Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol.
5,
No.
2 Februari 2020
�
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KINEMATIKA GERAK ROTASI
MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INTRUCTION DI KELAS XI-IPA 4
SMA
NEGERI 9 KOTA CIREBON
Aris
Supriyono
SMA Negeri 9 Kota Cirebon
Email: [email protected]
Abstract
This research aims to improve the ability of students of
the class XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Cirebon City in understanding the interviewee's
explanation in the physics subjects on the material "Rotational Motion
Kinematics" with the application of The Learning Explicit Model
Instruction, so learning physics becomes more fun and raises
creativity. The problem that faced by the teacher is still a lack of
students ability to understand material explanation of interviews, such as lack
of ability of students to do the summation of rotation motion kinematics,
explaining the equation of harmonic motion, analyzing motion rotation
kinematics in the spring and penal swing, and observe the difference phase,
phase angle, and different phases of rotation motion
kinematics. Class Action Research (PTK) is implemented in the class XI-IPA
4 SMA Negeri 9 Cirebon City. The activities performed two cycles of
action. In general, the procedures in each action are: (1) planning, (2)
implementation, (3) observation, (4) reflection of the results of the research
action and results indicating: Based
on data analysis during cycle I and cycle II can be concluded that the
application of Explicit Instruction Model Learning in physics learning on
"vector" material has been increased in both qualitative and
quantitative changes, i.e: Student learning outcomes in Physics Learning
Show: 1) Preliminary results (pre-test) show an average score: 57.07. 2) results on the cycle I increased to average score: 66.56. 3)
results on cycle II rose to average score:
83.63. Student learning activities in the physics learning activity on the
material "Rotational Motion Kinematics" shows: 1) Improvement
of students who can answer questions or problem, 2) Improvement
of students who can express their opinions, 3) Enhancement of
students who actively pay attention to, 4) students who ask questions or
reveal problems sufficiently increased, 5) Students who work and
study actively: a) in cycle I reached the average: 48% (good enough) b) on
the Silus II reaches average: 80% (good). The results of the teacher
performance observation in the physics learning process at each cycle are: 1)
on the cycle I show an average of 49% (good enough), 2)
on cycle II rises and shows an average of 94% (excellent). Based on
the explanation above it can be concluded that the action hypothesis is proven,
by implementing an Explicit Instruction Learning Model can improve
understanding and learning outcomes of physics in students Class XI-IPA 4
SMA Negeri 9 Cirebon City.
Keywords: Rotation Motion Kinematics, Explicit Intruction Learning
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI-IPA 4
SMA Negeri 9 Kota Cirebon dalam memahami
Penjelasan Narasumber dalam mata pelajaran Fisika pada materi �Kinematika
Gerak Rotasi� dengan penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction, sehingga
pembelajaran Fisika menjadi lebih menyenangkan dan menimbulkan kreatifitas. Masalah
yang dihadapi guru adalah masih kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi
Penjelasan Narasumber, seperti kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan
penjumlahan Kinematika Gerak
Rotasi, menjelaskan Persamaan
gerak harmonik, menganalisa
Kinematika Gerak Rotasi pada pegas dan ayunan bandul, dan mengamati perbedaan fase, sudut fase,dan beda fase pada Kinematika Gerak
Rotasi. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon. Kegiatan dilakukan sebanyak dua siklus
tindakan. Secara umum prosedur dalam setiap tindakan adalah: (1) perencanaan,
(2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi hasil penelitian tindakan dan
hasilnya menunjukkan: berdasarkan analisis data selama Siklus I dan Siklus II
dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Pembelajaran Explicit
Intruction dalam Pembelajaran Fisika pada Materi �Vektor� telah terjadi perubahan peningkatan baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, yaitu: �Hasil belajar siswa dalam pembelajaran
Fisika menunjukkan: 1) Hasil
awal (Pra test) menunjukkan skor rata-rata: : 57.07.
2) Hasil pada siklus I naik menjadi skor
rata-rata: 66.56. 3) Hasil pada siklus II naik menjadi skor
rata-rata: 83.63. Aktivitas belajar
siswa dalam kegiatan pembelajaran Fisika pada materi� �Kinematika Gerak Rotasi� menunjukkan:
1) Siswa yang bisa
menjawab pertanyaan atau permasalahan meningkat, 2) Siswa
yang menyampaikan pendapat meningkat, 3) Siswa
yang memperhatikan secara aktif meningkat, 4) Siswa
yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan permasalahan cukup meningkat, 5) Siwa yang bekerja
dan belajar secara aktif: a) Pada
siklus I mencapai rata-rata : 48 %�
(cukup baik) b) Pada silus II
mencapai rata-rata :� 80 % �(baik). Hasil
Observasi Kinerja Guru dalam proses pembelajaran Fisika pada setiap siklusnya yaitu: 1) Pada siklus I
menunjukkan rata-rata 49 % (cukup baik),
2) Pada siklus II naik, dan menunjukkan rata -rata 94 % (baik sekali).� Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa hipotesis tindakan terbukti, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Explicit Intruction dapat meningkatkan
Pemahaman dan hasil belajar Fisika pada siswa Kelas XI-IPA 4 SMA
Negeri 9 Kota Cirebon.
Kata
kunci: Kinematika
Gerak Rotasi, Pembelajaran
Explicit Intruction.
Pendahuluan
Fisika
adalah mata pelajaran dengan rumus dan pembahasan yang relatif luas dan banyak.
Karena alasan tersebut beberapa peserta didik cenderung malas dan enggan untuk
belajar fisika. Namun demikian, sebagai pelajaran dianggap vital (Komalawati, 2017).
Fisika merupakan salah satu rumpun ilmu yang
mempelajari tentang alam semesta.
Kajian ilmu yang dibahas dalam Ilmu Fisika sangat luas.
Banyak fenomena dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
ditemukan dari pengaplikasian ilmu-ilmu fisika, baik beriupa fenomena alam
ataupun rekayasa teknologi. Oleh karena itu fisika memilki tingkat urgensitas
yang tinggi karena merupakan ilmu dasar untuk penguasaan teknologi masa depan (Indrajit, 2009). Ilmu Fisika merupakan
ilmu yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Ilmu fisika akan berguna bagi kehidupan manusia
apabila sudah di wujudkan dalam bentuk hasil dan teknologi. Dengan� ilmu fisika semua pekerjaan menjadi ringan
karena adanya penerapan ilmu fisika yang di implikasikan dalam teknologi (Harefa, 2013). Tujuan Pembelajaran Fisika dalam kurikulum SMA
adalah untuk memahami berbagai peristiwa alam yang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, mengetahui hakekat materi serta perubahannya, menanamkan metode
ilmiah, mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-gagasan.
Konsep
Fisika yang disajikan pada SMA masih bersifat dasar, oleh karena itu belajar
fisika sangat menarik bagi siswa jika penyajiannya bersifat kongkrit dan
melibatkan siswa secara efektif, hal ini terjadi karena ilmu fisika berkembang berdasarkan hasil
percobaan para ahli untuk
menghasilkan fakta dan teoritis tentang materi yang kebenarannya dapat
dijelaskan dengan logika fisika. Seperti
yang diungkapkan oleh Suryono dalam proses pembelajaran fisika bukan hanya
sekedar konsep menghafal tetapi dipahami serta
dipraktikkan dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu menguasai permasalahan
yang dihadapinya.(Suryono, 2012)�
Salah
satu pokok bahasan dari pelajaran Fisika untuk�
SMA adalah �Kinematika Gerak Rotasi�. Dengan menguasai pokok
bahasan �Kinematika Gerak Rotasi�, siswa diharapkan dapat mempelajari
pokok bahasan selanjutnya dengan mudah. Dalam memahami materi Pembelajaran
diperlukan suatu pemahaman konsep. �
Berdasarkan hasil keterangan yang diperoleh bahwa
rata-rata nilai Hasil belajar� fisika
masih dibawah standar. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan di
Kelas XI- IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon yaitu 75. Berdasarkan
permasalahan yang telah diuraikan perlu kiranya diadakan suatu penelitian
tindakan kelas. Dengan menerapkan
sebuah strategi pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yaitu suatu pendekatan
pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa (Komalasari, 2010). Pendekatan pembelajaran ini salah satunya menekankan
kepada bagaimana belajar di sekolah yang dikontekskan ke dalam situasi dunia
nyata, sehingga hasil belajar dapat diterima dan berguna bagi siswa selama di
sekolah atau setelah mereka lulus dari sekolah tersebut, pendekatan tersebut
adalah Model Pembelajaran Explicit Intruction. Dengan
penggunaan model ini
diharapkan agar materi pelajaran PAI dapat mudah dipahami dan dapat
meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran
Fisika. �
Model
Pembelajaran Explicit Intruction,
merupakan model pembelajaran
langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
proseduran dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan
Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk
kata atau singkatnya pengetahuan konseptual. Pengetahuan Prosedural, yaitu
pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal pembagian
satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya �pengetahuan
bagaimana� yang
dapat diajarkan� dengan pola selangkah
demi selangkah. Selain
itu model ini sangat cocok diterapkan pada materi yang memerlukan demonstrasi
seperti mata pelajaran Fisika.�
Dengan
demikian Model Pembelajaran Explicit
Intruction patut dicobakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA
Negeri 9 Kota Cirebon pada mata pelajaran Fisika kelas XI-IPA 4 Semester 2
tahun 2017 pada materi �Gerak Rotasi
Kesetimbangan Tegar�, yang sebelumnya menunjukan prestasi yang rendah.
Metode
Penelitian
1. Prosedur
Penelitian
Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih
dahulu dimulai dengan melakukan perencanaan lalu dilanjutkan dengan pelaksaan
tindakan, pengamatan / observasi dan refleksi (Arikunto &
Suhardjono, 2006). Penelitian tindakan
kelas dilakukan dengan dua siklus, dan tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang dicapai, sesuai desain faktor yang diteliti, Untuk mengetahui
efektifitas Pembelajaran Fisika pada materi �Gerak Harmonk sederhana� di
Kelas XI- IPA 4 SMA Negeri 9 Kota
Cirebon dilakukan observasi terhadap kegiatan
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan diadakan wawancara baik dengan guru
maupun siswa. Melalui kegiatan ini dapat dilakukan musyawarah antara guru
dengan observer untuk menetapkan tindakan paling tepat dalam rangka meningkatkan
efektifitas Pembelajaran di Kelas XI- IPA 4. Hasil wawancara guru
kelas, langkah yang paling tepat adalah meningkatkan aktivitas dan peran serta
siswa dalam proses Pembelajaran tersebut dengan melaltih dan mengembangkan
keterampilan intelektual siswa.
Dengan berpatokan pada
refleksi awal tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observer, (4)
refeleksi dalam setiap siklus. �
Penjelasan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dapat disajikan
melalui table berikut:
Tabel 1 Prosedur Pelaksanaan Peneliutian
Tindakan Kelas (PTK)
Siklus |
Prosedur Penelitian |
Uraian Permasalahan Ptk |
I |
Perencanaan awal |
Pengamatan langsung proses Pembelajaran di kelas,
diskusi tim peneliti tentang masalah yang terjadi di kelas, merumuskan
masalah yang terjadi, mengidentifikasi permasalahan pokok, dan menyusun
hipotesis pemecahan |
|
Perencanaan identifikasi masalah dan penetapan
alternative pemecahan masalah |
1)
Merencanakan
Pembelajaran yang akan diterapkan dengan menerapkan Model Pembelajaran
Explicit Intruction dalam PBM. 2)
Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan materi �Kinematika Gerak Rotasi� pada
mata pelajaran Fisika.� 3)
Mengembangkan
skenario Pembelajaran. 4)
Menyusun
LKM 5)
Menyiapkan
sumber belajar 6)
Mengembangkan
format evaluasi 7)
Mengembangkan
format obsevasi Pembelajaran � |
Tindakan |
�
Menerapkan
tindakan yang mengacu pada skenario Pembelajaran dan LKM |
|
Observasi |
�
Melaklukan
observasi dengan memakai format observasi �
Menilai
hasil tindakan dengan menggunakan format LKM |
|
Refleksi |
� Melakukan observasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi
mutu, jumlah dan waktu dari setiap jenis tindakan. � Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang scenario, LKM
dan lain-lain. � Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi , untuk
digunakan pada siklus berikutnya. � Evaluasi tindakan I. |
|
II |
Perencanaan |
1)
Penyusunan
rencana proses Pembelajaran sesuai hasil temuan siklus pertama. 2)
Menyusun
bahan ajar yang disederhanakan. 3)
Memperbanyak
bahan ajar. Memperbaiki instrumen soal agar
mudah dipahami. |
Tindakan |
Pelaksanaan program
tindakan II |
|
Observasi |
Pengumpulan data tindakan II |
|
Refleksi |
Evaluasi tindakan II |
|
Siklus-siklus
berikutnya |
||
Kesimpulan,
saran dan rekomendasi |
Untuk memperjelas
tentang prosedur penelitian tersebut dapat dikemukakan melalui diagram berikut.
Gambar 2
Diagram Prosedur Penelitian
Perencanaan
tindakan I Pelaksanaan tindakan I Refleksi
I Pengematan
/ pengumpulan data I Perencanaan
tindakan II Pelaksanaan
tindakan II Refleksi
II Pengamatan� / pengumpulan data II Dilanjutkan
ke siklus berikutnya
2. Instrumen
Penelitian
Instrumen
penelitian tindakan kelas ini adalah:
Tes tertulis digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kemampuan siswa dalam menguasai materi yang
diajarkan. Dan test tertulis ini dirancang oleh peneliti sesuai dengan tujuan
yang telah tertuang di dalam kisi-kisi soal.
Teknik observasi untuk memperoleh data
tentang pemahaman urutan perilaku siswa dengan lengkap meliputi:
1) Suasana kelas
2) Perilaku masing-masing
siswa saat mengikuti Pembelajaran di dalam kelas.
Teknik
ini dipergunakan hanya untuk mengumpulkan data dan bukan untuk mentafsirkan
data
3.
Analisis
Data
Data
yang dianalisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
a. Data
kualitatif digunakan untuk memberikan deskripsi tentang pandangan dan pendapat
dari subyek penelitian
b. Data
kuantitatif digunakan dengan cara mencatat peristiwa hasil prestasi belajar
siswa sebelum adanya penelitian, kemudian diadakannya penelitian tindakan kelas
pada siklus pertama dan kedua.
Dengan pengelompokan
data, maka akan ditemukan nilai rendah dan nilai tinggi serta ditemukan nilai
rata-rata dari sebelum adanya penelitian tindakan kelas, ketika diadakan dan
ada perbaikan.
4.
Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan Tindakan)
Kriteria keberhasilan siswa sesuai
dengan tujuan akhir penelitian ini yaitu dikelompokkan ke dalam kategori,
dengan kriteria sebagai berikut:
90 � 99�������� : Sangat baik
60 � 89�������� : Baik
40 � 59�������� : Cukup
20 � 39�������� : Kurang
� 0 � 19�������� : Sangat Kurang
Berdasarkan indikator
keberhasilan di atas peneliti menetapkan criteria dalam penelitian ini baik (60 � 89). Adapun yang menjadi
indikator keberhasilan tindakan kelas ini adalah jika terjadi perubahan
peningkatan motivasi, minat dan kesadaran siswa dalam belajar di sekolah
melalui Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Explicit Intruction.
Secara kuantitatif dapat diindikasikan jika 70 %. Dari seluruh siswa terlibat
pemahaman terhadap materi layanan berubah lebih baik. Hal ini diwujudkan dengan
adanya kemampuan siswa 70 % dalam menjawab soal pilihan ganda dengan benar.
Disamping itu juga 75 %
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan Model Pembelajaran Explicit Intruction. Kemampuan guru untuk
mengimplementasikan penerapan Model Pembelajaran tersebut dapat terlaksana
dengan baik.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction dalam
pembelajaran Fisika pada materi �Kinematika Gerak
Rotasi� �di Kelas XI- IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon
melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dikakukan 2
siklus, masing-masing siklus terdiri dari studi
pendahuluan, perencanaan, tindakan, observer dan refleksi kegiatan yang
dilaksanakan. ������ ��
Pada awal pembelajaran
guru memberikan motivasi yang menuntun siswa untuk mengingat kembali materi
yang akan dibahas, memberikan motivasi kepada siswa agar ikut aktif berperan
serta dalam proses belajar, serta menginformasikan tentang kompetensi yang
harus dikuasai.
1.� Siklus Pertama ( I )
Siklus pertama
dilakukan: a) identifikasi permasalahan menyangkut bahan pelajaran yang
digunakan, strategi pembelajaran yang biasa digunakan. Pada siklus ini
menggunakan pendekatan konvensional, b). menyajikan materi pembelajaran �Kinematika
Gerak Rotasi�, c). melakukan pengamatan dengan menggunakan observasi dan
pemotretan, d). mengukur dampak pendekatan konvensional digunakan daftar
aktivitas siswa.
a.
Studi
Pendahuluan
Dalam
studi pendahuluan umumnya menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
meliputi metode ceramah, tanya jawab dan memberikan� tugas.
Guru menjelaskan materi pembelajaran di
Kelas XI- IPA 4 SMA Negeri 9 Kota
Cirebon. �
b.
Perencanaan
Peneliti mengadakan
kolaborasi dengan guru lain guna menyusun rencana penelitian, yang meliputi: 1)
tujuan pembelajaran, 2) kompetensi dan materi pembelajaran, 3) strategi
pembelajaran berupa Model dan media yang digunakan, serta sumber belajar dan 4)
evaluasi hasil belajar.
c.
Tindakan
1) Kegiatan
Pendahuluan (20 menit)
a.
Guru membuka pembelajaran dan mengucap salam.
b.
Guru mengabsen
c.
Guru membagi kelompok belajar.
d.
Guru memotivasi siswa dan memberikan pertanyaan: �Sebuah roda
berjari-jaria 10 cm berotasi dengan sudut rotasi yang dinyatakan dengan
persamaan θ = ( 4 rad/s2 ) t2.
Siapa yang dapat menentukan:
-
Besar� sudut θ pada waktu t1
?
-
Jarak tempuh partikel pada tepi roda selama interval waktu t1
dan t2 ?
2)
Kegiatan
Inti (90 menit) :�
a.
Guru
menjelaskan tentang metode yang diterapkan dalam mata pelajaran Fisika kepada
siswa yaitu dengan Model Pembelajaran Explicit
Intruction.
b.
Guru membagi kelompok
belajar menjadi 6 kelompok,
c.
Guru
membagi siswa untuk berpasangan.
d.
Guru
memberikan arahan bahwa siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri,
e.
Guru
menjelaskan materi pembelajaran tentang �Kinematika Gerak Rotasi�. �
f. Guru
membagi wacana. Materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
g.
Siswa membagi tugas dan
tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,
h.
Siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja.
i. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
j. Siswa
mempresentasikan/membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,
k.
Pembicara (siswa)
membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya
l. Pendengar
(siswa) dari kelompok lain:
� Menyimak/
mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
� Membantu, mengingat/ menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
m.
Guru
bersama siswa memberi kesimpulan hasil kerja kelompok.
3)
Kegiatan
Penutup (15 menit)
a.
Guru memberikan evaluasi post test.
b.
Memberikan penghargaan kepada siswa dengan kinerja
baik
c.
Guru menyuruh siswa merangkum materi �Kinematika Gerak Rotasi�.
d.
Guru memberikan tugas dan latihan PR.
d.
Observasi
1.
Observasi terhadap data kinerja siswa dalam proses perbaikan
pembelajaran, seperti:
a) Siswa yang mengajukan pertanyaan/ permasalahan.
b) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan.
c) Siswa yang mampu menyampaikan pendapat
d) Siswa yang memperhatikan materi
pembelajaran secara aktif.
e) Siswa yang bekerja kelompok
(dalam diskusi) secara aktif.
Hasilnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel
3
Hasil
Observasi Kinerja Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No |
Aspek yang diamati |
Analisis Hasil dicapai |
Ket. |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan
pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
2 |
Menjawab
pertanyaan |
|
� |
|
|
|
|
3 |
Menyampaikan
pendapat |
|
� |
|
|
|
|
4 |
Memperhatikan
secara aktif |
|
|
� |
|
|
|
5 |
Bekerja dan belajar secara aktif |
|
|
� |
|
|
|
J u m l a h |
12 |
12:25x100%
= 48 % |
|||||
Rata-rata |
12 :
5 =� 2,4 = cukup |
Dari hasil table diatas
dapat disimpulkan bahwa perhatian siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
keberanian, jawaban siswa, kesungguhan dalam mengikuti pelajaran, keseriusan
mengerjakan soal ringan dan berat dinilai observer adalah Cukup ( C ).
Berdasarkan hasil
pengamatan dari observer, bahwa bahwa kegiatan pembelajaran Fisika pada
materi �Kinematika Gerak Rotasi� di Kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon
dengan menerapkan Model Pembelajaran Explicit Intruction,� dinilai rata-rata cukup (2,4).
Pada siklus I kegiatan pembelajaran Fisika dengan menerapkan Model Pembelajaran Explicit Intruction masih banyak siswa yang tidak memanfaatkan
waktu proses berkelompok dengan sebaik-baiknya. Masih banyak siswa yang tidak
serius waktu proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh juga minimal. Pada saat diskusi juga terlihat banyak siswa yang kurang serius dan
ngobrol sendiri. Saat presentasi banyak siswa yang kurang lancar
berbicara didepan kelas, ini terjadi karena siswa tidak terbiasa berbicara di
depan kelas, sehinnga siswa merasa malu dan canggung terhadap teman-teman yang
lain. �
Pada siklus I ini dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan menggunakan pembelajaran Model Pembelajaran Explicit Intruction. Kelebihan yang dapat dirasakan siswa adalah
siswa dapat membangun ingatannya sendiri karena siswa melihat dan mendengarkan
sendiri apa yang dipelajarinya sehingga apa yang
dilihat dan yang didengarkan melalui melalui alat visual akan masuk dalam
ingatan siswa lebih lama, daripada mereka harus menghafalkan materi sesuai
dengan buku. Sedang kekurangannya adalah banyak waktu yang
terbuang, karena banyak siswa yang tidak serius dalam melakukan penelitian,
Waktu berdiskusi digunakan untuk ngobrol dan bermain sendiri dan masih malu
untuk presentasi didepan kelas. �
Berdasarkan refleksi siklus I, langkah selanjutnya guru harus lebih
memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih serius ketika pelajaran
sedang berlangsung, dan lebih percaya diri bila harus presentasi di depan
kelas. Sehingga pada pelaksanaan siklus II hasil yang
diperoleh menjadi lebih baik dari siklus I.�
2.� Siklus Kedua ( II )
Penelitian pada siklus
II dilakukan dengan: a) identifikasi permasalahan menyangkut bahan pelajaran
yang digunakan, strategi pembelajaran yang biasa digunakan, b). menyajikan
materi �Kinematika Gerak
Rotasi�, c). melakukan pengamatan dengan menggunakan observasi dan
pemotretan sebagai evaluasi pembelajaran.
a.
Studi
Pendahuluan
Guru menjelaskan materi
lanjutan dari siklus I dan menanggapi isi laporan di Kelas II , dan materi
tersebut dapat dilihat melalui table berikut.
Tabel 4
Materi
Pembelajaran Fisika Siklus II
No |
Materi Pembelajaran |
Kompetensi Dasar |
1 |
Kinematika Gerak Rotasi,
meliputi: a.
Posisi
sudut dalamgerak rotasi b.
Kecepatan
sudut rata-rata dalam gerak rotasi. c.
Kecepatan
sudut sesaar dalam gerak rotasi d.
Percepata
sudut dalam gerak rotasi e.
Gerak
Rotasi dengan Kecepatan Sudut Konstan |
Memformulasikan
hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan
hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar |
2 |
Mengukur Komptensi |
b.
Perencanaan
Peneliti mengadakan
kolaborasi dengan guru lain dalam menyusun rencana penelitian, yang meliputi:
1) tujuan pembelajaran, 2) kompetensi dan materi pembelajaran, 3) strategi
pembelajaran berupa metode dan media yang digunakan serta sumber belajar, dan
4) evaluasi hasil belajar
c.
Tindakan
Kelas
Langkah yang
digunakan pada siklus ini adalah guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
deengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan
Pendahuluan (20 menit)
a.
Guru membuka pembelajaran dan mengucap salam.
b.
Guru mengabsen
c.
Guru membagi kelompok belajar.
d.
Guru memotivasi siswa dan memberikan pertanyaan: �Sebuah roda
berjari-jari 10 cm, berotasi
dengan sudut rotasi yang dinyatakan dengan persamaan θ = ( 4 rad/s2
) t2.
Siapa yang
dapat menentukan:
-
Kecepatan sudut
rata-rata dalam satuan
rad/s antara t1 dan t2 �?
-
Kecepatan sudut sesaat pada t = 3 s?
2.
Kegiatan
Inti (90 menit) :�
a.
Guru
menjelaskan tentang metode yang diterapkan dalam mata pelajaran Fisika kepada
siswa yaitu dengan Model Pembelajaran Explicit
Intruction.
b. Guru
membagi kelompok belajar menjadi 6 kelompok,
c.
Guru
membagi siswa untuk berpasangan.
d.
Guru
memberikan arahan bahwa siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri,
e.
Guru
menjelaskan materi pembelajaran tentang �Kinematika Gerak Rotasi�.
f. Guru
membagi wacana. Materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
g. Siswa
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya,
h.
Siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru pada lembar kerja.
i.
Guru
dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
yang berperan sebagai pendengar.
j.
Siswa
mempresentasikan/membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas,
k. Pembicara
(siswa) membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide
pokok dalam ringkasannya, Pendengar
(siswa) dari kelompok lain:
(1) Menyimak/
mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.
(2) Membantu, mengingat/ menghapal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
(3) Guru bersama siswa memberi kesimpulan hasil kerja
kelompok.
3.
Kegiatan
Penutup (15 menit)
a.
Guru memberikan evaluasi post test.
b.
Memberikan penghargaan kepada siswa dengan kinerja
baik
c.
Guru menyuruh siswa merangkum materi �Kinematika Gerak Rotasi �.
d.
Guru memberikan tugas dan latihan PR.
d.
Observasi
1) Observasi terhadap data kinerja siswa dalam proses
perbaikan pembelajaran, seperti:
a) Siswa yang mengajukan pertanyaan/ permasalahan.
b) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan.
c) Siswa yang mampu menyampaikan pendapat
d) Siswa yang memperhatikan materi
pembelajaran secara aktif.
e) Siswa yang bekerja kelompok
(dalam diskusi) secara aktif.
Hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel
5
Hasil
Observasi Kinerja Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
No |
Aspek yang diamati |
Analisis Hasil dicapai |
Ket. |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||
1 |
Mengajukan
pertanyaan/masalah |
|
|
|
� |
|
|
2 |
Menjawab
pertanyaan |
|
|
|
� |
|
|
3 |
Menyampaikan
pendapat |
|
|
|
� |
|
|
4 |
Memperhatikan
secara aktif |
|
|
|
� |
|
|
5 |
Bekerja dan belajar secara aktif |
|
|
|
� |
|
|
J u m l a h |
20 |
20:25x100% =� 80 % |
|||||
Rata-rata |
20 :
5 = 4= Baik Sekali |
Dari hasil table diatas dapat
disimpulkan bahwa perhatian siswa dalam KBM, keberanian, jawaban siswa,
kesungguhan dalam mengikuti pelajaran, keseriusan mengerjakan soal ringan dan
berat dinilai observer baik (B) kesanggupan, jawaban dan keberanian siswa
dinilai sangat baik (B).
2) Observasi terhadap data kinerja guru dalam kegiatan
proses perbaikan pembelajaran, yaitu dapat dilihat pada table berikut.
�
Hasil
Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II
No |
Aspek yang Dinilai |
Ya |
Tidak |
Penilaian |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||||
A. |
Pengamatan
Kegiatan Belajar Mengajar |
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
Kegiatan
Awal |
|
|
|
|
|
|
|
a. Mengaitkan materi sekarang
dengan ��� yang lalu |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
b. Menyampaikan tujuan
pembelajaran |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
c. Memotivasi siswa |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
2.
Kegiatan
Inti |
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Mempresentasikan informasi |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
b. Mengorganisasikan siswa |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
c. Membimbing siswa |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
1) Diskusi kelompok |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
2) Mengajukan pertanyaan |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
3) Menjawab / menanggapi
pertanyaan |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
4) Menyampaikan ide / pendapat |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
5) Memperhatikan secara aktif |
� |
- |
|
� |
|
|
|
|
6) Bekerja dan belajar bersama |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
d. Memberikan test/ evaluasi |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
e. Memberikan pengakuan/penghargaan |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
f. Menggunakan alat peraga |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
3.
Kegiatan
Akhir |
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Membimbing siswa untuk
merangkum |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
b. Memberikan PR sebagai
pengayaan |
� |
- |
|
|
|
|
� |
|
B. |
Suasana
Kelas |
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Siswa
antusias |
� |
- |
|
|
|
|
� |
2. Guru
antusias |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
3. Waktu
sesuai dengan alokasi |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
4. KBM
sesuai dengan RPP |
� |
- |
|
|
|
� |
|
|
J u m l a h |
|
94 : 100
x 100 %� = 94 % |
||||||
Rata-rata |
|
94 : 20 =
4,7 = baik sekali |
Berdasarkan hasil pengamatan dari
observer, bahwa bahwa kegiatan pembelajaran Fisika pada materi �Kinematika
Gerak Rotasi� di Kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon dengan menerapkan
Model Pembelajaran Explicit Intruction pada siklus II dapat
dikategorikan Baik Sekali.
e.
Refleksi
Dari
hasil observasi terhadap terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan
proses perbaikan pembelajaran, seperti: siswa mengajukan pertanyaan/
permasalahan, siswa yang mampu menjawab pertanyaan, siswa yang mampu
menyampaikan pendapat, siswa yang secara aktif memperhatikan materi
pembelajaran, dan siswa yang secara aktif mengikuti kerja kelompok (diskusi)
menunjukkan kategori baik, artinya penerapan Model Pembelajaran Explicit
Intruction dalam pembelajaran Fisika pada materi �Sistem Tata Surya� diterima dengan oleh
siswa dengan penuh antusias, sehingga dapat membangkitkan gairah belajar siswa.
Dampak dari dari
penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction dalam pembelajaran
Fisika pada materi �Kinematika Gerak Rotasi� adalah hasil belajar diperolehnya peningkatan yang cukup
signifikan hal ini dapat dilihat pada hasil pembasan berikut ini:
A.
Hasil
Pembahasan
Setelah selesai memberikan tindakan dari setiap
siklusnya dapat dilihat adanya perubahan hasil belajar, yaitu hasil belajar
siswa meningkat dari satu siklus I hingga ke siklus II yang cukup signifikan.
1.
Perolehan
Hasil Belajar Siswa pada siklus I dan Siklus II
Dari kegiatan
pembelajaran Fisika pada materi �Kinematika Gerak Rotasi� dengan menerapkan
Model Pembelajaran Explicit Intruction di kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon diperoleh
hasil belajar siswa pada tiap siklusnya mengalami peningkatan , yaitu dapat
dilihat pada table berikut.
Tabel 7
Nilai
Evaluasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI-IPA 4 pada Setiap Siklus
No |
Nama Siswa |
L/P |
Nilai Hasil Belajar |
||
Awal |
Siklus I |
SIklus II |
|||
1 |
AGUNG
JAYA FIRDAUS |
L |
40 |
60 |
75 |
2 |
AMELIA
AGUSTIN |
P |
40 |
40 |
75 |
3 |
AMRUDIN |
L |
50 |
50 |
80 |
4 |
ANGGA
NADIANSAH |
P |
60 |
50 |
85 |
5 |
DHEA
RAHMA AYU |
P |
40 |
50 |
85 |
6 |
DIMAS
PRAYOGI |
L |
45 |
50 |
85 |
7 |
DINDA
NUR FADILAH |
P |
40 |
60 |
85 |
8 |
DODI
BILHAQQI WIGUNO |
L |
60 |
80 |
85 |
9 |
EVI
ERVIANA |
P |
60 |
75 |
85 |
10 |
HIKMATUL AMALIA |
P |
50 |
55 |
65 |
11 |
INTAN SUCI HATI |
P |
70 |
80 |
80 |
12 |
JIHAN
FIRDAUS SALAM |
L |
50 |
60 |
80 |
13 |
JOHAN
WAHYUDI |
L |
70 |
80 |
80 |
14 |
LIDIAWATI |
P |
40 |
70 |
80 |
15 |
MASHURI |
L |
40 |
70 |
90 |
16 |
MEGA
ANUGRAH RAHAYU |
P |
60 |
70 |
80 |
17 |
MELA
SANTIKA |
P |
60 |
60 |
80 |
18 |
MILCHATUL
MAULA |
P |
40 |
50 |
85 |
19 |
MUHAMMAD
HABIBI |
L |
75 |
80 |
95 |
20 |
MOCHAMMAD
BAYU FERNANDO |
L |
50 |
60 |
75 |
21 |
NOK
INDAH IRAWAN |
P |
70 |
75 |
85 |
22 |
NUR
FATIMAH |
P |
70 |
80 |
90 |
23 |
NURMA
WARMA UTAMI PUTRI |
P |
70 |
80 |
95 |
24 |
RODHOTUL
JANNAH |
P |
70 |
60 |
80 |
25 |
SHERLI
OKTAVIANI |
P |
70 |
75 |
90 |
26 |
SITI
ULFAH |
P |
75 |
80 |
95 |
27 |
SUSI
SUSANTI |
P |
40 |
70 |
80 |
28 |
THIO
WAHYULIO PUTRA |
L |
75 |
80 |
90 |
29 |
YUNI
ALFINA |
P |
75 |
80 |
90 |
Jumlah |
1655 |
1930 |
2425 |
||
|
57.07 |
66.56 |
83.63 |
Tingkat pencapaian
penguasaan materi pembelajaran �Kinematika Gerak Rotasi� mengalami
peningkatan pada awal sebelum tindakan mencapai rata-rata 57.07, dan setelah diadakan tindakan pada siklus I
mencapai rata-rata 66,59 masih belum tuntas karena belum mencapai KKM, kemudian
dilanjutkan pada siklus II hasilnya mencapai rata-rata 83.63 (sudah mencapai
KKM).
2. Perolehan
hasil evaluasi belajar kelompok pada siklus I dan II
Belajar kelompok
diskusi pada proses perbaikan pembelajaran. setelah diadakan evaluasi diperoleh
suatu hasil atau temuan, juga mengalami peningkatan hasil evaluasi pada tiap
siklusnya hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8
Nilai
Evaluasi Belajar Kelompok Siklus I
dan II
� No |
Nama Kelompok |
Nilai Evaluasi |
Keterangan |
|
Siklus I |
Siklus II |
|||
1 |
I |
60 |
80 |
Naik
|
2 |
II |
70 |
90 |
Naik |
3 |
III |
60 |
80 |
Naik
|
4 |
IV |
70 |
90 |
Naik |
Jumlah
Rata-rata
|
260 65 |
340 85 |
|
Hasil evaluasi dari kerja kelompok dalam pembahasan materi �Kinematika
Gerak Rotasi� pada siklus
I memperoleh rata-rata 65 dan pada siklus II naik menjadi 85.
Dari data hasil
pembahasan secara kuantitatif terhadap hasil pretest dan post test siswa dalam
belajar Fisika pada materi �Kinematika
Gerak Rotasi�� yaitu:
1. Hasil
awal (Pra test) menunjukkan skor rata-rata: : 57.07.���
2. Hasil
pada siklus I naik menjadi skor rata-rata: 66.56.�����
3. Hasil
pada siklus II naik menjadi skor rata-rata: 83.63.�����
Dengan demikian,
meningkatnya nilai dari hasil evaluasi pelajaran IPA pada materi �Kinematika Gerak Rotasi� pada tiap
siklusnya, berarti pemahaman siswa Kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon
terhadap materi tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan.
Hal ini dapat dilihat melalui diagram grafik.�
Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI-IPA 4
3.
Hasil
observasi aktivitas belajar siswa
Selama kegiatan proses pembelajaran Fisika pada materi �Kinematika
Gerak Rotasi� di kelas XI-IPA 4
SMA Negeri 9 Kota Cirebon pada tiap siklusnya
mengalami peningkatan, yaitu: �
a. Siswa
yang bisa menjawab pertanyaan atau permasalahan meningkat.
b. Siswa
yang menyampaikan pendapat meningkat.
c. Siswa
yang memperhatikan secara aktif meningkat.
d. Siswa
yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan permasalahan cukup
meningkat.��
e.
Siwa
yang bekerja dan belajar secara aktif.
1) Pada
siklus I mencapai rata-rata : 48 %�
(cukup baik)
2) Pada
silus II mencapai rata-rata :� 80 % �(baik)
4. Hasil
observasi kinerja guru
Selama kegiatan pembelajaran Fisika pada
materi �Kinematika Gerak Rotasi�,�
terhadap kinearja guru menunjukkan kategori:
a. Pada siklus I menunjukkan rata-rata 49
% (cukup baik).
b.
Pada siklus II naik, dan menunjukkan rata -rata 94 % (baik
sekali).
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan terbukti, yaitu
dengan menerapkan Model Pembelajaran Explicit Intruction dapat Meningkatkan
Pemahaman dan hasil belajar Fisika pada siswa Kelas XI-IPA 4
SMA Negeri 9 Kota Cirebon.
Kesimpulan
Dari
hasil penelitian dan pembahasan, bahwa penerapan Model Pembelajaran Explicit
Intruction dalam pembelajaran Fisika pada materi �Kinematika Gerak
Rotasi�� di Kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon
dapat disimpulkan:
1. Hasil
belajar siswa dalam pembelajaran Fisika menunjukkan:
a. Hasil
awal (Pra test) menunjukkan skor rata-rata: : 57.07.���
b. Hasil
pada siklus I naik menjadi skor rata-rata: 66.56.�����
c. Hasil
pada siklus II naik menjadi skor rata-rata: 83.63.�����
2.
Aktivitas
belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran Fisika pada materi� �Kinematika
Gerak Rotasi� menunjukkan:
a. Siswa
yang bisa menjawab pertanyaan atau permasalahan meningkat.
b. Siswa
yang menyampaikan pendapat meningkat.
c. Siswa
yang memperhatikan secara aktif meningkat.
d. Siswa
yang mengajukan pertanyaan atau mengungkapkan permasalahan cukup
meningkat.��
e. Siwa yang bekerja dan belajar secara aktif.
1) Pada
siklus I mencapai rata-rata : 48 %�
(cukup baik)
2) Pada
silus II mencapai rata-rata :� 80 % �(baik).
3. Hasil
Observasi Kinerja Guru dalam proses pembelajaran Fisika pada setiap siklusnya
yaitu:
a. Pada siklus I menunjukkan rata-rata 49
% (cukup baik).
b.
Pada siklus II naik, dan menunjukkan rata -rata 94 % (baik
sekali).
4. hipotesis tindakan terbukti, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Explicit
Intruction dapat Meningkatkan Pemahaman dan hasil belajar Fisika pada siswa
Kelas XI-IPA 4 SMA Negeri 9 Kota Cirebon.
BIBLIOGRAFI
Arikunto, S., & Suhardjono, S. (2006). Penelitian
tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Harefa, A. R. (2013). Penerapan
Model Pembelajaran Interaktif dengan Strategi Peta Konsep Pohon Jaringan di
Kelas XI SMKN 1 Gunungsitoli. Jurnal Ilmiah IKIP Gunungsitoli, 168557.
Indrajit, D. (2009). Mudah dan Aktif
Belajar Fisika. PT Grafindo Media Pratama.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran
kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
Komalawati, L. (2017). Peningkatan
Hasil Belajar Fisik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe GQGA (Giving Question And Getting Answer)
Materi Fluida Statis Di Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 3 Cirebon Tahun Pelajaran
2015/2016. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5),
103�111.
Suryono, S. (2012). Hakikat
Pembelajaran Fisika. Diunduh Di Http://Ciget. Info.