Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 4, No.
12 Desember 2019
�����������
ANALISA SEKATAN SESAR BERDASARKAN PERHITUNGAN SHALE GOUGE RATIO (SGR) PADA LAPANGAN
�IAD� CEKUNGAN SUMATERA SELATAN
Isnani
Agriandita dan Sismanto
Program
Studi Diploma-III Teknik Perminyakan, Akademi Minyak dan Gas Balongan
Indramayu dan Program Studi Geofisika
Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada,
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstrak
Hidrokarbon
dapat berpindah dari batuan induk menuju ke reservoar bahkan dari reservoar ke
reservoar yang lain melalui sesar. Proses tersebut biasa disebut sebagai
migrasi hidrokarbon. Tidak semua sesar dapat menjadi jalan migrasi hidrokarbon,
hal ini bisa dilihat dari karakteristik sesar itu sendiri yaitu penerus
(leaking) atau penyekat (sealing). Cekungan Sumatera Selatan merupakan area dengan kondisi
geologi yang kompleks. Terdapat dua sesar yang menghubungkan antara dua sumur
minyak dan gas pada lapangan �IAD� cekungan Sumatera
Selatan dengan formasi Baturaja Ekivalen (BRF EQV) sampai Upper Basement (TBT).
Dalam penentuan karakter dua sesar tersebut maka dilakukan analisa sekatan
sesar berdasarkan perhitungan shale gouge ratio (SGR). Hasil analisa sekatan sesar pada kedua
sesar lapangan tersebut menunjukkan bahwa sesar-4 bersifat sealing dengan nilai
SGR sebesar 39% pada kedalaman (MD) 2215,42 �
2345 meter dengan kemiringan 75o dan sesar-5 bersifat leaking dengan
nilai SGR sebesar 19,6%� pada kedalaman
(MD) 2190 � 2241,36 meter dengan kemiringan 80o.
Kata kunci: Sekatan Sesar, SGR, sealing, leaking.
Pendahuluan
Beberapa
kejadian geologi seperti adanya tektonik menyebabkan terbentuknya sesar pada
suatu daerah yang terkena kejadian tersebut. Sesar merupakan salah satu dari
sistem petroleum yang sangat penting di dalam kegiatan eksplorasi minyak
dan gas bumi. Hidrokarbon dapat berpindah dari batuan induk menuju ke reservoar
melalui sesar disebut sebagai migrasi hidrokarbon. Tidak semua sesar dapat
menjadi jalan migrasi hidrokarbon, hal ini bisa dilihat dari karakteristik
sesar itu sendiri yaitu penerus (leaking)
atau penyekat (sealing).
Setiap
daerah memiliki kejadian geologi tertentu, salah satunya adalah cekungan
Sumatera Selatan. Cekungan Sumatera Selatan memiliki kondisi geologi yang
sangat kompleks. Hal ini dikarenakan oleh kondisi geologi dan tektonik yang
kompleks pada daerah tersebut (Gambar 1). Sehingga menyebabkan reservoar pada
daerah ini memiliki jebakan berupa stratigrafi dan struktural. Terdapat tiga jenis reservoar (De Coster, 1974)
yang terdapat pada daerah ini,
yaitu:
reservoar fracture Basement pada
formasi Pratersier, reservoar batupasir pada formasi Lahat, Talangakar, Air
Benakat, dan Muara Enim, dan reservoar karbonat pada formasi Baturaja dengan
formasi Telisa sebagai batuan tudung terbesar dari keempat reservoar tersebut
(Gambar 2).
Karakterisasi
sesar pada lapangan �IAD� cekungan Sumatera Selatan dilakukan melalui pengolahan
data sumur dan analisa sekatan sesar. Pengolahan data sumur dilakukan dengan
menggunakan analisa petrofisika yaitu analisa volume serpih suatu formasi
sebagai parameter perhitungan Shale Gouge
Ratio (SGR).
Data
sumur digunakan untuk analisa litologi di bawah permukaan bumi dengan melihat
sifat fisis batuan (Gamma Ray (GR), densitas, porositas, dan permeabilitas) (Harsono, 1997). Kebersihan� lubang�
sumur� dipengaruhi� oleh�
reologi� yang menerangkan� sifat�
aliran� dan� hidrolika�
yang� menerangkan� kemampuan�
fluida khususnya� saat� kondisi�
bergerak (Martasari, Pradana,
& Pratama, 2018).
Shale Gouge Ratio
(SGR) merupakan salah satu algoritma analisa sekatan sesar yang sangat penting
untuk diperhitungkan di dalam penentuan sekatan sesar.
Gambar
1. Peta
struktural Sub
cekungan Sumatera Selatan.
Kotak hitam adalah daerah penelitian (Crow and Barber, 2005).
Gambar
2. Kolom
Stratigrafi daerah cekungan Sumatera Selatan (Onasanya, 2013)
Metode
Penelitian
Metode
penelitian meliputi analisa kualitatif data log sumur (w-A dan w-D) pada
lapangan �IAD� cekungan Sumatera Selatan.
Volum
serpih (vsh) yang didapatkan dari hasil perhitungan
petrofisika (Schon, 2011) pada persamaan (1) digunakan untuk analisa sekatan
sesar dengan menggunakan perhitungan Shale
Gouge Ratio (SGR) persamaan (2),
����������( 1 )
.�� ��( 2 )
dengan
Δz adalah ketebalan lapisan dan throw
adalah komponen vertikal yang diukur pada bidang vertikal yang tegak lurus
bidang sesar.
Hasil
dari SGR diaplikasikan pada bidang sesar dengan juxtaposition yang telah ditentukan sebelum melakukan perhitungan
SGR. Nilai SGR 20% menunjukkan bahwa daerah tersebut dapat meneruskan fluida
terutama minyak bumi (leaking).
Sedangkan nilai SGR > 20% menunjukkan daerah tersebut sebagai penyekat (sealing) (Yielding, G., 2002).
Hasil
dari beberapa metode yang dilakukan tersebut kemudian diintegrasikan satu sama
lain untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dengan hasil yang efisien untuk
penentuan karakterisasi sesar yang bersifat leaking
maupun sealing.
Hasil
dan
Pembahasan
Karakterisasi
Sesar
Dua
sesar yang berkembang pada lapangan penelitian ini merupakan jenis sesar wrench
dengan arah Tenggara Barat Laut. Sesar-4 memiliki kemiringan 75o dan
sesar-5 memiliki kemiringan 80o.
Juxtaposition
hangingwall dan footwall (Gambar 3) digunakan sebagai acuan perhitungan SGR pada
sesar-4 dan sesar-5 yang didapat dari perhitungan pada persamaan (2). Sesuai
dengan area lapangan �IAD�, sesar-4 dekat dengan sumur w-D dan sesar-5 dekat
dengan sumur w-A. Hasil perhitungan nilai SGR kemudian diaplikasikan pada kedua
bidang sesar tersebut. Sesar-4 mempunyai nilai SGR sebesar 39% pada kedalaman
MD 2215,42 � 2345 meter. Sesar-5 mempunyai nilai SGR sebesar 19,6% pada
kedalaman MD 2190 � 2241,36 (Gambar 4).
Gambar 3. Juxtaposition lapisan berdasarkan dengan nilai volum
serpih.
Kesimpulan
Kenampakan sesar-sesar pada lapangan penelitian
merupakan sesar naik yang berarah Tenggara � Barat Laut, searah dengan
pesebaran reservoar batugamping secara lateral. Sesar yang terdapat pada zona
sumur w-D (sesar-4) bersifat sebagai penyekat (sealing) sehingga diperkirakan sumur ini memiliki kandungan fluida
terutama minyak bumi yang lebih melimpah dibandingkan
dengan kedua sumur lainnya. Sesar-5 pada zona sumur w-A bersifat sebagai
penerus (leaking) sehingga perkiraan
migrasi hidrokarbon adalah dari reservoar pada sumur w-A ke area yang menuju
sumur w-D.
Gambar 4. Penampang
sebaran SGR pada sesar-4 (kotak biru) dan sesar-5 (kotak jingga). Nilai SGR 19,6% terlihat pada
lingkaran warna hijau. SGR 39%
terlihat pada lingkaran warna hitam
BIBLIOGRAFI
Crow, J.M., and Barber, A. J. (2005). Structural Map of Sumatera,
Geological Society, London Memoirs,.
De Coster, G.L. (1974). The Geology of Central Sumatera and South
Sumatera Basins. Jakarta: Proseed. 3 rd Ann. Conv. IPA.
Harsono, A. (1997). Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Jakarta:
Schlumberger Oilfield Services.
Martasari, R. D., Pradana, G. Y., & Pratama, R. A. (2018). Analisis
Pressure Window Untuk Pengoperasian Aerated Dilling Terhadap Gheotermal. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(8), 98�111.
Onasanya, S. (2013). Geological Evaluation Of A Part Of The Jambi
Trough Sumatera Indonesia. Thesis, Ball State University, Muncie, Indiana.
Schon, J. H. (2011). Physical Properties of Rocks. Workbook.
Elsevier, Netherlands.
Yielding, G. (2002). Shale Gouge Ratio Calibration By Geohystory, NPF
Special Publication 11, p.