����������� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 4, No. 11 November 2019

 


PENGEMBANGAN MATERI AJAR BAHASA INDONESIA BERBASIS WEB DENGAN TEKNIK PIDATO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 WANASARI BREBES

 

Nurchalistiani Budiana dan Atikah Mumpuni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMUS Brebes

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar berbicara berbasis web pada materi teks prosedur dan efektif dalam meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas XI. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2019. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Reseacrh and Development). Desain yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar ini mengadopsi dari model desain Borg and Gall. Data dikumpulkan dari penilaian ahli materi dan tes kemampuan berbicara. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wanasari Brebes. Peneliti mengambil kelas XI IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3 sebagai kelas control dan eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan lewat angket untuk validasi produk dan tes untuk uji coba di lapangan, sedang teknik analisis data dilakukan lewat teknik statistik deskriptif dan t-tes untuk uji beda mean lewat bantuan SPSS 16.Produkyang�� dihasilkandalampenelitian pengembanganiniadalah materi ajar bahasa Indonesia bagi siswa kelas XI yang meliputi konten isi materi, angket dan instrumen penilaian dengan spesifikasi: (1). Produk dikembangkan dengan berbasis web, (2). Membantu siswa meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara, (3). Komponen materi ajar yang dikembangkan dikhususkan untuk siswa kelas XI SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data melalui rumus uji t-test didapat hasil ��(0.000) < 0.05,sehingga terdapat perbedaan kognitif antara sebelum dan sesudah siswa menggunakan materi ajar yang dikembangkan berbasis web dengan materi teks prosedur siswa kelas XI. Maka pengembangan yang telah dilakukan mampu meningkatkankemampuan keterampilan berbicara.

 

Kata kunci: Pengembangan Materi Ajar, Pembelajaran Berbasis Web, Berbicara

 

 

Pendahuluan

Bahan ajar merupakan materipembelajaran yang disampaikan gurukepada siswa, sehingga diperlukan bahan ajar yang mampu mewadahinya. Bahan ajar mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar selain peranan seorang guru, maka dari itu perlu dirumuskan bahan ajar yang mampu mendukung terselenggarakannya pendidikan yang baik, khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Idealnya materi pembelajaran harus relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan, materi esensial, dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Berkaitan denganpembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sampai saat ini telah banyak bahan ajar yang dapat ditemukan. Namun, bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa masih sulit ditemukan.Padaumumnyabahan ajar yang tersedia tersebut untuk kompetensi dasar secara keseluruhan baik untuk aspek keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan aspek keterampilan menulis.

Dalam ranah komunikasi bahasa memiliki peran vital dalam mewujudkan ketercapaian komunikasi yang baik serta komunikatif.Secara umum bahasa berperan sebagai alat atau instrument komunikasi. Tanpa penggunaan bahasa yang baik seorang komunikator tidak akan mampu menyampaikan informasi ke komunikan dengan baik. Peran bahasa sebagai alat dalam berkomunikasi tidak hanya dipaparkan oleh penulis, namun juga oleh (Sumarna, n.d.) serta (Soeparno & Djojowidagdo, 1993) Menurut ketiganya bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Adapun konsep komunikasi yang dimaksud bersifat umum, meliputi komunikasi sosial, budaya, atau jenis yang lain (Wulandhari, 2017).

Materi ajar berbicara Bahasa Indonesia dalam penelitian ini menggunakan teks prosedur.(Mahsun, 2014)teksprosedur/arahan merupakan salah satudari jenis teks yang termasuk genre faktual sub genre prosedural. Tujuan sosial teks ini adalah mengarahkan atau mengajarkan tentang langkah-langkah yang telah ditentukan. Dengan demikian teks jenis ini lebih menekankan aspek bagaimana melakukan sesuatu, yang dapat berupa salah satu percobaan atau pengamatan. Pada tahapan berbicara langkah awal yang ditempuh yaitu siswa memproduksi teks prosedur. Pada tahap ini siswa memproduksi teks prosedur, yaitu: 1) memilih topik; 2) mempertimbangkan fungsi tulisan; 3) identifikasi pembaca; 4) mempertimbangkan bentuk tulisan; dan 5) mengorganisir ide. Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap penyusunan merupakan waktu untuk menuangkan ide atau gagasan tanpa memperdulikan ejaan, tanda baca, dan kesalahan teknis lainnya. Pada tahap ketiga yaitu revisi adalah waktu untuk membaca kembali draf dan berbagi draf, kemudian memperbaiki draf berdasarkan umpan balik atau masukan yang telah didapatkan.

Tahap keempat, yaitu edit adalah waktu untuk memperbaiki naskah secara total. Tahap terakhir, yaitu menuangkannya pada video dan dipublikaskan di web. Pembelajaran berbicara sebagai sal ah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berbasis web. Adapun alur pelaksanaan pembelajaran tersebut secara jelas dapat disajikan dalam Gambar l.

Prewiting (Pra penulsian)

Tahap ini siswa menentukan topik, bentuk, dan fungsi tulisan, identifikasi pembaca, serta mengumpulkan ide. Pengumpulan ide dilakukan melalui kegiatan membaca dan mengomentari postingan blog yang telah disediakan

 

Revising (Revisi)

Pada tahap ini siswa membaca kembali draf kasar dan berbagai tulisannya. Siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan masukan (komentar) dari anggota kelompoknya

 

Editing (Edit)

Pada tahap ini siswa mengedit tulisannya secara total, baik dari segi pilihan kata, kalimat dan ketepatan EYD

 

Publishing (Publikasi)

Siswa menuangkan hasil produksi teks prosedur pada video dan dipublikaskan di web

Drafting (tahap penyusunan)

Berdasarkan ide yang telah terkumpul dari aktivitas melihat dan mengomentari postingan, siswa menyusun draf kasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 1 Proses pembelajaran berbicara berbasis web

Pembelajaran berbicara berbasis web dilakukan dengan mengomentari postingan yang telah disediakan kemudian mengolah web dengan memposting video di youtube kemudian dari link youtube diconvert ke blog yang telah melalui tahap edit. Kemampuan berbicara siswa dalam bentuk lisan dan tulisan dapat diketahui sejauh mana peningkatannya setelah dilakukan penilaian.

Secara umum, (Arikunto, 2009) menerangkan bahwa penilaian adalah pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan baik buruk yang dilakukan secara kualitatif. Penilaian dalam berbicara agar dapat diambil keputusan mengenai baik atau buruknya karya tersebut, meliputi beberapa komponen.

Tabel 1. Peniaian keterampilan berbicara

Aspek

Komponen yang Dinilai

Indikator

Kebahasaan

Lafal

Berkaitan dengan kejelasan pelafalan fonem, standar, dan intonasi

Kosakata

Berkaitan dengan penggunaan, penguasaan kata-kata, istilah, dan ungkapan yang tepat, sesuai dan variatif

Struktur

Berkaitan dengan penggunaan struktur kalimat yang dihasilkan efektif sehingga memudahkan dalam pemahaman

Non kebahasaan

Materi

Berkaitan dengan topik dan uraian sesuai, mendalam, mudah dipahami dan unsur wacana lengkap

Kelancaran

Berkaitan dengan pembicaraan lancar sejal awal sampai akhir, jeda tepat

Gaya

Dalam pembawaan, gerakan, busana santun, wajar, tepat, luwes

 

Ditulis dengan mengacu (Nurgiyantoro, 2001) Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada sub bab �Penilaian Keterampilan Berbicara�

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diperoleh informasi bahwa ada kecenderungan dari siswa mengalami kesulitan menemukan dan menuangkan ide ke dalam tulisan maupun lisan. Siswa perlu dipancing atau dibiasakan untuk menggali ide. Lebih jauh lagi, siswa cenderung enggan ketika harus berbicara terstruktur di depan orang lain. Mereka krisis percaya diri karena memang tidak dibiasakan/dilatih untuk mengutarakan pendapat secara lisan.

Dari studi pendahuluan tersebut diketahui bahwa materi ajar pidato seharusnya diawali dengan kegiatan menulis teks pidato dan di akhiri dengan berpidato. Pidato menurut KBBI adalah kata benda yang berarti pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk disampaikan kepada orang banyak. Materi ajar seharusnya menuntun siswa untuk mudah mendapatkan ide/topik pidato karena hal inilah yang mendasari siswa enggan menulis teks pidato. Tak hanya itu, siswa sebaiknya juga diajari untuk membuat teks pidato yang menarik dari pembuka, isi, dan penutup pidato karena setiap bagian ini memiliki peran tersendiri.

Penyusunan materi ajar ini diawali dengan mengkaji kurikulum yang berlaku untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipilih, serta indikator yang ditetapkan. Kemudian, peneliti melakukan studi lapangan untuk menganalisis kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran menulis teks pidato maupun berpidato. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan teori tentang pidato dan prinsip pengembangan materi ajar berbasis web dari beberapa pustaka. Dari kajian teori tersebut, dibuat matriks/rekaman dalam bentuk tabel untuk memudahkan peneliti maupun pembaca dalam mempelajari pijakan teori yang digunakan.

Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008) Di era teknologi informasi dan komunikasi yang serba canggih, diperlukan pembelajaran yang dapat mengimplementasikankemajuan teknologi. Pembelajaran berbasis berbasis web salah satu pilihan pembelajaran yang dapat diterapkan. Hal ini didukung dari hasil penelitian (Sunwinarti & Suwito, 2016) yang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berbasis web lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang tidak berbasis web. Web pada dasarnya dapat dikatakan sebagai ruang yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh lnformasi dengan berbagai bentuk seperti, tulisan, gambar, audio, atau audio visual.

Pembelajaran berbasis web merupakan suatu pembelajaran yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan web-based traning (WBT) atau kadang juga disebut web based education (WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sabagai pemeblajaran berbasis web (Rusman & Riyana, 2011).

Pembelajaran berbasis web dengan memanfaatkan blog merupakan inovasi dalam kegiatan pembelajaran dapat diterapkan di sekolah. Oleh sebab itu, pembelajaran berbasis web perlu dikembangkan, sehingga dapat meningkatkan kreativitas keterampilan berbahasa peserta didik.

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D).Penelitian R&D adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah R&D terdiri atas menemukan dan menganalisis sebuah produk, mendesain, mengembangkan produk, mengimplementasikan, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian.

Subjek penelitian terlibat dalam uji coba awal, uji coba lapangan, dan uji coba lapangan operasional. Subjek uji coba awal terdiri atas empat siswa kelas XI IPA 1, sedangkan subjek uji coba lapangan terdiri atas sepuluh siswa di luar siswa yang telah terlibat dalam ujicoba awal. Subjek uji coba lapangan operasional adalah siswa XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 yang menempuh mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Subjek uji coba lapangan operasional berjumlah 34 siswa dari kelas XI IPA 2 dan 30 siswa dari kelas XI IPA 3. Pada subjek uji coba lapangan operasional ini, dua kelompok tersebut diambil sampelnya dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan wilayah tertentu, kelas yang dijadikan sampel atau diberi perlakuan yaitu kelas XI IPA 2 yang berjumlah 34 siswa. Kelas XI IPA 3 berjumlah 30 dijadikan kelas kontrol.

Instrumen penelitian menggunakan validasi ahli, angket mahasiswa, dan tes kemampuan kemampuan berbicara. Validasi ahli yang dimaksud adalah validasi ahli materi. Angket berupa angket terbuka untuk menilai proses pembelajaran berbasis web yang telah dilaksanakan kepada semua subjek uji coba. Sementara itu, tes kemampuan berbicara merupakan tes memproduksi teks prosedur yang akan dipublikasikan yang diberikan sebelum dan sesudah perlakuan pada subjek uji coba lapangan operasional.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu memaparkan pengembangan produk perangkat pembelajaran berbasis web untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada tahap uji coba awal dan uji coba lapangan. Pada subjek uji coba lapangan operasional, terdapat tambahan yaitu teknik kuantitatif. Pada teknik tersebut dilakukan uji hipotesis independent sample t-test pada aplikasi SPSS 16 dengan signifikansi 0,05. Uji beda rata-rata hitung dilakukan untuk menganalisis kelompok data postes kelas kontrol dan kelas eksperimen.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian Pengembangan materi ajar berbicara berbasis web untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas XI melewati sembilan tahap pengembangan, yang meliputi 1) penelitian dan pengumpulan informasi; 2) perencanaan; 3) pengembangan draf produk; 4) uji coba awal; 5) merevisi hasil uji coba; 6) uji coba lapangan; 7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan; 8) uji coba lapangan operasional; dan 9) penyempurnaan produk akhir. Tahapan tersebut dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

1.    Tahap Pengumpulan Informasi

Pada tahap ini diperoleh informasi awal bahwa kemampuan keterampilan berbicara masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest berbicara sebesar 67.33. Permasalahan yang kerap dihadapi siswa pada saat berbicara, yaitu: 1) minimnya ide atau gagasan yang dimiliki; 2) kesulitan menuangkan ide dalam bahasa tulis; serta 3) krisis percaya diri karena memang tidak dibiasakan/dilatih untuk mengutarakan pendapat secara lisan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan kemudian dilakukan pengembangan materi ajar berbicara berbasis web berupa konten materi yang terdapat pada teks prosedur, instrumen penilaian berbicara, dan media pembelajaran berbasis web. Hal ini diperlukan agar dapat mendukung kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Negeri 1 Wanasari Brebes.

2.    Tahap Perancangan

Pembelajaran berbasis web untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara yang dikembangkan harus memperhatikan berbagai aspek agar dapat diterapkan di lapangan. Terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam tahap perancangan ini, langkah pertama yaitu menyusun peta kebutuhan pengembangan materi ajar berbicara berbasis web dengan mengacu pada hasil yang diharapkan yaitu, meningkatnya kemampuan keterampilan berbicara siswa kelas XI.

Langkah kedua yaitu perumusan tujuan materi yang diajarkan, manfaat penyusunan teks prosedur siswa, dan pokok bahasan dalam teks prosedur. Langkah ketiga yaitu perencanaan skenario pembelajaran teori berbicara. Langkah keempat yaitu penyusunan instrumen penilaian berbicara. Penilaian berbicara diintegrasikan dalam media pembelajaran berbasis web.

Langkah kelima yaitu penyusunan materi ajar berbicara berbasis web. Web yang digunakan dalam pembelajaran berbicara dibuat dengan memanfaatkan website gratis yaitu bloger dari google. Hal ini karena domain tersebut lebih mudah untuk diolah dan digunakan dalam proes pembelajaran. Halaman wordpress yang digunakan sebagai media pembelajaran diakses dialamat http://kemampuanketerampilanberbicara.blogspot.com. Adapun tampilan awal halaman web tersebut ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Halaman Awal Web Keterampilan Berbicara

Pada halaman awal web keterampilan berbicara terdiri dari beberapa menu, yaitu: 1) petunjuk, 2) teks prosedur, 3) berbicara, 4) revisi 5) editing, 6) Publikasi, 7) Penilaian Keterampilan Berbicara. Pada proses pembelajaran berbasis web ini, siswa harus mengikuti setiap tahapan menu secara urut dari nomor 2 sampai dengan 6. Pada menu pertama yaitu petunjuk. Petunjuk berisi tahapan materi ajar berbicara dengan teknik pidato. Pada menu petunjuk berisi petunjuk secara umum untuk pembelajaran berbicara berbasis web tersebut. Akan tetapi, pada menu lain juga dilengkapi dengan petunjuk. Menu nomor 3 sampai 6 merupakan tahap pra berbicara yang harus dilalui mulai dari penyusunan materi teks prosedur, revisi, editing, dan publikasi. Adapun contoh petunjuk dalam salah satu menu ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3 Contoh Petunjuk dalam Salah Satu Menu

Petunjuk menu seperti pada Gambar 3 tersebut, ditulis agar dapat memudahkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran berbicara berbasis web.

Instrumen penilaian dibuat dengan mengacu pada aspek-aspek penilaian berbicara yang ditulis oleh (Diana, 2018). Instrumen tersebut kemudian dibuat dalam google formulir. Adapun format penilaian dalam menggunakan skala 5, dengan contoh tampilan seperti pada Gambar 4.

����� Gambar 4 Form penilaian dalam menggunakan skala 5

Form penilaian karya seperti gambar 5 telah dihubungkan dengan google formulir yang memuat penilaian berbicara.Setelah mempublikasikan,siswa dapat menilai hasil karya teman-temannya berupa video dengan mengeklik tombol Form penilaian karya. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada setiap aspek. Adapun pengisian formulir tersebut dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang terdapat dalam form tersebut.

Selanjutnya, untuk mempermudah dalam penggunaan Web, maka google formulir diintegrasikan kedalam media pembelajaran berbasis web. Adapun tampilannya seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Halaman Web yang Memuat Form Penilaian Keterampilan Berbicara

Form penilaian karya seperti gambar 5 telah dihubungkan dengan google formulir yang memuat penilaian berbicara. Setelah mempublikasikan teks prosedur, siswa dapat menilai teks prosedur hasil karya teman-temannya dengan mengeklik tombol Form Penilaian Karya. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada setiap aspek. Adapun pengisian formulir tersebut dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang terdapat dalam form tersebut.

3.      Tahap Pengembangan Draf Produk

Tahap pengembangan draf produk adalah tahap yang bertujuan untuk menghasilkan produk akhir setelah validasi yang dilakukan oleh ahli materi. Validasi oleh ahli materi dilakukan agar dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perbaikan produk, sehingga produk yang dihasilkan sesuai standar. Adapun hasil penilaian dari ahli materi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Penilaian Ahli Materi Setiap Aspek

No

Aspek

Total Skor

1

Materi relevan dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa

16

2

Materi yang disajikan sesuai dengan kehidupansehari-hari

26

3

Ketepatan aspek yang dinilai dalam instrument penilaian berbicara

16`

4

Kejelasan materi dan bahasa pada pembelajaran berbicara berbasis web

24

5

Nilai Jumah Skor setiap aspek

82

 

Produk yang dikembangkan mencakup konten materi ajar teks prosedur, penilaian berbicara, dan pembelajaran berbasis web dikatagorikan baik dengan skor 82. Adapun saran dari ahli materi terkait produk yang dikembangkan yaitu pada bagian instrumen penilaian berbicara perlu ditambah kriteria penilaian, sehingga penilai dapat menilai dengan patokan yang jelas.

4.      Uji Coba Awal dan Perbaikan Produk

Setelah melewati proses validasi dan dinyatakan layak oleh ahli materi, kemudian diujicobakan kepada siswa. Uji coba tersebut terbatas pada empat siswa kelas XI IPA 1.

 

Gambar 6 Subjek Uji Coba Awal

Keempat siswa tersebut mengikuti proses pembelajaran berbicara berbasis web, kemudian diminta untuk mengisi angket terbuka berupamasukanterkaitpembelajarantersebut. Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan tersebut, diperoleh beberapa masukan, yaitu: 1) prosedur pembelajaran perlu disederhanakan agar mudah diikuti; 2) bagian pra berbicara perlu disesuaikan isinya dengan alokasi waktu yang disediakan. Dengan demikian, perbaikan produk meliputi skenario pembelajaran yang tertuang dalam materi ajar dalam tahap prapenulisan teks prosedur pembelajaran berbasis web.

5.    Uji Coba Lapangan dan Perbaikan Produk

Uji coba lapangan dilaksanakan setelah dilakukan perbaikan produk sesuai dengan masukan pada saat uji coba awal. Subjek uji coba lapangan adalah sepuluh siswa selain siswa yang telah dijadikan subjek uji coba awal. Pada saat uji coba lapangan, siswa juga mengikuti proses pembelajaran teks prosedur berbicara berbasis web seperti halnya subjek uji coba awal. Kemudian, diakhir diminta untuk mengisi angket terbuka berupa masukan terkait pembelajaran berbasis web.

Gambar 7 Subjek Uji Coba Lapangan

 

Pada tahap uji coba lapangan diperoleh masukan yaitu perlu ada perbaikan dalam aplikasi penilaian didalam media berbasis web tersebut agar mudah diakses. Perbaikan produk yang dimaksud yaitu perbaikan aplikasi penilaian keterampilan berbicara yang terdapat dalam halaman web. Dengan demikian, perbaikan tersebut mencakup web pada bagian publikasi yang menghubungkan dengan google formulir.

6.    Uji Coba Lapangan Operasional dan Penyempurnaan Produk Akhir

Uji coba lapangan operasional dilakukan setelah produk diperbaiki berdasarkan masukan pada saat uji coba lapangan. Subjek uji coba lapangan operasional berjumlah 34 siswa dari kelas XI IPA 2 dan 30 siswa dari kelas XI IPA 3. Pada subjek uji coba lapangan operasional ini, dua kelompok tersebut diambil sampelnya dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan wilayah tertentu, kelas yang dijadikan sampel atau diberi perlakuan yaitu kelas XI IPA 2 yang berjumlah 34 siswa. Kelas XI IPA 3 berjumlah 30 dijadikan kelas kontrol.

Gambar 8 Uji Coba Lapangan Operasional

Berdasarkan hasil post test yang telah dilaksanakan diketahui rata-rata nilai kelas kontrol adalah 84,4, sedangkan rata-rata di kelas eksperimen sebesar 85. Antara kelas kontrol dan kelas eksperimen juga tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan, yang berarti kemampuan berbicara antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dikatakan sama. Hal ini sesuai dengan hasil uji hipotesis yang dilakukan terhadap data hasil rata-rata kelas kontrol dan eksperimen.��

Berdasakan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh taraf signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, dan Ha diterima. Pengembangan produk yang dilakukan terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. ���

Setelah dilakukan post test, kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran berbicara berbasis web..Berdasarkanhasilpostestyang telah dilaksanakan, diketahui bahwa terdapat peningkatan rata-rata kemampuan berbicara setelah diberi perlakuan, di kelas kontrol sebesar 84,4 sedangkan di kelas eksperimen sebesar 85.

Setelah dilakukan uji normalitas kemudian dilakukan uji homogenitas terhadap data kelas kontrol dan eksperimen. Hipotesis yang diajukan untuk uji homogenitas, yaitu Ho: varians data homogen dan Ha: varians data tidak homogen. Uji homogenitas yang dilakukan terhadap beberapa kelompok data, yaitu: 1) postes kelas kontrol; 2) postest kelas eksperimen; dan 3) postes kelompok kontrol dan eksperimen. Adapun hasil uji homogenitas data postes kelompok kontrol tersaji dalam tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Uji Homogenitas Postes Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Nilai_siswa

 

 

 

Levene Statistic

df1

df2

Sig.

1.909

1

62

.172

 

Berdasarkan uji homogenitas yang telah dilakukan menggunakan SPSS 16 diperoleh data signifikansi sebesar 0,172, yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti, data memiliki varians yang sama (homogen).

Selanjutnya dilakukan terhadap data hasil post test kelas eksperimen. Adapun hasil uji normalitas tersebut terdapat pada tebel 4 sebagai berikut.

 

 

Tabel 4 Uji Normalitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Tests of Normality

 

Kolmogorov-Smirnova

Shapiro-Wilk

 

Statistic

Df

Sig.

Statistic

Df

Sig.

Nilai_siswa

.108

64

.060

.945

64

.006

a. Lilliefors Significance Correction

 

 

 

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan menggunakan SPSS 16 diperoleh data signifikansi pada Kolmogorov sebesar 0,60 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini beraarti, data berdistribusi normal.

Setelah dilakukan uji prasyarat hipotesis yang menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen. Maka dilanjutkan uji hipotesis. Uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji t, dengan hasil sebagai berikut.

Table 5 Uji Hipotesis

One-Sample Test

 

Test Value = 0��������������������������������������

 

t

Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower

Upper

Nilai_siswa

84.465

63

.000

84.547

82.55

86.55

Kelompok_siswa

24.355

63

.000

1.531

1.41

1.66

 

Berdasakan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh taraf signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak, dan Ha diterima. Pengembangan produk yang dilakukan terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

Selanjutnya, setelah dilakukan uji coba lapangan operasional, dilakukan penyempurnaan produk akhir. Penyempurnaan dilakukan terhadap keseluruhan produk yang dikembangkan, meliputi: 1) konten isi materi, 2) penilaian berbicara, dan 3) media pembelajaran berbasis web. Penyempurnaan tersebut kebanyakan terdapat pada media pembelajaran berbasis web yang meliputi penyederhanaan petunjuk, keefektifan kalimat, serta perbaikan dan pengecekan link dalam media tersebut agar tidak terjadi aplikasi eror saat digunakan.

 

 

1.      Kelayakan Pembelajaran Berbasis Web

Kelayakan pembelajaran berbasis web berupa konten materi teks prosedur, penilaian berbicara dan media pembelajaran berbasis web dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan ahli materi, adapun skor total yang diperoleh untuk setiap aspek sebesar 82. Skor 82 dapat dikatakan baik, hal ini sesuai dengan standar nilai seperti pada Tabel 2.

Skor 82 hal ini berarti semua produk yang dikembangkan baik, meliputi konten isi materi dan penilaian berbicara berbasis web, dapat dikatakan telah memenuhi standar kelayakan dengan nilai baik. Produk yang telah memenuhi standar kelayakan tersebut, masih memerlukan penyempurnaan dibeberapa bagian, hingga benar-benar dikatakan siap untuk diujicobakan.

Selain itu, kelayakan materi ajar berbasis web juga dinilai dari respon siswa yang dijadikan sebagai subjek uji coba terbatas, uji coba lapangan, dan uji coba lapangan operasional (kelompok eksperimen). Sebanyak 34 siswa yang dimintai respon terkait pembelajaran berbasis web. Penilaian tersebut dilakukan dengan lembar angket skala lima, dengan kriteria: 1) sangat baik, 2) baik, 3) cukup, 4) kurang, dan 5) buruk. Adapun penilaian kelayakan dari respon mahasiswa dapat dilihat dari Gambar 4.

Jadi, pembelajaran berbasis web dinilai baik oleh sebagian besar siswa, yaitu sebanyak 4 siswa menilai sangat baik, 19 siswa menilai baik, 7 siswa menilai cukup, 5 siswa menilai kurang, dan 3 menilai buruk.

Penilaianyangbaikolehsebagianbesar subjek menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis web dapat dikatakan layak, digunakan dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran berbicara Sementara itu penilaian yang kurang dan buruk oleh sebagian kecil siswa disebabkan adanya permasalahan dalam akses internet. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pembelajaran berbasis web bagi sebagian kecil siswa. Kelayakan pembelajaran berbasis web dinilai oleh siswa berdasarkan dua hal. Kedua hal tersebut, yaitu: 1) kemudahan dalam penggunaannya; dan 2) dapat meningkatkan kemampuan berbicara.

 

 

2.      Keefektifan Pembelajaran Berbasis Web

Keefektifan pembelajaran berbasis web dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dapat dilihat dari hasil uji coba lapangan operasional. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata yang signifikan antara nilai rata-rata berbicara di kelas kontrol; nilai rata-rata di kelas eksperimen. Seperti yang telah diuraikan di hasil penelitian bahwa perbedaan rata-rata yang signifikan tersebut, juga diikuti oleh peningkatan rata-rata kemempuan berbicara siswa setelah diberi perlakuan, yaitu pembelajaran berbasis web.

Pembelajaran berbasis web yang dikembangkan dalam penelitian ini mengintegrasikan pengolahan konten video dan blog dalam proses pembelajaran. Pengolahan tersebut akan melatih siswa menuangkan gagasannya dalam bahasa lisan dan tulis. Dengan demikian, pembelajaran berbasis web juga meningkatkan kemampuan berbicara.

Pembelajaran berbasis web selain mengimplementasikan teknologi dalam proses pembelajaran, juga efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunwinarti dan Suwito (2016) yang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran berbasis web lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang tidak berbasis web. Peningkatan rata-rata nilai postest kelas control dan kelas eksperimen; serta nilai rata-rata yang lebih tinggi kelas eksperimen dibanding kelas kotrol menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis web efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara.

 

Kesimpulan

Hasil pengembangan materi ajar berbicara berbasis web dinyatakan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Siswa juga memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran berbasis web. Selain itu, pembelajaran berbasis web juga efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan rata-rata yang signifikan antara dua kelompok sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

Produk yang dikembangkan memiliki keunggulan, yaitu dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan secara gratis, karena menggunakan domain gratis. Selain itu, pengembangan materi ajar berbicara berbasis web juga dapat menyiapkan siswa untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian: Jakarta: Rineka Cipta.

 

Diana, R. M. (2018). Analisis Sikap Sosial Tokoh Dalam Novel Lengking Burung Kasuari Karya Nunuk Y. KusmianA. University of Muhammadiyah Malang.

 

Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013. PT RajaGrafindo Persada.

 

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. BPFE-Yogyakarta.

 

Retna, L. (n.d.). S., dan Sugiyono. 2016. Pengaruh Net Profit Margin, Return On Equity, dan Earning Per Share Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 5(12), 1�18.

 

Rusman, D. K., & Riyana, C. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pers.

 

Soeparno, S., & Djojowidagdo, S. (1993). Peningkatan produksi dan kualitas daging kambing. Kerjasama Penelitian Antara Badan Penelitian Dan Pengembangan Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian Nasional Dengan Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada.

 

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian dalam Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

 

Sumarna, R. (n.d.). 15/089048/PSA/07902 Dr. Aris Munandar, SS, M. Hum. Academic English 14 December 2015.

 

Sunwinarti&Suwito, D. (2016). Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Web untukMeningkatkanHasilBelajarDasar-DasarMesinKelas X di SMK Negeri 3 BuduranSidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 4(3), 21�27.

 

Wulandhari, R. (2017). Meningkatkan Kompetensi Berbicara Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas X MIPA 11 SMAN 2 Kota Cirebon Tahun Pelajaran 2016/2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 98�111.