Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 2 Februari 2020
�
EKSISTENSI
DAN PENERAPAN PANCASILA SEBAGAI DASAR IDEOLOGI DI ORGANISASI FOKAM (FORUM
KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA MUSLIM) UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
Widi
Nugrahaningsih dan Margaretha Evi Yuliana
Universitas
Duta Bangsa Surakarta
Email: [email protected]
dan [email protected]
Abstract
In development,
Pancasila as the base of ideology means that every Indonesian citizen is bound
all provisions of the Pancasila values even the most
basic. The purpose of this research is to know the importance of the
application of Pancasila in organizational activities in Indonesia, especially
in organizations engaged in religious activities. This research uses a
qualitative method, that is by conducting interviews with students who are
members of a communication forum between Muslim students at the University of
the duta bangsa of Surakarta. The results of the
research are the application of Pancasila values in every
activity in the Fokam organization. In religious activities do not use
informants who allegedly followed the flow that the community said was radical.
While in social activities, stick to and uphold the values of
tolerance. So that the social activities carried out do not look at ethnicity,
race or religion but instead put forward the aspect of expediency.
�
Keywords: Pancasila, The Existence of Pancasila, Ideology
Abstrak
Dalam
perkembangannya, Pancasila sebagai dasar Ideologi diartikan bahwa setiap warga
negara Indonesia terikat oleh segala ketentuan nilai-nilai Pancasila bahkan
yang paling mendasar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pentingnya penerapan pancasila dalam kegiatan berorganisasi di
Indonesia, khsusnya dalam organisasi yang bergerak dalam kegiatan keagamaan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara
terhadap para mahasiswa yang menjadi anggota forum komunikasi antar mahasiswa muslim di universitas duta bangsa surakarta. Hasil penelitian yaitu tetap diterapkannya nilai-nilai Pancasila
dalam setiap kegiatan pada organisasi Fokam. Dalam kegiatan keagamaan
tidak menggunakan nara sumber yang diduga mengikuti
aliran yang dikatakan masyarakat sebagai aliran radikal. Sedangkan
dalam kegiatan sosial, tetap berpegang dan menjunjung nilai-nilai toleransi.
Sehingga kegiatan sosial yang dilaksanakan tidak memandang suku, ras maupun
agama akan tetapi mengedepankan segi kemanfaatan.
Kata
kunci: Pancasila,
Eksistensi Pancasila, Ideologi
Pendahuluan
Pada
dasarnya, pancasila sebagai dasar falsafah hidup bangsa Indonesia, menempatkan
manusia sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki naluri, akhlak dan daya pikir.
Bahkan manusia memiliki daya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya atau
eksistensi di lingkungan hidupnya dari generasi ke generasi selanjutnya (Asmaroini, 2017). Di Indonesia,
pancasila dapat digunakan sebagai landasan bagi seseorang untuk menempatkan,
dan mempertahankan terhadap lingkungannya.
Pancasila
yang memiliki peranan sebagai dasar negara Indonesia, pada hakikatnya merupakan
hasil dari nilai-nilai yang telah tumbuh dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Bahkan nilai-nilai Pancasila telah ada sebelum masuknya
penjajahan di Indonesia. Ideologi yang memiliki peran
sebagai motovasi, menjadikan Nilai-nilai Pancasila ini menuntun bangsa
Indonesia hingga mencapai kemerdekaan.
Pancasila
yang diambil dari nilai-nilai budaya yang telah hidup dalam diri bangsa
Indonesia ini, memperlihatkan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka.
Oleh karena tiap nilai dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari bangsa indonesia, selain itu pancasila memiliki sifat yang dinamis.
Dalam artian mampu mengikuti perkembangan masyarakat dari
segala perubahan. Walaupun Indonesia pernah di jajah
oleh bangsa lain, namun nilai-nilai pancasila tetap hidup dalam diri bangsa
Indonesia dan tidak berubah.
Ada beberapa faktor
yang berkaitan dengan ideologi Pancasila yang di kemukakan oleh (Agus, 2016), yaitu;
1. Adanya
pembangunan nasional serta dinamika perkembangan masyarakat.
Perkembangan
kehidupan masyarakat menjadikan suatu aturan untuk dapat melakukan perubahan
atau pembaharuan sesuai dengan yang dibutuhkan.
2. Adanya
kemunduran idiologiter misalnya marxisme komunisme
3. Pengalaman
berupa sejarah politik yang terdapat pengaruh komunis
4. Peran
Pancasila sebagai asas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia
Dalam perkembangannya,
Pancasila sebagai dasar Ideologi diartikan bahwa setiap warga negara Indonesia
terikat oleh segala ketentuan nilai-nilai Pancasila bahkan yang paling mendasar
(Wahid, 1991). Dikatakan paling mendasar karena nilai-nilai pancasila perlu untuk
dilaksanakan bahkan dalam tataran kehidupan dalam keluarga. karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling
mempengaruhi perkembangan kehidupan seseorang.
Perkembangan masyarakat
Indonesia saat ini khusunya diera globalisasi baik globalisasi dalam bidang
industri maupuan globalisasi ideologi secara universal, mengharuskan masyarakat
Indonesia untuk tetap menghayati dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai aspek kehidupan, supaya nilai-nilai Pancasila ini tetap terjaga
kemurniannya sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia. Dalam
pembukaan UUD, menyatakan mengenai Pancasila sebagai dasar Negara. bahkan Pancasila memiliki peran sebagai sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia.
Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pentingnya penerapan pancasila dalam
kegiatan berorganisasi di Indonesia, khsusnya dalam organisasi yang bergerak
dalam kegiatan keagamaan. Supaya
dapat terlihat pentingnya eksistensi pancasila untuk persatuan bangsa
Indonesia.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan jenis penelitian Empiris, penelitian empiris merupakan
penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa
gejala sosial yang ada secara empirik dari data primer. Namun disisi lain, penelitian juga didukung dengan data sekunder dalam
hal ini bahan pustaka. Khususnya perundangan dan bahan hukum berupa library
based, focusing on reading analiysis of the primary and secondary materials (Soerjono Soekanto dan Sri
Mamudji, 2006).
Dengan demikian penulis
menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif �pendekatan yang digunakan yaitu induktif, dengan
cara mengumpulkan, menganalisa, dan mengabstraksikan yang kemudian memunculkan
teori-teori sebagai suatu penemuan penelitian kualitatif (Lexy. J.Moeloeng, 2009). Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis yaitu;
(1) Wawancara; dilakukan oleh peneliti terhadap para mahasiswa universitas duta
bangsa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan FOKAM (2) Observasi
Langsung; Peneliti melakukan pengamatan dan meneliti langsung ke tempat yang
menjadi objek penelitian, yaitu wawancara langsung pada anggota dan ketua Fokam.
(3) Studi Pustaka (library research);
Peneliti menggunakan sumber data dari berbagai peraturan khususnya UUD 1945,
buku-buku yang berkaitan dengan identitas nasional, artikel, surat
kabar, bulletin, jurnal, dan lain sebagainya.
Hasil
dan Pembahasan
1. Pancasila
Sebagai Ideologi Terbuka di Indonesia.
Pada dasarnya, pengertian ideologi
berasal dari kata Idea yang memiliki arti gagasan, konsep, serta
cita-cita yang hendak dicapai. Sedangkan
logi berasal dari kata logos yang berarti ilmu. Dengan demikian, pengetian dari Ideologi yaitu ide-ide atau gagasan
atau ilmu, yang membahas mengenai cita-cita yang hendak dicapai.
Sedangkan Kaelan mendefinisikan ideologi sebagai ide-ide ataupun ajaran tentang
pengertian dasar (Kaelan, 2013). Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, ideologi di artikan
sebagai suatu kumpulan konsep yang memiliki sistem, yang dijadikan sebagai
dasar dalam berpendapat untuk memberikan arah dan tujuan melangsungkan hidup.
Bahkan ideologi diartikan sebagai suatu paham maupun
teori juga tujuan yang berkaitan dengan politik (Indonesia, 2008) Sehingga di
Indonesia, Pancasila juga memiliki peranan dalam kegiatan politik. Politik yang
diartikan sebagai cara untuk pencapaian tujuan, maka
segala yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia, untuk pencapaiannya memerlukan
Pancasila sebagai landasannya. Disisilain, karena merupakan bentuk dari ide
atau gagasan yang dicita-citakan, maka Pancasila sebagai ideologi pancasila
memiliki peranan yang sangat penting pula dalam upaya memelihara integrasi
nasional(Ubaidillah, Suyitno, & Juwana, 2012) Bukan tanpa
alasan bahwa pancasila penting sebagai upaya memelihara integrasi nasional, hal
ini dikarenakan begitu kompleks nya masyarakat Indonesia pada aspek budaya,
agama, maupun suku, maka pancasila sangatlah penting untuk tetap di lestarikan
nilai-nilainya sebagai suatu dasar ideologi nasional yang mempersatukan bangsa.
Di Indonesia yang menganut sistem
Demokrasi berdasarkan Pancasila ini pun menunjukkan bahwa pancasila merupakan
suatu ideologi yang juga masuk dalam ranah politik negara.
Selain itu juga menunjukkan keterbukaan pancasila sebagai
suatu ideologi, karena adanya pemikiran demokrasi, meskipun sebenarnya
demokrasi yang dianut nilai-nilainya telah ada dalam kehidupan bangsa
Indonesia.
Pancasila sendiri di Indonesia
memiliki kedudukan sebagai dasar Ideologi yang memiliki sifat terbuka.
Sedangkan ciri dari ideologi terbuka misalnya nilai-nilai
didalamnya, termasuk cita-cita yang menjadi tujuan utamanya tidak dipaksakan
dari luar, namun ada dalam diri bangsa Indonesia. Sehingga apabila
digali di kehidupan masyarakat Indonesia, maka akan
ditemukan pula nilai-nilai tersebut, untuk mencapai tujuan nasional bangsa.
Penjabaran mengenai ideologi yang bersifat terbuka dapat dilaksanakan dengan
interpretasi yang lebih kritis dan dengan rasional (Soeryanto, 1991). Bahwa pada penerapannya khususnya di Indonesia, Pancasila dapat
mengikuti perkembangan/ kebutuhan masyarakat Indonesia. Perkembangan masyarakat saat ini misalnya kebutuhan untuk dapat
mengembangkan diri melalui kegiatan berorganisasi, sudah sewajarnya memerlukan
jaminan kepastian atau perlindungan dari negara.
Pancasila sebagai Ideologi terbuka
memiliki ciri bahwa ideologi tersebut dapat berinteraksi terhadap perkembangan
zaman, maupun dinamika internal masyarakat.
Dapat ditemukan bahwa sumber dari ideologi terbuka tersebut
terdapat dalam penjelasan umum UUD 1945.�
Wujud implementasi ideologi pancasila sebagai ideologi
yang mampu mengikuti perkembangan zaman yaitu tetap eksisnya pancasila dalam
era Industri 4.0 yang saat ini sedang berlangsung. Perkembangan
teknologi informasi yang sangat pesat memungkinkan banyaknya ideologi yang
masuk ke Indonesia melalui sistem informasi. Khususnya
melalui internet yang saat ini banyak sekali digunakan oleh masyarakat
Indonesia. Namun ditengah banyaknya ideologi yang
masuk ke Indonesia melalui sistem informasi, Pancasila tetap tidak mengalami
perubahan.
2. Ideologi
Pancasila dalam Pelaksanaan Kehidupan Beragama
Pada dasarnya Pancasila dibentuk bukan untuk
kelompok khusus atau kelompok tertentu di Indonesia, melainkan untuk seluruh
warga negara indonesia. Tanpa
memandang suku, ras dan agama pada masyarakatnya. Para pendiri bangsa
pada awal kemerdekaan berhasil keluar dari adanya rutinitas pada pandangan
hidup bangsanya melalui penalaran dan pemikiran (Hariyono, Hoang, & Jo, 2014) Pada
perkembangan perpolitikan di Indonesia saat ini, pelaksanaan pancasila
diharapkan tidak dicampakkan oleh para elit negara. Karena
pancasila sebagai dasar ideologi perlu untuk di laksanakan pada aspek kehidupan
masyarakat baik dalam kehidupan politik maupun organisasi (dalam hal ini
khususnya kehidupan beragama). Sehingga tindakan
pencampakan pancasila bisa mengakibatkan adanya kelumpuhan dalam tubuh bangsa
Indonesia.
Peranan Pancasila sebagai Grundnorm/staatsfundamentalnorm,
menunnjukkan bahwa pancasila merupakan kaidah fundamental negara Indonesia
pada tataran Normtif. Kemudian norma
dasar atau fundamental tersebut dijabarkan dalam UUD 1945 yang diharapkan dapat
menjadi tempat berpijak untuk menata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sehingga tujuan nasional bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD 1945 berupa;
a. Memberikan
perlindungan bagi seluruh bangsa Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia.
b. Meningkatkan
kesejahteraan umum
c. Meningkatkan
program mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Turut
serta dalam ketertiban dunia dengan berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian
abadi serta keadilan sosial.
Membahas mengenai Pancasila dalam berorganisasi,
Marwan Adam juga pernah membahas mengenai munculnya gerakan Negara Islam
Indonesia (NII) yang pada perjalanannya memiliki ideologi bersebrangan dengan
ideologi Pancasila, Bahwa bukan pada agama yang menjadi permasalahan dalam
kehidupan negara, namun lebih kepada pelaksanaan pengambilan ideologi pada
agama yang nilainya bertentangan dengan ideologi pancasila.
Pancasila sebagai ideologi terbuka
mampu untuk mengikuti perkembangan masyarakat, dapat menjadi hukum yang
progresif, ini dapat dilihat dengan adanya partai politik bahkan organisasi
masyarakat (ormas) yang belandaskan hukum agama yang saat ini ada di Indonesia.
Namun pancasila tetap tidak berubah. Karena disisi
lain pancasila bisa berperan sebagai filter masuknya nilai-nilai dari ideologi
lain. Sehingga walaupun muncul parpol maupun ormas yang
berlandaskan agama, ormas dan parpol tersebut masih dapat hidup di Indonesia
sepanjang ideologi dasar yang digunakan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
pancasila. hal tersebut juga nampak pada saat
ini yang terjadi di Indonesia pada era pemerintahan pak Jokowi, adanya
klasifikasi ormas yang ada di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa klasifikasi ormas
ini memiliki tujuan supaya ormas-ormas yang ada di Indonesia tetap pada
nilai-nilai dasar, bahwa mereka ada di dalam NKRI yang berlandaskan Pancasila,
sehingga jangan sampai nilai-nilai pancasila ini hilang karena adanya
ormas-ormas yang memiliki peran sebagai embrio perpecahan dalam tubuh NKRI. Klasifikasi ormas tersebut dapat menjadi alat untuk menyisir ormas
mana yang ternyata didalamnya memiliki odeologi yang bertentangan dengan
Pancasila.
Dalam kehidupan beragama di
Indonesia, Indonesia telah menjamin mengenai kebebasan beragama dan menjalankan
kepercayaannya tersebut didalam konstitusi.
Namun perlu diingat pula bahwa dalam masyarakat Indonesia
juga memiliki prinsip �dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung�. Dengan melihat kedua hal tersebut, maka ini berarti dalam kehidupan
beragama kita juga wajib untuk menghormati negara, sedangkan negara menghormati
kebebasan kehidupan beragama yang dituangkan dalam pancasila, UUD, maupun
kebijakan lain dibawahnya.
3. Urgensi
Pelaksanaan Pancasila Sebagai Dasar Ideologi dalam Lingkungan Organisasi
Keagamaan.
Tidak dapat di pungkiri, bahwa
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang religi, yang sangat menjunjung
nilai-nilai keagamaan yang dianutnya. Maka
ketika terdapat suatu wadah berbentuk suatu organisasi, maka organisasi yang
merupakan salah satu lingkup yang membawa perubahan dalam diri manusia,
khusunya para nggotanya, juga berlaku pada lingkungan organisasi keagamaan.
Ideologi agama yang merupakan ideologi yang bersumber dari
luar Indonesia, tentulah ada beberapa hal yang berbeda dengan adat budaya
Indonesia. Organisasi keagamaan merupakan forum yang
digunakan oleh masyarkat untuk berkumpul dan mengembangkan nilai-nilai
keagamaannya. Sebagai suatu organisasi yang hidup dalam negara kesatuan
republik Indonesia, maka sudah seharausnya pelaksanaan-pelaksanaan program
dalam organisasi (apapun itu) tidak boleh bertentangan dengan nilai, norma atau
kaidah yang telah ada dalam masyarakat Indonesia, dalam hal ini tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar ideologi bangsa
dan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Paparan radikalisme dalam suatu
organisasi dengan berkedok organisasi keagamaan sangatlah mudah untuk
dimanfaatkan. Seperti yang pernah di ungkapkan oleh
ali imron (terpidana kasus terorisme), bahwa mereka hanya membutuhkan waktu 2
jam saja untuk dapat merekrut seseorang dan mau menjadi calon �pengantin� dalam
bom bunuh diri. Bahkan untuk mengembangkan jaringannya,
mereka sangat aktif berggerak melalui media internet. Perkembangan
teknologi informasi saat ini yang sangat pesat, semakin mendesak bagi
pemerintah untuk menfilter berbagai informasi yang masuk dalam lingkungan
negara Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya
pengguna teknologi informasi di Indonesia yang ternyata telah terpapar ideologi
radikal yang masuk melalui internet. Misalnya saja terdapat video pada
youtube yang mengunggah tentang ideologi radikal bahkan sejak masih taman kanak-kanak. Hal ini sangat
memperihatinkan, karena lingkungan agama yang seharusnya memberikan pengayoman
bagi seluruh umat manusia, disalah gunakan dengan adanya tafsiran yang
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.
Hal inilah yang menjadi tantangan
bagi pemerintah, untuk mensinkronkan faham agama dengan faham nasionalitas
bangsa Indonesia. Supaya terjadi
sinergi yang baik antara agama dan negara. Sehingga
masyarakat yang berada di bawahnyapun menjadi semakin kondusif terhadap adanya
perubahan dan perbedaan dalam lingkungannya. Pemerintah
memerlukan adanya instrumen-instrumen tambahan (bisa berupa kebijakan baru
maupun pembentukan lembaga baru) sebagai tangan pemerintah untuk tetap menjaga
ideologi bangsa Indonesia tetap pada Pancasila. Bahwa
ada yang mengatakan mengenai radikalisme saat ini hanyalah merupakan suatu
proyek. Namun, apapun itu , selain radikalisme,
paham apapun, sebenarnya pemerintah memiliki kewenangan untuk tetap menjaga
ideologi Pancasila, dengan cara apapun pemerintah wajib untuk mengupayakannya.
4. Ideologi
Pancasila dalam Pelaksanaan Kehidupan Berorganisasi di Forum Komunikasi Antar
Mahasiswa Muslim Universitas Duta Bangsa Surakarta.
Dalam upaya peningkatan persatuan
Indonesia, perlu adanya pengejawantahan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Terlebih
saat ini dengan era yang makin globalnya ilmu pengetahuan maupun ideologi.
Ada beberapa ideologi dari luar yang kini telah masuk di
Indonesia, diantaranya ideologi liberal yang mulai memasuki pasar ekonomi
Indonesia. Selain itu, yang saat ini tidak pernah basi
untuk dibahas di Indonesia yaitu mengenai agama. 6
Agama yang disahkan oleh pemerintah saat ini merupakan agama-agama yang asalnya
bukan dari Indonesia.
Dengan asal yang bukan dari
Indonesia, tentulah memiliki perbedaaan terhadap nilai-nilai Pancasila yang
merupakan ideologi yang bersumber dari karakter, nilai-nilai budaya bangsa Indonesia
sendiri. Adanya perbedaan
pandangan inilah yang perlu disikapi dengan kebijaksanaan oleh seluruh warga
negara Indonesia yang beragama. Bahwa, pelaksanaan nilai-nilai agama
tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, dan pelaksanaan nilai pancasila
tidak bertentangan dengan nilai agama, karena nilai-nilai pancasila masih
bersifat universal, selain itu juga karena ini sebagai penghargaan negara
terhadap warga negara dalam kehidupan beragamanya.
Dalam kehidupan berorganisasi di forum komunikasi
antar mahasiswa muslim di universitas duta bangsa
surakarta, meskipun merupakan suatu wadah keagamaan, tidak secara serta merta
menjadikan forum tersebut sebagai forum yang melupakan ideologi pancasila. beberapa kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, misalnya
kajian Alquran, tidak menggunakan nara sumber yang dipandang oleh masyarakat
sebagai pengikut aliran radikalisme. Hal ini bertujuan supaya organisasi Fokam
tetap pada tujuan awalnya yaitu meningkatkan ikatan mahasiswa muslim universitas duta bangsa, meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan, dan bermanfaat bagi masyarakat (tanpa memandang agama) berdasarkan
toleransi keberagaman.
Terkadang organisasi Fokam juga
melakukan kegiatan sosial yang bersifat umum, Misalnya kegiatan rutin berupa
donor darah dan bakti sosial di lingkungan kampus.
Bakti sosial yang dilakukan tidak hanya diberikan kepada kelompok tertentu yang
beragama sama, namun bakti sosial ditujukan kepada
masyarakat pada umumnya. Beberapa kegiatan keagamaan pun, misalnya adanya
kajian keagamaan rutin, dilakukan intern tanpa ada maupun tanpa mengganggu
penganut agama lain yang ada di lingkungan kampus.
Kesimpulan
Eksistensi Dan Penerapan Pancasila Sebagai Dasar
Ideologi Di Organisasi Fokam (Forum Komunikasi Antar Mahasiswa Muslim)
Universitas Duta Bangsa Surakarta, menunjukkan bahwa Pancasila masih sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam
kehidupan berorganisasi. Dalam berorganisasi, Fokam di
Universitas Duta Bangsa tetap menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi.
Ini ditunjukkan dengan adanya berbagai kegiatan kemahasiswaan
baik kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan maupun kegiatan sosial. Dalam kegiatan keagamaan, di organisasi Fokam tidak ditemukan
ajaran yang menjurus kepada tindakan-tindakan yang saat ini sering dikatakan
oleh masyarakat sebagai tindakan radikal. Selain itu, dalam kegiatan
sosial, tetap dilakukan dengan tidak memandang apakah sasaran kegiatan sosial
dari kalangan muslim atau tidak.
BIBLIOGRAFI
Agus, A. A. (2016). Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Era
Reformasi. Jurnal Office, 2(2), 229�238.
Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila Dan
Penerapanya Bagi Masyarakat di Era Globalisasi. JPK: Jurnal Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 1(2), 50�64.
Hariyono, J., Hoang, V.-D., & Jo, K.-H. (2014). Moving
object localization using optical flow for pedestrian detection from a moving
vehicle. The Scientific World Journal, 2014.
Indonesia, K. B. B. (2008). Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka
Utama.
Kaelan, M. S. (2013). Negara Kebangsaan Pancasila. Paradigma,
Yogyakarta.
Lexy. J.Moeloeng. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Setiono. (2005). Pedoman terhadap metodologi penelitian
hokum. Surakarta.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. (2006). Penelitian
Hukum Normatif Tinjauan Singkat. Jakarta: Rajawali Pers.
Soeryanto, P. (1991). Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau
dari Segi Pandangan Hidup Bersama. BP-7 Pusat, Jakarta.
Sutopo, H. (1992). Metode Penelitian Hukum. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ubaidillah, U., Suyitno, S., & Juwana, W. E. (2012).
Pengembangan Piranti Hibrid Termoelektrik�Sel Surya Sebagai Pembangkit Listrik
Rumah Tangga. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 10(2), 194�211.
Wahid, A. (1991). Pancasila sebagai Ideologi Kaitannya dengan
kehidupan Beragama dan Berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam
Oetojo Oesman Dan Alfian (Peny.), Pancasila Sebagai Ideologi, Jakarta: BP7
Pusat.