Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 5, No. 2 Februari 2020
�
TINGKAT
KEPUASAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL ATAS PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT
JALAN FASKES TINGKAT I DI KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA
Hari Kurniawan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mitra Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
In the current JKN era, level 1 health facilities are
demanded to be able to compete in providing quality services and satisfying
patients.Societies as healthcare services users will be selective in assessing
quality healthcare services, fulfilling their perceived and organized needs
politely and courteously, timely, responsive, and cure complaints
Users. Registration as the beginning of the healthcare service process to
the patient, not only the registration, healthcare services quality is also
aware because it concerns two aspects, that is the technical aspects of the
healthcare provider itself and the aspect of Humanity. Quality of service in
the registration of the Level 1 outpatient Facility, district of Kotagede,
Yogyakarta can achieve patient satisfaction can be reviewed from the dimensions
of servqual: Reliability, Assurance, Tangibles, Empathy,
responsiveness. Known the level of satisfaction, performance, expectations
of participants of the National Health Insurance for Level 1 outpatient
registration healthcare service in Kotagede district, Yogyakarta with its
characteristics. The quantitative descriptive uses a sample of 100
respondents, with the convenience sampling technique sampled. Most of the
respondents gave a good assessment amounting to 1,103 (61.3%) for the service
performance received at outpatient. Most of the respondents hoped to get
good service amounting to 1,240 (68.9%) of the outpatient service. Most of
the respondents gave a very satisfying assessment to 65 (65%) for the Level 1
outpatient healthcare service facility district of Kotagede, Yogyakarta. The
level of satisfaction of JKN participants for Level 1 outpatient healthcare
service district of Kotagede, Yogyakarta mostly gave a highly satisfied
assessment to 65 (65%) respondents.
Keywords:
satisfaction, healthcare facilities
Abstrak
Pada era JKN saat ini, fasilitas kesehatn tingkat 1
dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan
memuaskan pasien. Masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan akan
selektif dalam menilai pelayanan kesehatan yang bermutu, memenuhi kebutuhan
yang dirasakan dan diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat
waktu, tanggap, dan menyembuhkan keluhan penggunanya. Pendaftaran sebagai awal
proses pelayanan kesehaan kepada�
pasien,� tidak hanya sebatas
melakukan pendaftaran, mutu layanan kesehatan juga diperhatikan karena
menyangkut dua aspek, yaitu aspek teknis dari penyedia layanan kesehatan itu
sendiri dan aspek kemanusiaan. Kualitas pelayanan di pendaftaran pasien rawat
jalan faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede Yogyakarta dapat mencapai kepuasan
pasien bisa ditinjau dari dimensi servqual: reliability, assurance, tangibles,
emphaty, responsiveness. Diketahuinya tingkat kepuasan, kinerja, harapan
peserta Jaminan Kesehatan Nasional atas pelayanan pendaftaran rawat jalan
Faskes Tingkat 1 di Kecamatan Kotagede Yogyakarta beserta karakteristiknya.
Deskriptif kuantitatif menggunakan sampel sebanyak 100 responden, dengan teknik
pengambilan sampel convinience sampling. Sebagian besar responden memberikan
penilaian Baik� berjumlah 1.103 (61,3%)
reponden atas kinerja pelayanan yang diterima di rawat jalan.� Sebagian besar responden berharap mendapatkan
pelayanan Baik berjumlah 1.240 (68,9%) responden atas pelayanan� rawat jalan. �Sebagian besar responden
memberikan penilaian Sangat Puas berjumlah 65 (65 %) responden atas pelayanan rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede, Yogyakarta.
Tingkat kepuasan peserta JKN atas pelayanan rawat jalan faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede, Yogyakarta sebagian besar
memberikan penilaian Sangat Puas berjumlah 65 (65 %) responden.
Kata kunci: Kepuasan,
Fasilitas Kesehatan
Pendahuluan
Dewasa ini
asuransi menjadi program penting yang dibuat oleh pemerintah dalam memberikan
kepastian proteksi kesehatan, dengan adanya asuransi masyarakat bisa
mengantisipasi kejadian-kejadian yang akan dialami dimasa mendatang. Asuransi
kesehatan adalah jaminan kepada peserta untuk memperoleh manfaat berupa
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iurannya atau dibayar oleh pemerintah.
Dalam kehidupan bernegara, pemerintah pada hakikatnya memiliki kewajiban
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (Pujiastuti, 2017). Berdasarkan peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2013, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program
pelayanan kesehatan terbaru yang sistemnya menggunakan sistem asuransi.
Artinya, seluruh warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil
uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan. JKN merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan
sosial yang bersifat wajib (mandatory).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan yang ditunjuk
untuk menyelenggarakan JKN.
Menurut Buku Pegangan Sosialisaasi Jaminan Kesehatan Nasional (2013) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasiona Peserta BPJS Kesehatan
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu: Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan dan Bukan PBI jaminan kesehatan.
Pelayanan JKN menggunakan sistem rujukan dimanan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. Sistem rujukan
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 001/2012.� Sistem rujukan mengatur alur dari mana dan
harus ke mana seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu untuk
memeriksakan masalah kesehatannya.
Konsep pelayanan JKN menggunakan sistem rujukan berjenjang sesuai dengan
kebutuhan medis sebagai berikut: (1)
Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK 1) atau disebut Fasilitas
Kesehatan Tingkat 1 (Faskes TK I) adalah rujukan pertama yang mampu memberikan
pelayanan kesehatan dasar, (2) Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat 2 (PPK 2)
atau disebut �Fasilitas Kesehatan Tingkat
2 (Faskes TK 2) adalah rujukan kedua yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
spesialistik dan (3) Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat 3 (PPK 3) atau disebut
atau Fasilitas Kesehatan Tingkat 3 (Faskes TK 3) adalah rujukan ketiga yang
mampu memberikan pelayanan kesehatan sub spesialistik
Fasilitas kesehatan (Faskes) tingkat 1, pada dasarnya ditentukan oleh
peserta BPJS itu sendiri ketika mereka melakukan pendaftaran BPJS. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 71, tahun 2013 yang termasuk PPK 1 (pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama) adalah sebagai berikut: Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), Klinik, Rumah sakit kelas D (Rumah sakit yang didirikan di desa
tertinggal, perbatasan atau kepulauan) dan Praktik dokter atau dokter gigi
Masyarakat
di Kecamatan Kotagede Yogyakarta sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan akan
selektif dalam menilai pelayanan kesehatan yang bermutu. Suatu layanan
kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakan dan diselenggarakan
dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap, dan menyembuhkan
keluhan penggunanya (Pohan, 2007).
Kepuasan
pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan dan berhubungan dengan pemasaran
layanan kesehatan, karena pasien yang puas akan memberitahukan pelayanan
tersebut pada orang lain (Sabarguna, 2005). Eksistensi sebuah institusi penyedia pelayanan kesehatan sangat
erat kaitannya dengan kepuasan pasien, kinerja staf institusi pelayanan
kesehatan akan dinilai oleh para pengguna pelayanannya (Muninjaya, 2011). Penilaian pelayanan kesehatan pertama kali adalah di tempat
penerimaan pasien atau pendaftaran pasien.
Pendaftaran
sebagai awal proses pelayanan kesehaan kepada�
pasien,� tidak hanya sebatas
melakukan pendaftaran, mutu layanan kesehatan juga diperhatikan karena
menyangkut dua aspek, yaitu aspek teknis dari penyedia layanan kesehatan itu
sendiri dan aspek kemanusiaan yang timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi
antara pemberi layanan kesehatan dan penerima layanan kesehatan (Pohan, 2007).
Permasalahan
yang sering diberitakan di media massa terkait dengan pelayanan kesehatan yang
diterima peserta JKN seperti, banyaknya pasien yang harus dilayani di Provider
Pertama (Faskes Tingkat 1) menyebabkan antrian menjadi lebih panjang,
pemeriksaan dilakukan dengan cepat dan terkesan tergesa-gesa sehingga pasien
merasa tidak cukup waktu untuk berkonsultasi dengan dokter. Pemberian obat yang
dibatasi membuat pasien tidak nyaman, karena peserta BPJS Kesehatan harus
bolak-balik mengantri untuk berobat lagi. Sistem rujukan berjenjang, pasien
merasa proses rujukan menjadi lebih lama dan berbelit.
Berdasarkan
studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan mewawancarai beberapa orang
warga masyarakat Kotagede peserta JKN tentang pelayanan pendaftaran rawat jalan
Faskes Tingkat 1 di Kecamatan Kotagede Yogyakarta.� Ada beberapa orang mengatakan tidak ada
masalah tentang pelayanan pendaftaran rawat jalan Faskes Tingkat 1 baik,
sehingga mereka puas. Beberapa orang yang lain mengatakan masih ada masalah,
seperti antrian yang panjang dan waktu tunggu pelayanan yang lama, sehingga
mereka mengatan tidak puas.
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai
berikut, �Bagaimana tingkat kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional atas
pelayanan pendaftaran rawat jalan Faskes Tingkat 1 di Kecamatan Kotagede
Yogyakarta ? �
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)
yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2014). Penelitian deskriptif menggambarkan secara sistematik dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2014). Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana tingkat kepuasan
peserta JKN atas pelayanan pendaftaran rawat jalan faskes tingkat 1 di
Kecamatan Kotagede Yogyakarta.
Hasil dan Pembahasan
1.
Karakteristik Responden
Karakteristik
responden didasarkan pada sampel penelitian. Sampel dari penelitian ini adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili
seluruh populasi peserta JKN di Kecamatan Kotagede Yogyakarta yang pernah
mendapatkan pelayanan pendaftaran rawat jalan faskes tingkat 1 di Kecamatan
Kotagede Yogyakarta.
Berdasarkan
hasil penelitian, dari 100 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar berjenis
kelamin perempuan berjumlah 56 (56%) responden. Karakteristik responden
berdasarkan usia menunjukkan sebagian besar berusia antara 36 sampai dengan 45
tahun berjumlah 30 (30%) responden. Karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan sebagian besar berpendidikan Tamat SMA/Sederajat berjumlah 41 (41%)
responden. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian besar
responden Pegawai swasta berjumlah 30 (30%) responden. Karakteristik Responden
Berdasarkan Penghasilan sebagian besar berpenghasilan < Rp.1.000.000,-� berjumlah 75 (75%) responden.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, responden
yang di jadikan sampel dalam penelitian ini layak untuk dapat mewakili
populasi. Ditinjau dari karakteristik-karakteristik responden yang paling
dominan/terbanyak, menunjukan hasil yang sebagian besar sama dengan
karakteristik-karakteristik yang paling dominan/terbanyak� Penduduk Kecamatan Kotagede Yogyakarta, berdasarkan data konsolidasi dan pembersihan database kependudukan
oleh Ditjen Kependudukan dan Pencatan Sipil Kemendagri, diolah Biro Tata
Pemerintahan Setda DIY� (2017).� Penduduk di Kecamatan Kotagede mayoritas
berjenis kelamin perempuan, usia produktif termasuk angkatan kerja, bekerja
sebagai karyawan swasta, tingkat pendidikan tamat SMA/SMK/MA.
2.
Tingkat kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional atas pelayanan
pendaftaran rawat jalan Faskes Tingkat 1 di Kecamatan Kotagede Yogyakarta
Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.28 Tahun 2014). Kepesertaan wajib dimaksudkan
agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi. Meskipun
kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan
dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan penyelenggaraan
program. Semua peserta Jaminan Kesehatan Nasional baik penerima bantuan maupun
bukan penerima bantuan pemerintah, mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan dari fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan JKN.
Pengukuran
Tingkat kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional atas pelayanan pendaftaran
rawat jalan Faskes Tingkat 1 di Kecamatan Kotagede Yogyakarta ini mengacu pada (Fengzeng et al., 2004) bahwa SERVQUAL (service
Quality) merupakan skala multi item yang dapat digunakan untuk mengukur
persepsi pelanggan atas kualitas pelayanan yang meliputi lima dimensi, yaitu: Tangible (bukti langsung), Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Empathy (pelayanan personal).
Penilaian
peserta JKN atas kinerja pelayanan yang diterima di rawat jalan faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede, Yogyakarta bahwa
dari� jawaban� responden�
atas� semua dimensi pelayanan yang
terdiri dari : Tangible (bukti
langsung), Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan), Empathy (pelayanan personal) semua
dinilai baik yang terbesar. Akumulasi nilai kinerja pelayanan yang diterima
di rawat jalan faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede,
Yogyakarta yang paling besar penilaiannya Baik berjumlah 1.103 (61,3%)
responden, Cukup Baik berjumlah 393 (22%) responden, Sangat Baik berjumlah 271
(15,1%) reponden, Kurang Baik berjumlah 33 (1,83%) responden dan tidak ada yang
memberikan penilaian Tidak Baik atau berjumlah 0 (0%) responden.
Penilaian
harapan peserta JKN atas pelayanan rawat jalan faskes tingkat 1 berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9,� dari jawaban�
responden� dapat dilihat bahwa
penilaian atas harapan� pelayanan di rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede, Yogyakarta� sebagian besar memberikan penilaian Baik� berjumlah 1.240 (68,9%) reponden, Cukup Baik
berjumlah 437 (24%) responden, Sangat Baik berjumlah 123 (6,83%) reponden, dan
tidak ada yang memberikan penilaian Kurang Baik atau berjumlah 0 (0%) begitu
juga tidak ada yang memberikan penilaian Tidak Baik� atau berjumlah 0 (0%) responden.
Ekspektasi
konsumen dalam mengkonsumsi suatu jasa, konsumen� membayangkan bagaimana idealnya jasa yang
akan dia terima. (Kurniawan, 2014) Begitu juga dengan peserta JKN berharap pelayanan rawat jalan di
faskes tingkat 1 adalah pelayanan yang ideal. Hal ini terlihat dengan tidak ada
jawaban responden yang berharap pelayanan rawat jalan tidak baik dan kurang
baik. Pelayanan rawat jalan difaskes tingkat 1 yang dapat diterima responden
minimal cukup baik dan yang paling besar berharap pelayanan rawat jalan di
faskes tingkat 1 adalah baik.berjumlah 1.240 (68.9%).
Responden
saat menerima pelayanan
rawat jalan di faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede
Yogyakarta secara sadar akan merasakan dan melakukan evaluasi dari
ekspektasinya, saat mengharapkan bagaimana idealnya pelayanan rawat jalan di
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede Yogyakarta yang akan diterima.� Hasil evaluasi tersebut adalah kepuasan atau
ketidak puasan konsumen� (pasien) atas
produk jasa yang telah dikonsumsi. Suhartono (2000), mengutip dari Zeithaml,
and Bitner (1996), Mengusulkkan suatu gap model dimana konsumen merasakan
kualitas pelayanan dalam suatu gap antara harapan dan kenyataan.
Menurut (Parasuraman, Zeithaml, &
Berry, 1988) Pemosisian persepsi
pelanggan atas kualitas pelayanan pada kontinum bergantung pada sifat
kesenjangan antara Expected Service (ES) dengan Perceived Service
(PS) :
a. Kala ES > PS, mutu pelayanan diterima lebih kecil ketimbang
kepuasan dan akan membawa pada kualitas tidak bisa diterima secara total,
dengan meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS.
b. Kala ES = PS, mutu pelayanan diterima adalah memuaskan.
c. Kala ES < PS,mutu�
pelayanan diterima lebih dari yang diharapkan dan akan membawa pada mutu
ideal, dengan meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.10, dari
jawaban� responden� dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan peserta
JKN atas pelayanan
rawat jalan faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede,
Yogyakarta� sebagian besar memberikan
penilaian Sangat Puas berjumlah 65 (65 %) responden, puas berjumlah 16 (16%)
responden dan Tidak Puas berjumlah 19 (19 %) responden.
Hasil penilaian responden peserta JKN atas tingkat kepuasan pelayanan di rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede,
Yogyakarta sebagian besar memberikan penilaian Sangat Puas berjumlah 65 (65 %)
responden. Hal ini berarti� ES < PS,
dimana mutu� pelayanan diterima lebih
dari yang diharapkan dan akan membawa pada mutu ideal, dengan meningkatkan
kesenjangan antara ES dan PS. Responden yang menyatakan puas berjumlah 16
(16%)., kondisi ini� menunjukan bahwa ES
= PS, mutu pelayanan diterima adalah memuaskan. Berdasarkan dari kedua hasil
penilaian reponden tersebut menunjukan bahwa kinerja pelayanan rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede Yogyakarta dapat memenuhi harapan peserta
JKN.
Penilaian responden peserta JKN atas tingkat kepuasan pelayanan di rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede
Yogyakarta masih ada yang tidak puas sebesar 19 (19%) responden� Hal ini berarti ES > PS, mutu pelayanan
diterima lebih kecil ketimbang kepuasan dan akan membawa pada kualitas tidak
bisa diterima secara total, dengan meningkatkan kesenjangan antara ES dan PS.
Kondisi ini menunjukkan bahwa faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede
Yogyakarta masih harus meningkatkan kinerja pelayanan di rawat jalan, supaya
dapat memenuhi harapan peserta JKN.�������������������������� ���
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dari 100 responden yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini,�
karakteristik responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan
berjumlah 56 (56%) responden,� berusia
antara 36 sampai dengan 45 tahun berjumlah 30 (30%) responden,� berpendidikan Tamat SMA/Sederajat berjumlah
41 (41%) responden,� bekerja sebagai
pegawai swasta berjumlah 30 (30%) responden dan berpenghasilan <
Rp.1.000.000,-�� berjumlah 75 (75%)
responden.
Penilaian peserta JKN atas kinerja pelayanan yang diterima di rawat jalan faskes
tingkat 1 Kecamatan Kotagede, Yogyakarta� sebagian besar memberikan penilaian Baik� berjumlah 1.103 (61,3%) reponden, Penilaian
harapan peserta JKN atas pelayanan rawat jalan faskes tingkat 1 sebagian besar berharap mendapatkan pelayanan Baik berjumlah
1.240 (68,9%) reponden, Tingkat kepuasan peserta JKN atas pelayanan rawat jalan
faskes tingkat 1 Kecamatan Kotagede,
Yogyakarta� sebagian besar memberikan
penilaian Sangat Puas berjumlah 65 (65 %) responden,
BIBLIOGRAFI
Azwar, S. (2014). Metode Penelitian Edisi Keempat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Fengzeng, Xu, Ling, Ding, Song, Wang, Zuilan, Yu, Aldemir,
C., Gulcan, Y., Frances, H. F., Chen, W. Z., Wang, Y. H., & Li, W. A.
(2004). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across the Firm. Information
Technology Journal, 12(18), 109�122.
Kurniawan, H. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan di Institusi Pendidikan Tinggi Politeknik Kesehatan Permata
Indonesia Yogyakarta. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Yogyakarta.
Muninjaya, A. A. Gde. (2011). Manajemen mutu pelayanan
kesehatan. EGC.
Parasuraman, Ananthanarayanan, Zeithaml, Valarie A., &
Berry, Leonard L. (1988). Servqual: A multiple-item scale for measuring
consumer perc. Journal of Retailing, 64(1), 12.
Pohan, Imbalo S. (2007). Jaminan mutu layanan kesehatan:
dasar-dasar pengertian dan penerapan. EGC.
Pujiastuti, Endang. (2017). Hubungan Antara Kompetensi
Profesional Tenaga Medis, Budaya Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Dengan Mutu
Pelayanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Waled Kab. Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(4), 34�65.
Sabarguna, B. (2005). Analisis Pemasaran Rumah Sakit.
Yogyakarta: Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng-DIY.