Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

����� e-ISSN : 2548-1398

����� Vol. 4, No. 11 November 2019

 


PERBEDAAN MULTIPLE INTELLIGENCE UNTUK PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR

 

Setiana dan Ika Candra Destiyanti

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Al Ihya (UNISA) Kuningan

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Multiple Intelligence disebut-sebut sebagai teori kecerdasan paling mutakhir yang menjadi jawaban bagi banyak pemerhati dan pendidik dalam menggali bakat dan potensi manusia yang menjadi prinsip untuk memperoleh prestasi belajar. Hasil penelitian melaporkan salah satu cara untuk mengoptimalkan multiple intellingece adalah kreativitas berbasis kecerdasan. Hasil penelitian ini menunjukan dampak pada prestasi belajar peserta didik/siswa terutama dalam peningkatan kecerdasan spacial, linguistik, kinestetik dan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk a) mengetahui ciri-ciri multiple intelligence yang terdapat pada siswa; b) mengetahui pengaruh multiple intelligence terhadap prestasi belajar. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi model atau desain sequential explanatory. Metode ini merupakan metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif. Tahapan dari penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu : 1) Tahap I (Persiapan).;2) Tahap II (Pelaksanaan).; dan 3) Tahap III (Pelaporan).Hasil penelitian ini adalah�� siswa yang dapat mengembangkan multiple intelegencenya maka dapat meningkatkan prestasi belajarnya sehingga siswa dapat mengetahui pola belajarnya akan sangat mudah mempelajari materi di sekolah. sedangkan untuk guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran dengan baik sesuai kemampuan intelegence siswannya.

 

Kata kunci: Multiple Intelligence, Prestasi Belajar

 

Pendahuluan

Multiple intelligence dibangun atas dasar konsep kerangka pemikiran yang dikemukan Howard Gardner yang menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan potensial. Kecerdasan potensial yang dikembangkan Gardner memiliki delapan kriteria yaitu kecerdasan hanya ditemukan pada individu yang tidak mengalami gegar otak, kecerdasan dapat dilihat pada anak genius, kecerdasan memiliki jalur perkembangan yang khas, kecerdasan harus dipahami dari perspektif biologi evolusioner, kecerdasan diperlukan manusia agar dapat bertahan hidup, kecerdasan bisa diubah menjadi kode dalam sistem simbol, kecerdasan bukan hanya didukung dengan tes psikometri tetapi dibuktikan dengan hasil dari tugas-tugas dalam psikologi eksperimental dan kecerdasan menunjukan sekumpulan kegiatan pengolahan (Hughes, 2015)

Prestasi belajar dalam pengertian sederhana adalah capaian yang didapat oleh sang pembelajaran. Dalam mencapai capaian tersebut, seorang pembelajar harusnya melewati masa pengujian. Masa itu meliputi uji kompetensi dan pengujian sejenis. Pasca pengujian tersebut prestasi belajar akan nampak dari hasil yang diperoleh dari hasil pengujian (Gani, 2018).

Kecerdasan potensial tersebut di atas, mengindikasikan bahwa dalam diri manusia memiliki berbagai kecerdasan. Berbagai kecerdasan ini oleh (Palmer, 2015) dibagi ke dalam delapan kecerdasan yang relatif otonom yaitu kecerdasan linguistik, logika matematika, spasial, musik, keinestetik jasmaniah, interpersonal, intrapersonal dan naturalis.

Lahirnya teori kecerdasan dipelopori oeh Theodore Simon yang memperkenalkan sebuah tes kecerdasan yang dikenal IQ. IQ atau Intellegence Quotient adalah kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun stretegis (Gardner, 1993) Selanjutnya menurut teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, maka semakin tinggi pula kecerdasannya (Ansarullah., 2013).

Howard Gardner mengkritisi terhadap kondisi teori kecerdasan IQ dan cara pengukuran hasil tes IQ. Gardner memberikan konsep baru tentang paradigma kecerdasan yaitu sebagian pengujian kita didasarkan pada penghargaan yang tinggi pada keterampilan verbal dan matematika, bila pandai pada bahasa dan matematika tes IQ pasti bagus dan masuk perguruan tinggi yang bergengsi, tetapi apakah anda berhasil setelah lulus, hal tersebut mungkin tergantung pada sejauh mana anda memiliki dan menggunakan kecerdasan yang lain (Zohar, 2001)

Teori multiple intelligence yang digagas Howard Gardner dalam perkembagannya banyak menyita perhatian masyarakat, terutama para praktisi pendidikan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Setidaknya ada tiga paradigma mendasar mengapa multiple intelligence Howard Gardner banyak menyita perhatian masyarakat (khususnya praktisi pendidikan) yaitu 1) kecerdasan tidak dibatasi tes formal, 2) kecerdasan itu multidimensi, dan 3) kecerdasan proses discovering ability (Susanto, 2015) Teori Multiple Intellegence Howard Gardner inilah yang berani menyatakan bahwa kecerdasan seseorang sudah tidak lagi ditentukan oleh angka-angka IQ (Chatib, 2009a). Kecerdasan seseorang, termasuk anak kita ternyata bersumber dari kebiasaanya sendiri. Kecerdasan yang bersumber dari angka berubah menjadi bersumber pada kebiasaan, yang merupakan kebiasaan seseorang untuk menciptakan produk-produk baru yang memiliki nilai budaya dan kebiasaan menyelesaikan masalah secara sendiri (Chatib, 2012)

Pada awal hasil risetnya, Gardner mengemukakan tujuh kecerdasan pada manusia yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan, ketujuh kecerdasan tersebut ditulisnya dalam buku Frame of Mind. Kemudian, Gardner menambahkan dua kecerdasan lain yang ditulisnya dalam buku Intellegence Reframed. Sembilan kecerdasan tersebut adalah kecerdasan linguistik (linguistic intellegence), kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan metematis logis (logical-mathematical intelligence), kecerdasan visual/ruang spasial (spatial intelligence), kecerdasan kinestetis badani (bodily kinesthetic intelligence), kecerdasan antar pribadi (interpersonal intelligence), kecerdasan diri pribadi (intrapersonal intelligence), kecerdasan naturalis (naturalist intelligence), dan kecerdasan eksistensial (existensial intelligence) (Chatib, 2009b)

A.       Macam-macam Multiple Intelligence

Macam-macam multiple intelligence menurut Howard Gardner terdiri dari :

1)    Kecerdasan Linguistik (linguistic intellegence)

2)    Kecerdasan Musikal (musical intelligence)

3)    Kecerdasan Matematis Logis (logical-mathematical intelligence)

4)    Kecerdasan Visual/ruang spasial (spatial intelligence),

5)    Kecerdasan Kinestetis badani (bodily kinesthetic intelligence),

6)    Kecerdasan Antar Pribadi (interpersonal intelligence)

7)    Kecerdasan Diri Pribadi (intrapersonal intelligence)

8)    Kecerdasan Naturalis (naturalist intelligence)

9)    Kecerdasan Eksistensial (existensial intelligence)

B.       Ciri-ciri Multiple Intelligence

Ciri-ciri mutiple intelligence (kecerdasan jamak) yang meliputi sembilan kecerdasan tetapi yang diteliti hanya delapan kecerdasan adalah sebagai berikut:

1)    Kecerdasan Musikal

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a.       Mendengar lagu di radio, CD atau HP

b.      Menonton musik video di TV

c.       Mengingat lagu rap atau melodi

d.      Belajar musik, lagu atau memainkan instrumen

e.       Bersenandung dan bersiul-siul

f.        Pergi ke konser musik dan mendengar secara live

g.       Belajar lagu-lagu baru dan menghafalnya dengan mudah

2)    Kecerdasan Visual

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Belajar seni rupa dan seni lukis

b)      Menggambar, mengukir, kaligrafi, mengecat atau desain grafik

c)      Menata ruang atau taman

d)      Membuat pola. Model atau rumus

e)      Mengamati gaya atau model pakaian, mobil, model rambut dan lain-lain

f)        Bermain video game

g)      Memotret dan menciptakan gambar

3)    Kecerdasan Linguistik

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Membaca buku, komik, majalah

b)      Mengahfal kosa kata

c)      Menulis surat, email, FB, twitter

d)      Menulis, mencoret-coret dan menggarang

e)      Bermain kata, scrabble, teka-teki

f)        Menulis kegiatan atau catatan harian

g)      Berbicara via telepon, HP, SMS, BB atau telekonferens

4)    Kecerdasan Naturalistik

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Bermain dan memelihara binatang

b)      Pergi ke kebun binatang, taman dan akuarium

c)      Selalu berada di luar rumah

d)      Mendaki gunung dan jalan-jalan

e)      Memperhatikan sesuatu di lingkungan yaitu pohon, bungan, burung, tupai dan lain-lain

f)        Mengamati perubahan alam seperti hujan dan lain-lain

g)      Memelihara lingkungan dan mendaur ulang

5)    Kecerdasan Logik-Matematik

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Pelajaran IPA dan Matematika

b)      Bereksperimen, mengunjungi meuseum IPA

c)      Menyelesaikan persoalan yang masih misteri bagi semua orang

d)      Menghitung angka-angka

e)      Bermain catur dan game di komputer

f)        Menonton program sains pada saluran televisi

g)      Menaksir sesuatu dengan benar

6)    Kecerdasan Eksistensial

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Berdiskusi tentang kehidupan

b)      Mengambil peran dalam persoalan besar

c)      Percaya bahwa agama adalah sesuatu yang penting

d)      Hasil karya seni dan memikirkan cara membuatnya

e)      Mengkaji nilai dari sesuatu

f)        Mengunjungi tempat yang menggugah perasaan

g)      Bermediasi, bertakhasus dan berdzikir

7)    Kecerdasan Kinestetik

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Berdansa, senam atau sejenisnya

b)      Sepak bola, basket, badminton dan lain-lain

c)      Menjahit, pertukangan, model

d)      Berakting, drma komedi, pantomim

e)      Mondari-mandir ketika memikirkan sesuatu

f)        Seni bela diri, karate, bersepeda dan lain-lain

g)      Merasakan jawaban yang benar dari sesuatu

8)    Kecerdasan Interpersonal

Berdasarkan hasil penilitian ciri-ciri dari kecerdasan musikal adalah siwa menyukai hal-hal sebagai berikut:

a)      Sering bersama kawan-kawan

b)      Menolong orang yang btuh

c)      Menonton film tentang orang dan kehidupannya

d)      Menceritakan perasaan orang lain

e)      Mengatur berbagai kegiatan harian rumah dan sekolah

f)        Menghabiskan waktu bersama orang lain dari pada sendirian

g)      Berbicara pada forum diskusi

Prestasi belajar adalah apa-apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar(Susanto, 2015) Selain itu definisikan prestasi adalah keseluruhan kecakapan yang diperoleh dalam belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai-nilai yang berdasarkan tes belajar (Surya, 2005). Prestasi belajar di sini dibuktikan dengan perolehan nilai dari hasil tes belajar.

Pengugkapan pencapaian prestasi belajar yang ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khusus ranah rasa murid, sangat sulit. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2014)

Ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana terurai di atas dapat dilakukan jika kita mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkap atau diukur. Ranah atau jenis prestasi yang dapat diukur terbagi dalam tiga ranah yaitu 1) Ranah cipta/kognitif meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis; 2) Ranah rasa (afektif) meliputi penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi dan karakterisasi; dan 3) Ranah karsa (psikomotor) meliputi keterampilan bergerak dan bertindak, dan kecakapan ekspresi verbal dan non verbal (Petty, 2004)

Batas minimal dari pencapai prestasi belajar perlu ditetapkan dalam proses belajar-mengajar. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa siswa. Penetapan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar(Syah, 2014). Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar yaitu norma skala angka dari 0 sampai 10 dan norma skala angka dari 0 sampai 100, sedangkan di Perguruan Tinggi norma prestasi belajar dengan menggunakan simbol huruf yaitu A, B, C, D dan E.(Syah, 2014)

 

Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi model atau desain sequential explanatory. Metode ini merupakan metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, di mana pada tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif (Sugiyono, 2018).

 

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian sebelumnya dilakukan melalui olah data SPSS denganmengolah data regresi kecerdasan majemukselanjutnya di lakukan penelitian secara kualitatif dengan proses wawancara, kajian pustaka dan observasi mendalam. dari data tersebut diperoleh

a.         Ciri-ciri kecerdasan musikal siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang tertera melalui data regresi di peroleh 94% ciri-ciri kecerdasan musikalnya adalah suka mendengarkan lagu di radio, CD atau HP sedangkan 19% responden adalah menyukai konser musik dan mendengar langsung secara live.

b.        Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan linguistik siswa dalam pencapaian prestasi belajar di atas berkisar antara 53% sampai dengan 82%. Di mana sebanyak 82% ciri-ciri kecerdasan linguistiknya adalah suka menulis kegiatan atau catatan harian sedangkan 53% responden adalah suka menulis surat, email, FB, Twitter dan suka berbicara via telepon, HP, SMS, BB atau telekonferens.

c.         Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan logik-matematik siswa dalam pencapaian prestasi belajardi atas berkisar antara 36% sampai dengan 59%. Di mana sebanyak 59% ciri-ciri kecerdasan logik-matematiknya adalah suka menghitung angka-angka sedangkan 36% responden adalah suka menonton program sains pada saluran televisi tertentu.

d.        Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan visual siswa dalam pencapaian prestasi belajar di atas berkisar antara 25% sampai dengan 76%. Di mana sebanyak 76% ciri-ciri kecerdasan visualnya adalah suka mengamati gaya atau model pakaian, mobil, model rambut dan lain-lain sedangkan 25% responden adalah suka membuat pola, model atau rumus.

e.         Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan kinestetik siswa dalam pencapaian prestasi belajar di atas berkisar antara 27% sampai dengan 81%. Di mana sebanyak 81% ciri-ciri kecerdasan kinestetiknya adalah suka merasakan jawaban yang benar dari sesuatu sedangkan 27% responden adalah suka menjahit, pertukangan, dan model.

f.          Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan interpersonal siswa dalam pencapaian prestasi belajar berkisar antara 51% sampai dengan 99%. Di mana sebanyak 99% ciri-ciri kecerdasan interpersonalnya adalah suka menolong orang yang butuh sedangkan 51% responden adalah suka menceritakan perasaan orang lain.

g.         Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan eksistensial siswa dalam pencapaian prestasi belajar berkisar antara 51% sampai dengan 98%. Di mana sebanyak 98% ciri-ciri kecerdasan eksistensialnya adalah percaya bahwa agama adalah sesuatu yang sangat penting sedangkan 51% responden adalah suka mengambil peran dalam persoalan besar.

h.         Gambaran umum dari ciri-ciri kecerdasan naturalistik siswa dalam pencapaian prestasi belajar berkisar antara 50% sampai dengan 84%. Di mana sebanyak 84% ciri-ciri kecerdasan naturalistiknya adalah suka memperhatikan sesuatu di lingkungan yaitu pohon, bunga, burung, tupai dan lain-lain sedangkan 50% responden adalah suka bermain dan memelihara binatang

Strategi Pembelajaran Guru Terhadap perbedaan kecerdasan Majemuk siswa

a)        Strategi pembelajaran diterapkan dengan cara membuat urutan kemudian mensitensis fakta , konsep, prosedur berhubungan materi pembelajaran . strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan logis matematis.

b)        Strategi pengelolaan diterapkan dengan cara penetapan kapan suatu strategi atau komponen strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran.strategi ini cocok digunakan untuk murid dengan kecerdasan linguistik

c)        Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah

������ Strategi ini diterapkan untuk menemukan hubungan sejumlah aturan yang dapat diterapkan untuk mengatasi situasi yang baru cocok untuk murid dengan kecerdasan intrapersonal

d)        Startegi Pembelajaran Ranah Motorik

������ Strategi ini diterapkan untuk pembelajaran praktik dan fokus pada ranah motorik sehingga ketrampilan pada kegiatan pembelajaran praktik dapat meningkat secara optimal .Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan kinestetis.

e)        Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif

����� Startegi ini diterapkan untuk pembelajaran yang menghasilkan sesuatu yang kreatif dan inovatif terhadap masalah/topik yang dikaji. Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan eksistensial.

f)          Strategi Pembelajarn Kooperatif

��� ��Pemeblajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.Strategi ini cocok untuk murid dengan kecerdasan interpersonal

g)        Strategi Pembelajaran Berbasis Komputer

����� Pembelajaran berbasis keomputer adalah pembelajaran dengan bahan ajar melalui media komputercocok untukmurid dengan kemampuan logis matematis,.

h)        Strategi Pembelajaran Berbasis Elektronik (e-learning)

������ On-line learning merupakan suatu sistem atau proses untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar jarak jauh melalui aplikasi web dan jaringan internet.cocok digunakan untuk kemampuan naturalis.

 

 

 

Kesimpulan

1.      Siswa yang mengetahui Multiple Intelligence akan mudah mengetahui pola belajarnya sehingga dapat optimal transfer of Knowledge antara guru dan siswa.

2.      Peranan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah memberikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan Multiple Intelligence siswanya sehingga materi pembelajaran dapat diberikan secara optimal

3.      Siswa dengan kecerdasan musical, Sedangakan peranan guru dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai salah satu strategi pembelajaran yang prevelensinya jauh lebih tinggi dibandingkan strategi pembelajaran menggunakan audio maupun visual, melalui pembelajaran berbasis mahasiswa memberikan penilaian jauh lebih obyektif karena dilihat juga keunikan proses pembelajaran siswa dan berbagai macam penilaian.

4.      kecerdasan multiple Intelligences yang berbeda beda di setiap murid akan sangat memungkinkan pola belajar yang berbeda beda mempengaruhi pengerjaan soal yang akan diberikan gurunya.

5.      Strategi pembelajarana guru yang memiliki kecenderungan matematis logis akan mengajar secara sistematis, rasional dan logis akan menguntungkan dengan pola belajar anak yang ciri ciri nya sama dengan pengajar namun jika berlawanan seperti naturalis maka siswa akan kesulitan memahami materi pembelajaran. namun jika guru memahami perbedaan kecerdasan intelegence siswa di kelas maka akan mengoptimalkan kecerdasan anak di kelas.

6.      Perbedaan kecerdasan dapat memudahkan guru untuk melakukan modelpermainan yang berbeda disetiap materi yang akan di sampaikancontohnya saat inteligensi musikal ingin ditonjolkan, maka ruang kelasharus ditata agar siswa lebih leluasa atau memberi materi di luar kelasakan melatih kecerdasan lingkungan lebih terasah lagi.

7.      Kurikulum dapat di susun sesuai dengan gaya belajar yang paling tepat sehingga siswa dapatmeningkatnya prestasi belajar mereka.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ansarullah. (2013). Pendidikan Islam Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: STEP.

 

Chatib, M. (2009a). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa Learning.

 

Chatib, M. (2009b). Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa Learning.

 

Chatib, M. (2012). Orang tuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Kaifa Learning.

 

Gani, M. A. (2018). Pengaruh Disiplin Diri Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Maritim Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2), 82�93.

 

Gardner, H. (1993). Multiple Intelligences: Teori dalam Praktek. New York: Basic Book.

 

Hughes, A. G. dan E. H. H. (2015). : Nuansa Cendekia. Bandung: Nuansa Cendekia.

Palmer, J. A. (2015). Ide-ide Brilian 50 Pakar Pendidikan Kontemporer Paling Berpengaruh di Dunia Pendidikan Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.

 

Petty, G. (2004). Teaching Today. 3rd Edition. Cheltenham U.K: Nelson Thomas. Ltd.

Sugiyono. (2018). Metodologi Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Yogyakarta: Alfabeta.

 

Surya, M. (2005). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Kuraisi.

 

Susanto, A. (2015). Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenadamedia Group.

 

Syah, M. (2014). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

 

Zohar, D. dan I. M. (2001). SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung.