Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

����� e-ISSN : 2548-1398

����� Vol. 4, No. 11 November 2019

ANALISA HUBUNGAN SISWA TERHADAP KEPRIBADIAN GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI SMP PELITA HARAPAN PONTIANAK

 

Herry Saderach

Sekolah Tinggi Teologi Eklesia Pontianak

Email: [email protected]

 

Abstrak

Guru merupakan public figure sekaligus teladan bagi anak didiknya, oleh karenanya kepribadian guru sangat menentukan bagaimana hubungan baik secara psikologis maupun teknis dalam pembelajaran. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara kepribadian guru dengan motivasi belajar siswa. Jenis penelitian dalam kajian ini adalah dengan menggunakan correlation study. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1) Berdasarkan penghitungan uji signifikansi dengan t-test satu sampel di dapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 10.444 adalah sangat siknifikan pada taraf signifikansi 0,01. Dan uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar PAKsangat tinggi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, 2) Berdasarkan penghindigan uji signifikansi dengan t-test satu sampel didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 13.958 adalah sangat signifikan pada tarat. signifikansi 0.01. Dari uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru di SMP Pelita Harapan Pontianak adalah sangat tinggi berdasarkan kriteria yang ditetapkan 3) Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara persepsi anak persepsi Siswa terhadap kepridadian Guru dengan Motivasi Belajar PAK. Hasil analisis menunjukkan bahwa didapatkan r hitung xy sebesar 0.372 denean interprestasi hubungan kedua variabel adalah rendah dan pada tarap signifikan 0.01 adalah sangat signifikan dengan t hitung sebesar 3.646. Dari data tersebut determinasi variabel sebesar 0.138. Keterangan ini menunjukan bahwa persepsi Siswa terhadap Kepribadian Guru memberikan kontribusi sebesar 13.8�A terhadap motivasi Belajar PAK dan sisanya 86,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penlitian ini tidak diteliti.

 

Kata kunci: Hubungan, Kepribadian Guru, dan Motivasi Siswa

 

Pendahuluan

Pendidikan sangat penting bagi setiap orang tanpa mengenal suku bangsa, agarna, jenis kelamin dan status sosial. Komponenpendidikanyangterkelolaumumnyamemilikikomponenyang salingbersinergisatudenganyanglain (Hermawati, 2017). Pemerintahan Indonesia juga memperhatikan masalah pendidikan dan dapat terlihat dengan adanya program wajib belajar. Di samping itu guru merupakan bagian terpenting dalarn melaksanakan pendidikan. Guru sebagai figur yang juga menentukan maju mundurnya pendidikan. Itu sebabguru dituntut mempunyai kemampuan mengajar yang baik.

Seorang guru selain di tuntut kemampuan mengajamya, juga dituntut kepribadiannya. Apa yang dilakukan oleh seorang guru seringkali berpengaruh besar terhadap murid-muridnya. Seperti pepatah dunia mergatakan: "Guru kencing berdiri. murid kencing berlari". Maksud pepatah di atas adalah bahwa murid cenderung mengikuti teladan gurunya, bahkan lebih dari gurunya. jika gurunya memberi contoh yang baik murid bisa lebih baik dari gurunya. tetapi jika guru berkepribadian buruk, murid bisa lebih buruk dari gurunya.

Faktanya masih banyak guru yang belum menyadari bahwa kepribadiannya menjadi tuntutan sehingga tidak jarang guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak diinginkan. Misalnya saja seperti yang pernah dituliskan oleh Tata Subrata dalam surat kabar harian sinar harapan: "Seorang guru sangat berkompeten, tega memukul dan meludahi muridnya hanya karena dilecehkan" (Subrata, 2005). Padahal seorang guru baru dapat dikatakan cakap mengajar apabila memiliki ketrampilan yang tinggi dan dikuti oleh keprihadian yang baik.

Kadang kala. siswa tidak dapat konsentrasi belajar. karena memiliki persepsi yang kurang baik terhadap gurunya. Hal tersebut dapat dilihat dari guru yang suka marah-marah. emosi dan cara menyampaikan materi pelajaran tidak mudah ditanggap oleh murid-murid. lianyak anak-anak bertingkah atau nakal di sekolah.

Guru yang berkepribadian baik. dalam mengajar hanya menvampaikan materi pelajaran saja, namun juga ia akan berusaha agar apa yang diajarkannya dapat diterima dan dimengerti anak. Guru tersebut juga akan memberikan teladan melalui sikap dan perbuatannya sehingga anak didik tidak hanya mendengar ajaran yang baik namun juga mereka melihat sikap yang baik yang dimiliki oleh gurunya. Guru yang memiliki kerpibadian yang baik tentu menjadi harapan bagi anak muridnya (Simanjuntak, 1998).

J. M. Price mengungkapkan bahwa" Syarat yang terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannva sendiri sebab teladan lebih berharga daripada seratus kata nasehat. Perbuatan seseorang lehih berpengaruh daripada perkataannya" (Subrata, 2005).

Guru Pendidikan agama Kristen harus memiliki kepribadian yang baik, karena apa yang diajarkan sikap-sikap hidup kristiani yang perlu diamati oleh anak didik, sudah selayaknya yang dituntut anak didik di atas sebuah metode atau teknik mengajar adalah kepribadian guru itu sendiri. Sebab saat ini ada begitu anak didik di sekolah yang mencari keselarasan antara nilai-nilai kristiani yang disampaikan dengan kepribadian guru itusendiri. Jadi jangan sampai pengajaran yang bernilai tinggi itu tidak dapat diterima oleh anak didik karena guru sendiri tidak dapat mempraktekkan pengajarannya itu dalam kehidupannva sehari-hari. Seperti apa yang ditegaskan Paulus kepada jemaat korintus. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya, supaya sesudah memberitakan injil kepada orang lain jangan aku sendiri di tolak (1 Korintus 9:27) (Alkitab,halaman 258, 1999).

Namun dalam kenyataannya masih ditemukan guru yang tidak memiliki kepribadian yang baik. Guru tersebut mengajar hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saja sehingga mereka merasa sudah cukup bila sudah mengajar saja tanpa memperhatikan kepribadiannya sehingga dalam menyampaikan pengajaran sering tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya. terlebih bila guru tersebut adalah guru dalam bidang studi Agama Kristen. Sehingga melalui sikap dan tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut membuat anak menjadi malas dan tidak termotivasi dalam belajar Agama.

Dalam dunia pendidikan, Motivasi belajar adalah hal yang dipandang penting. Karena dengan memiliki motivasi anak untuk belajar lebih baik. sehingga mencapai prestasi yang terbaik.

(Irwanto, n.d.) dalam bukunya Psikologi Umum mengungkapkan bahwa motivasi adalah penggerak perilaku dan penentu seseorang. Maka motivasi merupakan daya pendorong yang sangat kuat dan penting bagi seorang anak untuk melakukan sesuatu. Apabila seseorang kurang termotivasi dalam melakukan sesuatu maka akan terlihat dari tindakannya.

Motivasi merupakan hal yang penting karena seseorang akan kurang bergairah dalam melakukan tugas yang dipercayakannya bila tidak memiliki motivasi. Demikian pula bagi seorang murid dalam belajar, Anak tidak akan bergairah dan semangat dalam belajar bila ia tidak memiliki motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah hal yang dipandang penting dalam dunia pendidikan. Motivasi itulah yang sebenarnya mendorong anak didik untuk belajar lebih baik. untuk bersedia berkorban demi mencapai prestasi yang terbaik, dan motivasi itulah yang membuat materi yang diajarkan sampai tingkat psikomotorik.

Namun faktanya, masih ditemukan anak yang tidak memiliki motivasi belajar sehingga mereka sekolah dan belajar hanva merupakan kewajihan saja dan kurang memiliki tanggung jawab. Anak yang tidak memiliki motivasi belajar hiasanva diwujudkan melalui keinginannva untuk malas sekolah sering membolos, tidak mengerjakan tugas sekolah dan sebagainya. Salah satu penyehab anak tidak termotivasi belajar dapat dikarenakan gurunya galak. pelajarannya susah dimengerti. gurunya tidak mernpunyai kepribadian yang baik dan lain sebagainya.

Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis ingin meneliti dan mengetahui Analisa Hubungan siswa terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Kristen di SMP PELITA HARAPAN Pontianak�.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian korelasional (correlational study). Adapun tujuannya dari jenis penelitian ini (Warassih, 2001) menjelaskan ialah untuk mengetahui hubungan antarakepribadian guru sebagai variabel bebas (variabel X) dengan motivasi belajar PAK sebagai variabel terikat (variabel Y), selanjutnva kedua variabel tersebut dianalisis untuk mengetahui hubungan di antara keduanya.dan sejauh mana tingkat korelasinya.

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Deskriptif Data

1.    Deskriptif Data Responden

Penulis memilih 115 siswa sebagai responden. namun dari 115 siswa, penulis memgambil 30 siswa sebagai responden uji coba dan 85 siswa menjadi responden analisis. Berdasarkan 83 responden analisis maka penulis mendapat hasil sebagai berikut:

Tabel 1

Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Frekuensi

Presentasi (%)

Wanita

35

42

Pria

50

58

Jumlah

85

100

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 85 responden yang mengisi angket di SMP PELITA HARAPAN Pontianak, siswa yang berjenis Wanita adalah sebesar 42% dan Pria 58% .

Tabel 2

Usia

Umur

Frekuensi

Presentase (%)

< 15 tahun

3

4

15 tahun

29

34

16 tahun

27

32

17 tahun

23

27

18 tahun

2

2

>18 tahun

1

1

Jumlah

85

100

 

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 85 responden siswa-siswi yang, mengisi angket di SMP Pelita Harapan Pontianak, siswa yang berusia <15 tahun adalah 4% yang berusia 15 tahun adalah 34%, yang berusia 16. tahun adalah sebesar 32%,, yang berusia 17 tahun adalah 27%,, yang berusia 18 tahun adalah 2% dan yang berusia > 18 tahun adalah 1%.

2.      Deskripsi Motivasi Belajar PAK (Y)

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari variabel motivasi belajar PAK didapatkan hasil penghitungan sebagai berikut: Rentang skor empiris di dapatkan 88 sampai dengan 116. Nilai rata-rata didapatkan sebesar 106.96:Standar deviasi atau simpangan baku 6,144 : Median (nilai tengah) sebesar 108. Modus (nilai yang Bering muncul) sebesar 113. Dari data ini didapatkan jumlah kelas interval (1.3,3 log 85) sebesar 7.37-7 dan panjang kelas interval trange:jumlah kelas interval.) sebesar 4. Adapun tahel distribusi frekuensi dan histrogram motivasi bekalar PAK sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Motivasi belajar PAK

Kelas

Frekuensi

Absolute relative

Frekuensi

kumullatif

Batas kelas

Atas bwah

 

(%)

Absolute

Relative

(%)

 

 

88-91

1

1.18

1

1.18

87.5

91.5

92-95

2

2.35

3

3.53

91.5

91.5

96-99

11

12.94

14

16.47

95.5

95.5

100-103

8

9.41

12

25.88

99.5

103.5

99.5

104-107

18

21.18

22

47.06

103.5

107.5

 

108-111

19

22.35

40

69.41

107.5

111.5

 

112-116

26

30.59

59

100

111.5

116.5

 

Jumlah

85

100

85

 

 

 

 

Dari tabel dan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa subyek penelitian yang, berada pada kelompok rata-rata sebanyak 18 orang atau 21.18'6. Subyek penelitan yang berada pada kelompok di bawah rata‑rata sebanyak 22 orang atau 25,88%. Sedangkan subyek penelitian yang berada pada kelompok di atas rata-rata sebanyak 45 orang atau 52.94%. Motivasi Belajar PAK di SMP Pelita Harapan Pontianak baik ditandai 63 jawaban responden atau 74.12% herada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata.

3.      Deskripsi Persepsi Siswa terhadap Kepribadian Guru (X)

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan variabel persepsi siswa terhadap kepribadiaan guru didapatkan hasil penghitungan sebagai berikut. Rentang skor empiris didapatkan 82 sampai dengan 114. Nilai rata-rata didapatkan sebesar 99.85. Standard deviasi atau simpangan baku sebesar 6,506. Median (nilai tengah) sebesar 101, Modus (nilai yang sdering muncul) sebesar 101. Dari data ini didapatkan jumlah kelas interval (1+3.3 log 85) sebesar 7.37-7 dan panjang kelas interval (range : jurnlah kelas interval) sebesar 4,57- 5. Adapun tabel distribusi frekuensi dan histrogram Perspsi siswa terhadap Kepribadian Guru sebagai berikut:

 

 

Tabel 4

Distribusi Persepsi Siswa terhadap Kepribadian Guru

Kelas

Frekuensi

Frekuensi kumutatif

Batas kelas

Absolute

Relative (%)

Absolute

Relative (%)

Bawah

Atas

82-86

4

4.71

4

4.71

81.5

86.5

87-91

4

4.71

8

9.42

86.5

91.5

92-96

16

18.82

24

28.24

91.5

96.5

97-101

26

30.59

50

58.83

96.5

101.5

102-106

24

28.523

74

87.06

101.5

106.5

107-111

9

10.59

82

97.65

106.5

111.5

112-116

2

1.35

85

100

111.5

116.5

Jumlah

85

100

 

100

 

100

Dari Tabel dan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa subyek penelitian yang berada pada kelompok rata-rata sebanyak 26 orang atau 30,59% subyek penelitian yagn berada pada kelompok di bawah rata‑rata sebanvak 24 orang atau 28,23 %. Scdangkan subyek penelitian yang berada pada kelompok diatas earn-rata sebanyak 35 orang atau 41,17 %. Presepsi siswa terhadap Kepribadian Guru PAK di SMP Pelita Harapan Pontianaksudah baik ditandai dengan 61 jawaban responden atau 71.77 % berada pada skor rata-rata dan di atas rata-rata.

B.     Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melekukan analisis terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji perawatan analisis yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui norma-tindakanya sebaran data yang akan dianalisis. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrof smimov. Dalam penelitian ini digunakan uji kolmogrof smimov pada taraf signifikansi 0.05 dengan jumlah responden sebanvak 85. Hasil penghitngan uji normalitas dapat diperiksa pada tabel di bawah ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 5

Uji Normalitas

 

Kolmograv-simov (a)

Shapiro-wik

 

Statistic

Df

Sig

Statiste

Df

sig

Persepsi siswa terhadap

Kepribadian guru (X)

0.86

85

117

980

85

224

Motifasi belajar PAK (Y)

148

85

000

925

85

000

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa data variabel persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru berdistribusi norma.karena probalitasnya lebih besar dari 0.05 aitu 0.177 > 0.05 sedangkan data variabel Motivasi Belajar PAK dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal karena probalitas 0.000 lebih kecil dari 0.05 karena salah satu data variabel berdistribusi normal, maka dapat di lanjutkan untuk uji parametrik (uji test, uji regresi dan korelasi Product Moment.

C.    Pengujian Hipotesis Penelitian

1.      Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam menjelaskan dan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif seberapa tinggi Motivasi Belajar PAK, maka pertama-tama ditentukan terlebih dahulu penghitungan persentase. Berdasarkan tabel frekuensi didapatkan skor tertinggi sebesar 116. Bila jumlah responden 85, maka skor tertinggi yang merupakan skort kriterium 116 X 85 9860. Jika jumlah keseluruhan skor Motivasi Belajar PAK sebesar 9092, maka tingkat Motivasi Belajar PAK (9092 9860) sebesar 0,92.2 %. Dari penghitungan Prosentase dengan berdasarkan sampel yang berjumlah 85 anak dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar PAK 92.2%. berarti Motivasi Belajar PAK di SMP Pelita Harapan Pontianaksangat tinggi. Ini merupakan jawaban dari rumusan masalah deskriptif. Hasil penghitungan ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi, tetapi hanya berlaku untuk sampel yang jumlahnya 85 anak tersebut. Agar dapat diberlakukan untuk keseluruhan populasi, maka di lakukan pengujian hipotesis yang langkah-langkahnya sebagai berikut ini :

Pertama-tama dilakukan penghitungan rata-rata skor kriteria (skor ideal). Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi.

Skor ideal ������ = (jumlah butir valid) x (skor tertinggi skala pengukuran) x

�� (Jumlah responden)

= 25 x 5 x 85

= 10625

Rata-rata skor ideal���� =(skor ideal) : (jumlah responden)

= 10625 : 85

= 125 (skor teoritis tertinggi)

Berdasarkan hipotesis (bab II) yang berbunyi :

Ho : Diduga Motivasi Belajar PAK Siswa SMP Pelita Harapan Pontianaksama dengan 80% dari kriteria yang ditetapkan.

Ha : Diduga Motivasi Belajar PAK Siswa SMP Pelita Harapan Pontianaksama dengan 80% dari kriteria yang ditetapkan.

Hal ini berarati 80% dari kriteria yang ditetapkan

= 80% x 125

= (80/100) x 125

= 0.80 x 125

= 100

Jadi �0 = 100

Hipotesis stastistik (untuk uji dua pihak) sebagai berikut :

Ho : �1 = �0 = 100

Ha : �1 = �0 ≠ 100

Langkah selanjutnya ialah melakukan uji signifikan dengan uji t-test saat sampel perhitunganya sebagai berikut :

t =

t =

t =

t =

t = 10,444

Berdasarkan penghitungan ini signifikansi dengan t-test satu sampel didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 10,4442 nilai hasil penghitungan ini dikonsultasikan dengan nilai t tabel untuk uji dua pihak pada taraf signifikansi 0.01 dengan dk 84 (n-1) nilai t tabel sebesar 2.642. karena harga t hitung, lebih besar dari harga t tabel (10.444>2,642), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Disirnpulkan bahwa Motivasi Belajar PAK Siswa SMP Pelita Harapan Pontianak tidak sama dengan 80% dari rata-rata kriterium itu benar bahkan lebih dari 80% yang diduga.

2.      Pengujian Hipotesis Kedua

Dalarn menjelaskan dan untuk menjawab rumusan masalah deskriptif seberapa baik persepsi siswa terhadap kepribadian guru, maka pertama-tama ditentukan terlebih dahulu perhitungan persentase. Berdasarkan tabel frekuensi didapatkan tertinggi sebesar 114. Bila jurnlah responden 85 maka skor tertinggi yang, merupakan skor kriterium = 114 x 85 = 9690. Jika jumlah keseluruhan skor persepsi siswa terhadap kepribadian guru sebesar 8487, maka tingkat persepsi siswa terhadap kepribadian guru (8487 9690) sebesar 0.886 atau 88,6%. persepsi siswa terhadap kepribadian guru = 88.6%. Ini merupakan jawaban dari rumusan masalah deskritip. Hasil penghitungan ini tidak dapat digenerealisasikan untuk seluruh populasi, tetapi hanya berlaku untuk sampel yang jumlahnya 85 anak tersebut. Agar dapat diberlakukan untuk keseluruhan populasi, maka dilakukan pengujian hipotesis yang langkah-langkahnya sebagai berikut ini :

Pertama-tama dilakukan penghitungan rata-rata skor kriteria (skor ideal). Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaaan memberi jawaban dengan skor tertinggi. Perhitungan nilai atau skor ideal dan rata-rata skor ideal sebagai berikut :

Skor ideal ������ = (jumlah butir valid) x (skor tertinggi skala pengukuran) x

�� (Jumlah responden)

= 24 x 5 x 85

= 10200

Rata-rata skor ideal ��� = (skor ideal) : (jumlah responden)

= 102005 : 85

= 120 (skor teoritis tertinggi)

Berdasarkan hipotesis (bab II) yang berbunyi :

Ho : Diduga kepribadian guru PAK Siswa SMP Pelita Harapan Pontianak sama dengan 75% dari kriteria yang ditetapkan.

Ha : Diduga kepribadian guru PAK Siswa SMP Pelita Harapan Pontianak tidak sama dengan 80% dari kriteria yang ditetapkan.

Hal ini berarti 80% dari kriteria yang ditetapkan

= 75% x 120

= (75/100) x 120

= 0.75 x 12

= 90

Jadi �0 = 100

Langkah selanjutnya ialah melakukan uji signifikan dengan uji t-test saat sampel perhitunganya sebagai berikut :

t =

t =

t =

t =

t = 13,958

Berdasarkan perhitungan uji signifikan dengan t-test satu sampel didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 13.958. Nilai hasil penghitungan ini dikonsultasikan dengan nilai t tabel, untuk uji dua pihak pada taraf siknifikansi 0.01 dengan dk 84 nilai t tabel sebesar 2,642.karena harga t hitung lebih besar dari harga t tabel (13.958>2.642), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Disimpulkan bahwa kepribadian Guru PAK di SMP PELITA HARAPAN Pontianaktidak sama dengan 75% dari rat-rata Kriterium itu benar bahkan lebih dari 75% yang diduga.

3.      Pengujian Hipotesis Ketiga

Dari hasil perhitungan regresi sederhana Motivasi Belajar PAK atas persepsi siswa terhadap kepribadian guru menghasilkan arah regresi b sebesar 0,351 dan konstanta a sebesar 71.926. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua fariabel dapat digambarkan oleh persaman regresi Y = 71,296 + 0,351 x. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat kelinearan dan keberartian. Pengujian signifikansi dan liniearitas hubungan antara Motivasi Belajar PAK atas persepsi siswa terhadap kepribadian Guru dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 6

ANAVA untuk Uji Signifikan dan Kelinearan Motivasi Belajar PAK Atas Persepsi Siswa terhadap Kepribadian guru

Sumber

Variasi

Dk

Jk

Rjk

F hitung

F tabel

0,05

0,01

Total

Regresi (a)

Regresi (a b)

Sisa

85

1

1

83

4300.856

1130.62

437.793

2733.101

-

-

437.793

32.929

-

-

13.295**

 

 

3.96

 

 

6.96

Tuna cocok

25

692.269

27.691

0.787ns

1.70

2.12

Galat

58

2040.832

35.187

 

 

 

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi Y= 71,296 + 0,351 x adalah sangat siqnifkan dan linier. Regresi ini mengandung arti bahwa apabila persepsi siswa terhadap kepribadian Guru meningkat satu unit, maka kecendrungan Motivasi Belajar PAK meningkat sebesar 0,351 pada konstanta 71,296.

Model hubungan antara variabel persepsi siswa terhadap kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar PAK dapat ditampilkan dengan pengujinya model regresi Y= 71,296 + 0,351 x.

Kekuatan hubungan antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan Motivasi Belajar PAK ditujukan oleh koefisian korelasi sebesar r xy 0,372. selanjutnya uji keberartian kolerasi dilakukan dengan uji t dan didapatkan harga sebesar 3,646. untuk lebih jelasnya mengenai kekuatan hubungan persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru dengan Mitivasi Belajar PAK dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Koefisien Korelasi dan Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi

antara Variabel X dengan Y

N

rxy

r2xy

T hitung

T table

0.05

0.01

85

0.372

0.138

3.646**

1.972

2.644

Berdasarkan hasil pengujian siknifikansi seperti pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru dengan Motivasi Belajar PAK sangat siknifikasikan. Dan koefisien kolerasi sebesar 0,372 menunjukan bahwa hubungan antara persepsi Siswa terhadap kepribadian guru dengan Motivasi Belajar PAK adalah rendah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan terhadap hubungan positif yang siknifikatif antara persepsi siswa terhadap kepribadian guru dengan motivasi belajar PAK. Apabila guru Agama Kristen di SMP PELITA HARAPAN Pontianak ingin meningkatkan Motivasi Belajar PAK maka dapat dilakukan dengan meningkatkan persepsi Siswa terhadap Kepribadian Guru.

 

Kesimpulan

Setelah melalui proses pengamatan empiris, kajian teoritik, analisa data, dan dengan menemui keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki penulis dalam melakukan penelitian ini, maka dapat diambil suatu kesimpulan dari penelitian ini sehagai berikut :

1.    Bahwa Motivasi Belajar PAK Siswa SMP PELITA HARAPAN Pontianak adalah 92,2% dari kriteria yang telah ditetapkan. Berdasarkan penghitungan uji signifikansi dengan t-test satu sampel di dapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 10.444 adalah sangat siknifikan pada taraf signifikansi 0,01. Dan uji hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar PAKsangat tinggi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

2.    Bahwa hubungan siswa terhadap kepribadian guru di SMP PELITA HARAPAN Pontianaksama dengan 88.6%. Berdasarkan penghindigan uji signifikansi dengan t-test satu sampel didapatkan bahwa nilai t hitung sebesar 13.958 adalah sangat signifikan pada tarat. signifikansi 0.01. Dari uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap Kepribadian Guru di SMP PELITA HARAPAN Pontianak adalah sangat tinggi berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

3.    Terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara persepsi anak persepsi Siswa terhadap kepridadian Guru dengan Motivasi Belajar PAK. Hasil analisis menunjukkan bahwa didapatkan r hitung xy sebesar 0.372 denean interprestasi hubungan kedua variabel adalah rendah dan pada tarap signifikan 0.01 adalah sangat signifikan dengan t hitung sebesar 3.646. Dari data tersebut determinasi variabel sebesar 0.138. Keterangan ini menunjukan bahwa persepsi Siswa terhadap Kepribadian Guru memberikan kontribusi sebesar 13.8�A terhadap motivasi Belajar PAK dan sisanya 86,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang dalam penlitian ini tidak diteliti.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alkitab (,.) halaman 258. (1999). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

 

Hermawati, W. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Guru Dan Implementasi Program Kerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Mts Negeri Model Brebes. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(9), 170�193.

 

Irwanto, E. (n.d.). dkk. 2005. Psikologi Umum: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Prehalindo.

 

Simanjuntak, L. H. & A. L. (1998). Penentuan Guru PAK Sekolah Dasar 1 & 2 (Cet. 3, Ed.). Jakarta: BPK Gunung Mull.

 

Subrata, T. (2005, November). Dimanakah Moral Guru? Surat Kabar Harlan Sinar Harapan, p. 4.

 

Warassih, E. (2001). Pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan tujuan hukum (Proses penegakan hukum dan persoalan keadilan).