paling bertakwa (Q.S.
49:13).
Bila
individu mempunyai mental yang sehat akan dapat menghadapi masalah yang
diterima dan berusaha memecahkan masalah secara baik. Demikian pula sebaliknya,
bila individu belum bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi akan mengganggu
kesehatan mentalnya. Perasaan rendah diri merupakan salah satu dari gangguan
mental tersebut.
Hal
lain data dikemukakan bahwa di dalam diri manusia selain ada dorongan yang
bersifat biologis terdapat pula dorongan lain yang sangat kuat yang menyangkut
motivasi yang merupakan unsur psikologis yang memiliki peran penting dalam
mendorong dan meraih prestasi.
Penelitian
ini berbentuk penelitian deskriptif yang bertujuan mencari hubungan antara satu
variabel independen terhadap dua variabel dependen. Variabel dependennya adalah
motivasi belajar (Y1) dan prestasi belajar siswa (Y2) sedangkan variabel
independennya adalah Konsep Diri (X). dalam penelitian ini ada tiga variabel.
Variabel-variabel tersebut adalah konsep diri, motivasi belajar dan prestasi
belajar siswa.
Berdasarkan
penelitian pendahuluan yang dilakukan di salah satu Madrasah Aliyah di Kota
Cirebon yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon, terdapat peran konsep
diri dalam meningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Dari hasil
pengamatan penulis, nampaknya prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Cirebon belum menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini tampak dari
hasil ulangan semester pada kelas X dan XI hanya mencapai rata-rata 3,75. Dari
fenomena tersebut penulis tertarik mengadakan penelitian pada masalah sejauh
mana konsep diri dan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon.
Metode
Penelitian
����������� Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi kasus, yaitu penelitian yang mencobakan
perlakuan untuk mengetahui efektivitasnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
secara langsung hubungan konsep diri dan motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa dan pengaruh konsep diri dan motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon.
�Hasil Penelitian
Perhitungan
hipotesis untuk menguji kebenaran hipotesis tentang ada atau tidak adanya peran
konsep diri dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon. terlebih dahulu dibuat hipotesa
alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho), sebagai berikut:
Ho������������� :
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa
Ha�������������� :
Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa.
Setelah
diketahui hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho) di atas, selanjutnya
dilakukan perhitungan korelasi dengan menggunakan program aplikasi Statistical Product and Service Solution
(SPSS) versi 13.0.
Pedoman
yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis jika menggunakan hipotesis
nol (Ho) yang diusulkan:
a. Ho
diterima jika r-hitung < r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed)
> level of significant (a).
b. Ho
ditolak jika r-hitung > r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed)
< level of significant (a).
Pedoman yang digunakan
untuk menerima atau menolak hipotesis jika menggunakan hipotesis alternatif
(Ha) yang diusulkan:
a. Ho
diterima jika r-hitung > r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed)
< level of significant (a).
b. Ho
ditolak jika r-hitung < r-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.(2-tailed)
> level of significant (a).
Berdasarkan
ketentuan-ketentuan di atas, selanjutnya perhitungan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan secara bersama-sama antara variabel konsep diri dan motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon
dapat dilihat dari output ANOVA. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
program SPSS diketahui sebagai berikut:
Tabel
ANOVA untuk
Konsep Diri, Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 � |
Regression Residual Total |
7,205 ,179 7,383 |
2 52 54 |
3,602 ,003 |
1048,878 |
,000a |
a.
Predictors:
(Constant), Motivasi_Belajar, Konsep_Diri
b.
Dependent
Variable: Prestasi_Belajar
Berdasarkan hasil
perhitungan dengan SPSS di atas, tampak nilai p-value (pada kolom sig) lebih kecil dari level of significant (a) atau 0,000 < 0,05. Sehingga Ho ditolak.
Artinya terdapat peran yang berarti antara konsep diri dalam meningkatkan
motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa.
Selanjutnya dari hasil
statistic uji F berdasarkan taraf nyata a = 0,05 atau a = 5% diperoleh F-hitung
= 1048,878, jika dibandingkan dengan F tabel untuk a = 0,05dan derajat kebebasan
{3,57} = 2,7664, karena F-hitung > F-tabel (0,05, 3,57), maka hipotesis nol
(Ho) ditolak dengan demikian hipotesis alternatif diterima atau Hi. Berdasarkan
hasil uji F ini, maka dapat diartikan bahwa peran konsep diri dan motivasi
belajar dalam meningkatkan prestasi belajar secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar dari siswa Madrasah Aliyah Negeri 1
Cirebon.
Setelah dilakukan
pengujian hipotesis, bagian selanjutnya diuraikan pembahasan hasil penelitian
yang penjelasannya didasarkan pada variabel-variable penelitian dan rumusan
masalah penelitian, secara sistematis pembahasan hasil penelitian ini diuraikan
secara berurutan sesuai dengan penjelasan hasil pengujian hipotesis.
Konsep
diri siswa merupakan gambaran diri dari seorang siswa yang bisa positif ataupun
negatif tergantung bagaimana siswa sebagai individu memandang dirinya. Oleh
karena itu konsep diri, adalah gambaran dari seseorang tentang diri sendirinya yang
menggambarkan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, emosional, sosial,
aspirasi, dan prestasi yang telah mampu mereka capai dalam hidup.
Konsep
diri fisik, ialah bagaimana cara seseorang menilai dirinya dari sudut pandang
fisik, kesehatan, penampilan luar, dan gaya motoriknya. Konsep diri seseorang
yang dianggap positif jika ia mempunyai pandangan yang positif atas kondisi
fisiknya. Penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya, tampan atau cantiknya
serta dari ukuran tubuh yang ideal. Dianggap sebagai konsep dari diri yang
negative ketika ia menganggap rendah atau memandang sebelah mata pada kondisi yang
sudah melekat pada fisiknya, penampilannya, kondisi kesehatannya, kulitnya,
tampan atau cantiknya, serta ukuran tubuh yang ideal. Dari hasil penelitian y
diperoleh bahwa terdapat relevansi yang signifikan antara identitas melakukan
kegiatan-kegiatan
yang bersifat fisik dengan tinggi rendahnya konsep diri fisik individu. Semakin
sering individu dapat mengerjakan kegiatan-kegiatan fisik seperti olahraga,
bekerja maka ia akan semakin tinggi pula konsep diri fisiknya, demikian pula
sebaliknya.
Konsep
diri pribadi, ialah cara seseorang dalam mengukur potensi yang ada pada dirinya
serta mampu menggambarkan identitas yang dimiliki pada dirinya pula. Konsep
diri seseorang dianggap positif jika ia dapat memandang dirinya ialah pribadi
yang penuh dengan kebahagiaan, memiliki sikap optimis dalam menjalani kehidupan,
dapat mengendalikan diri sendiri, dan penuh akan potensi diri. Dapat dianggap
merupakan konsep diri yang negative jika ia menilai dirinya seperti individu
yang tidak pernah (jarang) merasakan kebahagiaan,pesimis, dalam menjalani
kehidupan, tidak bahkan kurang memiliki control terhadap dirinya sendiri dan
potensi diri yang tidak ditumbuh-kembangkan secara optimal.
Konsep
diri sosial, ialah persepsi, pikiran, rasa, dan penilaian seseorang terhadap
kecenderungan sosial pada dirinya sendiri, berhubungan dengan kapasitasnya dalam
dunia di luar darinya, perasaan yang mampu dan sangat berharga dalam lingkup
interaksi sosialnya. Konsep diri dapat dianggap positif jika ia merasa sebagai
pribadi yang ramah, hangat, memiliki minat pada orang lain, mempunyai sikap
empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap tenggang rasa, peduli akan
nasib orang lain, dan ketika ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial
dilingkungannya. Konsep diri negatif jika ia merasa tidak berminat dengan
keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak mempunyai sikap empati pada orang
lain, kurang bahkan tidak ramah, tidak mampu mengendaliakan perasaannya dan
nasib orang lain, dan jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan dirinya dalam
aktifitas-aktifitas sosial.
Konsep
diri moral etik, berhubungan erat dengan persepsi, pemikiran, rasa dalam diri,
serta penilaian dari seseorang terhadap moralitas dirinya sangat berhubungan
erat dengan hubungan personalnya dengan Tuhan, segala hal yang bersifat
normatif, baik nilai ataupun prinsip yang memberi arti serta arah bagi
kehidupan seseorang. Konsep diri seseorang dianggap positif jika ia dapat
berpegang teguh pada nilai moral etik, baik pada agama yang dianutnya, maupun
dari tatanan ataupun norma sosial yang berlaku di tempat tinggalnya. Sebaliknya
jika konsep diri individu dapat dikelompokkan sebagai konsep diri yang negatif
bila ia menyimpang dan tidak mengindahkan nilai-nilai moral etika yang berlaku
baik nilai-nilai agama maupun tatanan social yang seharusnya dia patuhi.
Konsep
diri keluarga berkaitan dengan persepsi pikiran, perasaan, serta penilaian
seseorang terhadap keluarganya sendiri, dan keberadaan dirinya sendiri sebagai
bagian integral dai sebuah keluarga. Seseorang dianggap mempunyai konsep diri yang
positif jika ia mencintai dan dicintai oleh keluarganya, dapat merasakan kebahagiaan
berada di tengah- tengah keluarganya, merasa bangga dengan keluarga yang
dimilikinya serta mendapat banyak bantuan maupun dukungan dari keluarganya.
Dianggap negative apabila ia merasa tidak mencintai dan tidak pula dicintai
oleh keluarganya, tidak juga merasakan kebahagiaan, berada ditengah-tengah keluarga,
tidak tertanam kebanggaan pada keluarganya, serta tidak banyak mendapatkan
bantuan dari keluarganya.
Kegiatan
belajar mengajar, memang merupakan dua hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan,
sebab siswa melaksankan kegiatan belajar karena guru mengajar, dan juga guru
mengajar agar siswa belajar. Oleh karena keduanya yang merupakan suatu
keterpaduan, maka pendekatan atau strategi pembelajaran yang digunakan guru
hendaknya memerlukan kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa. Dengan
demikian dapatlah disimpulkan bahwa kemampuan siswa belajar dan kualitas pengajaran
merupakan faktor yang dominan. Sedangkan kualitas pengajaran yang dilakukan
guru dalam pengajaran merupakan salah satu bagian yang terpenting, hal ini
sebagaimana dijelaskan (Sudiana, 1989) bahwa �salah
satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di
sekolah ialah kualitas pengajaran�.
Berdasarkan
uraian diatas, maka tingkat motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
dipengaruhi cukup besar oleh konsep diri. Dengan demikian kecenderungannya,
prestasi belajar siswa akan semakin meningkat malakala konsep diri dan motivasi
belajar meningkat pula.
Dalam
penelitian ini, konsep diri dan motivasi belajar siswa akan meningkatkan
prestasi belajar siswa berdasarkan hasil pengujian hipotesis penelitian
ternyata terdapat indikasi bahwa variabel konsep diri dan motivasi belajar
berpengaruh langsung terhadap variabel prestasi belajar.
Besarnya
pengaruh antara konsep diri dan motivasi belajar siswa baik secara arsial
maupun bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa, dapat dilihat dari sangat
kuatnya hubungan antara konsep diri dan motivasi belajar dengan prestasi
belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon, dari hasil analisis� doperoleh nilai korelasi, dapat disimpulkan
bahwa variable konsep diri dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap
variable prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan besarnya pengaruh
konsep diri dan motivasi belajar berdasarkan uji F (F-hitung > F-tabel atau
1048,878 > 2,766), maka dapat dijelaskan bahwa pengaruh konsep diri dan
motivasi belajar secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan peran konse dari dalam
meningkatkan motivasi belajar prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Cirebon, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pengaruh antara
konsep diri dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar
siswa berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa variable
konsep diri dan motivasi belajar berpengaruh positif terhadap variable prestasi
belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan besarnya pengaruh konsep diri dan
motivasi belajar berdasarkan uji F (F-hitung > F-tabel atau 1048,878 > 2,766),
maka dapat dijelaskan bahwa pengaruh konsep diri dan motivasi belajar secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon.
Hasil analisis terhadap data di
atas, menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cirebon memiliki pengaruh.
Besarnya pengaruh konsep diri dan motivasi belajar berdasarkan hasil uji F
(F-hitung > F-tabel atau 1048,878 > 2,766), maka dapat dijelaskan bahwa
pengaruh konsep diri dan motivasi belajar secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1
Cirebon. oleh karena itu konsep diri dan motivasi belajar merupakan dua
prasyarat untuk meraih prestasi belajar. Maka pada gilirannyalah konsep diri
dan motivasi belajar dapat dijadikan modal bagi para siswa.
BIBLIOGRAFI
Chaplin, J. P., & Kartono, K. (1989). Kamus lengkap psikologi.
Rajawali Pers.
Departemen Agama, R. I. (2006). Al-Qur�an Tajwid dan
Terjemahnya. Bandung: PT. Syaamil Cipta Media.
Kartono. (1978a). Psikologi Abnormal. Alumni Bandung.
Kartono, K. (1978b). Psikologi abnormal dan abnormalitas
seksual. Mandar Maju.
Sahrudin, S. (2017). Peran Konsep Diri, Religiusitas, Dan
Pola Asuh Islami Terhadap Kecenderungan Perilaku Nakal Remaja Di Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 50�62.
Sudiana, N. (1989). Dasar-dasar proses belajar mengajar.
PT Sinar Baru Algensindo.
Suryabrata, S. (2005). Psikologi pendidikan. PT
Rajagrafindo.
Suryabrata, S. (2018). Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Remaja Gratindo Persada.