Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 2 Februari 2020
�
MODEL ALAT UKUR
DEBIT UNTUK SALURAN IRIGASI
Akbar Winasis, Heri Mulyono dan Nurdiyanto
Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ)
Cirebon
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
One of the existing infrastructure
in the irrigation network system is a debit measurement tool. This discharge
measurement tool is a water structure that regulates the flow of water into
irrigation channels or directly into rice fields.� The need for water in paddy fields depends on
cropping patterns so that it needs optimal water regulation so that it is right
on target, fair to all water users in the fields and not wasteful in water use.
This research specifically aims to regulate the provision of irrigation water
in irrigation channels by creating a model for measuring discharge. From the
results of the field survey, a debit measurement tool was made.
The stages of the research method are
divided into three stages, namely data collection, data processing and output
in the form of a discharge table (Q) of water level (H). The data is taken from
the results of the measuring instrument experiments with three models, namely
the first model with a slope of 1: 0.25, the second model with a ratio of 1:
0.5 and the third model 1: 0.75.� Water
is flowed through the three models with varying expenditure discharges. The
results of the study showed that for the first variation of discharge testing
that in the first model the magnitude of H was 0.015 m and Q was 0.000342 m3 /
s. For the second model the magnitude of H is 0.013 m
and Q is 0.000276 m3 / s. For the third model the magnitude of H is 0.015 m and
Q is 0.000342 m3 / s.
Keywords: Irrigation Channels, Model Measuring Instruments, Discharge, Water Levels
Abstrak
Salah satu infrastruktur yang ada pada sistem
jaringan irigasi adalah alat ukur debit. Alat ukur debit ini adalah bangunan air yang mengatur debit air ke
saluran irigasi atau langsung ke petak sawah. Kebutuhan air di petak sawah
tergantung pada pola tanam sehingga perlu pengaturan air yang optimal supaya tepat sasaran, adil untuk semua
pengguna air di sawah dan tidak boros dalam penggunaan
air. �Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengatur
pemberian air irigasi di saluran irigasi dengan membuat model alat ukur debit. Dari hasil survey lapangan, maka dibuat
model alat ukur debit. Tahapan metode penelitian
terbagi dalam tiga tahapan, yaitu pengumpulan data, pengolahan data dan
keluaran berupa tabel debit (Q) terhadap tinggi muka air (H). Data
diambil dari hasil percobaan alat ukur dengan tiga model yaitu model pertama
dengan kemiringan 1:0,25, model kedua dengan perbandingan 1:0,5 dan model
ketiga 1:0,75. Air dialirkan melalui ketiga model tersebut
dengan debit pengeluaran yang bervariasi. Hasil dari penelitian
menunjukkan untuk debit variasi pengujian pertama bahwa pada model pertama
besarnya H adalah 0,015 m dan Q adalah 0,000342 m3/s. Untuk model
kedua besarnya H adalah 0,013 m dan Q adalah 0,000276 m3/s. Untuk model ketiga besarnya H adalah 0,015 m dan Q adalah
0,000342 m3/s.
Kata kunci : Saluran Irigasi, Model Alat Ukur, Debit,
Tinggi Muka Air
Pendahuluan
Debit
Air dapat didefinisikan sebagai suatu koefisien yang menyebutkan banyaknya air
yang mengalir dari sumber air per satuan waktu (Permatasari, Sabar, & Natakusumah, 2017) biasanya diukur
dalam satuan m3/detik. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain: pengukuran debit dengan bendung, pengukuran debit
berdasarkan kerapatan, pengukuran kecepatan aliran dan luas penampang
melintang, dalam hal ini untuk mengukur kecepatan arus digunakan pelampung atau
pengukur arus, pengukuran dengan menggunakan alat tertentu seperti pengukur
arus magnetis, pengukur arus gelombang supersonik (Sumirman & Lasminto,
2013). Perkembangan teknologi tersebut
menyebabkan banyak perubahan dalam pemakaian sistem peralatan diseluruh bidang
termasuk pengukuran listrik (Supriatna, 2019).
Untuk
memenuhi kebutuhan air irigasi, debit air di daerah bendung harus lebih cukup
untuk disalurkan ke saluran-saluran (induk-sekunder-tersier).
Supaya penyaluran air ke suatu areal dapat diatur dengan sebaik- baiknya
(dalam arti tidak berlebihan atau agar dapat dimanfaatkan seefisien mungkin,
dengan mengingat kepentingan areal lahan lainnya) maka dalam pelaksanaanya perlu
dilakukan pengukuran debit air. Dengan
distribusi yang terkendali, dengan bantuan pengukuran-pengukuran tersebut, maka
masalah kebutuhan air irigasi selalu dapat diatasi tanpa menimbulkan gejolak
dimasyarakat petani pemakai air.
Metode
Penelitian
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder, dimana data primer yang dipergunakan adalah data saluran
dan data debit. Sedangkan data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah berbagai sumber teoritik dan empirik yang berkaitan dengan perencanaan
dan pembuatan model. Untuk membuat model
alat ukur debit, terlebih dahulu dibuat rencana desain model alat ukur
Cipoletti. Sebagai pembanding (Sahid, 2010).
dilakukan survey lokasi lapangan ke saluran irigasi yang berfungsi dengan baik.
Lokasi yang dijadikan sebagai referensi model alat ukur
dipilih lokasi Daerah Irigasi Cipaniis Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
Model saluran terbuka pemodelan fisik untuk mempelajari debit keluaran yang terjadi pada alat ukur debit dengan
saluran lurus 180 derajat yang
dilakukan di laboratorium Uji Model Hidraulika, Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung
Jati. Saluran terbuka ini
di modelkan dengan dinding dan dasar salurannya terbuat dari acrylic
dan kaca.
Hasil dan Pembahasan
1.
Survey
Lapangan
Gambar 1 Lokasi
Survey Saluran Irigasi
2.
Desain
Model
Gambar
desain model dibuat dengan bantuan program Auto CAD dengan tiga macam tipe
bentuk, seperti pada gambar berikut
Gambar 2 Desain Model
3.
Pembuatan
Model
Bahan
pembuatan model terbuat dari acrilik, dengan tiga macam model, seperti pada
gambar di bawah ini
Gambar 3 Model 1
Gambar 4 Model 2
Gambar 5 Model 3
4.
Hasil
Pengujian dan Analisis
Sebelum dilakukan pengujian,
terlebih dahulu model yang sudah di desain dipasang pada saluran flume (Nurrochmad, 2005) dengan masing-masing pengujian model, yaitu:
a. Pasanglah model 1 pada flume saluran terbuka yang akan diukur debit airnya.�
Gambar 6 Pemasangan Model pada Flume
b. Ukur posisi keseimbangan model pada flume dengan menggunakan
waterpass
Gambar 7 Keseimbangan Model pada Flume
c. Atur pengeluaran debit dari pompa dengan memutarkan stop kran
dengan putaran 5, 4,5, 4, 3,5, 3, 1.
d. Hitung kecepatan aliran dengan menggunakan formula manning Rizali, Nurhakim, Santoso, & Novianti, 2019) yaitu
�
dimana:
V��� = kecepatan aliran (m/s)
�n��� = koefisien manning
R���� = jari-jari hidrolis
I����� = kemiringan dasar
saluran
e. Ukur tinggi muka air di atas model dan tentukan debit airnya.
Gambar 8 Pengukuran Tinggi Muka Air pada Model
f. Lakukan langkah a sampai e di atas untuk model 2 dan model 3 (Rizali et
al., 2019)
g. Dari hasil pengujian di atas untuk model alat 1 dengan debit yang
bervariasi, didapat hasil seperti pada tabel berikut
Tabel 1 Hasil Analisis Model 1
No. Pengujian |
h (m) |
Q (m3/s) |
||
1 |
0,015 |
0,000342 |
||
2 |
0,018 |
0,000449 |
||
3 |
0,035 |
0,001218 |
||
4 |
0,042 |
0,001601 |
||
5 |
0,045 |
0,001776 |
||
6 |
0,046 |
0,001835 |
||
|
|
|||
Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa ketika putaran kran 5, maka besarnya tinggi muka air di atas
model alat adalah 0,015 m. Berdasarkan SNI 03-6455.5-2000 besarnya debit air
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut
dimana :
Q����������� = Debit (m3/s)
b ����������� = Lebar ambang (m)
h ����������� = Tinggi muka air (m)
maka besarnya debit air pada model alat 1 dengan putaran kran 5 dan
tinggi muka air 0,015 m adalah
������ ��� = 1,86 x 0,10 x
0,015�3/2
������ ��� = 0,000342 m3/s
Gambar 9 Grafik
Hubungan H dan Q Model 1
Dari grafik di atas kita dapat
menentukan besarnya tinggi muka air atau besarnya debit, dengan menggunakan
persamaan
Q = 0,397h2
+ 0,024h - 0,0001
h. Untuk model alat 2, dengan debit yang bervariasi, didapat hasil
seperti pada tabel berikut:
Tabel 2 Hasil Analisis Model 2
Putaran Kran |
h (m) |
Q (m3/s) |
||
1 |
0,013 |
0,000276 |
||
2 |
0,033 |
0,001115 |
||
3 |
0,040 |
0,001488 |
||
4 |
0,042 |
0,001601 |
||
5 |
0,043 |
0,001659 |
||
6 |
0,045 |
0,001776 |
||
|
|
|||
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ketika putaran kran 5,
maka besarnya tinggi muka air di atas model alat adalah 0,013 m. Berdasarkan
SNI 03-6455.5-2000 besarnya debit air dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut
dimana :
Q����������� = Debit (m3/s)
b = Lebar ambang (m)
h = Tinggi muka air (m)
maka besarnya debit air pada model alat 1 dengan putaran kran 5 dan
tinggi muka air 0,013 m adalah
= 1,86 x 0,10 x 0,013^3/2
= 0,000276 m3/s
Gambar 10 Grafik
Hubungan H dan Q Model 2
Dari grafik di atas kita dapat
menentukan besarnya tinggi muka air atau besarnya debit, dengan menggunakan
persamaan
Q
= 0,407h2 + 0,023h - 0,0001
i.
Untuk model alat 3, dengan debit
yang bervariasi, didapat hasil seperti pada tabel berikut
Tabel 3 Hasil Analisis Model 3
Putaran Kran |
h (m) |
Q (m3/s) |
||
1 |
0,015 |
0,000342 |
||
2 |
0,033 |
0,001115 |
||
3 |
0,041 |
0,001544 |
||
4 |
0,043 |
0,001659 |
||
5 |
0,045 |
0,001776 |
||
6 |
0,047 |
0,001895 |
||
|
|
|||
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa ketika putaran kran 5,
maka besarnya tinggi muka air di atas model alat adalah 0,015 m. Berdasarkan
SNI 03-6455.5-2000 besarnya debit air dapat dihitung dengan formula sebagai
berikut
dimana :
Q����������� = Debit (m3/s)
b = Lebar ambang (m)
h = Tinggi muka air (m)
maka besarnya debit air pada model alat 1 dengan putaran kran 5 dan
tinggi muka air 0,015 m adalah
= 1,86 x 0,10 x 0,015^3/2
= 0,000342 m3/s
Gamba 11 Grafik
Hubungan H dan Q Model 3
Dari grafik di atas kita dapat
menentukan besarnya tinggi muka air atau besarnya debit, dengan menggunakan
persamaan
Q
= 0,396h2 + 0,024h - 0,0001
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas mengenai model alat
ukur debit, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Model alat ukur debit dibuat dengan 3 model alat yang berbeda,
dipasang pada flume saluran terbuka
2. Model alat ukur mempunyai ukuran dengan lebar ambang 0,10 m
3. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dengan debit variasi untuk
pengujian pertama, pada model pertama besarnya H adalah 0,015 m dan Q adalah
0,000342 m3/s. Untuk model kedua besarnya H adalah 0,013 m dan Q
adalah 0,000276 m3/s. Untuk
model ketiga besarnya H adalah 0,015 m dan Q adalah 0,000342 m3/s
4. Persamaan
yang dapat digunakan untuk mencari nilai Q pada model alat 1 adalah
Q = 0,397h2 + 0,024h - 0,0001
5. Persamaan
yang dapat digunakan untuk mencari nilai Q pada model alat 2 adalah
Q = 0,407h2 + 0,023h - 0,0001
6. Persamaan
yang dapat digunakan untuk mencari nilai Q pada model alat 3 adalah
Q = 0,396h2 + 0,024h - 0,0001
BIBLIOGRAFI
Nurrochmad, F. (2005). Analisis Kalibrasi Bangunan Ukur Debit Cipoletti. Media
Teknik, 27(2005).
Permatasari, R., Sabar, A., & Natakusumah, D. K. (2017).
Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Rezim Hidrologi DAS (Studi Kasus:
DAS Komering). Journal of Civil Engineering, 24(1), 91�98.
Rizali, R., Nurhakim, N., Santoso, E., & Novianti, Y. S.
(2019). Evaluasi Volume Tampung Dari SUMP Dengan Persamaan Water Balance. Jurnal
Himasapta, 1(01).
Sahid, N. (2010). Eksistensi Kritik Teater Di Media Cetak:
Sebuah Tinjauan Kritis. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni,
6(2).
Sumirman, E., & Lasminto, U. (2013). Studi Perbandingan
Aliran Alat Ukur Debit Ambang Tipis Penampang Segi Tiga dengan Penampang
Majemuk. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah
(ATPW), 1�18.
Supriatna, A. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dasar dan Pengukuran
Listrik Siswa Kelas X Titl-1 SMK Negeri 3 Kuningan. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 4(12), 36�46.
����������������������������������������������������������������������������������������
�������������������������������������������������������������������������������������������
��������������������������������������������������������������������
�������������������������������������������������������������������� ������������������������������������ �����