PENGELOLAAN
PONDOK PESANTREN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
DI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH
KABUPATEN MAJALENGKA
Siti Komara
Syntax Corporation
Jl. Perjuangan Majasem Cirebon 45135, Jawa Barat, Indonesia.
Telp: +6289612750678� Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan unit � unit
usaha yang ada di Pondok Pesntren Nurul Barokah Kecamatan Cikijing Kabupaten
Majalengka. Pengelolan unit-unit usaha ini telah memberikan pemberdayaan kepada
santri di Pondok Pesantren yang sebagian santrinya berasal dari golongan
keluarga kurang mampu. Kewirausahaan merupakan salah satu kegiatan
ekstrakulikuler yang ada di pondok pesantren ini, santri-santri yang sudah
menginjak tingkat Ma�had diberikan peluang untuk mengelola unit-unit usaha yang
ada di pondok pesantren ini.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan
terhadap 3 unsur yaitu pimpinan pondok pesantren, koordinator bidang
kewirausahaan dan santri pengelola unit usaha yang berjumlah 6 orang. Observasi
dilakukan dengan melihat langsung ke setiap unit usaha, berkeliling pondok
pesantren serta mendokumentasikannya. Hasil dari wawancara dan observasi
diidentifikasi ke dalam faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
kemudian dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga menghasilkan
strategi-strategi yang akan digunakan dalam pengembangan kewirausahaan di
Pondok Pesantren Nurul Barokah.
Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi didapat bahwa unit-unit usaha yang ada di pondok
pesantren ini ada yang mengalami kemajuan namun ada juga yang mengalami
kemunduran. Unit usaha yang mengalami kemajuan diantaranya ternak lele,
kerajinan mebeul dan usaha air minum isi ulang.�
Sedangkan unit usaha yang mengalami kemunduran seperti ternak unggas,
ternak sapi dan konveksi. Salah satu penyebab mundurnya unit-unit usaha
tersebut dikarenakan beberapa santri pengelola merasa jenuh dengan mengelola
unit usaha yang tidak ada perkembangannya, hal ini disebabkan karena tidak
adanya kreatifitas dan inovasi dalam pengelolaan unit-unit usaha ini.
Kata Kunci: santri, kewirausahaan,
pengelolaan
Latar Belakang
Pengangguran
merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi hampir oleh setiap negara
terutama negara-negara berkembang. Pengangguran disebabkan karena banyaknya
tenaga kerja yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia.
Angka pengangguran di Indonesia terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data BPS
pada bulan Februari 2015, jumlah pengangguran mencapai 7,4 juta jiwa, angka ini
mengalami kenaikan dari bulan Agustus 2014 sebesar 210 ribu jiwa. Peningkatan
pengangguran terjadi pada lulusan S1, D3 dan SMK sementara lulusan SD, SMP dan
SMA mengalami penurunan. Berikut ini tabel perkembangan pengangguran di
Indonesia
Tebel 1 Perkembangan Jumlah
Pengangguran di Indonesia
NO |
Lulusan Pendidikan |
2014(%) |
2015 (%) |
1 |
S1 |
4,31 |
5,34 |
2 |
D3 |
5,87 |
7,49 |
3 |
SMK |
7,21 |
9,05 |
4 |
SMA |
9,10 |
8,17 |
5 |
SMP |
7,44 |
7,14 |
6 |
SD |
3,61 |
3,69 |
������� Sumber : BPS Tahun 2013-2014
Berdasarkan
tabel di atas terlihat bahwa pengangguran terbanyak adalah lulusan SMK,
sedangkan persentase pengangguran lulusan S1 sebanyak 5,34%.� Seharusnya lulusan S1 tidak lagi mencari pekerjaan
tetapi berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini mengingat tingkat
keilmuwan yang dimiliki lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan
dibawahnya sehingga sarjana diharapkan dapat menjadi agent of change. Berdasarkan surat kabar pikiran rakyat edisi 27
September 2008, disebutkan bahwa hanya ada 6% sarjana Indonesia yang
berwirausaha, 80% memilih menjadi pegawai. Banyaknya sarjana yang memilih
menjadi pegawai salah satunya disebabkan karena lingkungan budaya masyarakat
yang lebih menghargai orang yang bekerja di kantoran. Hal ini membuat sebagian
besar orang tua mendorong anaknya untuk menjadi pegawai dibandingkan
berwirausaha. Dalam kenyataannya jumlah tenaga kerja lebih banyak dibandingkan
lapangan pekerjaan sehingga terjadi pengangguran besar-besaran. Pengangguran
besar-besaran pernah terjadi pada tahun 1998, dimana perekonomian indonesia
memasuki masa sulit (Kasali:2012). Pada saat itu yang dapat diandalkan adalah
wirausahawan, mereka menggeluti usaha mikro, kecil dan menengah.
Menurut Wakil Ketua
Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P.
Roeslani seperti dikutip berita viva mengatakan bahwa jumlah wirausaha
Indonesia hanya 1,6%, padahal menurut standar internasional, jumlah
wirausahawan yang ideal di tiap negara minimal 2% dari total jumlah penduduk. Menurut
Rosan P. Roeslani seperti dikutip berita viva, Indonesia tertinggal jauh dari
Malaysia yang memiliki jumlah wirausahawan 2,1%, Korea 4,4%, Tiongkok 10%,
Jepang 10% dan Amerika Serikat 12%, tidak mengherankan apabila perekonomian
negara-negara tersebut sangat tinggi. Mengingat pentingnya kewirausahaan maka
jiwa wirausaha perlu ditanamakan sedini mungkin. Penanaman jiwa wirausaha
tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran di pendidikan formal.
Indonesia sebagai
negara mayoritas berpenduduk muslim maka penanaman jiwa wirausaha bisa
dilakukan melalui pondok pesantren. Hal ini dinilai efektif mengingat jumlah
pesantren di Indonesia juga cukup banyak. Menurut data Kemenag RI, pada tahun
2012 jumlah pesantren mencapai angka 27.230. unit. Berdasarkan keterangan di
atas ternyata antara pesantren dan wirausaha merupakan dua hal yang
terintegrasi. Rasulullah yang merupakan manusia dengan tingkat ibadah yang
tinggi ternyata juga seorang wirausahawan yang sukses. Maka tidak mengherankan apabila
muncul pesantren-pesantren berbasis kewirausahaan, salah satunya adalah
pesantren Nurul Barokah pimpinan KH Endin Muhyidin yang terletak di desa
Kancana Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka. Pesantren ini berdiri pada
tahun 1984 dan telah menghasilkan kurang lebih 1000 alumni, saat ini ada
sekitar 400 santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren Nurul Barokah.
Pesantren ini menampung santri-santri yang tidak mampu, selain santri yang
berasal dari wilayah setempat ada juga santri yang berasal dari luar daerah.
Aktivitas yang berbeda terlihat dari pesantren ini, selain mengaji dan
bersekolah santri juga diajarkan beternak kambing dan sapi, beternak itik,
ternak lele, pembuatan mebeul, menjahit, usaha isi ulang air minum sampai usaha
rongsok. Hasil produksi para santri, selain dipakai oleh para santri juga
dijual kepada masyarakat setempat. Hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mengingat santri yang ada di pesantren berasal dari
golongan� tidak mampu.
Dalam perkembangannya ada beberapa jenis
usaha yang dikelola pesantren tidak berjalan lagi. Dari observasi awal yang
dilakukan penulis didapat informasi bahwa Pondok Pesantren Nurul Barokah
mengelola sapi dalam jumlah besar sampai bisa membuat biogas, namun sekarang
biogas sudah tidak diproduksi lagi dan penjualan sapi pun mengalami kemunduran,
salah satu penyebabnya adalah pemasaran yang dirasakan cukup sulit karena
banyaknya kompetitor.
Metode Penelitian
Penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan ekonomi. Menurut
Sugiyono (2013:1) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti bertindak
sebagai instrument kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara
trianggulasi, analisis data bersifat deduktif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Sidi Gazalba dalam N
Nadhira (2012) Pendekatan ekonomi adalah penjabaran dari konsep-konsep ekonomi
sebagai pola distribusi, alokasi produksi dan konsumsi yang berhubungan dengan
sistem sosial dan stratifikasinya yang di ungkapkan peristiwa itu atau fakta
dalam kehidupan ekonomi sehingga dapat dipastikan hukum kaidahnya. Penelitian
ini menggunakan pendekatan ekonomi karena meneliti sebuah aktivitas
kewirausahaan di dalam pondok pesantren yang didalamnya terdapat sejumlah
aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi.� Sumber data yang digunakan yaitu data primer
yang didapat dari hasil observasi lapangan sedangkan data sekunder yaitu data
yang didapat melalui tinjauan kepustakaan. Pengujian keabsahan data dalam
penelitian kualitatif dilakukan dengan uji kredibilitas. (Abdullah:2014). Dalam
penelitian ini uji kredibilitas yang dilakukan adalah dengan cara peningkatan
ketekunan, trianggulasi, menggunakan bahan referensi dan member check.
Komponen Analisis SWOT
Penggunaan analisis SWOT dimaksudkan
untuk memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun
program-program yang efektif dan efisien. Analisis swot adalah identifikasi
berbagai faktor sistematis untuk merumuskan strategi sebuah institusi, baik
perusahaan bisnis maupun organisasi sosial. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat pula meminimalkan kelemahan (Weaknessess) dan ancaman (Threats).
Dalam proses penyusunan perencanaan
terhadap Pondok Pesantren Nurul Barokah, digunakan� metode analisa ini dengan rincian sebagai
berikut:
1.
Strengths
Kekuatan
Pondok Pesantren sehingga dapat dioptimalkan. Berikut ini kekuatan yang
dimiliki oleh pondok pesantren Nurul Barokah
a.
Santri di Ponpes Nurul Barokah memiliki
ketekunan yang ekstra dan kemauan untuk mengembangkan ilmu yang didapat. Hal
ini sesuai dengan ciri kewirausahaan yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yaitu
ketekunan yang ekstra atau istiqomah
b.
Ponpes Nurul Barokah memiliki lahan yang
sangat luas untuk dikembangkan, pesantren ini memiliki lahan pertanian seluas
1000 m yang belum dikembangkan secara optimal
c.
Pimpinan yang mendukung pesantren menuju
kewirausahaan, hal ini terlihat dari dikirimnya beberapa santri untuk mengikuti
pelatihan di Balai Latihan Kerja dan Studi banding ke perusahaan-perusahaan
yang telah berkembang serta pembelian beberpa mesin dan peralatan yang dibiayai
oleh pesantren
d.
Pesantren yang telah berbentuk badan
hukum yang akan membantu akses kerjasama ke program pemerintah menjadi lebih
mudah
2. Weaknesses
Weakness
merupakan� kelemahan Pondok Pesantren
sehingga dapat segera dibenahi. Berikut ini kelemahan-kelemahan yang dimiliki
Pondok Pesantren Nurul Barokah dalam hal pengembangan kewirausahaan
a.
Manajemen waktu dalam pengelolaan unit
usaha belum teratur Jika melihat jadwal aktivitas santri Pondok pesantren Nurul
Barokah maka aktivitas pengelolaan unit usaha tidak tercantum dalam jadwal.
Dalam jadwal, aktivitas yang tertera merupakan aktivitas mengaji padahal ada
aktivitas kewirausahaan yang perlu diperhatikan dan santri di beri waktu khusus
untuk mengelola unit usaha secara optimal tanpa menyampingkan tugas utama untuk
menuntut ilmu agama. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa santri
pengelola unit usaha merupakan santri Ma�had yang diberikan waktu� hanya 4 jam yaitu dari jam 08.00 -12.00 untuk
mengelola unit usaha. Hal ini menyebabkan pengelolaan unit usaha tidak berjalan
secara optimal sehingga menyebabkan banyaknya unit usaha yang mengalami
kemandegan
b.
Ketersediaan peralatan
Sebenarnya telah ada
upaya dari pesantren untuk mendorong agar santri bisa mengelola unit-unit usaha
seperti pembelian alat untuk air isi ulang, pembelian mesin mebeul, pengiriman
santri ke Balai Latihan Kerja dan Studi Banding ke unit-unit usaha yang telah
berkembang di daerah lainnya. Namun ada beberapa peralatan yang harus
disediakan oleh ponpes seperti alat pencetak gelas plastik untuk air mineral
dalam kemasan, mesin sugu untuk mebeul serta lahan untuk pengembangan ternak
unggas. Sebenarnya Pondok Pesantren Nurul Barokah memiliki lahan pertanian yang
cukup luas yaitu sekitar 3 hektar namun untuk pengembangan ternak unggas belum
menjadi fokus utama sehingga belum disediakan lahan khusus untuk pemeliharaan
ternak unggas. Berdasarkan penuturan Ustad Idrus selaku pengelola unit usaha
ternak unggas menyebutkan bahwa akan ada perombakan ternak unggas dalam waktu
dekat. Ternak unggas sendiri memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan
mengingat di daerah tempat berdirinya pesantren belum ada budidaya telur itik
dan telur asin. Perlu adanya lahan yang luas dan layak untuk pengembangan
unggas terutama itik agar itik-itik tersebut mampu tumbuh dengan sehat sehingga
bisa kembali menghasilkan telur.
c.
Kurangnya pengetahuan santri mengenai
kewirausahaan
Sebenarnya
minat santri untuk mengembangkan unit usaha di ponpes sangatlah besar, hal ini
terbukti dengan kesanggupan santri menjalani sejumlah training di BLK atau
melakukan studi banding di beberapa daerah serta kemauan santri untuk
mengembangkan usaha tersebut dengan tekun. Namun santri juga perlu dibekali
pengetahuan dan info-info terbaru tentang pengembangan usaha. Pengetahuan ini
bisa didapat dari internet atau buku-buku yang mengajarkan tentang
keterampilan. Salah satu unit usaha yang ilmunya belum dikuasai santri adalah
pengelolaan barang bekas. Barang bekas yang ada di ponpes masih tercampur
dengan sampah sehingga pemilahannya menjadi tidak efektif, jika seandainya di
lingkungan pesantren ada tong sampah yang memisahkan antara sampah organik dan
non organik maka pemilahannya menjadi lebih cepat dan efisien. Selain itu
sampah plastik pun bisa dibuat menjadi kerajinan tangan yang bisa menghasilkan
pundi-pundi uang.
d.
Sistem administrasi dan keuangan yang
kurang jelas dan terstruktur
Sistem
administrasi merupakan hal yang terpenting dalam mengembangkan sebuah usaha.
Tanpa administrasi yang rapi maka usaha tersebut akan sulit untuk dikembangkan
karena tidak adanya pencatatan yang jelas. Pengelolaan unit usaha yang ada di
Pondok Pesantren Nurul Barokah masih sangat sederhana. Pengelola unit usaha
menyetorkan hasil penjualan kepada pimpinan harian, mereka kemudian diberi uang
jajan. Para santri pengelola pun tidak protes karena menurut mereka, hal ini
merupakan pengabdian kepada pesantren padahal jika pengelolaan administrasinya
diberikan kepada santri maka santri pun akan belajar bagaimana mengelola sebuah
usaha sehingga ketika keluar dari pondok pesantren, alumni santri bisa
mengembangkan sendiri usahanya dengan sistem administrasi yang sudah tertata.
Selain itu santri juga belum memiliki pengetahuan untuk membuat sebuah bussines
plan yang digunakan dalam merencanakan pengelolaan unit usaha
e.
Akses Pondok Pesantren ke Program
Kewirausahaan Pemerintah masih kurang Pemerintah saat ini sangat fokus dalam
mengembangkan kewirausahaan terutama bagi para generasi muda seperti pencetakan
100 orang wirausaha dan bantuan program peternakan seperti sapi yang merupakan
program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pondok pesantren Nurul Barokah masih
berfokus pada pembangunan fisik seperti gedung dan bangunan sehingga proposal
yang dibuat masih terfokus pada pengajuan pembangunan sarana dan pra sarana.
Padahal jika pesantren sedikit fokus pada pengembangan kewirausahaan maka akan
banyak program kewirausahaan yang dapat terserap oleh pondok pesantren.
3. Opportunities�
Opportunities
merupakan peluang-peluang di luar pondok Pesantren sehingga dapat dimanfaatkan.
Berikut ini peluang yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Nurul Barokah
a.
Sikap respect masyarakat terhadap
pondok pesantren Nurul Barokah merupakan peluang yang dapat dijadikan pasar
dalam mendistribusikan hasil produksi pondok pesantren. Hal ini telah
dibuktikan dengan rekam jejak produk pondok pesantren yang mampu diterima
dengan baik oleh masyarakat
b.
Sedikitnya kompetiter yang dimiliki oleh
pondok pesantren. Unit usaha yang belum memiliki kompetiter di Kecamatan
Cikijing seperti produksi peci, mebeul, ternak lele dan ternak itik petelur.
Pemilahan rongsok juga bisa dikembangkan dengan membentuk bank sampah, hal ini
juga akan mendorong kebersihan dan kesehatan lingkungan pesantren. Program ini
bisa bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka
b.
Threats
Threats
merupakan ancaman-ancaman dari luar Pondok Pesantren untuk diantisipasi.
Berikut ini sejumlah ancaman terhadap Pondok Pesantren Nurul Barokah
a.
Menjamurnya Pondok Pesantren di Tingkat Kecamatan
Saat ini telah banyak berdiri pondok
pesantren di tingkat kecamatan walaupun tidak sebesar Pondok Pesantren Nurul
Barokah seperti Pondok Pesantren Nurul Huda di Cikijing dan Pondok Pesantren
Assobarul Yaqin di Desa Jagasari.
b.
Image masyarakat yang kurang baik terhadap Pondok
Pesantren Nurul Barokah
Sebagian masyarakat dari luar desa
memandang negatif terhadap kewirausahaan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren
Nurul Barokah. Isu yang berkembang adalah pondok pesantren memperkerjakan
santrinya terutama dalam pemeliharaan kambing dan sapi seperti aktivitas
mencari rumput. Padahal santri yang melakukan aktivitas tersebut merupakan santri
Ma�had yang telah dewasa
Strategi
Pengelolaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren
Berdasarkan pemaparan komponen SWOT di atas terkait pengelolaan
kewirausahaan di pondok pesantren Nuurl Barokah, maka strategi �yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
1.
Strategi S-O
Strategi ini
dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki pesantren untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Berdasarkan tabel di atas
maka strategi SO yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengoptimalan
unit unit usaha yang produknya dibutuhkan masyarakat
Produk yang
dibutuhkan masyarakat dan belum memiliki banyak kompetiter seperti pembuatan
tempe, budidaya telur asin, pembuatan peci. Ke tiga unit usaha tersebut pernah
dikembangkan dengan sukses di pondok pesantren, tinggal mengulanginya kembali
tentunya dengan manajemen yang lebih baik. Strategi ini dilakukan dalam rangka
memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dihasilkan pondok
pesantren
b.
Peningkatan marketing
Peningkatan
marketing dapat diperoleh dengan cara mengadakan pelatihan manajemen, memasukan
mata pelajaran manajemen dalam kurikulum ponpes serta pengadaan buku manajeman
di perpustakaan. Manajemen marketing penting dilakukan agar marketing yang
dilakukan santri lebih optimal apalagi dengan sedikitnya kompetiter. Strategi
ini dilakukan untuk mengoptimalkan pemasaran mengingat sedikitnya kompetiter
c.
Strategi ST
Strategi
dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki pesantren untuk mengatasi dan
menghindari ancaman.
1)
Mengoptimalkan kaderisasi santri sebagai pengelola
unit usaha, perluasan unit usaha dengan memanfaatkan lahan yang cukup luas agar
ponpes Nurul Barokah memiliki ciri khas Ponpes Berbasis Kewirausahaan yang
membedakannya dengan Ponpes lain. Strategi ini dilakukan dalam rangka
menghadapi persaingan dengan pesantren lainnya
2)
Sosialisasi dalam bentuk mengajar ngaji keliling atau
aktivitas ibadah lainnya ke setiap mushola yang ada di desa � desa sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat atau mengadakan bakti sosial ke desa � desa
di sekitar ponpes. Strategi ini dilakukan untuk lebih mendekatkan ponpes dengan
masyarakat sehingga dapat menepis image negatif yang diarahkan kepada
masyarakat.
2.
Strategi WO
Strategi
dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan yang dimiliki pesantren dengan
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. memanfaatkan
program pemerintah berkaitan dengan kewirausahaan untuk pengadaan peralatan
usaha. Strategi ini dilakukan mengingat beragamnya program pemerintah berkenaan
dengan kewirausahaan serta belum dimilikinya sejumlah peralatan yang digunakan
untuk pengelolaan unit usaha
b. Pengajuan
proposal mengenai pengadaan laboratorium komputer sebagai akses santri tentang
pengetahuan khususnya mengenai kewirausahaan. Strategi ini dilakukan
3.
Strategi WT
Strategi
dalam menyikapi dan mengurangi kelemahan yang ada guna menghindari potensi
ancaman yang ada. Strategi yang dilakukan diantaranya sebagai berikut:
a. Memasukan
pendidikan dan pengajaran Kewirausahaan dan Manajemen dalam kurikulum Ponpes
agar unit usaha lebih bisa dikelola secara optimal sehingga mampu bersaing
dengan pesantren lainnya dengan berciri khas kewirausahaan
b. Memberikan
lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar khususnya pada sektor
pertanian untuk mengurangi image negatif masyarakat terhadap ponpes
c. Pengoptimalan
perpustakaan dengan pengadaan buku-buku kewirausahaan untuk menambah wawasan
santri mengenai kewirausahaan.
Kesimpulan
Penerapan
kewirausahaan di Ponpes Nurul Barokah dapat dilihat dari adanya unit-unit usaha
yang dikelola oleh santri yang telah atau sedang menempuh pendidikan Ma�had
atau setingkat perguruan tinggi. Unit usaha yang ada di Ponpes Nurul Barokah
diantaranya adalah konveksi, ternak unggas, ternak kambing, ternak sapi, ternak
lele, air isi ulang dan mebeul. Unit usaha yang sedang mengalami perkembangan
diantaranya mebeul, isi ulang air dan ternak lele sementara unit usaha
konveksi, ternak unggas, ternak kambing dan ternak sapi mengalami kemunduran
dan stagan.
Analisis
pengelolaaan kewirausahaan yang ada di pondok pesantren Nurul Barokah
menggunakan analisis SWOT, sebagai berikut:
1. Faktor Kekuatan (Strengths)
a. Santri Nurul
Barokah memiliki ketekunan yang ekstra dalam pengelolaan kewirausahan
b. Ponpes Nurul
Barokah memiliki lahan yang cukup luas untuk pengembangan usaha
c. Dukungan
penuh dari pimpinan Ponpes Nurul Barokah
d. Badan hukum
yang telah dimiliki oleh ponpes.
2. Faktor
Kelemahan (Weakness)
a.
Terbatasnya waktu santri dalam mengelola unit usaha
b.
Terbatasnya peralatan dan lahan yang digunakan untuk
pengembangan usaha
c.
Kurangnya pengetahuan santri mengenai kewirausahaan
d.
Belum adanya sistem administrasi yang teratur
e.
Akses pondok pesantren terhadap program kewirausahaan
pemerintah yang masih kurang
f.
Belum masuknya akses internet di Ponpes.
3. Faktor
Peluang (Opportunity)
a.
Respon baik masyarakat sekitar Pondok Pesantren
terhadap produk usaha yang dihasilkan oleh santri Nurul Barokah
b.
Sedikitnya kompetiter dalam pemasaran produk yang
dihasilkan oleh santri Pondok Pesantren Nurul Barokah
c.
Beragamnya program pemerintah berkaitan dengan
kewirausahaan.
4. Faktor
Ancaman (Threats)
a.
Menjamurnya pondok pesantren di tingkat Kecamatan
b.
Image negatif masyarakat terhadap aktivitas
kewirausahaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren.
Referensi
Abdoellah, Budi. 2014. Metode Penelitian Ekonomi Islam.
Bandung: Pustaka Setia
Cahyadi Nur.
2009. Implementasi Model Pendidikan
Pesantren Berbasis Akhlak plus Wirausaha di Pesantren Daarut Tauhid Bandung.
Semarang:IAIN Walisongo
Fathurohman,
Oman, dkk. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Cirebon: IAI BBC
Ismail, Muhammad
Yusanto. 2002. Menggagas Bisnis Islam.
Jakarta: Gema Insani
Kasali, Rhenald
dkk. 2012. Modul Kewirausahaan untuk Program Strata 1. Jakarta: Hikmah
Kountur,
Ronny. 2007. Metode Penelitian Untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Buana Printing
Richmoslem,
Abdullah & Masihu, Laode Kamaluddin. Rasulullah�s
Business School. Jakarta: Ihwah Publishing House
Subhan, Arief.
2012. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia
Abad Ke 20. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sugiyono. 2013. Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta
Tim Redaksi Bina
Pesantren. Edisi 02 tahun I 2006. Revitalisasi Pesantren; Pasang Surut Peran
dan Fungsi Pesantren. Jakarta: Bina Pesantren
Zastrow, El
Ngatawi. Edisi 1 tahun IV 2006. Pesantren; Merajut Kedewasaan Beragama.
Jakarta: Mihrab
Internet
Cnn
Indonesia. 2015. Ekonomi Melambat
Pengangguran Indonesia Bertambah http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150505150630-78-51318/ekonomi-melambat-pengangguran-indonesia-bertambah/
diunduh
pada tanggal 22 agustus 2015 pada pukul 11:05
Fitri,
Sonia. Republika. Bank Indonesia
http://ditpdpontren.kemenag.go.id/tag/bank-indonesia/
diunduh
pada tanggal diunduh pada tanggal 23 agustus 2015 pada pukul 15:05
Hardyanti,
Siti. 2012. Bab 2 Kajian Teori.
Yogyakarta: Universtitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/7900/3/bab2%20-%2006101244019.pdf
diunduh pada
tanggal 30 juni pkl 16:21
Nuraisyah,
Siti Dewi & Arie Dwi Budiawati. 2015. Jumlah
Wirausaha RI Kalah dari Malaysia
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/618933-kadin--jumlah-wirausaha-ri-kalah-dari-malaysia
15
diunduh
pada tanggal diunduh pada tanggal 23 agustus 2015 pada pukul 14:45
Narlah, Nadhira.
2012. Pengertian Pendekatan Ekonomi.
Diakses dari http://eprints.uny.ac.id/8649/2/BAB%201%20-%2008406241015.pdf pada tanggal 19
Oktober 2015 pada pukul 13:31
N. Fauziyah.
2013. Bab II Kajian Teori Tinjauan
Tentang Pengelolaan. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/10838/5/bab%202.pdf pada tanggal 19 Oktober 2015 pada pukul
14:42
Ahmad,
Makhrusudin. 2012. Menerapkan Analisis
SWOT untuk Pondok Pesantren.
http://kaderulamakemenag.blogspot.co.id/2012/02/menerapkan-analisis-swot-untuk-pondok.html diakses pada
tanggal 10 Juli 2016 pada pukul 12:18
DF
Rastiti. 2014. Bab II Kerangka Teori 2.1 Analisis SWOT. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42067/4/Chapter%20II.pdf diakses pada 4
Agustus Pada Pukul 15:50