Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�����
e-ISSN : 2548-1398
�����
Vol. 4, No. 11 November 2019
PERBEDAAN
MULTIPLE INTELLIGENCE UNTUK PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR
Setiana dan Ika Candra Destiyanti
Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Islam Al Ihya (UNISA)
Kuningan
Email:
[email protected] dan [email protected]
Abstrak
Multiple Intelligence disebut-sebut sebagai
teori kecerdasan paling mutakhir yang menjadi jawaban bagi banyak pemerhati dan
pendidik dalam menggali bakat dan potensi manusia yang menjadi prinsip untuk
memperoleh prestasi belajar. Hasil penelitian melaporkan salah satu cara untuk
mengoptimalkan multiple intellingece adalah kreativitas berbasis kecerdasan.
Hasil penelitian ini menunjukan dampak pada prestasi belajar peserta
didik/siswa terutama dalam peningkatan kecerdasan spacial, linguistik,
kinestetik dan interpersonal. Penelitian
ini bertujuan untuk a) mengetahui ciri-ciri multiple intelligence yang terdapat
pada siswa; b) mengetahui pengaruh
multiple intelligence terhadap
prestasi belajar. Dalam penelitian ini menggunakan metode
penelitian kombinasi model atau desain
sequential explanatory. Metode ini merupakan metode penelitian kombinasi
yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara
berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif. Tahapan dari penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu : 1) Tahap I (Persiapan).;2)
Tahap II (Pelaksanaan).; dan 3) Tahap III (Pelaporan).Hasil penelitian ini
adalah�� siswa yang dapat mengembangkan
multiple intelegencenya maka dapat meningkatkan prestasi belajarnya sehingga
siswa dapat mengetahui pola belajarnya akan sangat mudah mempelajari materi di
sekolah. sedangkan untuk guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran dengan
baik sesuai kemampuan intelegence siswannya.
Kata kunci:
Multiple Intelligence,
Prestasi Belajar
Pendahuluan
Multiple intelligence dibangun
atas dasar konsep kerangka pemikiran yang dikemukan Howard Gardner yang menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan
potensial. Kecerdasan potensial yang dikembangkan Gardner memiliki delapan
kriteria yaitu kecerdasan hanya ditemukan pada individu yang tidak mengalami
gegar otak, kecerdasan dapat dilihat pada anak genius, kecerdasan memiliki
jalur perkembangan yang khas, kecerdasan harus dipahami dari perspektif biologi
evolusioner, kecerdasan diperlukan manusia agar dapat bertahan hidup,
kecerdasan bisa diubah menjadi kode dalam sistem simbol, kecerdasan bukan hanya
didukung dengan tes psikometri tetapi dibuktikan dengan hasil dari tugas-tugas
dalam psikologi eksperimental dan kecerdasan menunjukan sekumpulan kegiatan
pengolahan (Hughes, 2015)
Prestasi
belajar dalam pengertian sederhana adalah capaian yang didapat oleh
sang pembelajaran. Dalam mencapai capaian tersebut, seorang pembelajar harusnya
melewati masa pengujian. Masa itu meliputi uji kompetensi dan pengujian
sejenis. Pasca pengujian tersebut prestasi belajar akan nampak dari hasil yang
diperoleh dari hasil pengujian (Gani, 2018).
Kecerdasan
potensial tersebut di atas, mengindikasikan bahwa dalam diri manusia memiliki
berbagai kecerdasan. Berbagai kecerdasan ini oleh (Palmer, 2015) dibagi ke dalam
delapan kecerdasan yang relatif otonom yaitu kecerdasan linguistik, logika
matematika, spasial, musik, keinestetik jasmaniah, interpersonal, intrapersonal
dan naturalis.
Lahirnya teori
kecerdasan dipelopori oeh Theodore Simon yang memperkenalkan sebuah tes
kecerdasan yang dikenal IQ. IQ atau Intellegence Quotient adalah kecerdasan
yang digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun stretegis (Gardner, 1993) Selanjutnya
menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, maka semakin tinggi pula
kecerdasannya (Ansarullah., 2013).
Howard
Gardner mengkritisi terhadap kondisi teori kecerdasan IQ dan cara pengukuran
hasil tes IQ. Gardner memberikan konsep baru tentang paradigma kecerdasan yaitu
sebagian pengujian kita didasarkan pada penghargaan yang tinggi pada
keterampilan verbal dan matematika, bila pandai pada bahasa dan matematika tes
IQ pasti bagus dan masuk perguruan tinggi yang bergengsi, tetapi apakah anda
berhasil setelah lulus, hal tersebut mungkin tergantung pada sejauh mana anda
memiliki dan menggunakan kecerdasan yang lain (Zohar, 2001)
Teori
multiple intelligence yang digagas
Howard Gardner dalam perkembagannya banyak menyita perhatian masyarakat,
terutama para praktisi pendidikan di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Setidaknya ada tiga paradigma mendasar mengapa multiple intelligence Howard Gardner banyak menyita perhatian
masyarakat (khususnya praktisi pendidikan) yaitu 1) kecerdasan tidak dibatasi
tes formal, 2) kecerdasan itu multidimensi, dan 3) kecerdasan proses discovering ability (Susanto, 2015) Teori Multiple Intellegence Howard Gardner
inilah yang berani menyatakan bahwa
kecerdasan seseorang sudah tidak lagi ditentukan oleh angka-angka IQ (Chatib, 2009a). Kecerdasan
seseorang, termasuk anak kita ternyata bersumber dari kebiasaanya sendiri.
Kecerdasan yang bersumber dari angka berubah menjadi bersumber pada kebiasaan,
yang merupakan kebiasaan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru yang
memiliki nilai budaya dan kebiasaan menyelesaikan masalah secara sendiri (Chatib, 2012)
Pada
awal hasil risetnya, Gardner mengemukakan tujuh kecerdasan pada manusia yang
telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, ketujuh kecerdasan tersebut ditulisnya
dalam buku Frame of Mind. Kemudian, Gardner menambahkan dua
kecerdasan lain yang ditulisnya dalam buku
Intellegence Reframed. Sembilan kecerdasan tersebut adalah kecerdasan
linguistik (linguistic intellegence),
kecerdasan musikal (musical intelligence),
kecerdasan metematis logis (logical-mathematical
intelligence), kecerdasan visual/ruang spasial (spatial intelligence), kecerdasan kinestetis badani (bodily
kinesthetic intelligence), kecerdasan antar pribadi (interpersonal intelligence),
kecerdasan diri pribadi (intrapersonal
intelligence), kecerdasan naturalis (naturalist
intelligence), dan kecerdasan eksistensial (existensial intelligence)
(Chatib, 2009b)
A. Macam-macam Multiple
Intelligence
Macam-macam multiple intelligence
menurut Howard Gardner terdiri dari :
1)
Kecerdasan
Linguistik (linguistic intellegence)
2)
Kecerdasan
Musikal (musical intelligence)
3)
Kecerdasan
Matematis Logis (logical-mathematical
intelligence)
4)
Kecerdasan
Visual/ruang spasial (spatial
intelligence),
5)
Kecerdasan Kinestetis badani (bodily kinesthetic intelligence),
6)
Kecerdasan Antar
Pribadi (interpersonal intelligence)
7)
Kecerdasan Diri
Pribadi (intrapersonal intelligence)
8)
Kecerdasan
Naturalis (naturalist intelligence)
9)
Kecerdasan
Eksistensial (existensial intelligence)
B. Ciri-ciri
Multiple Intelligence
Ciri-ciri mutiple intelligence
(kecerdasan jamak) yang meliputi sembilan kecerdasan tetapi yang diteliti hanya
delapan kecerdasan adalah sebagai berikut:
1)
Kecerdasan
Musikal
Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari
kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a.
Mendengar lagu
di radio, CD atau HP
b.
Menonton musik
video di TV
c.
Mengingat lagu
rap atau melodi
d.
Belajar musik,
lagu atau memainkan instrumen
e.
Bersenandung dan
bersiul-siul
f.
Pergi ke konser
musik dan mendengar secara live
g.
Belajar
lagu-lagu baru dan menghafalnya dengan mudah
2)
Kecerdasan
Visual
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Belajar seni
rupa dan seni lukis
b)
Menggambar,
mengukir, kaligrafi, mengecat atau desain grafik
c)
Menata ruang
atau taman
d)
Membuat pola.
Model atau rumus
e)
Mengamati gaya
atau model pakaian, mobil, model rambut dan lain-lain
f)
Bermain video
game
g)
Memotret dan
menciptakan gambar
3)
Kecerdasan
Linguistik
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Membaca buku,
komik, majalah
b)
Mengahfal kosa
kata
c)
Menulis surat,
email, FB, twitter
d)
Menulis,
mencoret-coret dan menggarang
e)
Bermain kata,
scrabble, teka-teki
f)
Menulis kegiatan
atau catatan harian
g)
Berbicara via
telepon, HP, SMS, BB atau telekonferens
4)
Kecerdasan
Naturalistik
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Bermain dan
memelihara binatang
b)
Pergi ke kebun
binatang, taman dan akuarium
c)
Selalu berada di
luar rumah
d)
Mendaki gunung
dan jalan-jalan
e)
Memperhatikan
sesuatu di lingkungan yaitu pohon, bungan, burung, tupai dan lain-lain
f)
Mengamati
perubahan alam seperti hujan dan lain-lain
g)
Memelihara
lingkungan dan mendaur ulang
5)
Kecerdasan
Logik-Matematik
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Pelajaran IPA
dan Matematika
b)
Bereksperimen, mengunjungi
meuseum IPA
c)
Menyelesaikan
persoalan yang masih misteri bagi semua orang
d)
Menghitung
angka-angka
e)
Bermain catur
dan game di komputer
f)
Menonton program
sains pada saluran televisi
g)
Menaksir sesuatu
dengan benar
6)
Kecerdasan
Eksistensial
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Berdiskusi
tentang kehidupan
b)
Mengambil peran
dalam persoalan besar
c)
Percaya bahwa
agama adalah sesuatu yang penting
d)
Hasil karya seni
dan memikirkan cara membuatnya
e)
Mengkaji nilai
dari sesuatu
f)
Mengunjungi
tempat yang menggugah perasaan
g)
Bermediasi,
bertakhasus dan berdzikir
7)
Kecerdasan
Kinestetik
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Berdansa, senam
atau sejenisnya
b)
Sepak bola,
basket, badminton dan lain-lain
c)
Menjahit,
pertukangan, model
d)
Berakting, drma
komedi, pantomim
e)
Mondari-mandir
ketika memikirkan sesuatu
f)
Seni bela diri,
karate, bersepeda dan lain-lain
g)
Merasakan
jawaban yang benar dari sesuatu
8)
Kecerdasan
Interpersonal
Berdasarkan hasil penilitian
ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:
a)
Sering bersama
kawan-kawan
b)
Menolong orang
yang btuh
c)
Menonton film
tentang orang dan kehidupannya
d)
Menceritakan
perasaan orang lain
e)
Mengatur
berbagai kegiatan harian rumah dan sekolah
f)
Menghabiskan
waktu bersama orang lain dari pada sendirian
g)
Berbicara pada
forum diskusi
Prestasi
belajar adalah apa-apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar(Susanto, 2015) Selain itu
definisikan prestasi adalah keseluruhan kecakapan yang diperoleh dalam belajar
mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai-nilai yang berdasarkan tes
belajar (Surya, 2005). Prestasi
belajar di sini dibuktikan dengan perolehan nilai dari hasil tes belajar.
Pengugkapan
pencapaian prestasi belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian,
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khusus ranah rasa murid,
sangat sulit. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah
hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan
diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar
siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2014)
Ukuran
dan data hasil belajar siswa sebagaimana terurai di atas dapat dilakukan jika
kita mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu)
dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur. Ranah atau
jenis prestasi yang dapat diukur terbagi dalam tiga ranah yaitu 1) Ranah cipta/kognitif
meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis; 2)
Ranah rasa (afektif) meliputi penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi
dan karakterisasi; dan 3) Ranah karsa (psikomotor) meliputi keterampilan
bergerak dan bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal (Petty, 2004)
Batas minimal dari
pencapai prestasi belajar perlu ditetapkan dalam proses belajar-mengajar. Hal
ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap
berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas
berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa siswa. Penetapan
batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya
pengungkapan hasil belajar(Syah, 2014). Ada beberapa alternatif norma
pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar
yaitu norma skala angka dari 0 sampai 10 dan norma skala angka dari 0 sampai
100, sedangkan di Perguruan Tinggi norma prestasi belajar dengan menggunakan
simbol huruf yaitu A, B, C, D dan E.(Syah, 2014)
Metode
Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi model atau desain sequential explanatory. Metode ini merupakan metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif (Sugiyono, 2018)� .
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian
sebelumnya dilakukan melalui olah data SPSS dengan� mengolah data regresi kecerdasan majemuk� selanjutnya di lakukan penelitian secara
kualitatif dengan proses wawancara, kajian pustaka dan observasi mendalam. dari
data tersebut diperoleh
a.
Ciri-ciri
kecerdasan musikal siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang tertera melalui
data regresi di peroleh 94% ciri-ciri kecerdasan musikalnya adalah suka
mendengarkan lagu di radio, CD atau HP sedangkan 19% responden adalah menyukai
konser musik dan mendengar langsung secara live.
b.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan linguistik siswa dalam pencapaian prestasi belajar di
atas berkisar antara 53% sampai dengan 82%. Di mana sebanyak 82% ciri-ciri
kecerdasan linguistiknya adalah suka menulis kegiatan atau catatan harian
sedangkan 53% responden adalah suka menulis surat, email, FB, Twitter dan suka
berbicara via telepon, HP, SMS, BB atau telekonferens.
c.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan logik-matematik siswa dalam pencapaian prestasi
belajar� di atas berkisar antara 36%
sampai dengan 59%. Di mana sebanyak 59% ciri-ciri kecerdasan logik-matematiknya
adalah suka menghitung angka-angka sedangkan 36% responden adalah suka menonton
program sains pada saluran televisi tertentu.
d.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan visual siswa dalam pencapaian prestasi belajar di
atas berkisar antara 25% sampai dengan 76%. Di mana sebanyak 76% ciri-ciri
kecerdasan visualnya adalah suka mengamati gaya atau model pakaian, mobil,
model rambut dan lain-lain sedangkan 25% responden adalah suka membuat pola,
model atau rumus.
e.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan kinestetik siswa dalam pencapaian prestasi belajar di
atas berkisar antara 27% sampai dengan 81%. Di mana sebanyak 81% ciri-ciri kecerdasan
kinestetiknya adalah suka merasakan jawaban yang benar dari sesuatu sedangkan
27% responden adalah suka menjahit, pertukangan, dan model.
f.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan interpersonal siswa dalam pencapaian prestasi belajar
berkisar antara 51% sampai dengan 99%. Di mana sebanyak 99% ciri-ciri
kecerdasan interpersonalnya adalah suka menolong orang yang butuh sedangkan 51%
responden adalah suka menceritakan perasaan orang lain.
g.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan eksistensial siswa dalam pencapaian prestasi belajar
berkisar antara 51% sampai dengan 98%. Di mana sebanyak 98% ciri-ciri
kecerdasan eksistensialnya adalah percaya bahwa agama adalah sesuatu yang
sangat penting sedangkan 51% responden adalah suka mengambil peran dalam
persoalan besar.
h.
Gambaran umum
dari ciri-ciri kecerdasan naturalistik siswa dalam pencapaian prestasi belajar
berkisar antara 50% sampai dengan 84%. Di mana sebanyak 84% ciri-ciri
kecerdasan naturalistiknya adalah suka memperhatikan sesuatu di lingkungan
yaitu pohon, bunga, burung, tupai dan lain-lain sedangkan 50% responden adalah
suka bermain dan memelihara binatang
Strategi Pembelajaran Guru Terhadap perbedaan kecerdasan Majemuk siswa
a) Strategi pembelajaran diterapkan dengan cara membuat urutan kemudian mensitensis fakta , konsep, prosedur berhubungan materi pembelajaran . strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan logis matematis.
b) Strategi pengelolaan diterapkan dengan cara penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran.strategi ini cocok digunakan untuk murid dengan kecerdasan linguistik
c) Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah
������ Strategi ini diterapkan untuk menemukan hubungan sejumlah aturan yang dapat diterapkan untuk mengatasi situasi yang baru cocok untuk murid dengan kecerdasan intrapersonal
d) Startegi Pembelajaran Ranah Motorik
������ Strategi ini diterapkan untuk pembelajaran praktik dan fokus pada ranah motorik sehingga ketrampilan pada kegiatan pembelajaran praktik dapat meningkat secara optimal .Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan kinestetis.
e) Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif
����� �Startegi ini diterapkan untuk pembelajaran yang menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif terhadap masalah/topik yang dikaji. Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan eksistensial.
f) Strategi Pembelajarn Kooperatif
��� ���Pemeblajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan interpersonal
g) Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer
����� �Pembelajaran berbasis keomputer adalah pembelajaran dengan bahan ajar melalui media komputer� cocok untuk� murid dengan kemampuan logis matematis,� .
h) Strategi Pembelajaran Berbasis Elektronik (e-learning)
������ On-line learning merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh melalui aplikasi web dan jaringan internet.cocok digunakan untuk kemampuan naturalis.
Kesimpulan
1. Siswa yang mengetahui Multiple
Intelligence akan mudah
mengetahui pola belajarnya sehingga dapat optimal transfer of Knowledge antara
guru dan siswa.
2. Peranan guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa adalah memberikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan Multiple
Intelligence siswanya sehingga materi pembelajaran dapat diberikan secara
optimal
3. Siswa dengan kecerdasan musical, Sedangakan peranan guru
dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai salah satu strategi
pembelajaran yang prevelensinya jauh lebih tinggi dibandingkan strategi
pembelajaran menggunakan audio maupun visual, melalui pembelajaran berbasis
mahasiswa memberikan penilaian jauh lebih obyektif karena dilihat juga keunikan
proses pembelajaran siswa dan berbagai macam penilaian.
4. kecerdasan multiple Intelligences yang berbeda beda di
setiap murid akan sangat memungkinkan pola belajar yang berbeda beda
mempengaruhi pengerjaan soal yang akan diberikan gurunya.
5. Strategi pembelajarana guru yang memiliki
kecenderungan matematis logis akan mengajar secara sistematis, rasional dan
logis akan menguntungkan dengan pola belajar anak yang ciri ciri nya sama
dengan pengajar namun jika berlawanan seperti naturalis maka siswa akan
kesulitan memahami materi pembelajaran. namun jika guru memahami perbedaan
kecerdasan intelegence siswa di kelas maka akan mengoptimalkan kecerdasan anak
di kelas.
6. Perbedaan kecerdasan dapat memudahkan guru untuk
melakukan model� permainan yang berbeda
disetiap materi yang akan di sampaikan�
contohnya saat inteligensi musikal ingin ditonjolkan, maka ruang
kelas� harus ditata agar siswa lebih
leluasa atau memberi materi di luar kelasakan melatih kecerdasan lingkungan
lebih terasah lagi.
7. Kurikulum �dapat
di susun sesuai dengan gaya belajar yang paling tepat sehingga siswa dapat� meningkatnya prestasi belajar mereka.
BIBLIOGRAFI
Ansarullah. (2013). Pendidikan Islam Berbasis Kecerdasan Jamak.
Jakarta: STEP.
Chatib, M. (2009a). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis
Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa Learning.
Chatib, M. (2009b). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis
Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa Learning.
Chatib, M. (2012). Orang tuanya Manusia: Melejitkan
Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa
Learning.
Gani, M. A. (2018). Pengaruh Disiplin Diri Dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Maritim Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2), 82�93.
Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: Teori dalam
Praktek. New York: Basic Book.
Hughes, A. G. dan E. H. H. (2015). : Nuansa Cendekia.
Bandung: Nuansa Cendekia.
Palmer, J. A. (2015). Ide-ide Brilian 50 Pakar Pendidikan
Kontemporer Paling Berpengaruh di Dunia Pendidikan Modern. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Petty, G. (2004). Teaching Today. 3rd Edition. Cheltenham
U.K: Nelson Thomas. Ltd.
Sugiyono. (2018). Metodologi Penelitian Kombinasi (Mixed
Methods). Yogyakarta: Alfabeta.
Surya, M. (2005). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung: Pustaka Bani Kuraisi.
Susanto, A. (2015). Bimbingan dan Konseling di Taman
Kanak-Kanak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zohar, D. dan I. M. (2001). SQ Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan.
Bandung.