Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 4, No. 12 Desember 2019
�
Hubungan Kualitas
Pelayanan TERHADAP Kepuasan Konsumen PADA Apotik PUJI LESTARI Majalengka
Ahmad
Kamaludin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
STMY Majalengka
Email: [email protected]
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah memberikan jasa
pelayanan kesehatan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif. Fonomena
yang terjadi karena pelayanan dan kepuasan yang diterima pelanggan menjadi hal yang
cukup penting. Kepuasan pelanggan akan menciptakan loyalitas dan merupakan
media promosi yang efektif. Dengan memandang semakin besarnya ketetuan �lingkungan terhadap bobot pelayanan sangat penting juga besarnya bobot pelayanan dengan membandingkan
antara jasa yang diharapkan dan jasa yang dirasakan pelanggan. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian peninjauan.
Menurut Kerlinger (Dalam buku metode penelitian dan teknik menyusun tesis, Drs.
Riduwan, MBA, 2004:49) mengemukan bahwa: �Penelitian survei ialah penelitian
yang dilaksanakan terhadap populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,hingga
ditemui kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis.� Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner, studi pustaka dan wawancara. Adapun Analisis Data penelitian ini menggunakan
statistik Deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas dan di akhiri dengan
uji parsial (Uji t). Uji validitas dan reliabilitas dipakai untuk menghitung
akurasi data dan ketepatan instrumen pengukur melalui butir-butir pertanyaan
yang diajukan dalam penelitian.
Kata kunci: Kualitas
pelayanan,kepuasan konsumen, Apotik.
Pendahuluan
Semakin
berkembangnya apotik sekarang ini, membuat kompetensi dalam bidang usaha
ini semakin betambah ketat. Tidak aneh jika usaha ini banyak yang menyukai oleh kalangan pengusaha ataupun para apoteker sendiri, karena tidak menanggung biaya produksi.
Konsumen yaitu Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan (Nomor, 8AD). Konsumen ialah
sumber penghasilan bagi perusahaan dan aspek terpenting yang harus diperhatikan
khusus, oleh karenanya harapan dan kebutuhan konsumen harus dapat dipenuhi oleh
perusahaan. Konsumen akan terus membeli jika pelayanannya yang di berikan
dianggap baik dan produk yang mereka cari juga ada. Pelayanan yang baik adalah harus seperti: keramah-tamahan, harga yang ekonomis, tata ruang yang
tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas.
Syarat yang mesti
dipenuhi oleh suatu perusahaan supaya bisa maju dalam kompetensi ialah beriktiar
mewujudkan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan konsumen. Agar tujuan
tersebut dapat diwujudkan, oleh karena itu setiap perusahaan mesti mencari cara
untuk menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang
diharapkan konsumen dengan harga yang cocok (reasonable).
Dengan begitu,
setiap perusahaan mesti bisa memahami tindakan konsumen pada pasar sasarannya,
karena kelangsungan hidup perusahaan sebagai sebuah lembaga yang beriktiar
mengisi kebutuhan dan keinginan para pelanggan sangat bergantung kepada tingkah
laku pelanggannya. Melewati pemahaman tingkah laku konsumen, pihak manajemen perusahaan bisa menata cara dan program yang tepat dalam
rangka memanfaatkan peluang yang ada dan lebih maju dari para pesaingnya.
Perilaku pelanggan sendiri adalah tindakan langsung untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk, jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan
ini (Kunto & Khoe, 2007). Dari pengertian tersebut bisa didapat bahwa pemahaman terhadap tingkah
laku �pelanggan tidak termasuk pekerjaan
yang mudah, namun cukup sulit dan rumit, khususnya diakibatkan oleh banyaknya faktor
yang mempengaruhi dan factor-faktor itu mengarah saling berhubungan.
Meskipun demikian,
bila hal tersebut dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat
meraih keuntungan yang jauh lebih besar dari pada pesaingnya, karena dengan
dipahaminya konsumennya. Perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik
kepada para konsumennya.
Banyak konsumen mengeluh bahwa pelayanan diberbagai
bidang tidak memuaskan. Konsumen menganggap kondisi ini disebabkan petugas
pelayanan masyarakat tersebut terlalu sibuk, dibayar rendah, kurang terlatih
dan tidak termotivasi untuk memberikan pelayanan yang baik.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya
kualitas pelayanan tersebut. Pertama globalisasi ekonomi telah memaksa bisnis
untuk bersaing dalam kancah internasional sehingga menyebabkan banyak
perusahaan melakukan pemotongan biaya pelayanan untuk menekan meningkatnya
biaya. Kedua, deregulasi diberbagai bidang industri telah membawa perusahaan
saling perang harga yang kemudian menyebabkan pemotongan biaya pelayanan.
Ketiga pengurangan tenaga kerja diberbagai bidang telah menyebabkan sulitnya
mempekerjakan pekerja pelayanan yang kompeten.
Untuk mengkompensasikan meningkatnya biaya tenaga
kerja pelayanan, banyak perusahaan menggantinya dengan komputer dan mesin untuk
melayani konsumen. Hal ini menyebabkan munculnya fasilitas self service dan prosedur self
service untuk konsumen. Faktor penyebab lain menurunnya kualitas pelayanan
adalah orientasi tujuan jangka pendek dari perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan segera. Perusahaan mencari jalan efisiensi dalam operasinya.
Standardisasi operasional telah menyebabkan pegawai dituntut untuk meningkatkan
produktifitas sehingga pelayanan terhadap konsumen menjadi nomer dua.
Selanjutnya penerapan praktek kualitas pelayanan di
Indonesia penekanannya masih pada SDM dan sistem teknologi hanya pendukung. Hal
ini disebabkan perusahaan di Indonesia lebih banyak mempekerjakan manusia
dibandingkan menggunakan mesin. Di Indonesia perusahaan mengandalkan sistem
yang berkaitan dengan pengembangan SDM yang berkualitas yang meliputi sub
sistem seperti, rekruitmen, pelatihan, penilaian kinerja dan balas jasa.
Konsekuensi selanjutnya bahwa di Indonesia peran para langganan tampak lebih
pasif. Di Indonesia, keberadaan SDM selalu dituntut untuk siap membantu para
pelanggan yang mengalami kesulitan.
Pelayanan yang baik akan sangat membantu dalam
rangka mempertahankan pelanggan. Pelanggan tidak puas akan beralih menjadi
langganan pesaing, sehingga penerimaan perusahaan akan menurun. Oleh karena itu
untuk mengukur tingkat kepuasan para pelanggan tersebut sangat diperlukan.
Alasan perlunya kualitas pelayanan adalah adanya kesadaran bahwa terjalin
hubungan erat antara kepuasan pelanggan dengan Total Quality Management (TQM), sehingga masalah kepuasan pelangan
dipadukan ke konsep kualitas team work,
dan produktifitas.
Ada lima
dimensi yang digunakan dalam mengukur kualitas pelayanan yaitu Reliability
(kehandalan), Responsiveness (ketanggapan), Assurance (Jaminan), Emphaty
(empati), Tangible (bukti langsung) (Permana & Jaya, 2018). Kualitas
pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima dengan
layanan yang sesungguhnya mereka harapkan, secara tradisional, pengertian
kepuasan pelanggan adalah menyangkut perbedaan antara harapan dan kinerja yang
dirasakan. Terdapat dua variabel
kognitif penting dalam hal ini yaitu harapan pra pembelian yaitu keyakinan
tentang kinerja yang diantisipasi dari suatu jasa dan persepsi dari purna pembelian. Jadi pengertian dari kepuasan pelanggan berarti kinerja suatu jasa sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.
Salah satu tujuan dari apotik Puji Lestari adalah memberikan jasa
pelayanan kesehatan yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif. Fonomena yang terjadi karena pelayanan dan kepuasan yang diterima pelanggan menjadi hal yang
cukup penting. Kepuasan pelanggan akan menciptakan loyalitas dan merupakan
media promosi yang efektif. Dengan melihat semakin tingginya tuntutan
lingkungan terhadap kualitas pelayanan sangat diperlukan pula peningkatan
kualitas pelayanan dengan membandingkan antara jasa yang diharapkan dan jasa
yang dirasakan pelanggan.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka
permasalahan yang dirumuskan adalah �Bagaimana Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen �Pada Apotik
Puji Lestari Majalengka�.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian survei. Menurut Nana Syaodih �Survei digunakan untuk mengumpulkan
informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu
tertentu� (Syaodih,
2010). �Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner,
studi pustaka dan wawancara. Adapun Analisis Data penelitian ini menggunakan statistik Deskriptif, uji
validitas dan uji reliabilitas dan di akhiri dengan uji parsial (Uji t).
Hasil dan Pembahasan
A. Analisis
Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen yaitu dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel.� Adapun hasil perhitungan terlihar pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 1.
Uji Validitas
Variabel |
Item |
r-hitung |
|
r-tabel |
Keterangan |
Kualitas Layanan |
1 |
0,439 |
> |
0,279 |
Valid |
2 |
0,564 |
> |
0,279 |
Valid |
|
3 |
0,778 |
> |
0,279 |
Valid |
|
4 |
0,484 |
> |
0,279 |
Valid |
|
5 |
0,540 |
> |
0,279 |
Valid |
|
6 |
0,682 |
> |
0,279 |
Valid |
|
7 |
0,477 |
> |
0,279 |
Valid |
|
8 |
0,822 |
> |
0,279 |
Valid |
|
9 |
0,379 |
> |
0,279 |
Valid |
|
10 |
0,607 |
> |
0,279 |
Valid |
|
11 |
0,479 |
> |
0,279 |
Valid |
|
12 |
0,549 |
> |
0,279 |
Valid |
|
Kepuasan Konsumen |
1 |
0,526 |
> |
0,279 |
Valid |
2 |
0,732 |
> |
0,279 |
Valid |
|
3 |
0,559 |
> |
0,279 |
Valid |
|
4 |
0,684 |
> |
0,279 |
Valid |
|
5 |
0,674 |
> |
0,279 |
Valid |
|
6 |
0,694 |
> |
0,279 |
Valid |
Sumber: Data
Primer Diolah, Maret 2011
Dari Tabel 1 nilai r-hitung > r-tabel dapat dikatakan kesemua data atau seluruh butir angket pertanyaan kulitas layanan terhadap kepuasan konsumen adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk menguji ketepatan di antara butir-butir pertanyaan dalam instrumen penelitian. Adapun hasil perhitungan yang didapat dengan menggunakan program SPSS terlihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 2.
Uji� Reliabilitas
Variabel |
a-hit |
Tanda |
a-batas |
Keterangan |
Kualitas Layanan |
0,808 |
> |
0,6 |
Reliabel |
Kepuasan Konsuman |
0,714 |
> |
0,6 |
Reliabel |
Sumber: Data Primer Diolah Maret 2011
Dari hasil yang didapat pada Tabel 4.7 di atas maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan reliabel. Sehingga dari pengujian validitas dan reliabilitas disimpulkan kesemua data valid dan reliabel.
B. Analisis
Korelasi Spearman Rank
Analisis korelasi berganda dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara variable independen dengan variable dependen.
Adapun hasil analisis korelasi berganda dari penelitian ini dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel 3.
Hasil Analisis Uji
r
|
|
|
X |
Y |
Spearman's rho |
X |
Correlation Coefficient |
1.000 |
.736** |
Sig. (2-tailed) |
. |
.000 |
||
N |
50 |
50 |
||
Y |
Correlation Coefficient |
.736** |
1.000 |
|
Sig. (2-tailed) |
.000 |
. |
||
N |
50 |
50 |
||
**. Correlation is
significant at the 0.01 level (2-tailed). |
|
Sumber: Data Primer Diolah, Maret 2011
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi dengan menggunakan Rank Spearman, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,736. Dan berdasarkan interpretasi nilai koefisien korelasi sebesar 0,736 tersebut mempunyai arti bahwa hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan konsumen adalah kuat.
C. Uji
Koefisien Determinasi
Berdasarkan Tabel 3 di atas juga dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
total yang diperoleh adalah sebesar:
KP����������� = r2 x 100%
����������� = 0,736 x 100%
����������� = 54,17 %
Sehingga dapat ditentukan pengaruh yang diberikan variable kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen adalah sebesar 54,17%. Sedangkan sisanya dipengaruhi olah variabel lain di luar penelitian ini.
D. Analisis
Regresi
Analisis
regresi digunakan untuk menganalisa apakah ada pengaruh dari kualitas layanan
terhadap kepuasan konsumen. Berdasarkan dari analisis
regresi antara variabel dependen (Kepuasan Konsumen) dengan variabel independen
(Kualitas Layanan) dengan program SPSS yang telah dilakukan terlihat pada Tabel
4 di bawah ini.
Tabel 4.
Analisis Regresi
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
4.609 |
2.560 |
|
1.800 |
.078 |
Kualitas Layanan (X) |
.405 |
.052 |
.749 |
7.841 |
.000 |
|
a. Dependent Variable:
Kepuasan Konsumen (Y) |
|
|
|
Sumber: Data Primer Diolah, Maret 2011
Dari Tabel 4di atas diperoleh suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,609 + 0,405X
Dimana:
a= 4,609 |
artinya jika Kualitas Layanan (X) sama dengan nol, maka nilai kepuasan konsumen sebesar 4,609 poin. |
b1=0,405 |
koefisien regresi tangibles sebesar 0,405 menyatakan setiap terjadi kenaikan 1 Kualitas Layanan (X), maka akan menaikkan kepuasan konsumen (Y) sebesar 0,405 poin. |
E. Uji
Parsial (Uji t)
Pengujian terhadap nilai β1
dapat diartikan sebagai pengujian signifikan-tidaknya pengaruh kualitas layanan
terhadap kepuasan konsumen. Rumusan hipotesis Ho: β1
= 0, Ho: β1 ≠ 0, dengan kriteria pengujian: thitung
> ttabel, Ho ditolak, sebaliknya thitung
< ttabel, Ho diterima. Dari hasil analisis didapat
nilai thitung sebesar 7,841. sedangkan nilai ttabel
dengan confidence level 95% dan df
(n-k) = 48, sebesar 1,677.
Dengan demikian thitung
sebesar 7,841 > ttabel 1,677. dari hasil tersebut keputusannya
yang dapat diambil yaitu menolak Ho dan menerima Ha, maka
kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, yang artinya jika
kualitas layanan naik maka akan di ikuti dengan naiknya kepuasan konsumen yang
didapat.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang berkaitan dengan hubungan kualitas layanan dengan kepuasan konsumen pada Apotik Puji Lestari Majalengka, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai koefisien korelasi yang dihasilkan adalah
sebesar 0,736. Dan berdasarkan interpretasi nilai koefisien korelasi sebesar
0,736 tersebut mempunyai arti bahwa hubungan antara kualitas layanan dengan
kepuasan konsumen adalah kuat.
2. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y =
4,609 + 0,405X. Dengan adanya
nilai konstanta 4,609 menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai variabel X
(Kualitas Layanan), maka nilai variabel Y (Kepuasan Konsumen) adalah 4,609.
Koefisien regresi sebesar 0,405 menyatakan setiap penambahan (karena tanda +)
satu skor atau nilai kualitas layanan akan memberikan peningkatan skor kepuasan
konsumen sebesar 0,658
3. Nilai koefisian determinasi yang dihasilkan adalah 0,541, hal ini menunjukan bahwa 54,1%
kepuasan konsumen dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan. Sisanya disebabkan oleh pengaruh
variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
4. Dari hasil pengujian terhadap koefisien regresi dengan thitung didapat nilai thitung� kualitas layanan sebesar 7,841 > 1,677. Dengan demikian variabel kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.
Kunto, Y. S., & Khoe, I. K. (2007).
Analisis pasar pelanggan pria produk facial wash di Kota Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran, 2(1).
Nomor, U.-U. (8AD). Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK).
Permana, I., & Jaya, T. M. (2018). Pengaruh
Kualitas Pelayanan Administrasi Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor Kuwu
Desa Tegalsari Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 3(11), 75�91.
Syaodih, N. (2010). Metodologi penelitian
pendidikan. Bandung: Rosda Karya.