Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 7, Juli 2022

 

PENGARUH LITERASI KEUANGAN, OVERCONFIDENCE, DAN PENDIDIKAN INVESTOR TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), JAKARTA

 

Rita Amelinda, Yulita Pangestu Ongkowidjaja

Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan dan overconfidence investor terhadap keputusan investasi, dengan adanya variabel kontrol yaitu faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan) secara parsial dan simultan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis linear berganda dengan sampel 78 responden yang merupakan investor yang tercatat di BEI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan dan overconfidence signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi investor BEI Jakarta serta literasi keuangan dan overconfidence signifikan positif secara simultan mempengaruhi keputusan investasi investor BEI Jakarta. Hasil penelitian ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara investor bertindak pada proses pengambilan keputusan dalam berinvestasi sebagai respons dari informasi yang diperolehnya (Behavioral Finance). Selanjutnya, penelitian ini juga memperkaya penelitian literatur yang menggunakan konsep Behavioral Finance.

 

Kata Kunci: Perilaku Keuangan, Terlalu Percaya Diri, Literasi Keuangan, Kompetensi Investor, dan Keputusan Investasi.

 

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of financial literacy and investor overconfidence on investment decisions, with the control variables which is demographic factors (gender, age, education, and income) partially and simultaneously. This study uses multiple linear analysis techniques with a sample of 78 respondents who are investors listed on the Jakarta Stock Exchange. The results show that the financial literacy of investors and overconfidence are significantly positive partially affecting the investment decisions of investors on the Jakarta Stock Exchange, in addition, financial literacy and overconfidence are significantly positive simultaneously for the investment decisions of investors on the Jakarta Stock Exchange. The results of this study also explain how investors act in the decision-making process in investing to response the information they obtain (Behavioral Finance). Furthermore, this research also enriches literature research that uses the concept of Behavioral Finance.

 

Keywords: Behavioral Finance, Overconfidence, Financial Literacy, Investor Competence, and Investment Decision.

 


Pendahuluan

Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian suatu negara, yaitu sebagai sarana dalam mencari dana yang bersifat jangka panjang seperti penerbitan saham dan obligasi. Investasi pada saham mempunyai keunggulan, yaitu akan memperoleh return yang berasal dari capital gain dan dividen.

���� Dalam perusahaan, manajer keuangan bertanggungjawab dalam melakukan pengambilan keputusan, manajer sendiri diberi kewenangan oleh pemilik modal atau pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan investasi bagi pemegang saham sangat penting karena investasi dijadikan indikator eksistensi perusahaan yang apabila tidak adanya investasi baru maka perusahaan tersebut tidak memiliki prospek positif.

Pada awalnya, investor dalam melakukan investasi tidak saja hanya menggunakan estimasi atas prospek instrumen investasi, tetapi faktor psikologi juga ikut menentukan investasi tersebut.Adanya faktor psikologi tersebut mempengaruhi seseorang dalam berinvestasi dan hasil yang akan dicapai.Oleh karenanya, analisis berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan dikenal dengan tingkah laku atau perilaku keuangan (Behaviour Finance).

Kumar (2016) mendefinisikan behaviour finance sebagai sebuah studi yang mempelajari pengaruh psikologi perilaku praktisi keuangan dan dampaknya terhadap pasar. Konsep behavioral finance mengatakan bahwa keputusan investasi yang dilakukan oleh investor lebih mempertimbangkan aspek-aspek non-ekonomi terutama aspek psikologis yang dapat mempegaruhi perilaku investor. Terdapat enam belas faktor psikologi yang diteliti oleh Iramani (2011) yaitu Overconfidence, Data Mining, Status Quo, Social Interaction, Emotion, Representatives, Familiarity, Pride and Regret, Considering the Past, Fear and Greed, Self Control, Loss Aversion, Mental Accounting, Herd-like Behavior dan Vividness Bias yang dapat membentuk perilaku investor dalam melakukan transaksi.

���� Selain faktor-faktor psikologi tersebut, Kusnandar, et.al. (2019) menyebutkan bahwa tingkat literasi keuangan dan overconfidence yang dimiliki investor juga dapat mempengaruhi investor dalam melakukan perdagangan saham yang diukur melalui tingkat frekuensi transaksi saham oleh investor. Kusnandar, et.al. (2019) menganalisis pengaruh literasi keuangan dan overconfidence investor individu pada keputusan investasi. Hasil yang diperoleh dari penelitiannya menunjukkan bahwa investor yang memiliki overconfidence lebih tinggi lebih mempengaruhi keputusan investasi daripada yang hanya memiliki kompetensi.

Menurut Pak dan Monowar (2015) faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor yaitu kepribadian seseorang apakah introvert atau ekstrovert dan factor demografi seperti jenis kelamin, usia dan pendidikan. Su, et.al. (2022) membuktikan bahwa factor demografi seperti usia, pendapatan, pekerjaan, dan pengalaman investasi memiliki hubungan yang kuat terhadap keputusan investasi.

Alemany, et.al. (2020) melakukan penelitian bahwa wanita menghindari risiko dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini disebabkan faktor psikologis dimana pria lebih percaya diri dibanding wanita. Sementara itu wanita lebih memikirkan dampak atau konsekuensi atas risiko tersebut. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi keputusan investasinya, dengan tingkat pendidikan yang sudah tergolong tinggi tidak membuat investor percaya diri untuk menentukan faktor-faktor mana yang lebih penting.

Penelitian yang dilakukan oleh Bhavani dan Khyati (2017) mengemukakan bahwa faktor demografi antara lain berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan memiliki pengaruh signifikan dalam pemilihan investasi. Perilaku investor juga mempengaruhi pemahaman psikologis dalam menentukan jenis investasi yang dipilih. Hal ini dikarenakan faktor customer behavior dan psikologis seseorang memainkan peranan penting dalam pengelolaan atau manajemen kekayaan mereka.

Melihat fenomena tingginya junlah investor pasar modal yang menembus angka 8.103.795 pada Februari 2022 meningkat signifikan sebelum pandemic yang hanya sebesar 2.484.354 di tahun 2019. Berdasarkan data dari KSEI investor pada tahun 2022 tercatat didominasi oleh usia kurang dari 30 tahun sebesar 60,32% dan 28,28% merupakan pelajar. Hal ini menarik peneliti untuk mengobservasi perilaku investasi yang mendorong keputusan investasi generasi muda pada pasar modal. Dengan demikian, peneliti ingin melakukan penelitian ini guna melakukan pengungkapan yang berkaitan dengan pengaruh literasi keuangan dan overconfidence investor terhadap keputusan investasi, dengan adanya variabel kontrol, yaitu faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan).

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis pengaruh literasi keuangan investor terhadap keputusan investasi, dengan adanya variabel kontrol yaitu faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan) serta (2) menganalisis pengaruh overconfidence investor terhadap keputusan investasi dengan adanya variabel kontrol yaitu faktor demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan) secara parsial dan simultan.

 

Tinjauan Literatur

Keputusan Investasi

Bodie, Kane, dan Marcus (2011) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah uang atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan menuai manfaat di masa depan. Keputusan investasi dilakukan oleh investor dalam menjawab alokasi dana yang diinvestasikan akan diletakkan di mana, bagaimana, dan berapa banyak pada masing-masing instrument keuangan untuk menciptakan nilai dari asset itu sendiri (Sindhu dan Rajitha, 2014).

 

Perilaku Keuangan (Behavioral Finance)

Rubaltelli, et.al. (2015) mengungkapkan bahwa psikologi emosional dan intuisi investor memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan yang bergantung pada tingkat risiko dan ketidakpastian dalam suatu kondisi. Baker dan Ricciardi (2014) menyatakan bahwa investor dengan motivasi psikologi mampu menilai risiko dari investasi yang sesuai dengan tujuan atau keuntungan yang mereka ekspektasikan. Zalviwan (2020) membuktikan bahwa factor psikologis investor dapat membentuk investor sebagai karakteristik yang optimis yang mendorong mereka untuk mengambil keputusan secara agresif dengan risiko dan toleransi yang lebih besar.

 

Overconfidence

Overconfidence adalah perasaan percaya diri yang berlebihan. Overconfidence menyebabkan orang overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki, underestimate terhadap risiko dan melebih-lebihkan kemampuan yang dimiliki dalam hal melakukan kontrol atas apa yang terjadi (Trejos, et.al. 2019, Tversky & Kahneman, 1974). Rahman dan Soon (2020) mengatakan bahwa overconfidence merupakan karakteristik yang paling umum ditemui dalam diri manusia yang merefleksikan kecenderungan seseorang untuk menaksir terlalu tinggi (overestimate) terhadap kemampuannya, kemungkinannya untuk berhasil dan probabilitas bahwa seseorang tersebut akan memperoleh outcomes yang positif serta akurasi dari pengetahuan yang dimiliki. Setiawan, Apriani, dan Robiyanto (2018) mengatakan bahwa fenomena overconfidence merupakan kecenderungan pengambil keputusan tanpa disadari untuk memberi bobot penilaian yang berlebihan pada pengetahuan dan akurasi informasi yang dimiliki serta mengabaikan informasi publik yang tersedia.

 

Literasi Keuangan

Literasi keuangan menurut Mitchell dan Lusardi (2011) adalah pengetahuan mengenai dasar konsep keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya secara sederhana. Houston (2010) mengungkapkan literasi keuangan sebagai aplikasi dari wawasan akan keuangan pribadi. Seseorang yang memiliki literasi keuangan yang baik didefinisikan telah memiliki pemahaman dan keahlian untuk mengatur keuangannya tentunya hal ini harus didukung dengan perilaku keuangan yang baik. (Ansari, et.al. 2022)

 

Kaitan Literasi Keuangan dan Keputusan Investasi.

Perasaan seorang investor bahwa dia memiliki literasi keuangan yang lebih dalam memahami alternatif dan peluang investasi dipengaruhi oleh karakteristik demografi dari investor tersebut. Hasil penelitiannya Von Gaudecker (2015) menemukan bahwa investor laki-laki, investor dengan pendapatan yang tinggi, dan memiliki pendidikan yang tinggi lebih memiliki keyakinan bahwa mereka merupakan investor yang kompeten. Semakin seorang investor merasa memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang pasar modal, maka semakin baik seorang investor dalam mengambil keputusan saat berinvestasi. Hasil Van Rooij, Lusardi, Alessie (2011) membuktikan bahwa investor dengan literasi keuangan yang sesuai dapat mebuat keputusan investasi dengan kompleksitas dan risiko yang sesuai dengan profil investor.

H1: Literasi keuangan berpengaruh signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi.

 

Kaitan Overconfidence dan Keputusan Investasi

Robin dan Vanne (2020) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat overconfidence yang dimiliki investor, maka semakin besar keinginannya untuk melakukan investasi. Areiqat (2019) berdasarkan penelitian empiris menemukan bahwa tingkat trading activity dari seorang investor dipengaruhi oleh tingkat overconfidence dari investor tersebut, semakin investor memiliki overconfidence, semakin sering dia melakukan trading (perdagangan).

H2: Overconfidence berpengaruh signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi.

H3: Literasi keuangan dan overconfidence berpengaruh signifikan positif secara simultan mempengaruhi keputusan investasi.�����������

Gambar 1

Model Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Metode Penelitian

Populasi penelitian ini adalah investor yang tercatat di BEI Jakarta. Menurut Sekaran (2017) sampel yang ditentukan secara simple random sampling method, yaitu proses memilih satuan sampling yang andal dalam populasi yang mempunyai peluang yang sama. Dalam penelitian ini, dari kuesioner yang dikirimkan sebanyak 150 buah, diperoleh kuesioner yang dikembalikan sebanyak 82 buah dan 78 diantara dapat diolah atau sekitar 52% dari keseluruhan yang dikirimkan. Skala yang digunakan dalam pengukuran adalah skala likert yaitu 1 sampai 5 yang memiliki makna; 1: sangat tidak setuju; 2: tidak setuju; 3: netral; 4: setuju; dan 5: sangat setuju.

 

Tabel 1

Variabel dan Pengukuran

Variabel

Jumlah Item

Sumber

Variabel Bebas

 

 

1.     Overconfidence

5

Rahman dan Soon (2020)

2.     Literasi keuangan

 

Baihaqqy, et.al. (2020)

 

5

 

Variabel Terikat

 

 

1.     Keputusan Investasi

4

Rahman dan Soon (2020)

Ainia dan Lutfi (2018)

 

 

 

Variabel Kontrol

 

 

1.     Faktor Demografi

4

Su, et.al. (2022)

 

���� Kuesioner dikatakan andal (reliable) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2016). Uji coba terhadap butir pertanyaan yang valid dilakukan untuk mengetahui keandalan butir pertanyaan tersebut dengan SPSS. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner adalah dengan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Kriteria pengujian uji reliabilitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016): Cronbach Alpha > 0,60 konstruk (variabel) memiliki reliabilitas.

Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Pengujian hipotesis untuk meneliti pengaruh literasi keuangan dan overconfidence terhadap keputusan investasi dilakukan dengan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression analysis).

Penelitian ini menggunakan dua metode pengujian, yaitu: Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval dan Pengujian hipotesis. Metode Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval memiliki fungsi untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval).

Untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen), maka persamaan regresi linear yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y�������������������� ����������� = Keputusan Investasi

0�������������������� ����������� = Konstanta

1, ᵝ2, ᵝ3, ᵝ4, ᵝ5, ᵝ6���������� = Intercept coeficients

X1������������������� ����������� = Literasi Keuangan

X2������������������� ����������� = Overconfidence

Xk1����������������� ����������� = Jenis Kelamin

Xk2����������������� ����������� = Usia

Xk3����������������� ����������� = Pendidikan

Xk4����������������� ����������� = Pendapatan

�������������������� ����������� = Kesalahan residual (epsilon)

n��������������������� ����������� = 78

 

 

Analisis Data dan Pembahasan

Tabel 2 dan Tabel 3 merupakan hasil uji validitas dan reabilitas semua variable penelitian:

Tabel 2

Hasil Uji Validitas

Variabel

Corrected Item- Total Correlation

(r tabel)

Keterangan

Literasi Keuangan (X1)

 

 

 

X1_1

0,626

0,224

Valid

X1_2

0,573

0,224

Valid

X1_3

0,420

0,224

Valid

X1_4

0,334

0,224

Valid

X1_5

0,431

0,224

Valid

Overconfidence (X2)

 

 

 

X2_1

0,467

0,224

Valid

X2_2

0,607

0,224

Valid

X2_3

0,399

0,224

Valid

X2_4

0,379

0,224

Valid

X2_5

0,542

0,224

Valid

Keputusan Investasi (Y)

 

 

 

Y_1

0,657

0,224

Valid

Y_2

0,743

0,224

Valid

Y_3

0,617

0,224

Valid

Y_4

0,354

0,224

Valid

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach�s Alpha

Kriteria

Keterangan

Y

0,769

0,60

Reliable

X1

0,716

0,60

Reliable

X2

0,714

0,60

Reliable

 

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 2 dan Tabel 3, dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini valid dan reliabel karena hasil pengujian setiap variable penelitian ini memenuhi syarat untuk masing- masing measurement yaitu: Hasil Corrected Item-Total Correlation melebihi angka r tabel (0,224), sehingga hasilnya valid, sedangkan hasil Cronbach�s Alpha ≥ 0,6, berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini semuanya valid dan reliable

 

Profil Responden. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini (78 kuesioner), dapat diketahui bahwa diantara mayoritas investor di BEI merupakan pria (56,4%), yang berusia 41-50 tahun (44,9%), dan memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S1) (44,9%), serta memiliki pendapatan Rp15.000.001 � Rp20.000.000 per bulan (41%).

 

Tabel 4

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel

Unstandardized Coefficients

Uji t

Sig

Constant

-6,337

-0,241

0,810

Literasi Keuangan (X1)

0,241

2,610

0,011

Overconfidence (X2)

0,534

6,393

0,000

Jenis kelamin (XK1)

-0,737

-0,140

0,889

Usia(XK2)

-1,796

-0,532

0,596

Pendidikan(XK3)

7,053

2,061

0,043

Pendapatan (XK4)

-1,335

-0,435

0,665

Sig F

 

 

0,000

Adjusted R Square

 

 

0,508

 

Hipotesis 1 menyatakan bahwa literasi keuangan signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi. Hipotesis 1 diuji dengan Uji T. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear dapat dilihat dari Tabel 4, dari hasil pengujian tersebut menunjukkan sig t untuk variabel literasi keuangan (X1) adalah 0,011, yang dimana hasil ini kurang dari 0,005 atau 5%, hal ini menunjukkan variabel literasi keuangan signifikan secara parsial mempengaruhi keputusan investasi, dan hasil koefisien regresi pada model regresi menunjukkan angka 0,241, maka kesimpulannya adalah variabel literasi keuangan signifikan positif mempengaruhi keputusan investasi, sehingga hipotesis 1 (H1) dapat diterima.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa overconfidence signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi. Hipotesis 2 diuji dengan Uji t. Hasil analisis dengan menggunakan regresi linear dapat dilihat dari Tabel 4, dari hasil pengujian tersebut menunjukkan sig t untuk variabel overconfidence (X2) adalah 0,000, yang dimana hasil ini kurang dari 0,05 atau 5%, hal ini menunjukkan variabel overconfidence secara parsial signifikan mempengaruhi keputusan investasi dan koefisien regresi pada model regresi menunjukkan angka 0,534, maka kesimpulannya adalah variabel overconfidence signifikan positif mempengaruhi keputusan investasi, sehingga hipotesis 2 (H2) dapat diterima.

�� Pada Tabel 4 menunjukkan besarnya Adjusted R Square adalah 0,508, yang artinya sebesar 50,8% variasi variabel keputusan investasi (Y) dapat dijelaskan oleh variasi variabel literasi keuangan (X1) dan overconfidence (X2), sisanya sebesar 49,2% dijelaskan oleh variabel lainnya, yaitu likuiditas, kesempatan investasi, profitabilitas dan hutang.

 

Tabel 5

Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis

Kesimpulan

H1: Literasi keuangan investor signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi.

Hipotesis diterima

H2: Overconfidence signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi.

Hipotesis diterima

 

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, jika dilihat dari tingkat signifikansinya, dari keempat variabel kontrol yang ada, hanya variabel pendidikan yang signifikan mempengaruhi keputusan investasi. Hal ini sejalan dengan Kumari (2020) yang menyatakan bahwa investor yang pendidikannya tinggi memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai pergerakan saham dan lebih berani dalam mengambil resiko sehingga pengambilan keputusannya dalam berinvestasi lebih besar dibandingkan dengan investor yang pendidikannya lebih rendah.

���� Tanusdjaja (2018) menyatakan bahwa wawasan akan investasi yang dimiliki seseorang akan membuat mereka lebih percaya diri dan saat melakukan perannya sebagai investor akan mengambil keputusan investasinya yang besar dan signifikan. literasi keuangan signifikan positif mempengaruhi keputusan investasi. Keputusan dalam berinvestasi dipengaruhi oleh literasi keuangan yang berpendidikan tinggi (minimal Sarjana). Von Gaudecker (2015) menyatakan bahwa financial knowledge seseorang dapat menjadi dasar pertimbangan dan penilaian bagi investor untuk melakukan seleksi investasi berdasarkan risiko dan mengambil keputusan. Akhter dan Mohammad (2022) menunjukkan bahwa investor dengan tingkat literasi keuangan yang tinggi akan lebih sering melakukan perdagangan saham. Menemukan bahwa latar belakang Pendidikan juga menjadi salah satu penentu atau alasan perilaku seseorang dalam berinvestasi. Keinginan seseorang untuk berada pada posisi financial satisfaction mendorong perilaku seseorang dalam membuat keputusan keuangan (Yang, et.al. 2021)

���� Kompetensi investor di pasar saham mencerminkan adanya financial literacy yang merujuk pada pemahaman investor mengenai bagaimana pasar keuangan bekerja. Status pendidikan seorang investor secara garis besar dapat menunjukkan seberapa besar financial literacy yang dimiliki oleh investor tersebut. Selain financial literacy, kompetensi seseorang dalam berinvestasi juga ditunjukkan melalui financial planning dan financial satisfaction. Menurut Popat dan Pandya (2018), dengan kompetensi yang lebih tinggi memiliki pengaruh dalam financial knowledge yang akan membentuk keputusan investasi seseorang.

���� Faktor pengalaman juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi literasi keuangan yang dimiliki oleh investor dalam melakukan perdagangan saham. Investor yang memiliki pengalaman berinvestasi yang banyak menandakan bahwa investor tersebut memiliki kemampuan mengambil keputusan dalam bertransaksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan investor yang kurang berpengalaman. Hal ini dikarenakan investor yang memiliki pengalaman yang lebih akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam menghadapi situasi tertentu yang mungkin terjadi. Investor dengan pengalaman yang cukup akan lebih cepat membuat keputusan investasi dengan mengurangi berabgai factor yang tidak relevan sehingga akan semakin kompeten dalam melakukan perdagangan saham (Chistanti dan Mahastanti, 2011).

Overconfidence signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi. Seorang investor yang overconfidence akan memiliki keputusan investasi yang lebih besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robin dan Vanne (2020), Areiqat, et.al. (2019), Qasim,et.al. (2019), Mahanthe dan Sugathadasa (2018) berdasarkan penelitian empiris menemukan bahwa tingkat trading activity dari seorang investor dipengaruhi oleh tingkat overconfidence dari investor tersebut, semakin investor memiliki overconfidence, semakin sering dia melakukan trading (perdagangan). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ainia dan Lutfi (2018), Pompian (2012) yang berpendapat bahwa seorang investor yang menganggap dirinya memiliki kemampuan yang lebih dari rata-rata atau dapat diartikan seorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan melakukan transaksi saham lebih banyak. Seorang investor yang overconfidence akan memiliki keyakinan dalam mengambil keputusan dan lebih berani dalam mengambil resiko saat melakukan transaksi saham karena menurut dirinya memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih daripada orang lain.

Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah literasi keuangan dan overconfidence signifikan positif secara simultan mempengaruhi keputusan investasi. literasi keuangan dan overconfidence secara bersama-sama mempengaruhi keputusan investasi, sehingga semakin besar literasi keuangan dan overconfidence seorang investor, maka semakin besar pula keputusan investasi yang di ambil.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan investor dan overconfidence signifikan positif secara parsial mempengaruhi keputusan investasi investor BEI Jakarta, serta literasi keuangan dan overconfidence signifikan positif secara simultan mempengaruhi keputusan investasi investor BEI Jakarta.���

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ainia, Nadya dan Lutfi (2018). The Influence of Risk Perception, Risk Tolerance, Overconfidence, and Loss Aversion Towards Investment Decision Making. Journal of Economics, Business, and Accountancy Venture Vol 21 (3). P 401-413

 

Akhter, Tahmina dan Mohammad Enamul Hoque. (2022). Moderating Effects of Financial Cognitive Abilities and Considerations on The Attitude-Intentions Nexus of Stock Market Participation. International Journal of Financial Studies Vol 10 (5) P 1-21

 

Alemany, Luisa, et.al. (2020). �How the Gender Balance of Investment Teams Shapes The Risks They Take�. Harvard Business Review. Harvard Business School Publishing

 

Ansari, Yasmeen, et.al. (2020). A Study of Financial Literacy of Investors � A Bibliometric Analysis. International Journal of Financial Studies. Vol 10 P 1-16

 

Areiqat, A. Y., et al. (2019). Impact of Behavioral Finance on Stock Investment Decisions; Applied Study on a Sample of Investors at Amman Stock Exchange. Academy of Accounting and Financial Studies Journal, 23(2), 1-17.

 

Baihaqqy, Mochammad Rizaldy Insan, et.al. (2020). The Effect of Financial Literacy on The Investment Decision. Budapest International Research and Critics Institute Journal. Vol 3 (4). P 3073-3083

 

Baker, H. K., & Ricciardi, V. (2014). How biases affect investor behavior. The European Financial Review, 7-10.

 

Bhavani, Ganga dan Khyati Shetty. (2017). Impact of Demographics and Perceptions of Investors on Investment Avenues. Accounting and Finance Research. Vol 6 (2). Sciedu Press

 

Bodie, Z. Kane, A., dan Marcus, AJ .(2011). �Investment and Portfolio Management�. Global Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

 

Christanti N., Mahastanti L.A., 2011, Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan�, 4(3) P 37-51

 

Ghozali, Imam. (2016). �Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8) Cetakan ke VIII�. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro

 

Huston, Sandra J. 2010. Measuring financial literacy. Journal of Consumer Affairs 44: 296�316.

 

Iramani, Rr. (2011). Model Perilaku Pemodal terhadap Risiko dan Jenis Investasi pada Sektor Perbankan (Studi Perilaku Keuangan Berbasis Psikologi). Jurnal Aplikasi Manajemen, 9 (1). P 76-84

 

Kumar, Rajesh. (2016). Efficient Capital Markets and Its Implications. Valuation Theories and Concepts. Academic Press. P 73-91

 

Kusnandar, Deasy, et.al. (2019). Share Investors� Comptence and Overconfidence in Investment Decision Making. RISET: Jurnal Aplikasi Ekonomi Akuntansi dan Bisnis Vol 1 (2). P 134-142

 

Mahanthe, J. W. S. M. D. . and Sugathadasa, D. (2018). The Impact of Behavior Factors on Investment Decision Making in Colombo Stock Exchange. The International Jounal of Business & Management, 6(8), 199-207.

 

Mitchell, Olivia S., and Annamaria Lusardi. 2011. Financial literacy around the world: An overview. Journal of Pension Economics and Finance 10: 497�508

 

Pak, Olga dan Monowar Mahmood. (2015). Impact of Personality on Risk Tolerance and Investment Decisions. International Journal of Commerce and Management Vol 25 (4). P 370-384

 

Qasim, M., et al. (2019). Impact of Herding Behavior and Overconfidence Bias on Investors� Decision-making in Pakistan. Accounting 5, 81-90

 

Robin dan Vanne Angelina. (2020). Analysis of The Impact of Anchoring, Herding Bias, Overconfidence and Ethical Consideration Towards Investment Decision. Jurnal Imliah Manajemen Fakultas Ekonomi Vol 6 (2). P 253-264

 

Popat, Disha A., and Hemal B. Pandya. 2018. Evaluating the Effect of Financial Knowledge on Investment Decisions of Investors from Gandhinagar District. International Journal of Engineering and Management Research 8: 226�37.

 

Pompian, M. M. (2012). Behavioral finance and investor types: managing behavior to make better investment decisions: John Wiley & Sons

 

Rahman, Mahfuzur dan Soon Sheng Gan. (2020). Generation Y Investment Decision: An Analysis using Behavioural Factors. Managerial Finance Vol 45 (8). P 1023-1041

 

Rubaltelli, E., et.al. (2015). Moral investing: Psychological motivations and implications. Judgement and Decision Making, 10 (1), 64-75

 

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2017). �Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Kehalian�. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

 

Setiawan, Yehezkiel Chris, Apriani D.R. Atahau, dan Robiayanto (2018). Cognitive Dissonace Bias, Overconfidence Bias dan Herding Bias dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham. Accounting and Financial Review Vol 1 (1).

 

Sindhu, K.P. & Rajitha, K. (2014). Influence of risk perception of investors on investment decisions: an empirical analysis. Journal of Finance and Bank Management 2(2).

 

Su, Shu-Hui, et.al. (2022). The Effect of Demographic Characteristics on Risk Perception and Investment Decision: An Empirical Study in Vietnam. Indian Journal of Finance and Banking Vol 9 (1) P 19-32

 

Tanusdjaja, Hendang. (2018). Keputusan Investasi Investor Individu Berdasarkan Komptensi, Overconfidence, dan Pendidikan. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol 2 (1) P 234-244

 

Trejos, C., Deemen, A. Van, Rodr�guez, Y. E., & G�mez, J. M. (2019). Overconfidence and disposition effect in the stock market: A micro world-based setting. Journal of Behavioral and Experimental Finance, 21, 61�69

 

Tversky, A., & Kahneman, D. (1974). Judgment under uncertainty: Heuristics and biases. Science, 185, 1124�1131

 

Van Rooij, M, Lusardi, A & Alessie, R 2011, �Finacial literacy and stock market participation�, Journal of Economics, Vol. 101, No. 2, 449-472.

 

Von Gaudecker, Hans-Martin. 2015. How Does Household Portfolio Diversification Vary With Financial Literacy and Financial Advice? The Journal of Finance 70: 489�507

 

Yang, Marvello, Abdullah Mamun, Muhammad Mohiuddin, Sayed Al-Shami, and Noor Zainol. 2021. Predicting Stock Market Investment Intention and Behavior among Malaysian Working Adults Using Partial Least Squares Structural Equation Modeling. Mathematics 9: 873.

 

Zalviwan, Muhammad, Haryono Tulus, dan Sri Runing S. Hunik. (2020). Investors Psychology on Biased Investment Decision: The Mediating Effect of Extra-Motivation to Invest. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol 24 (4) P 506-519

 

https://www.ksei.co.id/files/Statistik_Publik_-_Februari_2022.pdf