� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
� e-ISSN :
2548-1398
� Vol. 2, No 3 Maret 2017
KONTROL KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS
MIKROKONTROLLER� MENGGUNAKAN ARDUINO UNO
R3
Jaenal Gopur Asmanul Salam
Universitas
Islam Al-Ihya Kuningan
Email : [email protected]
Abstrak
Pertumbuhan
pesat dunia perindustrian membutuhkan motor listrik sebagai pendukung produksi.
Adapun jenis-jenis motor listrik yang dimaksud adalah motor DC dan AC. Namun
demikian, dibandingkan dengan motor AC, motor DC cenderung lebih domoninan
karena kemudahan dan kepraktisannya. Di sisi lain, motor DC juga cenderung
ramah lingkungan dan didapat digunakan oleh semua kalangan, termasuk pelajar
sekali pun. Pada pelaksanaannya, motor DC memanfaatkan putaran rotor sebagai
produk ubahan dari energi listrik yang Ia dapat. Putaran rotor dari motor DC
sendiri disebut dengan energi mekanik. Energi tersebut dapat dimanfaatkan guna� menggerakan beberapa mesin seperti starter
kendaraan dan sebagainya. Namun, menurut hemat penulis, hingga saat ini,
kecepatan motor DC masih sulit dikontrol. Kendati demikian beberapa peneliti
lain telah menemukan alat dengan� fungsi
tersebut. Namun demikian, alat-alat tersebut masih terkesan konvensional,
sehingga penili berniat untuk membuat program untuk mengontrol keceopatan motor
DC dengan lebih modern. Kontrol kecepatan motor DC berbasis mikrokontroler
menggunakan Arduino Uno R3 adalah gagasan yang diwujudkan lewat penelitian ini.
Setelah melakukan percobaan dengan memasang dan mencoba Arduino Uno R3 peneliti
mendapat kesimpulan bahwa penggunaan Ardiuno Uno R3 dianggap efektif untuk
mengontrol kecepatan motor DC. Di sisi lain peneliti juga
menemukan bahwa Optocoupler
dapat difungsikan untuk mendeteksi putaran motor dan Pulse Width Modulation (PWM) yang bisa difungsikan untuk
mengatur kecepatan dan program interface dibuat dengan bahasa borland delphi7.
Kata
Kunci: Motor DC,
Arduino Uno R3, Optocoupler, PWM, Borland Delphi7.
Pendahuluan
Perkembangan dan peningkatan perindustrian� di banyak�
negara saat ini tidak terlepas dari pemanfaatan mesin-mesin industri guna menunjang proses produksi.
Pemanfaatan mesin untuk penunjang proses produksi pada perindustrian sendiri terbilang
masif dan berskala besar.� Penggunaan
mesin sendiri tidak hanya berhenti pada sektor industri, tapi juga kehidupan
sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, gedung, dan beberapa tempat
umum.
Pengembangan dan penelitian yang berkaitan dengan teknologi,
yang diterapkan pada mesin, akan selalu mengalami perkembangan hingga didapat
hasil yang dinilai efektif dan sesuai keinginan. Adapun contoh pengembangan
teknologi di sektor mesin yang masih ada hingga kini adalah pengendalian motor DC (Direct Current).
Motor DC
sendiri ialah mesin yang dapat mengubah listrik arus searah menjadi
tenaga gerak dan/atau tenaga mekanik. Lebih lanjut, menurut Gatot Bintoro
(2008), mesin arus searah atau motor DC, adalah mesin listrik dengan arus
searah yang mampu mengubah arus listrik menjadi putaran mekanik. Lebih jauh,
Gatot juga menyebutkan bahwa tenaga gerak yang didapat dari motor DC adalah
tenaga putar yang diperoleh dari rotor motor DC itu sendiri. Dari tenaga putar
tersebut motor DC mampu menyalurkan tenaga mekanik yang kemudian bisa digunakan
untuk menggerakkan sebuah mesin, seperti starter
pada kendaraan, elevator, conveyor, serta beberapa mesin lain yang membutuhkan
tenaga mekanik sejenis. Jika dibandingkan dengan motor listrik lain, motor DC
adalah satu diantara beberapa mesin listrik yang cukup mudah dipelajari dan
diimplementasikan, baik dalam kehidupan maupun dalam pembelajaran. Berbekala
daripada itu, motor DC pun kini jadi mesin listrik yang cukup populer dan
banyak digunakan diberbagai sektor kehidupan.
Motor DC sendiri memiliki tiga komponen penting yang
tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Tiga komponen tersebut ialah kutub medan,
dinamo dan komutator. Menurut Arief Zakariya (2011), kutub medan adalah dua
kutub magnet yang menimbulkan putaran rotor para mesin listrik satu arah atau
DC. Kutub medan sendiri memiliki kaitan dengan dinamo. Dinamo yang berbentuk
silinder akan dihubungkan pada as penggerak guna menggerakan beban. Pada
penerapannya, medan magnet dan dinamo akan bersinergi guna menghasilkan tenaga
mekanik. Adapun peran komutator dalam motor DC ialah membalikan arus listrik
yang ada pada dinamo motor DC.
Motor DC adalah mesin yang memiliki kaitan dengan
kendaraan dan mesin lain yang membutuhkan mesin pembantu yang mengubah arus
listrik menjadi tenaga gerak. Namun, menurut hemat penulis, di samping memiliki
keterkaitan erat dengan mesin-mesin di atas, motor DC juga memiliki kaitan
dengan mikrokontroller. Secara sederhana mikrokontroler adalah alat bantu
kendati yang sangat tepat untuk mendapatkan sistem yang nyata, kompak, kecil,
handal, dan dapat diprogram. Lebih lanjut, menurut Ibnu Malik dan Mohammad
Unggul (2009), mikrokontroler adalah computer
system yang dibuat pada chip tunggal.
Lebih jauh, menurut mereka, dengan hanya menggunakan chip yang dimaksud �atau dalam hal ini adalah sistem
mikrokontroler� seseorang dapat mengontrol dan/atau mengendalikan sebuah alat,
salah satunya adalah mesin listrik satu arah atau motor DC.
Pada peneapannya, mikrokontroler digunakan untuk
melihat kontrol kecepatan dari sebuah motor DC. Adapun mikrokontroler yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini ialah mikrokontroler Arduino Uno R3 yang
unggul dalam hal-hal yang seperti disebutkan dalam penelitian ini.
Seperti
yang diketahui, hingga kini, belum banyak peneliti yang menemukan alat yang
mampu melihat dan mengontrol kecepatan dari sebuah motor DC. Oleh karenanya,
guna mengamini hal tersebut, peneliti kemudian melakukan penelitian dengan
mencoba membahas rancangan dan implementasi kontrol kecepatan motor DC. Pada tahap
lanjut peneliti juga akan menciptakan program atau aplikasi sebagai antarmuka
pengguna dengan sistem pengendalian. Aplikasi tersebut akan dibuat sedemikian
rupa agar dapat menampilkan kecepatan motor DC secara visual. Dalam
pelaksanaannya aplikasi tersebut akan dibuat dengan menggunakan bahasa
pemrograman Deplhi 7. Hal ini berkenaan dengan kemudahan dan sistem aplikasi.
Dimana setiap aplikasi komputer yang dibuat akan berbahasakan bahasa
pemrograman.
Metodelogi
Penelitian
Untuk memperoleh hasil
yang maksimal, seorang peneliti membutuhkan metode penelitian yang sesuai.
Metode penelitian sendiri adalah cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 2). Lebih
jauh, menurut pandangan I Made wiartha (2006: 68), metode penelitian ialah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara melaksanakan
penelitian berdasarkan fakta-fakta dan/atau gejala-gejala secara ilmiah.
Berlandaskan hal-hal di atas, penulis menyebut bahwa penelitian ini bermetodekan
deskriptif kualitatif dengan fokus analisa pekerjaan dan aktivitas.
Deskriptif kualitatif
sendiri adalah sebuah metode penelitian yang fokus pada penggambaran dan/atau
penjelasan sebuah kondisi atau kejadian secara ilmiah. Menurut Sugiyono (2005:
21), metode deskriptif ialah metode yang diterapkan guna menggambarkan suatu
hasil penelitian namun tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas. Metode penelitian ini peneliti pilih karena dinilai relevan dengan apa
yang tersaji dalam penelitian.
Dalam penelitian ini
variabel terikat yang diterapkan disini adalah kontrol kecepatan motor DC.
Sedang untuk variabel bebas yang peneliti gunakan adalah Arduino Uno R3s.
Penelitian ini tidak melibatkan waktu penelitian. Pun dengan tempat penelitian.
Menurut hemat penulis, penelitian ini sendiri bisa dilakukan dimana pun dan
kapan pun, sehingga peran tempat dan waktu disini tidak begitu perlu. Untuk
pengumpulan data, peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data, yakni studi
kepustakaan, wawancara, serta observasi yang peneliti lakukan untuk
mengumpulkan data.
Penelitian ini sendiri berfokus pada pembuatan
aplikasi yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam mengontrol
kecepatan suatu motor DC. Dalam pelaksanaannya pebuatan aplikasi tersebut
membutuhkan perangkat dan alat atau perangkat yang digunakan dalam proses
pembuatan. Adapun alat-alat yang dimaksud adalah; (1) sistem operasi microsoft
windows, (2) Borland Delphi 7 sebagai editor interface, (3) Delphi,
(4) Driver Arduino Uno R3s, (5) Personal Computer lengkap.
Hasil Dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1.
Implementasi
dan Pengujian
a.
Pemasangan Ardiuno Uno R3s Pada Perangkat PC
Karena pembuatan program dan/atau aplikasi kontrol kecepatan motor DC
memerlukan peran Arduino Uno R3s, maka dengan adanya hal ini, peneliti perlu
memasang� Driver Arduino Uno R3s pada PC
yang peneliti miliki. Adapun tahapan cara guna memasang Arduino Uno R3s adalah
sebagai berikut:
1)
Hubungkan board
arduino pada komputer lalu tunggu Windows untuk
memulai instalasi driver.
2)
Setelah itu
klik start menu lalu buka panel
3)
Didalam control panel masuk ke system and security,
kemudian klik pada system. Setelah tampilan system muncul buka device manager.
4)
Lihat pada bagian port (COM & LPT).
5)
Klik kanan pada port, pilih opsi �update driver
software�.
6)
Pilih opsi �browse my computer for device software�.
7)
Pilih dan masukan driver Arduino Uno.
8)
Windos akan meneruskan instalasi driver.
b.
Buka Aplikasi
Arduino Uno R3s
c.
Setelah itu
pilih menu Tool > Board
d.
Sesudahnya Pilih serial port� : Tool > Serial Port
e.
Jika sudah, masukan
kode program untuk kontrol kecepatan motor DC pada aplikasi Ardiuno Uno R3s.
Gambar 1
Proses Memasukan
Kode Program
f.
Lakukan compile,
jika sukses hasilnya akan seperti
berikut:
Gambar 2
Proses
Pengunggahan Program Pada Arduino
g. Setelah itu unggah.
h. Jika sudah diunggah, program Arduino Uno R3s pun
siap digunakan.
i.
Instalasi komponen TComPort pada delphi7. Copykan
file-file TComPort ke folder C:\ProgramFile\Borland\Delphi7\Lib\.
j.
Buka program delphi, pilih menu Tool >
Environmenet Options.
k. Pilih menu Library, lalu
atur library path.
Gambar 3
Mengatur Library Path
l.
Pilih browse dimana kita menyimpan file comport lalu
klik OK.
m.
Pilih menu file > open, pilih CPortLib7.dpk.
n.
Pilih Compile, lalu pilih install.
o.
Tutup window, buka kembali file > open, lalu
pilih DsgnCPort7.dpk lakukan compile lalu install.
p.
Setelah selesai dan komponen port sudah muncul pada komponen pallete dengan nama CPortLib.
2. Penggunaan
Program
Penggunaan program Andruino Uno R3s�
peneliti lakukan dengan cara-cara seperti berikut:
a.
Proses kontrol kecepatan motor DC yang dilakukan
dimulai dari inisialisasi sistem, kemudian dilakukan pengaturan kecepatan motor
DC, hasil dari kontrol kecepatan akan ditampilkan pada PC dalam bentuk grafik
pada interface yang telah dibuat pada pemrograman delphi7.
b.
Atur terlebih dahulu port yang akan digunakan.
Klik� tombol setup pada comm control,
akan tampil kotak dialog setup. Pada konfigurasi port, pilih COM yang akan
digunakan, pada baud rate masukan 9600, pada data bits isi dengan 8, pada stop
bits dengan 1, pada parity diisi dengan none, dan pada Flow control diisi dengan none.
Gambar
3
Setup Port
c.
Setelah itu pilih tombol Connect untuk mengaktifkan koneksi Comport. Selanjutnya isi nilai PWM maksimal (255), kemudian
klik set, dan terakhir klik Run maka motor DC akan berputar.
Gambar
4
Output
Grafik Kecepatan Motor DC
d. Tombol
About berfungsi
untuk memperlihatkan informasi kepada pengguna. Tombol About
digunakan untuk memperlihatkan informasi tentang biodata pembuat dan gambaran
umum tentang sistem yang dibuat.
e. Nilai RPM akan otomatis berubah sesuai dengan putaran
kecepatan motor DC.
Gambar
7
Ouput
RPM Motor DC
f.
Tombol
Forward berfungsi untuk memutarkan motor DC ke arah putaran kiri.
g.
Sedangkan
tombol Backward berfungsi kebalikannya yaitu memutarkan motor DC ke arah
putaran kanan.
3.
Pengujian Perangkat Lunak
����� Pengujian
dilakukan dengan dua cara, yakni pengujian melalui black box dan white box. Adapun
tahapan dari kedua cara tersebut adalah:
a.
Pengujian Black Box
Pengujian
Black Box Testing terfokus pada
pemenuhan kebutuhan (requirement) yang disebut dalam spesifikasi. Penujuan
dengan Black Box Testing dilakukan
dengan mengeksekusi dan/atau mengoperasikan unit atau modul, setelah proses
tersebut unit kemudian diamati.
1)
Rencana pengujian
Berikut adalah
hasil pengujian Black Box yang
peneliti dapatkan dari penelitian ini:
Tabel 1
Rencana Pengujian
Rrequirement
yang diuji |
Butir Uji |
Kontrol motor DC |
Pengontrolan kecepatan motor DC |
Atur Port |
Setup Port |
Koneksi |
Koneksi antara PC dengan Mikrokontroller |
About |
Menampilkan data tentang penulis dan deskripsi alat |
Grafik Kecepatan |
Menampilkan grafik kecepatan motor DC |
RPM |
Menampilkan Kecepatan motor DC dalam bentuk angka |
Forward |
Mengatur putaran motor ke kiri |
Backward |
Mengatur putaran motor ke kanan |
2)
Kasus
dan Hasil Pengujian
Berikut
ini uraian hasil pengujian dengan teknik pengujian black box berdasarkan
requirement pada rencana pengujian :
Tabel
2
Pengujian
Black Box
No |
Fungsi yang
diuji |
Cara menguji |
Hasil yang
diharapkan |
Hasil yang
keluar |
Kesimpulan |
1. |
Kontrol motor DC |
Menjalankan motor DC |
Motor DC dapat berputar |
Sesuai harapan |
Valid |
2. |
Mengatur port |
Melakukan konfigurasi port yang akan di gunakan untuk menghubungkan PC
ke Mikrokontroller |
User dapat melakukan konfigurasi port yang sesuai dengan
mikrokontroller |
Sesuai harapan |
Valid |
3. |
Mengoneksikan komputer |
User melakukan koneksi antara PC dengan mikrokontroller |
User dapat mengkoneksikan PC dengan mikrokontroller |
Sesuai harapan |
Valid |
4. |
Grafik kecepatan |
Melihat perubahan grafik kecepatan motor DC |
User dapat melihat perubahan kecepatan motor DC dalam bentuk grafik
pada PC |
Sesuai harapan |
Valid |
5. |
RPM |
Melihat perubahan kecepatan motor DC |
User dapat melihat perubahan kecepatan motor DC |
Sesuai harapan |
Valid |
6. |
Tombol forward |
Merubah putaran motor DC ke kiri |
Motor DC berputar ke arah kiri |
Sesuai harapan |
Valid |
7. |
Tombol backward |
Merubah putaran motor DC ke kanan |
Motor DC berputar ke arah kanan |
Sesuai harapan |
Valid |
8. |
Tombol about |
User membuka data tentang penulis dan deskripsi alat |
User dapat mengetahui tentang identitas penulis dan penjelasan sistem
alat yang digunakan |
Sesuai harapan |
Valid |
b.
Pengujian White Box
White
box testing yang kerap disebut dengan clear box
testing� atau glass box testing ini adalah test case yang
memanfaatkan struktur kendali dari design
prosedural.
1) Metode
ini menjamin beberapa hal, seperti:
- Semua
path atau jalur yang terpisah dapat
dites paling sedikit satu kali.
- Semua
logika keputusan dapat dites menggunakan�
path yang salah ataupun benar.
- Semua
loop dapat dites terhadap batasannya serta ikatan-ikatan operasionalnya.
- Semua
struktur internal data dapat dites guna mendapat kepastian dari kevalidannya.
2) Seringkali
white box testing diasosiasikan dengan pengukuran cakupan tes (test
coverage metrics), yang mengukur persentase jalur-jalur dari tipe yang
diplih untuk dieksekusi oleh test cases.
3) Setelah
timbul pertanyaan, kenapa harus melakukan white box testing sedang black
box testing sendiri memiliki fungsi testing
pemenuhan kebutuhan/spesifikasi?
- Kesalahan
logika serta asumsi kerap dilakukan saat coding untuk �kasus tertentu�.
Merujuk dari hal tersebut, dibutuhkan suatu kepastian dan/atau apakah jalur ini
telah dites, atau belum.
- Dengan
pemanfaatkan white box testing seseorang dapat mengetahui jawaban atas
eksekusi jalur yang tidak benar.
- Beberapa
kesalahan penulisan yang kerap acak. Seperti berada pada path logika yang cukup membingungkan kendati sedang ada pada jalur
normal.
Dari pengujian white box diatas dapat dibuat diagram
pohon sebagai berikut:
Gambar
8
Diagram
Pohon
Dari
gambar diagram pohon diatas maka didapat:
a.
7 node atau 7 fortex
b.
7 edge
Rumus
Region/Complexity:
V(G)
= E (Edge) � N (Node) + 2
=
7 � 7 + 2� = 2
B. Pembahasan
Jika
merujuk dari uraian dan penjelasan yang disampaikan di atas, dapat dikatakan
bahwa kontrol kecepatan motor DC dapat dilakukan dengan program Arduino Uno
R3s. Di samping dapat digunakan, penggunaan program pun terbilang baik dan
lancar, sehingga sangat support untuk
mengontrol kecepatan motor DC.�
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dengan memperhatikan hal-hal yang telah diuraikan
dalam laporan dan hasil penelitian kontrol kecepatan motor DC dengan basis mikrokontroler menggunakan arduino uno R3,
maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Arduino
Uno R3 dapat digunakan dalam pengontrolan kecepatan motor DC.
2.
Motor
DC dapat berputar sesuai dengan fungsi yang digunakan meliputi :
a. Backward������ :
berputar ke arah kiri
b. Forward�������� :
berputar ke arah kanan
3.
Program mampu beroprasi dengan cukup
baik dan dapat digunakan dalam proses pengujian kontrol kecepatan motor DC dengan basis mikrokontroller menggunakan arduino uno R3.
B.
Saran
Dalam kesempatan ini, penulis memberikan sedikit
saran atau masukan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memanfaatkan kontrol
kecepatan motor DC berbasis
mikrokontroller yang penulis buat :
1. Adanya
penggunaan fitur-fitur seperti routing (penggunaan jaringan), penghematan daya
(RFD), ataupun pelayanan keamanan (security service), namun perlu di ingat
bahwa penambahan fitur-fitur tersebut akan menambah waktu delay komunikasi.
2. Pengembangan
aplikasi untuk pengendalian secara MIMO ataupun pengendalian secara multirate.
3. Penambahan fitur suhu untuk motor dc maupum
mikrokontroller, yang perlu diingat untuk perubahan suhu motor dc harus
mempunyai beban sehingga terukur suhu motor yang signifikan.
BIBLIOGRAFI
Bintoro, Gatot
A. 2008. Dasar-Dasar Pekerjaan Las. Yogyakarta:
Penerbit Kansius
Malik, Ibnu,
Mohammad & Mohammad Unggul Juwana. 2009. Aneka Proyek Mikrokontroler P1C16f84/A: Rakit Segera 13 Proyek Menarik
Dengan Mikrokontroler P1C16f84/A. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2010). MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung:� Alfabeta
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta
Wirartha, I Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi
Offset
Zakariya,
Arif.� Tiga Komponen Utama Motor DC. Disudur taggal 28 Maret 2017 pukul
13.51 WIB. http://arifzakariya.blog.ugm.ac.id/2011/05/02/tiga-komponen-utama-motor-dc/