Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 1 Januari 2020
�
PENGARUH PEMBERIAN ZINC, FE DAN VITAMIN A TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DAN PERTUMBUHAN
Ignatius
Hapsoro Wirandoko dan Ruri Eka Maryam Mulyaningsih
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Email:
[email protected] dan
[email protected]
Abstrak
Kekurangan zat zinc dapat mengganggu pertumbuhan
dan meningkatkan resiko mendapat diare dan infeksi saluran nafas. Suplementasi
zinc dan besi mungkin meningkatkan pertumbuhan anak. Defisiensi vitamin A dapat
menyebabkan kebutaan pada anak usia dini, sehingga menghambat tumbuh kembang
anak.Membuktikan efek pemberian zinc, fe, dan vitamin A dalam menurunkan
kejadian infeksi dan memperbaiki pertumbuhan pada anak gizi kurang usia 2-5
tahun. Pre n post test. Satu bulan sebelum diintervensi pengambilan
sampel darah kadar Zink,Fe dan Vitamin A, ditanyakan kejadian infeksi (berapa
kali dalam 1 bulan terakhir) dan pertumbuhan TB di lihat di KMS. Satu bulan setelah diintervensi
diambil sampel darah lagi kadar Zink,Fe, dan Vitamin A, ditanyakan lagi
pertumbuhan dan kejadian infeksi. Sebelum Penelitian dilakukan sidang Komisi Etik oleh Tim Komisi Etik Fakultas
Kedokteran Unswagati
Cirebon (Full Board). Intake vitamin A (�g) rata-rata� 303�11 dan untuk intake zat besi rata-rata 5,74�0,3 mg, sedangkan
intake zink rata-rata 3,8�0. Bila
dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) maka intake vitamin A, zat besi dan zink secara
rata-rata tidak ada yang memenuhi Angka� AKG yaitu
75,7�2,9 persen, 75,0�4,3 persen
dan 47,4�1,8 persen. Indikator
Tinggi Badan/ Umur (TB/U) banyak
anak dengan stunting sebesar 15,9 persen, sedangkan anak dengan obese indikator berat badan/tinggi badan (BB/TB) sebesar 1 persen. Keadaan kesehatan sampel penelitian ditemukan lebih dari separuh sampel
menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 60,4 persen dan diare 21,3 persen diare.� Intake makanan zat besi,
zink dan vitamin A anak
24-60 bulan di Indonesia masih
tidak dapat memenuhi kebutuhan dan jauh di bawah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Faktor yang secara konsisten berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan mikronutrien tersebut (zat besi,
zink, vitamin A) dan status sosial
ekonomi rendah.
Kata kunci: Zinc, Fe, Vitamin A, Infeksi dan Pertumbuhan
Pendahuluan
Suatu asumsi yang selama ini berkembang adalah
bahwa penyebab anemia satu-satunya adalah kekurangan zat besi dan dapat dengan
mudah diobati dengan suplementasi. Padahal penyebab anemia ada beberapa yaitu
infeksi, kekurangan vitamin A, infestasi kecacingan, dan hemoglobinopati. Hal
ini juga menjelaskan bahwa tidak semua yang kekurangan zat besi menderita
anemia.
Anemia merupakan suatu kondisi klinis penurunan kuantitas sel-sel darah merah
dalam sirkulasi yang ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah (Bakta:
2006). Penurunan jumlah
hemoglobin dalam darah akan menyebabkan penurunan kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merah
sehingga menyebabkan penurunan pasokan oksigen pada organ tubuh (Muis & Anjani, 2017).
Kelirunya asumsi tersebut menjadi penyebab
kegagalan utama dari proyek kesehatan yang dibiayai UNICEF untuk mengurangi
penderita anemia. Walaupun suplementasi dan fortifikasi zat besi adalah
strategi paling efektif, perlu juga diperhitungkan kerumitan masalah ini agar
tingkat keberhasilan sebuah intervensi dapat dengan tepat diintervensikan dan
dievaluasi (Min Kyaw Htet, 2011).
Kekurangan mikronutrien sering terjadi pada anak
� anak khususnya usia 2�5 tahun. Kekurangan zat besi dapat memberi pengaruh
yang buruk terhadap perkembangan mental dan motorik anak. Kekurangan zat zinc
dapat mengganggu pertumbuhan dan meningkatkan resiko mendapat diare dan infeksi
saluran nafas. Suplementasi zinc dan besi mungkin meningkatkan pertumbuhan
anak. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anak usia dini,
sehingga menghambat tumbuh kembang anak.
Definisi besi dapat menggangu perkembangan
perkembangan mental dan motorik anak (Nasution,
2004). Defisiensi zinc juga dapat
mengganggu pertumbuhan (Brown,
Bildsten, & Rutledge, 1998) dan meningkat resiko diare dan
infeksi saluran nafas (Ninh
et al., 1996).
Suatu penelitian dilakukan di Brasil menunjukan
suplementasi zinc 5 mg dapat menurunkan frekuensi diare pada bayi dengan berat
badan lahir rendah. Studi yang dilakukan oleh (P.
Singh Fahmida Aktar, Majajul Alam Sarker, O, 2001) mengenai suplementasi besi 10
mg/hari dan zinc 10 mg/hari pada bayi, ternyata mempunyai efek yang positif
terhadap tinggi badan.
Studi di Indramayu (Kamiya,
Tanaka, Endang, Umar, & Satake, 2004) menunjukan bayi pada anak
pendek menurut umur yang diberi suplementasi zinc ditambah besi selama 24
minggu dapat meningkatkan panjang bayi namun tidak terjadi peningkatan berat
badan.
Temuan laboratorium didapatkan indeks eritrosit
sudah menurun dan penurunannya terjadi secara progresif sejalan dengan
memberatnya anemia. Sediaan hapus darah menunjukan sel mikrositik hipokrom dan
kadang � kadang ditemukan sel target dan poikilosit berbentuk pensil. Hitung
retikulosit rendah jika dibandingkan dengan derajat anemia. Besi serum dan daya
ikat besi total meningkat (TIBC) sehingga TIBC kurang dari 10% tersaturasi.
Absorpsi besi dari makanan sebagian diabsorpsi
sebagai heme dan sebagian dipecah dalam usus menjadi besi anorganik (Kamiya
et al., 2004). Absorpsi terjadi
melalui duodenum dan dibantu oleh faktor-faktor seperti asam dan zat pereduksi yang
mempertahankan besi di lumen usus dalam keadaan Fe2+ dan bukan Fe3+.
Protein DMT-1 (Divalent Metal Transporter)
terlibat dalam pengangkutan besi dari lumen usus melalui mikrovilus enterosit.
Feroportin pada permukaan basolateral mengatur keluarnya besi dari sel ke dalam
plasma porta. Besi dimasukkan ke dalam enterosit kriptus dari transferin plasma
yang berikatan dengan reseptor transferin sehubungan dengan protein HFE pada
permukaan basal sel. Pada defisiensi besi, lebih sedikit besi yang dibawa ke
sel kriptus dari transferin yang sebagian besar tidak terjenuhkan oleh besi.
Metode
Penelitian
Pre n post test
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan SEANUTS
menggambarkan lebih dari setengah dari
anak yang berpartisipasi sebagai sampel, mempunyai asupan dibawah Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia. Saat ini Indonesia masih mengalami masalah gizi ganda dimana
prevalensi tinggi pada stunting dan berat
badan kurang serta prevalensi yang tinggi dari anemia zat gizi besi pada anak dibawah umur
2 tahun (World Health
Organization. Vitamin A supplementation in infants and children 6- 59-months of
age, 2011).
Stunting menurut WHO adalah kurangnya pertumbuhan tinggi badan menurut umur. Hal ini mengindikasikan
suatu keadaan kronis kurang gizi,
serta merupakan hasil dari kekurangan
asupan makanan dalam waktu lama, kurang berkualitasnya makanan, keadaan kesakitan yang meningkat (sering sakit) atau
gabungan dari kedua faktor tersebut.
Penelitian
yang dilakukan oleh Shakur, 2012 menyatakan
bahwa diet saja prevalensi untuk pemenuhan zat gizi
rendah kecuali untuk kalsium, magnesium, vitamin
A dan D.
Hasil penelitian SEANUTS tentang pola makan anak
berumur 6 - 23 bulan memberikan gambaran bahwa konsumsi daging, ikan dan unggas jarang dikonsumsi
bahkan sebagian besar tidak atau
belum pernah mengkonsumsi. Pola makan seperti ini mengakibatkan
tidak terpenuhinya asupan zat besi,
vitamin A dan zink sehingga
persen AKG nya rendah.
BIBLIOGRAFI
Brown, E. F., Bildsten, L., & Rutledge, R. E. (1998).
Crustal heating and quiescent emission from transiently accreting neutron
stars. The Astrophysical Journal Letters, 504(2), L95.
Kamiya, K., Tanaka, Y., Endang, H., Umar, M., & Satake,
T. (2004). Chemical constituents of Morinda citrifolia fruits inhibit copper-induced
low-density lipoprotein oxidation. Journal of Agricultural and Food
Chemistry, 52(19), 5843�5848.
Muis, S. F., & Anjani, G. (2017). Status Gizi Dan Tingkat
Kecukupan Zat Gizi Pada Remaja Putri Anemia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(12), 1�8.
Nasution, E. (2004). Efek suplementasi zinc dan besi pada
pertumbuhan anak.
Ninh, N. X., Thissen, J.-P., Collette, L., Gerard, G., Khoi,
H. H., & Ketelslegers, J.-M. (1996). Zinc supplementation increases growth
and circulating insulin-like growth factor I (IGF-I) in growth-retarded
Vietnamese children. The American Journal of Clinical Nutrition, 63(4),
514�519.
P. Singh� Fahmida
Aktar, Majajul Alam Sarker, O, T. M. A. K. (2001). Recent sea level and sea
surface temperature changes along the Maldives coast. Marine Geodesy, 24(4),
209�218.
World Health Organization. Vitamin A supplementation in
infants and children 6- 59-months of age.
(2011). Geneve.