Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
PENGARUH
SENAM HAMIL BERBASIS MUSIK RELIGI TERHADAP KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG
Muliatul jannah, Alfiah rahmawati, Romayana Alfiani
Fakultas
Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Kecemasan pada ibu
hamil di masa pandemi COVID-19 adalah perasaan tidak nyaman atau kecemasan yang
samar-samar disertai dengan respons otonom (sering kali tidak diketahui atau
tidak diketahui asalnya pada individu), perasaan takut karena antisipasi
bahaya. Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil dan yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang. Untuk
mengetahui Pengaruh Senam Hamil berbasis musik religi Terhadap Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Pada Saat Pandemi COVID-19 Di Puskesmas Bangetayu Kota
Semarang. Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode quasy eksperimental dengan menggunakan bentuk rancangan
control group pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu
hamil sebelum mendengarkan terapi musik religi memiliki kecemasan berat yaitu
15 responden dan tidak ada kecemasan 0 responden. Rata-rata ibu hamil setelah
mendengarkan terapi musik religi memiliki kecemasan ringan pada kelompok
intervensi yaitu 5 responden (36,2) dan tidak ada kecemasan sama sekali yaitu
10 responden (63,8). Yang menunjukkan bahwa kecemasan setelah di beri senam
hamil berbasis musik religi menunjukkan penurunan kecemasan pada kelompok
setelah diberikan intervensi. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberian
senam hamil berbasis musik religi terhadap kejadian kecemasan pada ibu hamil TM
III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang dengan nilai p=0,003 <
=0,05.
Kata
Kunci:
kecemasan, senam hamil berbasis musik religi.
Abstract
Anxiety in
pregnant women during the COVID-19 pandemic is a vague feeling of discomfort or
anxiety accompanied by an autonomous response (often of unknown or unknown
origin in the individual), a feeling of fear due to the anticipation of danger.
In Indonesia, there are 373,000,000 pregnant women and 107,000,000 people who
experience anxiety in the face of childbirth. To find out the Influence of
Religious Music-Based Pregnancy Gymnastics on the Anxiety of Third Trimester
Pregnant Women During the COVID-19 Pandemic at the Bangetayu Health Center,
Semarang City. In this study, the author conducted quantitative research using
the experimental quasy method using the form of control group pretest and
posttest designs. The results showed that pregnant women before listening to
religious music therapy had severe anxiety, namely 15 respondents and no
anxiety 0 respondents. The average pregnant woman after listening to religious
music therapy had mild anxiety in the intervention group of 5 respondents
(36.2) and no anxiety at all, namely 10 respondents (63.8). Which suggests that
anxiety after being given religious music-based pregnancy gymnastics showed a
decrease in anxiety in the group after being given an intervention. There is a
significant influence between giving religious music-based pregnancy gymnastics
on the incidence of anxiety in TM III pregnant women at the Bangetayu Health
Center, Semarang City with a value of p = 0.003 < = 0.05.
Keywords: anxiety, pregnant
gymnastics based on religious music.
Pendahuluan
Di Indonesia, ada
373.000.000 ibu hamil dan 107.000.000 orang yang mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan (Suciati et al., 2020). Di Indonesia pada
tahun 2012 hampir 76,8% ibu mengalami ketegangan menjelang akhir kehamilan, 80%
diantaranya mampu oleh ibu primigravida dan 20% dialami oleh ibu multigravida (Lendy et al., 2018). Kajian yang
dipimpin oleh (Heriani, 2016), mengungkapkan
bahwa dari 45 responden yang mengalami masalah yang menghadang masa depan, 24
responden (53,3%) dan 21 responden (46,7%) tidak mengalami ketegangan.
Penelitian di Indonesia pada tahun 2012 praktis 76,8% ibu mengalami kegelisahan
menjelang akhir kehamilan, 80% diantaranya mampu oleh ibu primigravida dan 20%
dialami oleh yang studi di lakukan (Dewi et al, 2019).
Ketegangan pada ibu hamil
selama pandemi COVID-19 adalah perasaan tertekan atau ketakutan yang tidak
jelas dengan reaksi otonom (seringkali tidak jelas atau awal yang tidak jelas
pada individu), perasaan takut karena bahaya (Herdman, 2017). Akhir-akhir
bulan saat menjelang persalinan perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah,
perubahan semakin dekat dan perasaannya menjadi tidak terkontrol. Kegelisahan
pada ibu hamil TM III selama pandemi dan persalinan COVID19 terjadi karena sang
ibu dalam keadaan hamil, mengkhawatirkan keselamatannya dan kesejahteraan
anaknya pada saat persalinan atau terjadi karena kegagalannya. untuk melakukan
kewajibannya sebagai seorang ibu setelah dia diperkenalkan ke dunia. ,
menekankan apakah ibu dan embrio akan sehat terbebas dari penyakit COVID-19 dan
merasa dirinya jelek (Kuswanti, 2017).
Menurut (Alibasjah et al., (2017), kegugupan ibu hamil pada trimester
ketiga disebabkan oleh perasaan takut terhadap ibu yang tidak mendapatkan
perawatan pra-persalinan yang adekuat selama pandemi sehingga dapat memicu
berbagai efek samping dan penyakit, Sedangkan menurut (Siallagan dan Lestari, 2018), kelahiran bayi
prematur 38%, gangguan janin 30% dan dapat terjadi jika ibu sering mengalami
ketegangan. ada konsentrat yang menyatakan bahwa komplikasi pada ibu hamil yang
dipastikan mengidap COVID-19 memiliki tingkat kematian yang lebih rendah
daripada SARS atau MERS, namun ada komplikasi pada janin, yaitu keguguran (2%),
hambatan perkembangan intrauterin (IUGR; 10 %), dan kelahiran prematur(39%) (Lim dkk, 2020).
Dampak buruk ibu hamil
yang merasakan salah satunya bisa memicu terjadinya rangsangan kontraksi pada
rahim. Oleh karena itu peningkatan ketegangan peredaran darah, sehingga menyebabkan
preeklamsi juga dapat terjadi keguguran. Pengaruh buruk lainnya terhadap janin
adalah dapat menyebabkan masuknya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
dan anak sebelum waktunya atau bayi lahir sebelum waktunya/prematur (Hasim, 2018). Setelah hasil
pemeriksaan berbahaya, kondisi ibu hamil tidak terjaga dengan baik. Sementara
itu, jumlah kasus COVID-19 meningkat. Virus corona menyebabkan kegelisahan dan
rasa takut terhadap ibu hamil.
Dengan melakukan senam
hamil dan gerakan senam hamil akan memiliki tujuan dan manfaat untuk
mempersiapkan mental ibu sebelum hamil dengan melakukan pemantauan selama
pemeriksaan kehamilan dan memberikan informasi dan edukasi tentang senam hamil.
Namun di time pandemi COVID-19 tidak menahan diri untuk melakukan senam hamil,
namun lebih disarankan untuk melakukan senam hamil yang bisa dilakukan dengan
media online yaitu dengan mencari situs video di berbagai sumber web seperti
keinginan untuk melakukan senam hamil (Kemenkes RI, 2020). Berdasarkan penjelasan di atas
peneliti berasumsi bahwa pentingnya senam hamil pada masa pandemi COVID-19
dilakukan untuk menghilangkan kecemasan, hal ini dikarenakan jika ibu hamil
mengalami kecemasan yang berlebihan maka kecemasan tersebut akan berdampak
negatif dan memicu terjadinya kontraksi rahim. Kondisi tersebut dapat
menyebabkan tekanan dan tekanan darah meningkat, sehingga komplikasi dapat
terjadi pada akhir kehamilan atau pada proses persalinan.
Salah satu cara untuk
mengurangi kecemasan ibu hamil trimester ketiga selama pandemi COVID-19 adalah
dengan memperhatikan musik religi, karena musik dapat melemaskan otot-otot jiwa
dan saraf sehingga pendengarnya akan merasa lebih tenang. Kekuatan musik religi
trdapat dalam lirik atau syair, karena memiliki makna yang lebih mendalam.
Syair-syairnya mampu mewadahi hati dan menggugah hati pendengarnya, sehingga
membuatnya terlonjak untuk memperluas tebalnya keyakinan kepada Tuhan.
Perbedaan antara musik religi dan musik umum atau populer adalah bahwa musik
religi menggambarkan cinta, penyesalan dan kebesaran Tuhan, sedangkan musik
umum menggambarkan hubungan kekasih dengan individu. Selain bisa mendekatkan
diri kepada Tuhan, musik religi juga bisa menjadi metode pengalihan tanpa
alasan tertentu. Musik religi mengandung pelajaran dan petuah keras bagi
penontonnya, sehingga musik religi juga dapat dikatakan sebagai media dakwah
dan ibu hamil sambil memperhatikan musik religi lebih tenang dan kegelisahan
akan semakin berkurang (M. Darwis Hude, 2017).
Metode Penelitian
Pada penelitian ini,
peneliti melakukan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasy
eksperimental dengan menggunakan bentuk rancangan control group pretest dan
posttest. Dalam design ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol yang dipilih sesuai kriteria, kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelas intervensi dan kelas
kontrol setelah diberi perlakuan dan tidak diberikan perlakuan. Dalam rancangan
ini, kelompok intervensi diberi perlakuan berupa aplikasi senam hamil dengan
musik dengan berbasis music religi, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi
perlakuan yaitu dengan senam hamil tidak dengan menggunakan musik berbasis
religi. Pada kedua kelompok diawali dengan pre test dan setelah pemberian
perlakuan diadakan pengukuran kembali (post test).
Hasil dan Pembahasan
Tabel
1. Karakteristik ibu hamil
Karakteristik Penelitian |
Intervensi |
Kontrol |
||
Variabel |
N |
% |
N |
% |
Usia Kehamilan |
|
|
|
|
20-35
tahun |
13 |
90% |
10 |
65% |
>35
tahun |
2 |
10% |
3 |
15% |
Paritas |
|
|
|
|
Primigravida |
5 |
33% |
5 |
35% |
Multigravida |
10 |
67% |
8 |
45% |
Pendidikan |
|
|
|
|
Dasar (SD-SMP) |
3 |
20% |
2 |
10% |
Menengah (SMA) |
10 |
70% |
9 |
60% |
Tinggi
(PT) |
2 |
10% |
2 |
10% |
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa mayoritas ibu hamil TM III yang mengikuti intervensi maupun kelompok kontrol berusia antara 20 dan 35 tahun. Pada kelompok intervensi sebanyak 13 responden (90 %) pada rentang usia 20 sampai 35 tahun, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 10 responden (65%) pada rentang usia tersebut. Baik kelompok intervensi maupun kontrol sebagian besar terdiri dari wanita multigravida, dengan 10 responden (67%) pada kelompok intervensi dan 8 responden (45%) pada kelompok kontrol adalah multigravida. Mayoritas responden pada kelompok intervensi dan kontrol memiliki pendidikan menengah (SMA), dengan 10 responden pada kelompok intervensi memiliki tingkat pendidikan (70%) dan 9 responden pada kelompok kontrol memiliki tingkat pendidikan (60%).
Kejadian
kecemasan |
Perlakuan |
Kontrol |
||
Variabel |
N |
% |
N |
% |
Kecemasan |
15 |
100 |
10 |
55,0 |
tidak cemas |
0 |
0 |
3 |
25,0 |
Total |
15 |
100 |
13 |
100 |
Berdasarkan
tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil TM III pada kelompok
intervensi mengalami kecemasan
ringan dan kecemasan sedang sebanyak
15 responden (100%) dan ibu hamil yang tidak cemas sebanyak 0 responden (0%).
Pada kelompok kontrol sebagian besar ibu hamil TM III mengalami cemas sebanyak
10 responden (55,0%) dan yang tidak cemas sebanyak 2 responden (25,0%).
Kejadian
kecemasan |
Perlakuan |
Kontrol |
||
N |
% |
N |
% |
|
Kecemasan |
5 |
36,2 |
8 |
52,3 |
tidak cemas |
10 |
63,8 |
5 |
27,7 |
Total |
15 |
100 |
13 |
80 |
Berdasarkan
tabel 3 sebagian besar ibu hamil TM III pada kelompok intervensi tidak
mengalami kecemasan. Hal ini dialami oleh 10 responden (63,8%), sedangkan hanya
5 responden yang mengalami kecemasan selama kehamilannya. Pada kelompok kontrol
sebagian besar ibu hamil TM III mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 8
responden (52,3%), sedangkan yang tidak cemas sebanyak 5 responden (27,7%).
Tabel
3.
Pengaruh Senam Hamil Berbasis Musik Religi Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Trimester
III Pada Saat Pandemi Covid-19 di Puskesmas Bangetayu Semarang
Kejadian kecemasan |
Intervensi |
Kontrol |
P |
CI |
RR |
||
N |
% |
N |
% |
||||
Kecemasan
|
5 |
36,2 |
8 |
52,3 |
0, 003 |
1,702-5,794 |
3,12 |
Tidak cemas������������ |
10 |
63,8 |
5 |
27,7 |
|||
Total |
15 |
100 |
13 |
80 |
Berdasarkan tabel 4, dari ibu hamil TM III yang melakukan
senam hamil berbasis musik religi, 8 responden mengalami kecemasan yaitu 52,3%
dari total, dan 10 responden mengalami kecemasan yaitu 63,8% dari total. Hasil
uji chi square diperoleh nilai p = 0,003 yang artinya jika nilai 0,05 maka
nilai signifikansi berpengaruh, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang
signifikan antara pemberian senam hamil berbasis musik religi pada ibu hamil TM
III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di
Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. Hasil dari confidence interval (CI) adalah
1.702�5.794 (95%) yang menunjukkan tingkat kepercayaan bahwa 95% sampel
mengandung nilai parameter. Hasil relative risk (RR) sebesar 3,12 yang
menunjukkan bahwa responden yang melakukan senam hamil yang tidak berbasis
musik religi memiliki kemungkinan 3,12 kali lebih besar untuk mengalami
kecemasan dibandingkan dengan yang melakukan senam hamil yang berbasis musik
religi.
Pembahasan
A. Karakteristik ibu hamil TM III di Puskesmas Bangetayu
Kota Semarang.
1. Usia
Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas ibu hamil pada
kelompok intervensi berusia antara 20 dan 35 tahun, sedangkan mayoritas ibu
hamil pada kelompok kontrol berusia lebih dari 35 tahun. Terdapat 13 responden
pada kelompok intervensi yang sedang hamil dan antara usia 20 dan 35. Responden
TM III berusia 20-35 terdiri dari 10 dari total responden (65%), sedangkan responden berusia
35 tahun ke atas merupakan 3 dari total responden (15%).
Menurut (Prawirohardjo (2019), usia sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi,
usia yang dianggap optimal untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun,
sedangkan yang dianggap berbahaya adalah usia 35 tahun ke atas dan di bawah 20
tahun. Kecemasan terkadang dapat dinikmati seiring bertambahnya usia yang
berdampak pada perasaan takut dan cemas yaitu di bawah usia <20 tahun karena
kondisi fisik yang belum 100% siap. Kehamilan dan kehamilan pada usia tersebut
meningkatkan kematian ibu dan janin 4-6 kali dibandingkan dengan wanita yang
hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Secara fisik, organ reproduksi pada
usia kurang dari 20 tahun belum terbentuk sempurna, pada umumnya rahim masih
terlalu kecil akibat pembentukan yang belum sempurna dan pertumbuhan tulang
panggul yang belum cukup lebar. Karena rahim merupakan tempat tumbuh kembang
janin, maka rahim yang terlalu kecil akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
2. Paritas
Hasil
penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi sebagian besar ibu hamil TM III
multigravida
sebanyak 10 responden (67%) dan primigravida sebanyak 5 responden (33%), pada
kelompok kontrol sebagian besar ibu hamil TM III multigravida sebanyak 8
responden (45%) dan primigravida sebanyak 5 responden (35%).
Andrian, 2018 menjelaskan ibu dengan paritas >3
berisiko melahirkan BBLR terkait dengan terganggunya uterus terutama dalam hal
fungsi pembuluh darah. Kehamilan yang berulang-ulang akan menyebabkan kerusakan
pada dinding pembuluh darah uterus, hal ini akan mempengaruhi nutrisi ke janin
pada kehamilan selanjutnya yang berpotensi melahirkan bayi dengan BBLR.
Komplikasi yang kemungkinan
terjadi saat bersalin ini dapat mempengaruhi tingkat kecemasan ibu menjadi
lebih berat.
3.
Pendidikan�
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok
intervensi sebagian besar ibu hamil di TM III berpendidikan menengah sebanyak
10 responden (70%), dasar 3 responden (20%) dan tinggi sebanyak 2 responden
(10%), sedangkan pada kelompok kontrol. sebagian besar ibu hamil di TM III
berpendidikan menengah berada pada tingkat sedang. sebanyak 9 responden (60%),
dasar sebanyak 2 responden (10%), dan tinggi sebanyak 2 responden (10%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok
pendidikan tersebut memiliki persentase kelas menengah tertinggi. Secara umum
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pengetahuannya, semakin
bertambahnya usia seseorang juga dapat mempengaruhi bertambahnya pengetahuan
yang diperoleh. Pengetahuan merupakan hasil dari proses mengetahui yang terjadi
setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2017). Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi
pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang diterima sehingga menambah
pengetahuan seseorang (Sianipar et al., 2016).
B.
Gambaran Kejadian kecemasan pada ibu hamil TM
III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang sebelum dan sesudah melakukan
senam hamil berbasis musik religi.
Hasil
penelitian menunjukkan sebelum dilakukan penelitian ibu hamil TM III pada
kelompok intervensi mengalami kecemasan sebanyak 15 responden (100%) dan ibu hamil
yang tidak cemas sebanyak 0 responden (0%). Pada kelompok kontrol ibu hamil TM
III mengalami kecemasan sebanyak 10 responden (55,0%) dan yang tidak cemas
sebanyak 3 responden (25,0%). Setelah diberikan intervensi ibu hamil TM III
pada kelompok intervensi tidak cemas sebanyak 10 responden (63,8%) dan ibu
hamil yang kecemasan sebanyak 5 responden (36,2%). Pada kelompok kontrol ibu
hamil TM III mengalami kecemasan sebanyak 8 responden (52,3%) dan yang tidak
cemas sebanyak 5 responden (46,7%).
Hal ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan Wahyuni dan Layinatun Ni`mah (2017) yang menunjukkan bahwa senam
hamil berpengaruh dalam menurunkan kecemasan ibu hamil trimester III yang
disebabkan karena senam hamil memberikan efek relaksasi pada ibu hamil yang bisa
berpengaruh terhadap kecemasan bagi ibu hamil. Pada pengukuran kecemasan
sebelum senam hamil tanpa musik religi didapatkan hasil 30 responden, kelompok
intervensi mengalami anemia sebanyak 15 responden (100%) dan ibu hamil yang
tidak cemas sebanyak 0 responden (0%). Pada kelompok kontrol ibu hamil TM III
mengalami kecemasan sebanyak 10 responden (66,7%) dan yang tidak cemas sebanyak
5 responden (33,3%). Lalu pada pengukuran kecemasan setelah pemberian senam
hamil berbasis musik religi didapatkan hasil Setelah diberikan intervensi ibu
hamil TM III pada kelompok intervensi tidak cemas sebanyak 15 responden (100%)
dan ibu hamil yang cemas sebanyak 0 responden (0%). Pada kelompok kontrol ibu
hamil TM III mengalami cemas sebanyak 8 responden (53,3%) dan yang tidak cemas
sebanyak 7 responden (46,7%). Maka secara statistik terdapat pengaruh pemberian
senam hamil berbasis musik religi terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil
trimester III.
Salah satu
terapi nonfarmakologi yang dapat mengurangi kecemasan dalam menghadapi
persalinan adalah melakukan senam hamil. Senam hamil merupakan bagian dari
program kelas hamil yang bertujuan mempersiapkan fisik dan mental ibu hamil
dalam menghadapi persalinannya. Menurut (Hartaty (2016), olahraga merupakan salah satu cara menurunkan kecemasan,
salah satunya yaitu senam hamil. Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk
mempersiapkan ibu hamil secara fisik, mental dan psikologis sehingga dapat
melakukan persalinan spontan yang cepat dan aman. Senam hamil selama kehamilan
dapat mempersiapkan kondisi fisik yang prima saat menjelang hari persalinan
tiba, yang secara tidak langsung dapat memberikan ketenangan batin, mengurangi
kecemasan, dan menambah rasa percaya diri ibu dalam melakukan persalinan.
Manfaat yang
bisa dirasakan setelah terapi musik adalah relaksasi, tubuh lebih bertenaga dan
pikiran lebih segar. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah penelitian oleh (Tuti, Aries, 2018), terapi musik religi menawarkan cara bagi tubuh dan pikiran
untuk mengalami relaksasi total. Dalam keadaan relaksasi total (tenang), semua
sel tubuh direproduksi, terjadi penyembuhan alami, produksi hormon tubuh
seimbang, dan pikiran disegarkan. Musik bekerja pada sistem saraf otonom, yaitu
bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk mengontrol tekanan darah,
detak jantung, dan fungsi otak yang mengontrol perasaan dan emosi (Tuti & Aries, 2018).
Keadaan
kecemasan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti: Kecemasan akan
situasinya saat ini, kekhawatiran, kepekaan atau mudah diketahui, ketegangan
dan kegelisahan, serta kondisi yang dialami ibu hamil (Lucia, et al. 2020). Beberapa penyebab kecemasan pada
ibu hamil dipengaruhi oleh faktor keputusan, ibu hamil, kemampuan ibu, kemauan
keluarga, kesehatan ibu, dan pengalaman (Maya, et al. 2017). Pengaruh buruk ibu hamil yang dirasakan salah satunya
dapat memicu terjadinya rangsangan kontraksi pada rahim. Akibatnya tekanan
darah meningkat, menyebabkan preeklamsia juga bisa terjadi hambatan. Dampak
buruk lainnya bagi janin adalah dapat mengakibatkan lahirnya bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur atau prematur (Hasim, 2018). Setelah hasil pemeriksaan berbahaya, kondisi ibu hamil
tidak terlindungi secara maksimal. Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 semakin
meningkat. COVID-19 menyebabkan
kecemasan dan ketakutan ibu hamil (Mayopoulos
et al., 2021).
Berdasarkan table 4 pada penelitian menunjukkan ada
pengaruh yang signifikan antara pemberian senam hamil berbasis musik religi
terhadap kejadian kecemasan pada ibu hamil TM III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang (p=0,003). Kecemasan pada ibu hamil adalah suatu keadaan psikologis
yang unik, namun hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh peningkatan
hormon saat kehamilan, dan juga diperburuk
oleh stressor dari luar. Hal ini dapat berdampak
buruk bagi ibu dan janin apabila tidak diatasi dengan baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh� (Keumalahayat,
2018), menunjukkan bahwa latihan senam dengan musik religi memberikan lebih
dari sekedar hubungan sebab akibat untuk perkembangan jangka panjang pada
bagian otak tertentu. Namun, mendengarkan musik akan membantu perkembangan
positif otak manusia (Wijaya, 2018). Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh (Maya, Heni (2017) menyatakan bahwa terapi musik
religi efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu hamil risiko tinggi. Hasil
penelitiannya juga didukung oleh penelitian (Analia Moekroni (2018) yang menyatakan bahwa terapi
musik religi efektif menurunkan kecemasan pada ibu hamil menjelang persalinan
dengan p value 0,001 (p < 0,05).
Hasil penelitian (Keumalahayati, 2018) menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)
sebagai alat ukur kecemasan menunjukkan
rata-rata ibu hamil sebelum mendengarkan terapi musik religi memiliki kecemasan berat. Rata-rata ibu hamil
setelah mendengarkan terapi musik religi
memiliki kecemasan ringan dan bahkan tidak ada
kecemasan sama sekali, sehingga ada pengaruh pemberian
terapi musik religi terhadap kecemasan ibu saat menjelang persalinan dengan p-value <0,001.
Kesimpulan
Gambaran kejadian
kecemasan pada ibu hamil TM III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang sebelum
dilakukan intervensi didapatkan sebagian besar ibu hamil TM III mengalami kecemasan
sebanyak 15 responden (100%) pada kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol
didapatkan sebanyak 10 responden (55,0%) mengalami cemas dan yang tidak cemas
sebanyak 3 responden (25,0%). Gambaran kejadian kecemasan pada ibu hamil TM III
di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang setelah dilakukan intervensi dengan
diberikan senam hamil berbasis musik religi didapatkan sebagian besar ibu hamil
TM III tidak mengalami kecemasan pada kelompok intervensi di dapatkan sebanyak
10 responden (63,8%) dan yang mengalami kecemasan 5 responden (36,2). Pada
kelompok kontrol didapatkan sebanyak 8 responden (53,3%) mengalami kecemasan
dan yang tidak cemas sebanyak 5 responden (27,7%). Ada pengaruh yang signifikan
antara pemberian senam hamil berbasis musik religi terhadap kejadian kecemasan
pada ibu hamil TM III di Puskesmas Bangetayu Kota Semarang dengan nilai p=0,003
<
=0,05. Hasil nilai RR 3,12 yang artinya responden yang tidak melakukan senam
hamil berbasis musik religi mempunyai kemungkinan 3,12 kali mengalami kecemasan
dibandingkan yang melakukan senam hamil berbasis musik religi.
Agustin,
Sienny. (2021). Senam Hamil untuk Mempermudah Persalinan.jakarta
Aisyah S. (2017). Perbedaan
Kecemasan Menghadapi Pensiun antara Karyawan yang Memiliki Pekerjaan Sampingan
dengan yang Tidak Memiliki Pekerjaan Sampingan di PT. PP Linsum Indonesia
Gunung Malayu. Skripsi. Universitas Medan Area.
Alibasjah, W, R., Izza,
K., & Susiloningsih, N. (2017). Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan
Kecemasan Menghadapi Persalinan Pada Primigravida Di Wilayah Kerja Puskesmas
Palimanan Cirebon. Fakultas Kedoktern Diponegoro, 19�26.
Aliyah. E., Retnaningsih
D., Wulandari P. (2018). Pengaruh Prenatal Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu
Primigravida Trimester II dan III, Jurnal Umum 9(1) : 2086-3071
Amalia, Titian. (2017).
Kecemasan Ibu Menanti Persalinan. Titian Amalia. Jakarta.
Aryani, Farida, Akbar
Raden, and Ismarwati Ismarwati. "Senam Hamil Berpengaruh Terhadap Tingkat
Kecemasan pada Primigravida Trimester III di RSIA Sakina Idaman Sleman, D. I
Yogyakarta." Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia 4.3 (2017): 129-134.
Astria, Y., Nurbaeti, I.,
& Rosidati, C. (2019). Hubungan karakteristik ibu hamil trimester III
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan di poliklinik kebidanan dan
kandungan rumah sakit X Jakarta. Jurnal Universitas Padjadjaran.
Aulia, H & Hindun, S.
(2017). Pengaruh senam hamil terhadap proses persalinan normal di klinik YK
madira Palembang, JKK, Th. 42, No. 1.
Nursalam. (2017).
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. (P. P. Lestari,
Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, N & Raudhatun,
N, Z. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persiapan Ibu Hamil
Trimester III Menjelang Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Yuniar Desa Cot
Nambak Kecamatan Blang Kabupaten Banda Aceh Besar. Jurnal Of Healthcare
Technology and Medicine, 3, 1
Dewi, Sri S. dan Novita
Sari B. (2018). Hubungan Pelaksanaan Senam Hamil dengan Lama Persalinan Kala
III pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesma Padangmatinggi Kota
Padangsidimpuan Vol. 3 No. 2. (Online) jurnal.stikes
aufa.ac.id/index.php/health/article/view/52/28
Mayopoulos, G. A.,
Ein-Dor, T., Dishy, G. A., Nandru, R., Chan, S. J., Hanley, L. E., Kaimal, A.
J., & Dekel, S. (2021). COVID-19 is associated with raumatic childbirth and
subsequent mother-infant bonding problems. Journal of Affective Disorders, 282
(December 2020), 122�125. https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.12.101
Notoatmodjo, S. (2018).
Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dani, R. Indriya dan
Indri Guli. (2017). Kekuatan Musik Religi Mengurai Cinta Merefleksi Iman Menuju
Kebaikan Universal. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta
Dewi Anggraini, D. M. H.
N. S. (2020). Konsep Kebidanan Memahami Dasar-Dasar Konsep Kebidanan (Issue 1).
Yayasan Kita Menulis.
Dewi, N & Raudhatun,
N, Z. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Persiapan Ibu Hamil Trimester
III Menjelang Persalinan Di Bidan Praktek Mandiri Yuniar Desa Cot Nambak
Kecamatan Blang Kabupaten Banda Aceh Besar. Jurnal Of Healthcare Technology and
Medicine, 3, 1.
Heriani.
(2016). Kecemasan Dalam Menjelang Persalinan Ditinjau Dari. Jurnal Ilmu
Kesehatan Aisyah, 1(2), 1�7.
Lendy, E. U., Handayani,
S., & Kora, F. T. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida
Trimester III Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan di Bidan Praktek Swasta Endang
Purwaningsih Pleret Bantul. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu, 9(1),
102�112.
Suciati, L., Maternity,
D., & Yuliasari, D. (2020). Efektifitas Terapi Musik Klasik Lullaby
Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kebidanan, 6(2),
155�160.
Copyright holder: Romayana
Alfiani, Muliatul jannah, Alfiah rahmawati (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |