����������� Syntax Literate
: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol.
4, No. 10 Oktober 2019
PENGARUH RENDAM KAKI DENGAN AIR GARAM
HANGAT TERHADAP KUALITAS TIDUR LANSIA DI PANTI WREDA WILAYAH KOTA CIREBON
TAHUN
2019
R. Nur
Abdurakhman dan Agung
Maulana Firdaus
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon�
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Pemanfaatan atau penggunaan air
merupakan salah satu dari jenis relaksasi atau sering kita dengar dengan
sebutan hydrotherapy. Masalah yang sering yang sering dialami oleh yang usia
lanjut diantaranya berupa sulit tidur untuk bisa tidur pulas, sering terbangun
pada malam hari dan sulit memulai tidur kembali. Adapun tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh rendam kaki dengan air garam hangat
terhadap kualitas tidur pada lansia di panti wreda wilayah kota Cirebon. Desain
penelitian praeksperimen dengan pendekatan one group pretest post test design.
Dimana penedekatan one group pretest postest adalah rancangan yang tidak
memiliki atau melibatkan kelompok pembanding (kontrol). Hasil uji statistik diperoleh sig (p)
0,001<a(0,05) yang berarti terdapat pengaruh terhadap kualitas tidur lansia
dipanti wreda wilayah kota cirebon sebelum dan sesudah merendam kaki dengan air
garam hangat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna dari
merendam kaki dengan air garam hangat terhadap kualitas tidur lansia dipanti
wreda wilayah kota cirebon 2019.
Kata
Kunci : Rendam� Kaki, Air Garam dan Kualitas Tidur Lansia.
Pendahuluan
Proses menua
atau menjadi tua adalah proses yang terjadi terus menerus dan berkelanjutan
seacara alami dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup dan termasuk suatu
keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia (Nugroho, 2008).Memasuki
usia lanjut berarti mengalami kemunduran seperti dimana terjadinya kemunduruan
fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendor, gigi mulai tanggal, memutihnya
rambut, kurangnya pendengaran, penglihatan yang memburuk, gerakan lambat dan
postur tubuh yang tidak lagi proporsional (Nugroho, 2008).
Secara alamiah, mereka
yang dianggap lansian adalah seseorang yang mengalami penurunan baik dari
segi fisik, biologi, maupun mentalnya (Sudiana,
2017).
Adapun jumlah
lanjut usia menurut badan statistik penduduk lanjut usia 2017 menyatakan bahwa
terdapat 8,97% (23,4 juta) jiwa lanjut usia di Indonesia. Diantaranya 8,48%
dengan jenis kelamin laki-laki dan 9,47% lanjut usia dengan jenis kelamin
perempuan. Dan adapun menurut batasan umur dimana lanjut usia yang berumur
(60-69 tahun) berjumlah 5,60% lanjut usia dengan jenis kelamin laki-laki dan
5,71% lanjut usia dengan jenis kelamin perempuan, lanjut usia dengan umur
(70-79 tahun) berjumlah 2,24% lanjut usia dengan jenis kelamin laki-laki dan
2,75% berjenis kelamin perempuan dan lanjut usia dengan umur (>80 tahun)
berjumlah 0,64% lanjut usia dengan jenis kelamin laki-laki dan 1,02% lanjut
usia dengan jenis kelamin perempuan. Data tersebut menyatakan bahwa presentase
lansia dengan jenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibanding lansia dengan
jenis kelamin perempuan.
Setiap manusia
membutuhkan istirhat dan tidur agar dapat mempertahankan status kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel
dalam tubuh. Tidur ini menjadi kebutuhan setiap manusia dan merupakan suatu
siklus yang rutin setiap harinya. Setelah beraktivitas manusia membutuhkan
waktu untuk mengembalikan fungsi normal tubuh, salah satunya dengan cara
beristirahat atau tidur. Namun sebagian orang mengeluhkan tidak bisa tidur
dimalam hari dan kejadian ini umumnya terjadi pada yang berusia lanjut (Permady, 2015).
Berdasarkan
uraian di atas bahwasanya usia lanjut mengalami gangguan tidur yang cukup
serius, mereka tidak memiliki pengetahuan yang lebih terkait gangguan tidur dan
terkait bagaimana cara mengatasinya. Pengkajian terhadap kualitas tidur dan
pengaruh dari rendam air gara, hangat dirasa penting untuk dilakukan sehingga
nantinya mereka yang berusia lanjut atau klien dapat melakukan asuhan
keperawatan secara mandiri. Selain itu, tenaga kesehatan khususnya perawat
dapat mempertimbangkan cara ini sebagai metode alternatif untuk meningkatkan
kualitas tidur terutama pada mereka yang berusia lanjut. Peran perawat dalam
menangani masalah keperawatan seperti gangguan tidur merupakan hal yang penting
karena dirasa banyak dampak negative yang diakibatkan oleh gangguan tidur
apabila tidak ditangani. Intrumen yang dapat digunakan dalam mengukur kualitas
tidur ini yaitu salah satunya PSQI (the
pittsburgh sleep quality index) dimana untuk mengidentifikasi kualitas
tidur dengan cara subyektif, durasi tidur, gangguan selama tidur, kebiasaan
waktu memulai tidur dan kebiasaan penggunaan obat-obatan sebelum tidur (Permady, 2015).
Pemanfaatan atau
penggunaan air merupakan salah satu dari jenis relaksasi atau sering kita
dengar dengan sebutan hydrotherapy. Hydroteraphy merupakan pemanfaatan air
untuk menyembuhkan dan meringankan berbagai keluhan. Air dapat digunakan dalam
banyak cara dan kemampuannya sudah diakui sejak dahulu kala. Terutama pada
zaman kerajaan yunani, kekaisaran romawi dan kebudayaan turki juga masyarakat
erpoa dan tiongkok kuno. Masyarakat pada umumnya pun menyadari bahwasanya
manfaat air hangat diantaranya membuat tubuh menjadi lebih rileks,
menyingkirkan rasa pegal-pegal dan kaku diotot dan mengatur tidur menjadi lebih
nyenyak. Adapun pemaparan DinKes bahwa air hangat membuat kita merasa santai
meringankan sakit dan tegang pada otot dan memperlancar peredaran darah (Permady, 2015).
Hydrotherapy membantu
merangsang produksi endofrin (analgesik),
juga membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan memperlebar pembuluh darah
sehinggga lebih banyak oksigen yang disalurkan atau dipasok kedalam jaringan.
Selain itu perbaikan sirkulasi darah juga memperlancar sirkulasi getah bening
sehingga membersihkan tubuh dari racun (Allert, 2017).Selain
itu air hangat juga diantaranya dapat mengurangi stress, mendetoksifikasi,
membuat tidur nyenyak, merelaksasi otot dan meredakan sakit dan nyeri diotot
dan sendi, meningkatkan kerja jantung melawan penyakit dan meredakan sesak
nafas (Permady, 2015). hal hydrotherpy dipercaya dapat meringankan
masalah sebagian dari lansia salah satunya yaitu masalah gangguan kualitas
tidur atau insomnia (Allert, 2017).
Adapun hasil
dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan cara analisa data dan hasil
wawancara yang dilakukan terhadap 15 orang yang berusia lanjut dipanti
wreda/jompo di kota Cirebon. Bahwasanya mereka mengeluhkan kesulitan tidur
dimalam hari dan mereka rata-rata pergi untuk tertidur kisaran pukul 20.00 s/d
21.00 WIB. Bahkan apabila mereka merasa benar-benar tidak bisa untuk tertidur,
maka mereka akan tidur pada larut malam. Adapun memaparan dari penjaga panti
yakni bahwasanya mereka yang berusia lanjut sering sulit tertidur dan mereka
mengalihkan kegiatannya dengan dengan menonton televisi dan hal tersebut� menurutnya membuat mereka semakin larut saja
untuk tidur. Mereka juga yang lansia mengatakan sering terbangun pada malam
hari, baik karena lingkungan, adanya suara, bermimpi atau bahkan karena ingin
ke kamar mandi, hal tersebut menimbulkan masalah yaitu kesulitan untuk
mengawali tidur kembali, mereka kusulitan untuk memulai tidur� dimana mereka membutuhkan beberapa jam untuk
kembali tertidur atau bahkan mereka tidak tidur kembali. Keluhan lainnya yaitu
mereka yang berusia lanjut kurang segar setelah bangun tidur, mengeluh pusing,
mengantuk pada siang hari namun mereka mengeluhkan kesulitan untuk tidur siang
meskipun mereka tersebut mengantuk dan keinginan untuk tidur. Berdasarkan latar
belakang ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan
�Rendam kaki dengan air garam hangat terhadap kualitas tidur lansia�.
Metode
Penelitian
Metodologi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.Kuantitatif
merupakan jenis dari penelitian ini, dengan desain penelitian praeksperimen
dengan pendekatan one group pretest post
test design. Dimana penedekatan one
group pretest postest adalah rancangan yang tidak memiliki atau melibatkan
kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukannya observasi
pengukuran pertama (pretest) yang memungkinkan
menguji perubahan-perubahan
yang terjadi setelah adanya intervensi (program) (Notoatmodjo, 2010).
Metode
pengumpulan data yang digunakan dipenelitian ini adalah melalui wawancara
terkait kuesioner PSQI (pitts burgh sleep index).Dimana lembar
kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data langsung dari responden/lapangan
terkait kualitas tidur lansia dan data tersebut dikelompokan menjadi dua macam
yaitu data sebelum dan sesudah dilakukan intervensi rendam kaki dengan air
garam hangatdan sebelumnya responden akan lebih dahulu diberikan penjelasan
terkait intervensi yang akan dilakukan.
Hasil
dan Pembahasan
Penelitian ini
menggunakan metode pra experimen dan pengambilan sample dengan cara purposive sampling. Sesuai dengan
kriteria inklusi dan ekslusi yang dibuat peneliti maka jumlah sampel yang
sesuai berjumlah 15 responden dari 31 populasi.
1.
Data
analisis univariat
a) Tabel
frekuensi kualitas tidur pada lansia sebelum dilakukan intervensi merendam kaki
dengan air garam hangat di panti wreda wilayah kota cirebon.
Tabel 1 Kualitas Tidur Sebelum
intervensi
No |
Kualitas tidur |
Frekuensi |
persentase |
1 |
Baik |
1 |
6,7 |
2 |
�Buruk |
14 |
93,3 |
TOTAL |
15 |
100 |
Berdasarkan table 1 diatas diketahui bahwa kualitas tidur lansia sebelum dilakukan intervensi paling banyak (93,3%) mengalami kualitas tidur yang buruk.
b) Tabel
frekuensi kualitas tidur pada lansia sesudah dilakukan intervensi merendam kaki
dengan air garam hangat di panti wreda wilayah kota Cirebon.
Tabel 2 Tidur Sesudah. Kualitas
Intervensi
No |
Kualitas tidur |
Frekuensi |
persentase |
1 |
Baik |
13 |
86,7 |
2 |
�Buruk |
2 |
13,3 |
TOTAL |
15 |
100 |
Berdasarkan
tabel 2
diketahui bahwa kualitas tidur lansia sesudah dilakukan intervensi paling
banyak (86,7%) mengalami kualitas tidur yang baik.
2.
Analisis
bivariat
Analisa
bivariate ini bertujuan untuk mengungkap atau untuk mengetahui kefektifan atau
pengaruh (membuktikan hipotesis) antara variabel independent dan dependent.
Berikut dikemukakan analisis bivariate dari pelaksanaan merendam kaki dengan
air garam hangat terhadap kualitas tidur lansia dipanti wreda wilayah kota
cirebon 2019 sebagai berikut :
Hasil
uji statistik wilcoxon signed ranks test pengaruh rendam kaki dengan air garam
hangat terhadap kualitas tidur lansia dipanti wreda wilayah kota cirebon 2019.
Tabel 3
Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test
|
|
N |
Mean ranks |
Sum of ranks |
Z |
sig |
Kualitas tidur sesudah dan sebelum intervensi |
Negative ranks |
15 |
8,00 |
120,00 |
-3,438 |
,001 |
Positive ranks |
0 |
,00 |
,00 |
|
|
|
Ties |
0 |
|
|
|
|
|
Total |
15 |
|
|
|
|
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa
seluruh responden (15) yang sudah dilakukan intervensi rendam air garam hangat
mengalami perubahan kualitas tidur yang lebih baik (terdapat penurunan skor).
Hasil uji statistik diperoleh sig (p) 0,001<a(0,05) yang berarti
terdapat pengaruh terhadap kualitas tidur lansia dipanti wreda wilayah kota
cirebon sebelum dan sesudah merendam kaki dengan air garam hangat. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang bermakna dari merendam kaki dengan
air garam hangat terhadap kualitas tidur lansia dipanti wreda wilayah kota
cirebon 2019.
A.
Kualitas
Tidur Pada Lansia Sebelum Dilakukan Intervensi Merendam Kaki Dengan Air Garam
Hangat di
Panti Wreda Wilayah Kota Cirebon.
kualitas
tidur lansia sebelum dilakukan intervensi paling banyak (93,3%) mengalami
kualitas tidur yang buruk. Mereka mengeluhkan sulit untuk memulai tidur, sering
terbangun di malam hari, terbangun dini, pada siang hari seringmengantuk namun
sulit untuk tertidur dan ada perasaan tidak puas terhadap proses tidur yang
dialami.
B.
Kualitas
tidur pada lansia sesudah dilakukan intervensi merendam kaki dengan air garam
hangat di panti wreda wilayah kota cirebon.
Kualitas
tidur lansia sesudah dilakukan intervensi paling banyak (86,7%) mengalami
kualitas tidur yang baik. Mereka merasakan manfaat tidur setelah bangun seperti
badan terasa bugar, tidak begitu lama menunggu untuk tertidur, prekuensi
terbangun dimalam hari berkurang, terasa nyaman dan rileks serta badan terasa
ringan setelah rendam kaki dengan air garam hangat.
C.
Pengaruh
rendam kaki dengan air garam hangat terhadap kualitas tidur lansia dipanti
wreda wilayah kota cirebon 2019.
Dari
hasil uji statistik diperoleh sig (p)
0,001<a(0,05) yang berarti terdapat pengaruh terhadap kualitas tidur
lansia dipanti wreda wilayah kota cirebon sebelum dan sesudah merendam kaki
dengan air garam hangat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna dari merendam kaki dengan air garam hangat terhadap kualitas tidur
lansia dipanti wreda wilayah kota cirebon 2019.
Hal
ini sesuai dengan Penelitian yang dilakukan oleh Renata de Lourde nana (2017)
terkait �pengaruh rendam kaki air hangat terhadap kualitas tidur lansia di
rumah usiawan panti surya surabaya�. Dimana dengan jumlah responden 20 orang
dengan intervensi sembilan hari berturut-turut,
dengan desain penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan onegroup pretest-postest. Hasildari
analisi uji wilcoxon sign test menunjukan p-value 0.000.
menjelaskan adanya pengaruh terapi rendam kaki air hangat terhadap kualitas
tidur lansia (Nana, 2017).
dan sesuai juga dengan Penelitian yang dilakukan oleh Gilang Gumilar Permady
terkait �pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap kualitas tidur
lansia�. Dimana penelitian ini dilakukan terhadap 20 responden yang berusia
lanjut dengan umur>60 tahun dengan metode penelitian quasi experimen dan
menggunakan instrumen lembar observasi PSQI. Intervensi dilakukan selama 5 hari
berturut-turut dan dengan hasil
penelitian menunjukan adanya pengaruh antara merendam kaki dengan air hangat
terhadap kualitas tidur lansia sebelum dan sesudah intervensi. Dimana terjadi
peningkatan kualitas tidur pada lansia sesudah intervensi rendam kaki dengan
air hangat (Permady, 2015).
Secara
teori merendam kaki dengan air hangat (baik dicampurkan dengan aromaterapi atau
bahan lainnya yang menunjang kebutuhan) termasuk kedalam terapi relaksasi,
dimana rasa hangat yang langsung terasa menyentuh kulit yang terdapat pembuluh
darah yang memberikan rasa nyaman/relaksasi,
selain itu air hangat dapat memberikan efek sedasi yang dapat merangsang untuk
tidur. Merendam kaki dengan air hangat akan menimbulkan efek sopartifik yaitu
efek ingin tidur sehingga dapat mengatasi gangguan tidur, selain itu penggunaan
garam inggris dipercaya dapat mengusir pegal setelah beraktifitas disiang hari (Nuris, 2016).
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang sudah� dilaksanakan dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Kualitas
tidur lansia sebelum dilakukan intervensi paling banyak (93,3%) mengalami
kualitas tidur yang buruk.
2. Kualitas
tidur lansia sesudah dilakukan intervensi paling banyak (86,7%) mengalami
kualitas tidur yang baik.
Hasil
uji statistik diperoleh sig (p)
0,001<a(0,05) yang berarti terdapat pengaruh terhadap kualitas tidur
lansia dipanti wreda wilayah kota cirebon sebelum dan sesudah merendam kaki
dengan air garam hangat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
bermakna dari merendam kaki dengan air garam hangat terhadap kualitas tidur
lansia dipanti wreda wilayah kota cirebon 2019.
BIBLIOGRAFI
Allert, D. N. (2017).
https://www.alodokter.com/berbagai-manfaat-merendam-kaki-dengan-air-garam.
Retrieved from dr. Allert Benedicto Ieuan Noya website: https://www.alodokter.com/berbagai-manfaat-merendam-kaki-dengan-air-garam.
Nana, R. de L. (2017). Pengaruh terapi rendam kaki air
hangat terhadap kualitas tidur lansia di rumah usiawan Panti Surya Surabaya.
Widya Mandala Catholic University Surabaya.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan.
Jakarta: rineka cipta.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik & geriatrik
edisi 3. Jakarta: EGC.
Nuris, N. dini. (2016). Diet sehat dengan terapi garam.
Yogyakarta: Gosyen Pubilishing.
Permady, G. G. (2015). Pengaruh merendam kaki dengan air
hangat terhadap kualitas tidur lansia di wilayah kerja Puskesmas Astanalanggar
kecamatan Losari Cirebon Jawa Barat.
Sudiana, H. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Terjadinya Kecemasan Pada Lanjut Usia Di Panti Wredha Welas Asih. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(2), 31�36.