Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 2 Februari 2020
FAKTOR
PENYEBAB SEKS BEBAS PADA REMAJA
Yati Purnama
Akbid Surya Mandiri Bima
Email: [email protected]
Abstract
Adolescence
is a period that is considered a storm past and stress (Storm and Stress) do it
because they already have free will to determine their destiny, if be directed
correctly then it will be an individual who has a sense of responsibility, but
if it does not guided
then it could be a future that does not have good. The research in Indonesia in 2005 reported that
adolescents openly admitted to having premarital sex or promiscuity among
Jabodetabek 51%,
Bandung 54%, Surabaya, Medan 47% and 52%. (Tjitarsa, 1995) Every year around 15
million adolescents aged 15-19 give birth, 4 million abortions and nearly 100
million are infected with sexually transmitted diseases (STDs). The research
uses descriptive research with qualitative research methods, qualitative
research methods is one of the research studies that produce descriptive data.
in the form of speech or writing and observed the behavior of people. This
research method is used to answer the problem formulation of factors that cause
free sex with adolescents in the villages of MBO, Kumbe, and kendo. Based on
research conducted on & quot; factors that cause free sex in adolescents
& quote; it can be concluded that although for reasons of sexual relations
or sexual relations outside of marriage, comes from several internal factors as
perpetrators of mutual love, proof of love, and curiosity. From parents who are
not intact or even less attentive from their parents to their children, couples
who are so invited often invite sex, where having sex like at a friend's house,
their own home, the fields, and even in the dark and calm, number of partners
having sex 76, 8% who have a boyfriend and besides that are friends and even
uncles, sources of information about sex are friends, girlfriends, and internet
/ pornographic porn. Health complaints after sex, pregnancy outside of marriage
and abortion.
Keywords : Teenagers,
Free Sex
Abstrak
Masa remaja adalah masa yang dianggap sebagai badai
masa lalu dan stres (Storm and Stress) melakukannya karena mereka sudah
memiliki kehendak bebas untuk menentukan nasib sendiri, jika diarahkan dengan
benar maka itu akan menjadi individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi
jika itu tidak dibimbing maka bisa jadi masa depan yang tidak memiliki baik.
Penelitian di Indonesia pada tahun 2005 melaporkan bahwa remaja secara terbuka
mengaku melakukan hubungan seks pranikah atau pergaulan bebas di kalangan
Jabodetabek51%, Bandung 54%, Surabaya, Medan 47% dan 52%. (Tjitarsa, 1995)
Setiap tahun sekitar 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta aborsi
dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) .Peneliian
menggunakan penelitian deskriptif dengan metode penelitian kualitatif, metode
penelitian kualitatif adalahsalah satu penelitian penelitian yangmenghasilkan
data deskriptif. dalam bentuk pidato atau tulisan dan perilaku orang yang
diamati. Metode penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah
faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas dengan remaja di desa MBO, Kumbe, dan
kendo. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada & quot; faktor-faktor
yang menyebabkan seks bebas pada remaja & quot; dapat disimpulkan bahwa
meskipun dengan alasan hubungan seksual atau hubungan seks di luar nikah,
berasal dari beberapa faktor internal sebagai pelaku cinta timbal balik, bukti
cinta, dan rasa ingin tahu serta ingin tahu. Dari kelaurga orang tua tidak utuh
bahkan kurang perhatian dari orang tua mereka untuk anak-anak mereka, pasangan
yang begitu diundang sering mengundang seks, di mana melakukan hubungan seks
seperti di rumah teman, rumah mereka sendiri, ladang, dan bahkan dalam gelap
dan tenang , jumlah pasangan berhubungan seks 76, 8% yang memiliki pacar dan
selain itu adalah teman bahkan paman, sumber informasi tentang seks itu adalah
teman, pacar, dan internet / porno porno. Keluhan kesehatan setelah berhubungan
seks, hamil di luar pernikahan dan aborsi.
Kata kunci : Remaja, Seks Bebas �
Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa di mana
dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress) karena mereka
mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau
terarah dengan baik maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa
tanggungjawab, tetapi kalau tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak
memiliki masa depan dengan baik
(Santrock, 2007).
Remaja adalah anak usia 10-24 tahun
yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik
awal proses reproduksi sehingga perlu dipersiapkan sejak dini. Secara
psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama. Siswa-
siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada tahapan remaja tengah (13-15
tahun) di mana perkembangan psikologinya, mereka mulai mencari identitas diri,
munculnya keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul
perasaan cinta yang mendalam, kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) mulai
berkembang.�� (Widyastuti, 2009 dan Laksmiwati, 1999)
Pada masa ini, emosi mereka menjadi
sangat labil dan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Oleh karena itu,
remaja membutuhkan pendampingan dari para orang tua agar mereka dapat melalui
masa pencarian jati dirinya ke arah yang lebih positif. Pada kondisi di mana
orang tua tidak memberikan perhatian lebih kepada mereka dan tidak menyeleksi
teman bermain dapat berakibat fatal bagi remaja tersebut. Kemajuan teknologi
memberikan pengaruh sangat besar bagi peradaban dunia khususnya Indonesia.
Indonesia yang dahulu dikenal dengan masyarakat berbudaya, memiliki sikap dan
tutur kata yang baik dan memiliki perilaku yang baik. Ketidakmampuan remaja
dalam menyaring budaya barat yang masuk ditambah dengan kesalahan dalam
pemanfaatan teknologi berdampak pada pergeseran budaya dan penyimpangan
perilaku di mana rasa malu tidak lagi dipedulikan, perilaku seks bebas, gaya
berpacaran yang salah, lambat laun para remaja mulai melupakan budaya ketimuran
dan mengagungkan budaya barat. Banyak remaja yang beranggapan bahwa perwujudan
cinta dan rasa sayang diungkapkan dengan menyerahkan jiwa dan raga kepada lawan
jenisnya.
Kenakalan remaja ialah permasalahan
yang selalu selalu punya daya tarik untuk dikaji, sebab pada belakangan tahun
terakhir, kenakalan seakan jadi permasalahan nasional karena peningkatannya
yang signifikan, variasi maupun intensitasnya (Sahrudin, 2017)
Pernyataan di atas dibuktikan
dengan hasil penelitian di Indonesia pada tahun 2005 yang melaporkan bahwa
remaja secara terbuka menyatakan telah melakukan seks pranikah atau seks bebas
di antaranya Jabotabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47% dan Medan 52%. Setiap
tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan
aborsi dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS). Secara
global, 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda dan perkiraan
terakhir menunjukkan bahwa setiap harinya ada 7000 remaja terinfeksi HIV.
Risiko ini berpengaruh terhadap berbagai faktor yangsaling berhubungan yaitu
tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksualdan pengaruh media massa
maupun gaya hidup yang populer. (Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2005) Selama ini
remaja umumnya telah menempatkan media massa sebagai sumber informasi seksual
yang lebih penting dibandingkan orang tua dan teman sebaya, karena media massa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai keinginan dan kebutuhan
seksualitas remaja. (Widyastuti, 2009)
Hasil penelitian yang
dilakukan di NTB bahwa remaja secara terbuka mengatakan sudah pernah melakukan
hubungan seksual dan sudah menunjukkan pengalaman berhubungan seks pertama
kali dimulai sejak usia 16-18 tahun sebanyak 44%, sementara
16% melakukan hubungan seks pada usia 13-15 tahun. Selain itu, rumah
menjadi tempat paling favorit (40%) untuk melakukan hubungan seks. Sisanya,
mereka memilih hubungan seks di kos (26%) dan hotel (26%). (Vivanews.com dalam
Imaddudin, 2012) Hasil survei di Kota Bima pada tahun 2009-2012 terdapat 68
kasus pelecehan seksual dan perilaku seks bebas, di antaranya anak-anak
< 10 tahun sebanyak 18 kasus, remaja yang usianya 10-24 tahun sebanyak
45 kasus dan di atas 24 tahun sebanyak 5 kasus.
Hasil survei Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas PA) tahun 2008 di 33 Provinsi di Indonesia diketahui
bahwa 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno, 93.7% remaja SMP dan
SMA pernah melakukan genital stimulation (merabaalat kelamin) dan oral seks,
62.7% remaja SMP dan SMA mengatakan tidak lagi perawan dan 21.2% remaja mengaku
pernah aborsi karena seks bebas. (BKKBN, 2010). Data Pusat Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa kisaranusia yang
pernah melakukan hubungan seks pranikah atau seks bebas pada usia13- 18 tahun.
Data juga menunjukkan 2.5 juta perempuan pernah melakukan aborsi per tahun di
akibatkan karena perilaku seks bebas dan 27% di antaranya dilakukan oleh remaja
dengan cara tidak aman. (Widyastuti, 2009)
Hasil survei BKKBN pada tahun 2010
sekitar 51 % remaja di wilayah Jabodetabek sudah tidak perawan. Sebanyak 4%
responden yang mengaku melakukan hubungan seksual sejak usia 16-18 tahun, 16 %
melakukan pada usia 13-15 tahun. Kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai
47%, di Bandung dan Medan 52%. Perilaku seks bebas dikalangan remaja berdampak
pada kasus infeksi penularan HIV/AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia,
sedangkan tempat favorit untuk melakukan hubungan seksual adalah di rumah
sebanyak 40 %, di tempat kost 30 % dan di hotel 30%. (www.bkkbn.or.id) Periode tahun 2009 hingga April
2012 di Kota Bima terdapat 68 kasus pelecahan seksual, di antaranya anak- anak
< 10 tahun sebanyak 18 kasus, remaja yang usianya 10-24 tahun sebanyak
45 kasus dan >24 tahun sebanyak 5 kasus.
Hampir seluruh remaja tidak
menyadari dampak yang ditimbulkan dari perilaku yang mereka lakukan saat ini.
Dampak yang ditimbulkan dari seks bebas yang dilakukan remaja adalah putus
sekolah, hamil di luar nikah, pernikahan dini, kehamilan yang tidak diinginkan,
aborsi, bahkan kematian. (Widyastuti, 2009)
Hasil wawancara yang peneliti
lakukan pada bulan Oktober 2019 pada 3 orang mantan siswi SMA di Kota Bima,
mereka menyatakan menyesal telah melakukan seks bebas, dua di antaranya mengaku
mereka menonton video porno bersama pacarnya dan kemudian melakukan seks,
sedangkan satu orang lagi menyatakan awalnya ia menolak ketika kekasihnya
mengajak berhubungan seksual, tetapi lama- kelamaan ia menyetujuinya dan
akhirnya menjadi ketagihan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti
tertarik melakukan penelitian tentang faktor penyebab seks bebas pada remaja
(Studi kualitatif pada sex
siswa-siswi SMA di Kelurahan Oi Mbo, Kumbe dan Kendo). Penelitian ini
diharapkan dapat membantu pemerintah dalam pemetaan masalah kesehatan
reproduksi remaja.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif dengan metode penelitian kualitatif, metode penelitian
kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Sugiyono, 2018).
Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam
tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu
individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu seting
konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan
holistik.
Hasil
dan Pembahasan
1.
Faktor benyebab seks
bebas, factor internal pelaku, faktor keluarga, factor pasangan, dan faktor
ekonomi
�hehehe,,,
ya awalnya kita hanya tau cium-ciuman aja sih kak,, tapi karena pacar saya dan
saya sering nonton flim porno akhirnya kita tertarik ingin mencoba hal itu..
dia bilang sama saya kamu cinta gak sama aku dan saya menjawabya ia saat
menciintai dia,,, akhirnya dia minta bukti akan cinta saya terhadap dia kakak
ya dengan cara seks dan saya pun mengiakan karena saya juga ingin sekali
mencobanya.� (pelaku seks bebas, �L� 19 TAHUN)
�saya
anak satu-satunya,, anak saya aja di urus sama kakek dan nenek sekarang.(sambil
dia menceritakan tentang kronologis terjadinya hal seperti itu dalam kehidupanya)
mungkin karena tidak ada yang mengurus saya dari kecil dan akhirnya saya merasa
bebas untuk melakukan apa yang saya mau�(pelaku seks bebas �C� 19 TAHUN.
�dulu
udah 3 sampai 4 kali ngajak akhirnya saya mau kak,, ia kakak sering sekali
makanya saya dan pacar saya tertarik ini mencoba karena saya lihat enak� (
pelaku seks bebas, �L� 19 TAHUN)
�Hasil
uang itu untuk fitri gunakan sama teman- teman juga, foya-foya dan
mabuk-mabukan (pelaku seks bebas, �F� 20 TAHUN)
�memeluk dan mencium saya dan saya pun merangsang ya udah karena saya sudah gak tahan lagi jadi saya pun mau deh kak� (pelaku seks bebas �S�
18
TAHUN)
2.
Hasil wawancara
mendalam dengan responden, teman yang mempengaruhi, pacar yang sering ngajak
untuk melakukan seks sebagai bukti cinta.
�Waktu
dulu sih saya belum tau pasti bahaya dunia malam yang sudah masuk dalam
kehidupan fitri, tapi yang ada dalam pikiran fitri saat itu hanya foya-foya dan
bersenag-senang sama teman dan pacar saja� (pelaku seks bebas � F� 20 TAHUN).
�Ia
waktu SMP kelas 3. Pas 2009 kita ketemu dan pacaran dan setelah itu 2012 kita
nikah pas kita sudah 3 tahun pacaran. Kan dulu katanya suami saya dia tidak
pernah kenal cewek dan di comen sama teman-temannya. Dan di bilang masa pacarn
hanya sebatas segitu saja gak ngapain-ngapain kan sama aja bohong dng
pacrannya. Sekarang jangan kan anak SMA anak SMP jugasekarang sudah banyak
sekali melakukan hal� (pelaku seks bebas� C� 20 TAHUN)
3.
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap semua responden mereka mengatakan cara pasangannya dengan
cara merangsan dan mencium.
�cerita dan lama-lama
pacar saya pun ngomongnya sudah aneh dan mulai membahas tentang flim porno dan
dia pun akhirnya mengejak saya kekamar untuk tidur saya pun ikut tidur denganya
dan mencium saya,, dan akhirnya dia mengajak saya untuk melakukan hubungan itu sambil� memeluk dan
mencium saya dan saya pun merangsang ya udah karena saya sudah gak tahan lagi
jadi saya pun mau deh kak� (pelaku seks bebas �S� 18 TAHUN)
�hehehe,,,
ya awalnya kita hanya tau cium-ciuman aja sih kak,, tapi karena pacar saya dan
saya sering nonton flim porno akhirnya kita tertarik ingin mencoba hal itu.. dia
bilang sama saya kamu cinta gak sama aku dan saya menjawabya ia saat mencintai
dia,,, akhirnya dia minta bukti akan cinta saya terhadap dia kakak ya dengan
cara seks dan saya pun mengiakan karena saya juga ingin sekali mencobanya� (pelaku Sex Bebas �L� 19
TAHUN).
Tempat
Melakukan Seks Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa mereka
mengatakan tempat mereka melakukan hubungan seks di rumah teman, rumah sendiri,
sawah, dan tempat yang gepat serta sepi. �rumah teman,, rumah sendiri� (pelaku
seks bebas �L� 16 TAHUN).
�kan
gini kak, dulu saya, pacar saya,teman say dan pacar teman saya itu,, kita
berempat bertujuan ingin jalan-jalan dan akhirnya kita semau jalan-jalan ke
lawata malam-malam dan sampainya di sana kita ternyata hujan akhirnya kita pulang
dan kita semua berteduh di rumah teman saya� (pelaku seks bebas � S� 18 TAHUN).
4.
Hasil wawancara
terhadap responden bahwa mereka mengatakan sumber informasi sehingga mereka
bisa melakukan seks dan ingin mencobanya adalah dari pacar, teman dan browsing
internet/flim porno.
�tapi
karena pacar saya dan saya sering nonton flim porno akhirnya kita tertarik
ingin mencoba hal itu�( pelaku seks bebas �L� 19 TAHUN) �jalan-jalan dan
berkeliaran serta mabuk-mabukan sama teman-teman, dan karena ingin beli sesuatu
dan uangnya gak ada ya terpaksa, karena di bawah sama teman-teman juga jadi
fitri ikut teman-teman deh�(pelaku seks bebas �F� 20 TAHUN)
�Tidak
ada sama sekali sih,,, wajar lah kita mengenal seksaul di jaman sekarang dan
dari pergaulan juga� (Pelaku sesk bebas �L� 16 TAHUN).
5.
Menurut pengakuan dari
para responden bahwa sebagian besar pelaku (76,9%) masih melakukan hubungan
seksual dengan pacar, om-om.
�ia
kak gak apa-apa kok,,, sudah 3 cowok kak. 2 orang pacar saya dan satu orang
om-om kakak.�(pelaku
seks bebas �S�18 TAHUN).
�ia
kak,, santai aja,,, cuman 1 cowok aja kakak,,,, Pacar saya ini aja�(Pelaku seks
bebas �L� 19 TAHUN.
�(sambil
ketawa dan menjawab pake bahasa bima) ia kakak sering waktu SMA sama pacar
lakukan itu bahkan sama teman dan om-omk kerena �F� membutuhkan uang jadi
terpaksa jual diri,�(pelaku seks bebas �F� 20 TAHUN).
6.
Berdasarkan hasil
wawancara bahwa semua responden mengatakan ada keluhan setelah melakukan seks
yaitu hamil di luar nikah serta aborsi.
�ia
kak, saya di keluarkan oleh pihak sekolah di karenakan saya ketauan hamil.
hehehe,, ia kak tidak apa-apa kok,, ia kak pas saya di keluarkan dari sekolah
saya mengugurkan kandungan saya dan saya tidak menikah kak�(pelaku seks bebas
�S� 18 TAHUN).
�ia
kak,, gara-gara saya pernah punya kasus melakukan aborsi.�(pelaku Seks Bebas�L� 19
TAHUN).
Hasil wawancara yang dilakukan
terhadap responden bahwa alasanmelakukan hubungan seksual atau seksbebas dari
faktor internal karenapelaku sering diajak nonton flim porno maupun di ajak
untuk melakukan seks oleh pacar, saling suka dan mau di antara pasangan, gaya
pacaran yang bebas. Hasil wawancara mendalam dengan responden, teman yang
mempengaruhi, pacar yang sering ngajak untuk melakukan seks sebagai bukti
cinta.
Berdasarkan hasil wawancara
terhadap semua responden mereka mengatakan cara pasangannya dengan cara
merangsan dan mencium. Hasil wawancara terhadap responden bahwa mereka
mengatakan sumber informasi sehingga mereka bisa melakukan seks dan ingin
mencobanya adalah dari pacar, teman dan browsing internet/flim porno. Pengakuan
dari para responden bahwa sebagian besar pelaku (76,9%) masih melakukan
hubungan seksual dengan pacar, om-om. Wawancara yang dilakukan bahwa semua
responden mengatakan ada keluhan setelah melakukan seks yaitu hamil di luar
nikah serta aborsi.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan tentang �Faktor Penyebab Seks Bebas Pada Remaja� dapat disimpulkan
bahwa alasan pelaku melakukan hubungan seksual atau seks bebas di luar
nikah,berasal dari beberapa faktor yaitu factor internal karena pelaku saling
suka, bukti cinta, dan rasa penasaran serta ingin tau. Dari keluarga yang tidak
tidah utuh orang tua bahkan kurang perhatian orang tua buat anaknya. Pasangan
yang begitu sering mengajak seks,tempat yang dilakukan seks seperti rumah teman,
sendiri, sawah, bahkan di tempat yang gelap dan sepi, jumlah pasangan melakukan
seks 76,8% yaitu pacar sendiri dan selain itu adalah teman bahkan om-om, sumber
informasi tentang seks yaitu teman,pacar,dan internet/flim porno. Keluhan
kesehatan saat melakukan seks hamil diluar nikah dan aborsi.
BIBLIOGRAFI
BKKBN. (2010). Penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
remaja. Diunduh 9 Maret �������� 2007
dari http://hqweb01.bkkbn.go.id/article_detail.pihp?aid=531.
Laksmiwati, A. (1999). Perubahan perilaku seks. remaja
Yogyakarta.
Sahrudin, S. (2017). Peran Konsep Diri, Religiusitas, dan Pola Asuh Islami terhadap Kecenderungan
Perilaku Nakal Remaja Di Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 50�62.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Widyastuti, E. S. A. (2009). Personal dan sosial yang
mempengaruhi sikap remaja terhadap hubungan seks pranikah. Jawa Tengah; PKBI.