Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN: 2548-1398
����� Vol. 4,
No. 11 November 2019
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PELANGGAN AIR MINUM PADA PDAM
KABUPATEN CIREBON
Nasir Asman dan Nina
Apriliani
Fakultas Hukum Universitas Swadaya Gunung
Jati (UGJ) Cirebon
Email: [email protected]
Abstrak
Begitu
pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia sehingga memungkinkan penyediaan
menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak diatur dengan baik sehingga PDAM
berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan menyediakan fasilitas kepada
pelanggan untuk menikmati dan memperoleh air bersih. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh
faktor harga, pelayanan, dan pendapatan konsumen terhadap permintaan
pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif
deskriptif. Kuantitatif deskriptif yaitu metode untuk menguji teori-teori
tertentu dengan cara meneliti hubungan variabel. Berdasarkan
analisis regresi sederhana apabila pendapatan konsumen� meningkat maka permintaan pelanggan air minum
akan meningkat. Pendapatan konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon. Pengaruh
tersebut ditunjukan dengan nilai uji-T dimana Ho ditolak dan Ha diterima,
kontribusi yang diberikan variabel pendapatan konsumen sebesar 48,8%� dan sisanya dipengaruhi faktor lain selain
variabel yang digunakan dalam penelitian.
Kata
kunci
: Permintaan, Pelanggan, PDAM
Pendahuluan
Air bersih merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia sehingga ketersediannya amatlah penting. Manfaat air
bersih bukan hanya untuk aktifitas sehari-hari yang sering dilakukan, tetapi
ternyata air bersih juga sangat baik untuk kesehataan salah satunya air minum
memiliki manfaat yang baik bagi tubuh manusia. Secara fisik air yang bersih dan
sehat dengan ciri-ciri; 1) Air tidak keruh, 2) Tidak berwarna apapun, 3) Tidak
berasa apapun, dan tidak berbau apapun.
Air bersih yang digunakan sehari-hari harus memiliki kualitas yang
baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air minum di Indonesia yaitu PP No.82
Tahun 2001 dan KepMen No.907 tahun 2002. Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan
manusia sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya
tidak diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang
tertata baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata kesetiap konsumen
atau pelanggan. PDAM berkewajiban untuk memberikan pelayanan dan menyediakan
fasilitas kepada pelanggan untuk menikmati dan memperoleh air bersih.
Awalnya air merupakan sumber daya yang tak terbatas jumlahnya
karena dapat diperoleh di sungai serta sumber mata air lainnya. Namun seiring
terjadinya penurunan kualitas, sekarang ini pengadaan air merupakan
masalah� yang sangat mendesak apabila
melihat perkembangan di masa depan. Hal ini akan mempengaruhi permintaan
pelanggan terhadap air minum yang juga semakin meningkat.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan air bersih. Di sisi lain akan dapat
mengganggu pemenuhan pelayanan akan kebutuhan terhadap air, karena pelayanan
yang diberikan tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat akan air bersih.
Tetapi PDAM Kabupaten Cirebon telah mengupayakan memberikan pelayanan yang
terbaik untuk memenuhi kebutuhan air bersih, namun dalam perjalanannya masih
belum optimal.
Permintaan adalah jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak
dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan atau pada berbagai tingkat harga
tertentu pada suatu periode tertentu. Permintaan berkaitan dengan keinginan
konsumen akan suatu barang dan jasa yang ingin dipenuhi. Dan kecenderungan
permintaan konsumen akan barang dan jasa yang tidak terbatas.
(Tjiptono, 2008) menerangkan� bahwa� harga�
dapat� dinyatakan� dalam�
beberapa istilah. (Santosa,
2017) Harga barang atau jasa sangat menentukan
tinggi rendahnya suatu permintaan dimana jika terjadinya kenaikan harga air masyarakat cenderung
berhemat dengan air yang tersedia seperti sumur, kali dan sebagainya dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat, jika hal tersebut berdampak ke pada perusahaan
atau PDAM� dengan jumlah permintaan air
yang semakin menurun maka pihak perusahaan dapat mempertimbangkan harga
tersebut dengan� harga tertentu yang
tidak memberatkan masyarakat yang penghasilannya minim. Jangan hanya kalangan
tertentu yang dapat menikmati air bersih.
(Alma, 2013)
mendefinisikan permintaan adalah jumlah
kesatuan barang yang oleh pembeli akan dibeli dengan bermacam-macam harga
selama jangka waktu tertentu. Ditinjau dari segi kemampuan atau daya beli
konsumen, maka permintaan dibagi atas permintaan potensial dan permintaan
efektif. Permintaan pertama hanya menunjukan intensitas kebutuhan seseorang
akan guna sesuatu barang tanpa disertai dengan daya beli. Sedang permintaan
yang kedua selain menunjukan adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan
adanya daya beli.
Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) merupakan instansi penyedia air minum.� Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Cirebon dahulu bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) merupakan badan usaha
yang berdasarkan Surat Keputusan Pekerjaan Umum No. 269/KPTS/1984 yang bersifat
sementara untuk menuju ke suatu bentuk yang lebih sesuai yang kelak akan
diserahkan kepada Pemerintah Daerah setempat dalam bentuk Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Sumber air baku yang ada di PDAM Kabupaten Cirebon memiliki total
kapasitas debit produksi sebesar 681 I/det. Yang terdiri dari sumber mata air
berkapasitas 401 I/det, sumber air permukaan berkapasitas 250 I/det, dan sumber
air sumur dalam berkapasitas 30 I/det. Wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Cirebon
terdiri dari banyak cabang diantaranya cabang Gegesik, cabang Arjawinangun,
cabang Sumber, cabang Beber, cabang Kapetakan, cabang Suranenggala dan cabang
Losari. Perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Cirebon setiap tahun
meningkat, namun dari 40 Kecamatan dan 412 Desa serta 12 Kelurahan yang ada di
Kabupaten Cirebon baru melayani 26 Kecamatan dan 138 Desa.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif.
Kuantitatif deskriptif yaitu metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan
cara meneliti hubungan variabel. Jenis penelitiannya yaitu penelitian survey
yang tujuan utamanya ialah mengumpulkan informasi tentang variabel dari
sekolompok objek (populasi).
Menurut (Sugiyono, 2018) mengemukakan
bahwa metode kuantitatif pada penelitian ini pada prinsipnya adalah untuk
menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya
dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Sedang (Sukmadinata, 2015)
menjelaskan pengertian
penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian
yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun
rekayasa manusia.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1. Data Hasil
Angket Penelitian
Berikut
ini merupakan data hasil angket penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
data yang diperoleh dan di uji menggunakan aplikasi SPSS versi 23.
a.
Variabel
Harga (X1)
Tabel
1
Skor
Angket Variabel Harga
No item |
Jawaban |
Jumlah |
||||||||||
SS |
S |
RG |
TS |
STS |
||||||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||||||
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
|
P.1 |
10 |
50 |
74 |
296 |
15 |
45 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
391 |
P.2 |
13 |
65 |
68 |
272 |
17 |
51 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
390 |
P.3 |
19 |
95 |
64 |
256 |
16 |
48 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
399 |
P.4 |
21 |
105 |
55 |
220 |
22 |
66 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
393 |
P.5 |
17 |
85 |
51 |
204 |
31 |
93 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
382 |
P.6 |
20 |
100 |
52 |
208 |
25 |
75 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
387 |
P.7 |
21 |
105 |
53 |
212 |
24 |
72 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
391 |
P.8 |
16 |
80 |
57 |
228 |
25 |
75 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
385 |
P.9 |
21 |
105 |
62 |
248 |
16 |
48 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
401 |
P.10 |
20 |
100 |
61 |
244 |
18 |
54 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
398 |
Jumlah |
3917 |
Sumber : Data Primer Hasil
Penelitian 2018
Keterangan
P�
: Item Pernyataan
F�
: Jumlah Responden
X : Jumlah Responden � Nilai Skor
Pada tabel di
atas, jika skor angket dihitung berdasarkan perhitungan perbandingan skor yang
dicapai dengan skor ideal, skor ideal untuk variabel tersebut, yaitu 10 item �
99 responden � 5 (skor tertinggi setiap item)= 4950. Berdasarkan data yang
diperoleh dari 99 responden, persentase capaian skor angket Harga adalah
3917/4950 x 100% = 79,13%. Persentase kelompok responden untuk variabel ini
apabila dilihat dari gambar di bawah yaitu dalam kategori� baik.
Tabel 2
Presentase Variabel Harga
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
|
Kurang
Baik Sekali |
Kurang
Baik |
Cukup
Baik |
Baik |
Sangat
Baik Sekali |
b.
Variabel
Pelayanan (X2)
Tabel 3
Skor Angket Variabel Pelayanan
No item |
Jawaban |
Jumlah |
||||||||||
SS |
S |
RG |
TS |
STS |
||||||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||||||
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
|
P.1 |
20 |
100 |
60 |
240 |
19 |
57 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
397 |
P.2 |
18 |
90 |
57 |
228 |
24 |
72 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
390 |
P.3 |
23 |
115 |
54 |
216 |
21 |
63 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
396 |
P.4 |
25 |
125 |
59 |
236 |
15 |
45 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
406 |
P.5 |
27 |
135 |
49 |
196 |
22 |
66 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
399 |
P.6 |
23 |
115 |
53 |
212 |
21 |
63 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
394 |
P.7 |
30 |
150 |
57 |
228 |
10 |
30 |
1 |
2 |
1 |
1 |
99 |
411 |
P.8 |
28 |
140 |
51 |
204 |
19 |
57 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
403 |
P.9 |
24 |
120 |
54 |
216 |
18 |
54 |
1 |
2 |
2 |
2 |
99 |
394 |
P.10 |
19 |
95 |
53 |
212 |
26 |
78 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
387 |
Jumlah |
3977 |
Sumber
: Data Primer Hasil Penelitian 2018
Keterangan
P�
: Item Pernyataan
F�
: Jumlah Responden
X : Jumlah Responden � Nilai Skor
Pada
tabel di atas, jika skor angket dihitung berdasarkan perhitungan perbandingan
skor yang dicapai dengan skor ideal, skor ideal untuk variabel tersebut, yaitu
10 item � 99 responden � 5 (skor tertinggi setiap item)= 4950. Berdasarkan data
yang diperoleh dari 99 responden, persentase capaian skor angket Pelayanan
adalah 3977/4950 x 100% = 80,34%. Persentase kelompok responden untuk variabel
ini apabila dilihat dari gambar di bawah yaitu dalam kategori sangat baik� sekali.
Tabel 4.
Presentase Variabel Pelayanan
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
|
Kurang Baik Sekali |
Kurang Baik |
Cukup Baik |
Baik |
Sangat Baik Sekali |
c.
Variabel
Pendapatan Konsumen (X3)
Tabel 5
Skor Angket Variabel Pendapatan Konsumen
No item |
Jawaban |
Jumlah |
||||||||||
SS |
S |
RG |
TS |
STS |
||||||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||||||
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
|
P.1 |
29 |
145 |
53 |
212 |
16 |
48 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
407 |
P.2 |
28 |
140 |
50 |
200 |
19 |
57 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
401 |
P.3 |
26 |
130 |
54 |
270 |
14 |
42 |
5 |
10 |
0 |
0 |
99 |
452 |
P.4 |
25 |
125 |
56 |
224 |
16 |
48 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
401 |
P.5 |
25 |
125 |
45 |
180 |
25 |
75 |
4 |
8 |
0 |
0 |
99 |
388 |
P.6 |
22 |
110 |
56 |
224 |
19 |
57 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
395 |
P.7 |
25 |
125 |
55 |
220 |
18 |
54 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
401 |
P.8 |
21 |
105 |
58 |
232 |
20 |
60 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
397 |
P.9 |
22 |
110 |
59 |
236 |
16 |
48 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
398 |
P.10 |
25 |
125 |
52 |
208 |
21 |
63 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
398 |
Jumlah |
4038 |
Sumber
: Data Primer Hasil Penelitian 2018
Keterangan
P�
: Item Pernyataan
F�
: Jumlah Responden
X : Jumlah Responden � Nilai Skor
Pada tabel di
atas, jika skor angket dihitung berdasarkan perhitungan perbandingan skor yang
dicapai dengan skor ideal, skor ideal untuk variabel tersebut, yaitu 10 item �
99 responden � 5 (skor tertinggi setiap item)= 4950. Berdasarkan data yang
diperoleh dari 99 responden, persentase capaian skor angket Pendapatan Konsumen
adalah 4038/4950 x 100% = 81,57%. Persentase kelompok responden untuk variabel
ini apabila dilihat dari gambar di bawah yaitu dalam kategori sangat baik� sekali.
Tabel 6
Presentase Variabel Pendapatan Konsumen
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
|
Kurang Baik Sekali |
Kurang Baik |
Cukup Baik |
Baik |
Sangat Baik Sekali |
d. Variabel
Permintaan Air (Y)
Tabel 7
Skor Angket Variabel Permintaan Air
No item |
Jawaban |
Jumlah |
||||||||||
SS |
S |
RG |
TS |
STS |
||||||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 |
||||||||
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
F |
X |
|
P.1 |
28 |
140 |
58 |
232 |
12 |
36 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
410 |
P.2 |
25 |
125 |
56 |
224 |
17 |
51 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
402 |
P.3 |
26 |
130 |
59 |
236 |
12 |
36 |
2 |
4 |
0 |
0 |
99 |
406 |
P.4 |
23 |
115 |
61 |
244 |
15 |
45 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
404 |
P.5 |
27 |
135 |
48 |
192 |
21 |
63 |
3 |
6 |
0 |
0 |
99 |
396 |
P.6 |
24 |
120 |
52 |
208 |
20 |
60 |
3 |
6 |
0 |
0 |
99 |
394 |
P.7 |
21 |
105 |
63 |
252 |
9 |
27 |
5 |
10 |
1 |
1 |
99 |
395 |
P.8 |
20 |
100 |
58 |
232 |
20 |
60 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
394 |
P.9 |
28 |
140 |
51 |
204 |
17 |
51 |
2 |
4 |
1 |
1 |
99 |
400 |
P.10 |
32 |
160 |
48 |
192 |
19 |
57 |
0 |
0 |
0 |
0 |
99 |
409 |
P.11 |
37 |
185 |
50 |
200 |
11 |
33 |
1 |
2 |
0 |
0 |
99 |
420 |
P.12 |
36 |
180 |
46 |
184 |
14 |
42 |
2 |
4 |
1 |
1 |
99 |
411 |
P.13 |
38 |
190 |
48 |
192 |
11 |
33 |
1 |
2 |
1 |
1 |
99 |
418 |
Jumlah |
5259 |
Sumber
: Data Primer Hasil Penelitian 2018
Keterangan
P�
: Item Pernyataan
F �: Jumlah Responden
X : Jumlah Responden � Nilai Skor
Pada tabel di
atas, jika skor angket dihitung berdasarkan perhitungan perbandingan skor yang
dicapai dengan skor ideal, skor ideal untuk variabel tersebut, yaitu 13 item �
99 responden � 5 (skor tertinggi setiap item)= 6435. Berdasarkan data yang
diperoleh dari 99 responden, persentase capaian skor angket Permintaan
Pelanggan Air Minum adalah 5259/6435 x 100% = 81,72%. Persentase kelompok
responden untuk variabel ini apabila dilihat dari gambar di bawah yaitu dalam
kategori sangat baik� sekali.
Tabel 8
Presentase Variabel Permintaan Air
0 |
20 |
40 |
60 |
80 |
100 |
|
Kurang Baik Sekali |
Kurang Baik |
Cukup Baik |
Baik |
Sangat Baik Sekali |
2. Uji Asumsi
Klasik
a.
Uji
Normalitas
Uji
normalitas data dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov. Berikut merupakan�
tabel hasil uji normalitas data dengan menggunakan aplikasi SPSS 23 for windows.
Tabel
9
Uji
Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test |
|||||
|
Harga��� (X1) |
Pelayanan
(X2) |
Pendapatan
(X3) |
Permintaan
(Y) |
|
N |
99 |
99 |
99 |
99 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
39.57 |
40.16 |
40.24 |
53.11 |
Std. Deviation |
3.637 |
4.292 |
4.965 |
6.621 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.139 |
.120 |
.084 |
.122 |
Positive |
.139 |
.120 |
.084 |
.122 |
|
Negative |
-.090 |
-.057 |
-.084 |
-.075 |
|
Test Statistic |
.139 |
.120 |
.084 |
.122 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.060c |
.071c |
.084c |
.061c |
|
a. Test distribution is Normal. |
|||||
b. Calculated from data. |
|||||
c. Lilliefors Significance Correction. |
Sumber : Hasil
Output SPSS 23 for windows
Kriteria Pengambilan Keputusan :
a.
Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. < 0,05 artinya data tidak
normal
b.
Jika nilai Signifikansi /P-value/ Sig. > 0,05 artinya data normal
Berdasarkan tabel di atas pada data harga, faktor
pelayanan, pendapatan dan permintaan Permintaan pelanggan
air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon
dengan tingkat kepercayaan α = 0,05 diperoleh nilai signifikansi (Sig.)
uji Kolmogorov-Smirnov (0.060, 0.071, 0.084 dan 0.061) semuanya > 0,05,
artinya data berdistribusi secara normal.
b.
Uji
Multikolinieritas
Uji
Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Bila terjadi korelasi, maka terdapat
masalah multikolinieritas yang harus diatasi.
Jika
nilai variance inflation factor (VIF)
> 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terdapat multikolinieritas,
sedangkan jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak
terjadi multikolinieritas.
Tabel
10
Uji
Multikolinieritas
Model |
Collinearity
Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
(Constant) |
|
|
Harga (X1) |
.735 |
1.361 |
|
Pelayanan (X2) |
.475 |
2.104 |
|
Pendapatan (X3) |
.453 |
2.208 |
a.
Dependent Variable : Permintaan
��� Sumber
: Hasil Output SPSS 23 for windows
Berdasarkan
tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk variabel Harga memiliki
nilai (1,361), pelayanan (2,104),� dan
pendapatan (2,208) dimana nilai tersebut < 10, dan nilai tolerance yaitu
harga (0,735), pelayanan (0,475),� dan
pendepatan (0,453) dimana (0,735, 0,475, 0,453 > 0,10. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinieritas.
c.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji
Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Analisis regresi
Analisis
regresi dilakukan dalam suatu keterkaitan hubungan atau pengaruh dari satu atau
lebih variabel bebas (independen) dengan satu variabel terikat.
a. Uji Analisis
Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana
dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel yaitu
variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut ini hasil analisis
regresi sederhana:
1)
Regresi
Variabel Harga (X1) terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum (Y)
Hasil analisis
regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS 23 for windows dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 11
Koefisien Harga terhadap Permintaan Pelanggan Air
Minum
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1.415 |
5.113 |
|
.277 |
.783 |
Harga (X1) |
1.307 |
.129 |
.718 |
10.153 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan Air (Y) |
���� ������ �������Sumber : output SPSS 23 for windows
= 1,415+ 1,307X1
Permintaan pelanggan�
air minum = 1,415+1,307 Harga
��������� ������ Nilai
konstanta 1,415, hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari
variabel harga (X1), maka nilai permintaan pelanggan air minum pada
PDAM Kabupaten Cirebon� 1,415 atau 1,415
poin. Koefisien regresi X1 sebesar 1,307. Hal ini menyatakan bahwa
setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai harga akan menaikan Permintaan
pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon�
sebesar 1,307 atau 1,307 poin.
2)
Regresi
Variabel Pelayanan (X2) terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum (Y)
Hasil analisis
regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS 23 for windows dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 12
Koefesien
Pelayanan
terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.507 |
4.592 |
|
2.288 |
.024 |
Pelayanan (X2) |
1.061 |
.114 |
.688 |
9.330 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
���� Sumber : output SPSS 23 for windows
= 10,507+ 1,061X
�����
Permintaan pelanggan air = 10,507+
1,061 pelayanan
Nilai konstanta 10,507,
hal ini menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel pelayanan
(X2), maka nilai permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten
Cirebon� 1,061 atau 1,061 poin. Koefisien
regresi X2 sebesar 1,061. Hal ini menyatakan bahwa setiap terjadi
penambahan satu skor atau nilai pelayanan akan menaikan permintaan pelanggan
air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon �sebesar 1,061 atau 1,061 poin.
3)
Regresi
Variabel Pendapatan Konsumen (X3) terhadap Permintaan Pelanggan Air
Minum (Y)
Hasil analisis
regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS 23 for windows dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 13
Koefesien
Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
15.631 |
3.928 |
|
3.979 |
.000 |
Pendapatan (X3) |
.931 |
.097 |
.698 |
9.613 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
�������������� ����� Sumber : output SPSS 23 for windows
= 15,631+ 0,931X
���� Permintaan pelanggan air minum = 15,631+ 0,931 Pendapatan
Nilai konstanta 15,631, hal ini menyatakan bahwa
jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel pendapatan (X3), maka
nilai Permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon� 15,631 atau 15,631 poin. Koefisien regresi X3
sebesar 0,931. Hal ini menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu
skor atau nilai pendapatan akan menaikan permintaan pelanggan air minum pada
PDAM Kabupaten Cirebon� sebesar 0,931
atau 0,931 poin.
b. Uji Analisis
Regresi Berganda
Analisis
regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari
beberapa varaibel independen secara bersamaan terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini adalah variabel Harga (X1), Pelayanan (X2)
dan Pendapatan Konsumen (X3) terhadap Permintaan Pelanggan Air
Minum(Y).
Tabel 14
Uji Regresi Berganda
Coefficientsa |
||||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
|||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
||||
1 |
(Constant) |
-11.887 |
4.373 |
|
-2.718 |
.008 |
|
|
Harga (X1) |
.826 |
.117 |
.454 |
7.063 |
.000 |
.735 |
1.361 |
|
Pelayanan (X2) |
.449 |
.123 |
.291 |
3.641 |
.000 |
.475 |
2.104 |
|
Pendapatan (X3) |
.355 |
.109 |
.266 |
3.254 |
.002 |
.453 |
2.208 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
������� Sumber : Hasil Output SPSS 23 for
windows
�= -11,887+ 0,826X1 + 0,449X2� + 0,355X3
Permintaan
pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon = -11,887+ 0,826X1
(harga ) + 0,449X2 (pelayanan) + 0,355X3
(pendapatan)
Nilai
konstanta -11,887, hal ini
menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai dari variabel harga� (X1), dan pendapatan (X2),
maka nilai permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon (Y)
adalah adalah -11,887 atau -11,887 poin. Koefisien regresi
Koefisien regresi X1 sebesar 0,826.
Hal ini menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu skor atau nilai
harga� akan menaikan permintaan pelanggan
air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon sebesar 0,826 atau 0,826 poin.
Sedangkan koefisien pada variabel X2 sebesar 0,449. Hal ini menyatakan bahwa setiap terjadi penambahan satu
skor atau pelayanan produk akan meningkatkan permintaan pelanggan air minum
pada PDAM Kabupaten Cirebon sebesar 0,449
atau 0,449 poin. Adapun koefisien pada variabel X3 sebesar 0,355. Hal ini menyatakan bahwa setiap
terjadi penambahan satu skor atau pendapatan akan meningkatkan permintaan
pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon sebesar 0,355 atau 0,355 poin.
4. Uji Koefisien
Determinasi (R2)
a.
Koefisien
Determinasi Variabel Harga (X1)
Tabel
15
Model
Summary Harga terhadap Permintaan Pelanggan Air
Model
Summaryb |
|
|||
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
|
.718a |
.515 |
.510 |
4.634 |
|
a. Predictors: (Constant), Harga (X1) |
||||
b. Dependent Variable: Permintaan air� (Y) |
������� Sumber
: output SPSS 23 for windows
�Pada tabel di atas, terdapat R Square sebesar 0,515 dari koefisien
korelasi (0,718) R-Square di sebut
koefisien determinansi (KD = r2 x 100% = 0,7182 x 100% =
51,5%) dalam hal ini 51,5% permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten
Cirebon dapat dipengaruhi oleh variabel harga sedangkan sisanya (49,5%) di
jelaskan variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian.
b.
Koefisien
Determinasi Variabel Pelayanan (X2)
Tabel 16
Model Summary Pelayanan terhadap Permintaan
Pelanggan Air Minum
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.688a |
.473 |
.468 |
4.831 |
a. Predictors: (Constant), Pelayanan (X2) |
||||
b. Dependent Variable: Permintaan Air (Y) |
��������� Sumber : output SPSS 23 for windows
����� Pada tabel ini terdapat R Square sebesar 0,473 dari koefisien
korelasi (0,688) R Square di sebut
koefisien determinansi (D = r2 x 100% = 0,6882 x 100% =
47,3%) dalam hal ini 47,3% permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten
Cirebon dapat dipengaruhi oleh variabel faktor pelayanan sedangkan sisanya
(52,7%) di jelaskan variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian.
c.
Koefisien
Determinasi Variabel Pendapatan Konsumen (X3)
Tabel 17
Model Summary Pendapatan Konsumen terhadap
Permintaan Pelanggan Air Minum
Model
Summaryb |
||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
1 |
.698a |
.488 |
.483 |
4.762 |
a. Predictors: (Constant), Pendapatan (X3) |
||||
b. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
������� Sumber : output SPSS 23 for windows
� Pada
tabel ini terdapat R Square sebesar
0,488 dari koefisien korelasi (0,698) R-Square
di sebut koefisien determinansi (D = r2 x 100% = 0,6982 x
100% = 48,8%) dalam hal ini 48,8% permintaan pelanggan air minum pada PDAM
Kabupaten Cirebon dapat dipengaruhi oleh variabel pendapatan sedangkan sisanya
(51,2%) di jelaskan variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian.
d.
�Koefisien
Determinasi Variabel Harga (X1), Pelayanan (X2) dan ��Pendapatan
Konsumen (X3)
�Tabel 18
Model Summary Harga, Pelayanan dan Pendapatan Konsumen
terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R
Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.844a |
.712 |
.703 |
3.610 |
1.445 |
a. Predictors: (Constant), Pendapatan (X3), Harga (X1),
Pelayanan (X2) |
|||||
b. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
������ ������Sumber : output SPSS 23 for windows
Pada
tabel ini terdapat R Square sebesar
0,703 dari koefisien korelasi (0,844) R-Square
di sebut koefisien determinansi (D = r2 x 100% = 0,8442 x
100% = 70,3%) dalam hal ini 70,3% permintaan pelanggan air minum pada PDAM
Kabupaten Cirebon dapat dipengaruhi oleh variabel harga, pelayanan dan
pendapatan sedangkan sisanya (29,7%) di jelaskan variabel lain selain variabel
yang digunakan dalam penelitian.
5. Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji
t dilakukan untuk menunjukan apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis penelitian
denga menggunakan uji t sebagai berikut :
1)
Pengaruh
Harga (X1) terhadap Pelanggan Air Minum (Y)
Tabel 19
Uji t Harga terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
1.415 |
5.113 |
|
.277 |
.783 |
Harga (X1) |
1.307 |
.129 |
.718 |
10.153 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
Sumber : output SPSS 23 for windows
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai thitung
sebesar 10,153. Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 99 � 2
= 97 dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai ttabel
adalah 1,984. Karena nilai thitung ≥ ttabel atau
10,153 ≥ 1,984 maka Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya koefisien regresi signifikan atau dengan kata lain harga
berpengaruh signifikan terhadap permintaan pelanggan air minum pada PDAM
Kabupaten Cirebon.
2)
Pengaruh
Pelayanan (X2) terhadap Pelanggan Air Minum (Y)
Tabel 20
Uji t Pelayanan terhadap Permintaan Pelanggan Air
Minum
�� Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.507 |
4.592 |
|
2.288 |
.024 |
Pelayanan (X2) |
1.061 |
.114 |
.688 |
9.330 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
Sumber : output
SPSS 23 for windows
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai thitung
sebesar 9,330. Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan dk (n-2) = 99 � 2
= 97 dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai ttabel
adalah 1,984. Karena nilai thitung ≥ ttabel atau
9,330 ≥ 1,984 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi
signifikan atau dengan kata lain faktor pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon.
3)
Pengaruh
Pendapatan Konsumen (X3) terhadap Pelanggan Air Minum (Y)
Tabel 21
Uji t Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan
Pelanggan Air Minum
���� Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
15.631 |
3.928 |
|
3.979 |
.000 |
Pendapatan (X3) |
.931 |
.097 |
.698 |
9.613 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
����������� ����� Sumber
: output SPSS 23 for windows
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai
thitung sebesar 9,613. Dengan tingkat signifikansi α = 0,05 dan
dk (n-2) = 99 � 2 = 97 dilakukan uji satu pihak, sehingga diperoleh nilai ttabel
adalah 1,984. Karena nilai thitung ≥ ttabel atau
9,613 ≥ 1,984 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien regresi
signifikan atau dengan kata lain pendapatan berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon.
b. Uji F (Simultan)
Tabel
22
Uji
F Harga, Pelayanan, Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan Pelanggan Air Minum
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
3057.778 |
3 |
1019.259 |
78.215 |
.000b |
Residual |
1237.999 |
95 |
13.032 |
|
|
|
Total |
4295.778 |
98 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Permintaan (Y) |
||||||
b. Predictors: (Constant), Pendapatan (X3), Harga (X1), Pelayanan
(X2) |
����������� �
�����Sumber : output SPSS 23 for windows
Pada tabel di atas diperoleh Fhitung
sebesar 78,215> 2,70 dengan nilai signifikan. 0,000 < 0,05, oleh karena
itu Ho ditolak dan Ha diterima, artinya harga, pelayanan dan pendapatan
konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan pelanggan air
minum pada PDAM Kabupaten Cirebon.
B.
Pembahasan
1)
Pengaruh
Harga terhadap Permintaan Permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten
Cirebon
Hasil
penelitian menunjukan bahwa harga berpengaruh�
terhadap permintaan pelanggan air minum. Harga merupakan tingkatan
seseorang dalam menentukan dan mewujudkan suatu keinginan agar dapat dipenuhi.
Harga menurut Kotler dan Amstrong, (dalam Suparyanto dan Rosad, 2015:141)
merupakan sejumlah uang yang dikorbankan untuk suatu barang dan jasa, atau
nilai dari konsumen yang ditukarkan untuk mendapatkan manfaat atau kepemilikan
atau penggunanaan atas produk dan jasa.
2)
Pengaruh
Pelayanan terhadap Permintaan Permintaan pelanggan air minum pada PDAM
Kabupaten Cirebon
Hasil
penelitian menunjukan bahwa pelayanan berpengaruh� terhadap permintaan pelanggan air minum. Tjiptono (dalam Ali, Faramita dan Fathoni 2016), pelayanan
adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Pelayanan yang baik
dapat diwujudkan apabila sistem pelayanan mengutamakan kepentingan pelanggan.
Fokus pada pelanggan merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh tiap unit
pelayanan, dikarenakan keberadaan perusahaan jasa bergantung pada ada atau
tidaknya pelanggan yang menggunakan jasa perusahaan. Sebuah keharusan bagi
perusahaan untuk mampu membangun service quality yang baik dimata
pelanggan pada umumnya. Dengan demikian baik tidaknya kualitas pelayanan
tergantung pada kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan pelangggan.
3)
Pengaruh
Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan Permintaan pelanggan air minum pada
PDAM Kabupaten Cirebon
Hasil
penelitian menunjukan bahwa harga berpengaru terhadap permintaan pelanggan air
minum. Pendapatan konsumen menurut Pangandaheng
(dalam Prabowo, 2017), pendapatan merupakan penerimaan yang dikurangi dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan seseorang pada dasarnya tergantung
dari pekerjaan dibidang jasa atau produksi, serta waktu jam kerja yang
dicurahkan, tingkat pendapatan perjam yang diterima.
4)
Pengaruh
Harga, Pelayanan dan Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan� Pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten
Cirebon
Harga, pelayanan dan pendapatan konsumen menjadi faktor yang
paling penting terhadap permintaan barang dan jasa suatu perusahaan. Jika harga
yang dikeluarkan suatu perusahaan terjangkau dan sesuai dengan pendapatan atau
pemasukan masyarakat tersebut, maka masyarakat akan mudah membeli barang yang
mereka butuhkan sesuai dengan kemampuan daya beli mereka. Jika pelayanan yang
diberikan suatu perusahaan sangat baik maka akan membuat pelanggan terus
berlangganan membeli barang atau jasa diperusahaan tersebut artinya permintaan
barang atau jasa di perusahaan tersebut akan mengalami peningkatan. Hal ini
ditekankan dengan teori Soemitro dkk (Sutama dan Iqbal, 2017) menurut efek
pendapatan, harga yang lebih rendah akan meningkatkan daya beli riil konsumen.
Jika pelayanan diasumsikan sebagai barang normal, yaitu jumlah permintaan
meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan, maka jumlah permintaan
pelayanan akan meningkat dengan meningkatnya daya beli.
��������
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu harga
memiliki pengaruh signifikan terhadap permintaan pelanggan air minum. Berdasarkan
hasil angket yang didapatkan secara keseluruhan bahwa harga memiliki pengaruh
yang positif terhadap permintaan pelanggan air minum.
Petugas
PDAM sudah memberikan pelayanan yang sesuai standar, sehingga dapat memuaskan
konsumen, artinya apabila pelayanan meningkat maka permintaan pelanggan air
minum akan meningkat. Berdasarkan analisis regresi sederhana apabila pendapatan
konsumen meningkat maka permintaan pelanggan air minum
akan meningkat. Pendapatan konsumen memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap permintaan pelanggan air minum pada PDAM Kabupaten Cirebon. Harga,
pelayanan dan pendapatan konsumen berpengaruh signifikan terhadap permintaan
pelanggan air minum, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi berganda
yaitu apabila harga, pelayanan dan pendapatan konsumen� meningkat maka permintaan pelanggan air minum
akan meningkat.�
��������������������������������������������������������������
BIBLIOGRAFI
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Cet. 10).
Bandung: Alfabeta.
Santosa, H. (2017). Pegaruh Strategi Bauran Pemasaran
(Marketing Mix) Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Kaos (Studi Kasus Di
Fahrezi Shirt Grafika). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(9),
61�70.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Sukmadinata, S. N. (2015). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta:
Andi.