Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No. 6, Juni 2023
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN CAREER DESICION MAKING PESERTA DIDIK SMA ISLAM TERPADU AL-FURQON PALEMBANG
Kiki Okta Priansyah, Desy Arisandy
Fakultas Psikologi, Universitas Bina Darma Palembang, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Efikasi Diri Dengan Career Decision Making Peserta Didik SMA Islam Terpadu Al-Furqon Palembang. Jumlah Populasi sebanyak 180 siswa dan yang dijadikan sampel sebanyak 119 siswa yang didapat melalui simpel random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala efikasi diri dan skala career decision making. Teknik analisis menggunakan teknik analisis regresi sedeharna bantuan SPSS versi 20. Hasil analisis data penelitian menunjukkan besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri dengan career decision making adalah r = 0,928 dengan nilai (R2)= 0,861 atau 86,1% dan p = 0,000. Jadi masih terdapat 13,9% pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan career decision making namun tidak di teliti oleh peneliti. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan career decision making pada siswa SMA IT Al- Furqon Palembang. Artinya, semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimilki siswa maka semakin tinggi pula tingkat career decision making yang dimiliki siswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat efikasi diri dengan career decision making yang dimilki siswa maka semakin rendah pula tingkat career decision making yang dimiliki siswa.
Kata Kunci: Efikasi Diri; Career Decision Making�����������������
Abstract
This study aims to determine the relationship between self-efficacy and career decision making for students at Al-Furqon Islamic Senior High School Palembang. The total population is 180 students and the sample is 119 students obtained through simple random sampling. The measuring instrument used in this study is the self-efficacy scale and the career decision-making scale. The analysis technique uses simple regression analysis techniques with the help of SPSS version 20. The results of the research data analysis show that the effective contribution given by the self-efficacy variable with career decision making is r = 0.928 with a value of (R2) = 0.861 or 86.1% and p = 0.000. So there is still 13.9% influence from other factors related to career decision making but not examined by researchers. So there is a significant relationship between self-efficacy and career decision making in SMA IT Al-Furqon Palembang students. That is, the higher the level of self-efficacy possessed by students, the higher the level of career decision making that students have. Conversely, the lower the level of self-efficacy with career decision making owned by students, the lower the level of career decision making owned by students.
Keywords: Self Efficacy; Career Decision Making
Pendahuluan
Majunya suatu bangsa salah satu dipengaruhi oleh faktor pendidikan, yang merupakan upaya untuk menciptakan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang pada dasarnya merupakan unsur penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pembangunan tidak mungkin berhasil dengan baik tanpa didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang memadai dan berkualitas. Hal ini, sebagaimana fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Aqib & Rohmanto (2018).
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas pula, secara progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar dalam proses pembangunan di suatu negara, baik dari aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Terbentuknya kualitas pendidikan yang dapat mengantarkan masyarakat pada kecerdasan dan kemandirian, diperlukan kerangka sistem penyelenggaraan pendidikan yang meliputi kejelasan arah kebijakan yang ditetapkan.
Sistem pembelajaran yang diterapkan khususnya di jenjang tingkat SMA Islam Terpadu berbeda dengan SMA/MA dan SMK. SMA Islam Terpadu berorientasi untuk mengembangkan personal secara optimal, menjadikan anggota masyarakat yang berguna, dan menjadi insan kamil. Selain itu juga kurikulum nasional yang diterapkan memuat nilai-nilai Islam melalui penambahan bidang studi ke-Islaman baik secara terpisah maupun terintegrasi, menerapkan desain kurikulum berorientasi pada kebutuhan siswa, lingkungan, dan perkembangan IPTEK; serta implementasi kurikulum lebih mengedepankan integrasi secara fungsional dan kreatif antar aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
SMA Islam Terpadu keberadaannya menyebar di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu diantaranya SMA IT Al-Furqon Palembang, yang saat ini telah menerapkan sistem penjurusan IPA dan IPS pada saat siswa baru masuk berdasarkan nilai rapot SMP, dan hasil tes penempatan/placement test. Siswa yang terdaftar di SMA IT Al-Furqon Palembang tahun pelajaran 2021/2022 berjumlah 261 siswa, diantaranya 86 siswa kelas X dengan rasio 65,12% (56 siswa) kelas IPA dan 34,88% (30 siswa) kelas IPS; 94 siswa kelas XI dengan rasio 62,77% (59 siswa) kelas IPA dan 37,23% (35 siswa) kelas IPS, serta 81 orang kelas XII dengan rasio 67,79% (55 siswa) kelas IPA dan 32,21% (26 siswa) kelas IPS. Dengan demikian, jumlah rasio jurusan yang dominan adalah kelas IPA sebesar 65,13%.
Siswa SMA IT Al-Furqon Palembang setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah melanjutnya studi lanjutan di Perguruan Tinggi, diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1
Grafik Jumlah Siswa Yang Melajutkan Ke Perguruan Tinggi Berdasarkan Jurusan IPA/IPS (Alumni) SMA IT Al Furqon Palembang tahun 2019-2022
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa persentase siswa SMA IT Al- Furqon Palembang yang melanjutkan studi pada Perguruan Tinggi dari tahun 2019-2022 mengalami peningkatan. Persentase siswa jurusan IPA sebesar 70,54% lebih tinggi dibandingkan jurusan IPS sebesar 29,46%.
Siswa SMA IT Al-Furqon Palembang merupakan individu-individu yang berusia sekitar 15-18 tahun. Menurut Hurlock, (Sijabat dkk, 2021), bahwa pada usia tersebut siswa sedang menjalani atau berada pada periode usia remaja akhir. Pada masa tersebut siswa berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari dan disesuaikan demi keberhasilan pada masa berikutnya. Tugas perkembangan siswa pada remaja diantaranya: (1) memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan; (2) memperoleh peranan sosial; (3) menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif; (4) memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya; (5) mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri; (6) memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan; (7) mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga; serta (8) membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup.
Metode Penelitian
Suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya disebut dengan populasi, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2016). Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA IT Al-Furqon Palembang yang berjumlah 180 siswa.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan probability sampling. Menurut Sugiyono (2017) �probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan simple random, kemudian menurut Sugiyono (2017) Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Adapun yang menjadi pertimbangan antara lain sebagai berikut:
1. Peserta didik yang menjadi sampel adalah kelas X dan XI.
2. Peserta didik telah memilih jurusan IPA/IPS.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMA IT Al-Furqon Palembang yang memiliki jumlah 180 siswa, yang terdiri 86 siswa kelas X, dan 94 siswa kelas XI. Dari jumlah populasi siswa tersebut adapun teknik yang digunakan peneliti. Menarik sampel penelitian yang ditentukan dengan mengadaptasi dari table Isaac dan Michael berdasarkan tingkat kesalahan 5% Sugiyono (2016), sehingga dari jumlah keseluruhan tersebut berdasarkan table Isac dan Michael dengan tingkat kesalaham 5% diperoleh jumlah sampel sebanyak 119 siswa. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu melakukan uji coba terhadap skala atau try out kepada 61 orang siswa.
Penelitian ini menggunakan metode yang disebut dengan kuantitatif. Metode pengambilan data adalah salah satu cara yang dapat digunakan peneliti sebagai pengambilan data. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan salah satu angket yaitu menggunakan skala career decision making dan efikasi diri. Skala ini terdiri dari dua bentuk pernyataan, yaitu termasuk pernyataan yang mendukung (favourable) dan pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable).
Menurut Azwar (2016), pernyataan favourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang positif atau mendukung terhadap obyek sikap. Pernyataan unfavourable merupakan pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif yakni tidak mendukung atau kontra terhadap obyek sikap yang hendak diungkap.
A. Hasil
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tahap uji coba alat ukur, selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Perhitungan tersebut untuk menguji validitas dan reliabilitas terhadap kedua skala dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20 version for windows.
a. Analisa Uji Coba Alat Ukur
Pengukuran validitas ini dilakukan dengan cara menghitung koefesien skor subjek aitem yang bersangkutan. Melalui indeks daya beda aitem, maka dapat ditemukan aitem-aitem yang layak untuk digunakan dana item-aitem yang tidak layak (gugur) dalam penelitian. Pengujian validitas aitem-aitem alat ukur dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan batas minimum koefisien korelasi sudah dianggap memuaskan jika mencapai 0,30. Namun apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batasan kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2012).
Skala career decision making terdiri atas 60 aitem pernyataan yang terbagi menjadi 30 aitem pernyataan favourable dan 30 pernyataan unfavourable. Seleksi aitem career decision making menarik sampel penelitian yang di tentukan dengan mengadaptasi dari table Isac dan Michael berdasarkan tingkat kesalahan 5% Sugiyono (2017). Berdasarkan dengan nilai korelasi yang di gunakan yaitu 0,30. Kriteria dalam penelitian ini bahwa aitem dinyatakan valid jika memiliki korelasi aitem total (rix) sama dengan atau lebih besar dari 0,30 (rix ≥ 0,30) dan dinyatakan tidak valid jika korelasi aitem total (rix) kurang dari 0,30 (rix ≤ 0,30).
Berdasarkan analisa terhadap uji coba skala career decision making terdapat 15 aitem yang dinyatakan gugur dan 45 aitem yang dinyatakan valid. Aitem yang gugur pada skala ini terdapat pada aitem nomor 1,3,6,23,25,26,33,35,43,45,47,49,51,58,60. Sisanya ada 45 aitem yang valid yang akan digunakan untuk penelitian dan Koefisien reliabilitas alpha (α) sebesar 0,922.
Distribusi aitem skala career decision making yang valid dan gugur dapat dilihat dari tabel 1:
Tabel 1
Aitem Hasil Try Out Career Decision Making
No |
Aspek |
Indikator |
Aitem Valid |
Aitem Gugur |
||
F |
UF |
F |
UF |
|||
1 |
Eksplorasi |
alternatif (kemungkinan) |
5,7, 9,11,13, 15 |
2,4, 8, 10,12,14 |
1,3 |
6 |
2 |
Kristalisasi |
keyakinan� tentang alternatif����� pilihan karir |
16,18,20,22,24, 28,30 |
17,19,21 27,29 |
26 |
23,25 |
3 |
Pemilihan |
Memilih karir berdasakan pertimbangan tertentu |
31, 37,39, 41 |
32,34,36,38,40, 42,44 |
33,35, 43,45 |
|
4 |
Klarifikasi |
Klarifikasi kembali terhadap pilihan karir |
46,48,50,52,54, 56, |
53,55, 57,59 |
58,60 |
47,49,51 |
|
23 |
22 |
9 |
6 |
Selanjutnya aitem-aitem valid tersebut disusun kembali menjadi skala untuk pengambilan data penelitian. Distribusi aitem skala career decision making untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Distribusi Career Decision Making Untuk Penelitian
No |
Aspek |
Indikator |
Aitem Valid |
|
|
F |
UF |
|
|||
1 |
Eksplorasi |
alternatif (kemungkinan) |
5(3),7(4), 9(6),11(8),13(10), 15(12) |
2(1),4(2), 8(5), 10(7),12(9),14(11) |
12 |
2 |
Kristalisasi |
keyakinan� tentang alternatif����� pilihan karir |
16(13),18(15),20, 22(17),24(20), 28(22),30(24) |
17(14),19(16),21(18) 27(21),29(23) |
12 |
3 |
Pemilihan |
Memilih karir berdasakan pertimbangan tertentu |
31(25), 37(29), 39(31),41(33) |
32(26),34(27),36(28),38(30),40(32), 42(34),44(35) |
11 |
4 |
Klarifikasi |
Klarifikasi kembali terhadap pilihan karir |
46(36),48(37),50(38),52(39),54(41), 56(43), |
53(40),55(42), 57(44),59(45) |
10 |
|
23 |
22 |
|
Keterangan : ( ) : Penomoran Baru Dalam Skala Penelitian
����������� ���������� F : Favourable������������ F : Unfavourable
Skala efikasi diri terdiri atas 60 aitem pernyataan yang terbagi menjadi 30 aitem pernyataan favourable dan 30 pernyataan unfavourable. Seleksi aitem efikasi diri menarik sampel penelitian yang di tentukan dengan mengadaptasi dari table Isac dan Michael berdasarkan tingkat kesalahan 5% Sugiyono (2012). Berdasarkan dengan nilai korelasi yang di gunakan yaitu 0,30. Kriteria dalam penelitian ini bahwa aitem dinyatakan valid jika memiliki korelasi aitem total (rix) sama dengan atau lebih besar dari 0,30 (rix ≥ 0,30) dan dinyatakan tidak valid jika korelasi aitem total (rix) kurang dari 0,30 (rix ≤ 0,30).
Berdasarkan analisa terhadap uji coba skala efikasi diri terdapat 12 aitem yang dinyatakan gugur dan 48 aitem yang dinyatakan valid. Aitem yang gugur pada skala ini terdapat pada aitem nomor 1,6,11,12,25,26,29,31,51,52,53,54. Sisanya ada 48 aitem yang valid yang akan digunakan untuk penelitian dan Koefisien reliabilitas alpha (α) sebesar 0,918.
Distribusi aitem skala efikasi diri yang valid dan gugur dapat dilihat dari tabel 3 :
Distribusi Aitem Hasil Try Out Skala Efikasi Diri
No |
Aspek |
Indikator |
Aitem Valid |
Aitem Gugur |
||
F |
UF |
F |
UF |
|||
1 |
Magnitude (Tingkat Kesulitan) |
Memiliki Keyakian dan usaha yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. |
13,21,39,55 |
2,16,24,30,42 |
1 |
|
Adanya perencanan dalam menyelesaikan tugas yang sulit. |
3,15, 33,45 |
4,20,22, 40 |
25 |
26 |
||
2 |
Generality (Keleluasaan) |
Memiliki keyakinan bahwa besarnya usaha yang dilakukan dapat Mencapai tujuan
|
5,17,23,43 |
14,28,36,46 |
31 |
6 |
Bertahan menyelesaikan soal dalam kondisi apapun |
7.19,27,37, 47 |
8,34,32,44,50 |
|
|
||
3 |
Strenght (Ketahanan) |
Keyakinan individu akan kemampuan nya diberbagai macam tugas. |
9, 35,49 |
10,18,38,58 |
29,51 |
54 |
|
|
Menampilkan keyakinan atas kemampuan diri dalam situasi- Situasi sosial. |
59,41,57 |
48,56,60 |
11,53 |
12,52 |
Jumlah |
23 |
25 |
7 |
5 |
Selanjutnya aitem-aitem valid tersebut disusun kembali menjadi skala untuk pengambilan data penelitian. Distribusi aitem skala efikasi diri untuk penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Distribusi Skala Efikasi Diri Untuk Penelitian
No |
Aspek |
Indikator |
Aitem Valid |
Jumlah |
|
F |
UF |
|
|||
1 |
Magnitude (Tingkat Kesulitan) |
Memiliki Keyakian dan usaha yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit. |
13(1),21(7) 39(14),55(20) |
2,(27)16(33), 24(39),30,42(45) |
8 |
Adanya perencanan dalam menyelesaikan tugas yang sulit. |
3(2),15(8), 33(29),45(15) |
4(28),20(34), 22(40), 40(46) |
8 |
||
2 |
Generality (Keleluasaan) |
Memiliki keyakinan bahwa besarnya usaha yang dilakukan dapat Mencapai tujuan |
5(3),17(10), 23(16),43(21) |
14(29),28(35), 36(41),46(47) |
8 |
Bertahan menyelesaikan soal dalam kondisi apapun |
7.(4)19(11),27(17), 37(22),47(25) |
8(30),34(36),32(42), 44(48),50(52) |
10 |
||
3 |
Strenght (Ketahanan) |
Keyakinan individu akan kemampuan nya diberbagai macam tugas. |
9(5), 35(18), 49(23) |
10(31),18(37), 38(43),58(12) |
7 |
|
|
Menampilkan keyakinan atas kemampuan diri dalam situasi- Situasi sosial. |
59(6),41(13), 57(19) |
48(32),56(38), 60(48) |
6 |
Jumlah |
23 |
25 |
48 |
Keterangan : ( ) : Penomoran Baru Dalam Skala Penelitian
����������� ���������� F : Favourable������������ F : Unfavourable
Suatu alat tes dicobakan berulang kali pada subjek yang sama sehingga mendapatkan skor yang sama atau relatif sama. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00 dan tidak ada patokan pasti. Jika koefisien reliabilitas semakin mendekati 1,00 berarti terdapat konsistensi hasil ukur yang semakin sempurna (Azwar,2012).
Uji reliabilitas pada skala career decision making menunjukkan nilai reliabilitas alpha sebesar 0,922 sedangkan untuk uji reliabilitas pada skala efikasi diri menunjukkan reliabilitas sebesar 0,918. Dengan demikian kedua skala tersebut dapat dikatakan memiliki konsistensi hasil ukur yang baik karena nilai reliabilitasnya mendekati 1,00.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 119 siswa yang merupakan siswa kelas X dan XI SMA IT Al-Furqon Palembang. Dimana subjek dalam penelitian ini memilki latar belakang jurusan, usia, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil rangkuman penelitian berupa data yang diperoleh dengan cara survey dalam penelitian ini sebagai berikut, terdapat kelas yang berbeda-beda yang diminati oleh siswa tersebut, antara lain sebagai berikut :
Deskripsi Data Subjek
No |
Kelas |
Jumlah Populasi |
Jumlah Sampel |
Try Out |
1 |
X. IPA 1 |
27 |
18 |
9 |
2 |
X. IPA 2 |
29 |
19 |
10 |
3 |
X. IPS 1 |
30 |
20 |
10 |
4 |
XI. IPA 1 |
30 |
20 |
12 |
5 |
XI. IPA 2 |
29 |
19 |
10 |
6 |
XI. IPS 1 |
16 |
11 |
5 |
7 |
XI. IPS 2 |
19 |
13 |
6 |
|
Jumlah |
180 |
119 |
61 |
Dalam penelitian ini terdapat juga jenis kelamin yang berbeda-beda pada siswa kelas X dan XI SMA IT Al-Furqon Palembang sebagai berikut:
Tabel 6
Rangkuman Jenis Kelamin Siswa Kelas X dan XI SMA IT Al-Furqon Palembang.
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
% |
1 |
Laki-Laki |
70 |
58.42 |
2 |
Perempuan |
49 |
41.18 |
Total |
119 |
100 |
Gambaran umum mengenai data penelitian, dapat dilihat pada tabel deksripsi data penelitian variabel career decision making dan efikasi diri dirangkum dengan tabel berikut ini :
Deskripsi Data Penelitian
Variabel |
Skor Empirik |
Skor Hipotetik |
||||||
Mean |
SD |
X Min |
X Max |
Mean |
SD |
X Min |
X Max |
|
Career Decision Making |
134.8 |
18.8 |
95 |
180 |
112.5 |
22.5 |
45 |
180 |
Efikasi Diri |
139 |
21.3 |
86 |
180 |
120 |
24 |
48 |
192 |
Skor empirik merupakan skor yang didapatkan dilapangan. Mean empirik pada variabel Career Decision Making sebesar 134,8 dengan standar deviasi 18,8. Mean empirik pada variabel efikasi diri sebesar 139 dengan standar deviasi 21,3. Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang diharapkan dapat dicapai oleh sampel penelitian. Mean hipotetik pada variabel Career Decision Making sebesar 112,5 dengan standar deviasi 22,5. Mean hipotetik pada variabel efikasi diri sebesar 120 dengan standar deviasi 24. Adapun rumus untuk mencari skor hipotetik adalah rumus mean hipotetik yaitu μ = 1/2 (X_max + X_min) sedangkan rumus standar deviasi hipotetik yaitu μ = 1/6 (X_max � X_min) , dengan X_max : skor maksimal subjek dan X_min : skor minimal subjek.
Peneliti memanfaatkan deksripsi data penelitian untuk mengetahui bahwa skala efikasi diri dengan Career Decision Making termasuk tinggi atau rendah dengan membuat kategori masing-masing variabel berdarkan deksripsi data penelitian diatas. Arikunto (2013) mengatakan pengolongan subjek dibagi menjadi dua kategori yaitu rendah dan tinggi, sehingga didapatkan kategori sebagai berikut, skor yang berada X ≤ M sebagai kategori rendah (-) dan skor yang berada pada X ≥ M sebagai kategori tinggi (+). Ringkasan kategori masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
Desmita (2012) menyatakan bahwa Career Decision Making dengan kategorisasi tinggi dan rendah. Subjek penelitian yang di kategorikan memiliki Career Decision Making yang tinggi jika skor yang berada pada X ≥ M dan skor yang berada pada X ≤ M sebagai kategori yang rendah. Pengelompokkan ini berdasarkaan kategorisasi distribusi normal untuk skala Career Decision Making dan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Kategorisasi Sampel Penelitian Alat Ukur Career Decision Making
Skor |
Kategorisasi |
N |
% |
X≥ 134.8 |
Tinggi |
52 |
43.70 |
X≤ 134.8 |
Rendah |
67 |
56.30 |
Total |
119 |
100% |
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 119 siswa SMA IT Al- Furqon Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 52 siswa atau (43,70%) yang melakukan Career Decision Making yang tinggi dan 67 siswa atau (56,30%) siswa yang memiliki Career Decision Making yang rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan rata-rata siswa SMA IT Al- Furqon Palembang memiliki Career Decision Making yang rendah.
Desmita (2014) menyatakan bahwa efikasi diri meliputi efikasi diri tinggi dan efikasi diri rendah. Subjek penelitian yang dikategorikan memiliki efikasi diri yang positif jika skor yang berada pada X ≥ M dan skor yang berada pada X ≤ M sebagai kategori yang negatif. Pengelompokkan ini berdasarkan kategorisasi distribusi normal untuk skala efikasi diri dan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :
Kategorisasi Sampel Penelitian Alat Ukur Efikasi Diri
Skor |
Kategorisasi |
N |
% |
X≥ 139 |
Tinggi |
64 |
53.78 |
X≤ 139 |
Rendah |
55 |
46.22 |
Total |
119 |
100% |
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari sebanyak 119 siswa SMA IT Al- Furqon Palembang yang dijadikan subjek penelitian terdapat 64 siswa atau (53,78%) yang memiliki efikasi diri yang tinggi dan 55 siswa atau (46,22%) yang memiliki efikasi diri yang rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan rata-rata siswa SMA IT Al- Furqon Palembang memiliki efikasi diri yang tinggi.
Uji asumsi bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari variabel penelitian yang diperoleh berasal dari data yang berdistribusi secara normal atau tidak.
Uji normalitas data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data dapat dikatakan berdistribusi normal jika memiliki signifikansi p>0,05 dan berdistribusi tidak normal jika p<0,05. Berikut tabel yang merangkum hasil dari uji normalitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2
Rangkuman Hasil Uji Normalitas Untuk Tiap Variabel
Variabel |
Kolmogorov-Smirnov |
Sig. |
Keterangan |
Career Decision Making |
0.957 |
0.319 |
Normal |
Efikasi Diri |
0.684 |
0.738 |
Normal |
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov- Smirnov untuk masing-masing variabel menunjukkan bahwa data untuk kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Pada Variabel Career Decision Making, hasil uji normalitas menunjukkan signifikansi 0,319 (p>0,05) dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Adapun variabel efikasi diri didapatkan nilai signifikansi 0,738 (p>0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa berdistribusi normal.
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis berhubungan secara linier atau tidak. Dengan kata lain uji prasyarat ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ini dapat dikatakan linier jika signifikansi linieritas berada dibawah 0,05 (p<0,05) dan dikatakan tidak linier jika berada diatas 0,05 (p>0,05). Berikut tabel yang merangkum hasil dari uji normalitas dapat dilihat di bawah ini :
Rangkuman Hasil Analisa Linieritas
Variabel |
F |
P |
Keterangan |
Career Decision Making |
58,113 |
0,000 |
Linier |
Efikasi Diri |
Berdasarkan uji linieritas diatas, pada variabel efikasi diri dengan career decision making memperoleh hasil signifikansi linearity sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel career decision making dengan efikasi diri adalah linier.
Uji hipotesis yang digunakan untuk analisis regresi sederhana (simple regression), yaitu suatu model numerik yang dapat digunakan untuk melihat perubahan hubungan setidaknya antara dua faktor (Sujarwo,2017). Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 95% (0,5), pada umumnya penelitian mengenai penelitian sosial 5%. Tingkat signifikansi 0,05 yang berarti kemungkinan besar dari hasil pemeriksaan keakuratan 95% dengan tingkat kegagalan atau kesalahan 5%.
Metode analisa data yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan uji regresi sederhana yang dilakukan pada variabel efikasi diri dengan career decision making pada siswa SMA IT Al- Furqon Palembang.
Hasil Analisa Hipotesis
Variabel |
R |
R2 |
P |
Keterangan |
Career Decision Making |
0,928 |
0,861 |
0,000 |
Sangat Signifikan |
Efikasi Diri |
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri dengan career decision making adalah r = 0,928 dengan nilai (R2)= 0,861 atau 86,1% dan p = 0,000. Jadi masih terdapat 13,9% pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan career decision making namun tidak di teliti oleh peneliti.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan career decision making pada siswa SMA IT Al- Furqon Palembang. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana yang hasilnya menunjukkan adanya penerimaan terhadap hipotesis yang diajukan. Hasil tersebut dapat dilihat dari nilai koefesien korelasi r = 0,928 dengan nilai signifikansi (p) = 0,000 atau dengan kata lain p ≤ 0,01. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan career decision making pada siswa SMA IT Al- Furqon Palembang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa efikasi diri memegang peranan penting dalam proses career decision making seseorang. Konsep efikasi diri sendiri dalam konteks career decision making lebih mengacu pada kepercayaan diri seseorang akan kemampuannya dalam membuat suatu keputusan karir yang tepat, bukan terkait pada gaya pengambilan keputusan masing-masing individu.
Seorang peserta didik yang memiliki efikasi diri yang tinggi, maka dapat terbantu dalam menentukan keberhasilan career decision making di masa depan dan saat menghadapi permasalahan karirnya. Selain itu, efikasi diri yang dimiliki juga akan membantu membimbing dan mendorong siswa ke arah keberhasilan selama proses melakukan suatu tindakan, salah satunya adalah career decision making.
Selain
itu, siswa/i SMA yang memiliki efikasi diri baik, maka akan
terpenuhi dimensi strength (kekuatan) dalam dirinya. Dimensi strength
ditandai dengan adanya keyakinan diri akan kemampuannya dalam
menghadapi kesulitan atau halangan selama menjalankan aktivitas dalam
berbagai situasi. Jika efikasi diri yang dimiliki kuat, maka akan memiliki
usaha
untuk terus mengatasi kondisi yang menghambat diri dalam menuntaskan
tugas-tugas kewajibannya dan mendorong diri untuk gigih mencapai tujuan
yang diinginkan (Bandura, 2010). Di satu sisi, dimensi strenght
berkesinambungan dengan aspek pengetahuan mengenai karir dalam proses
pengambilan keputusan karir. Pencarian informasi mengenai seluk beluk
pekerjaan sebelum memulai bekerja pada suatu pekerjaan adalah hal yang
penting (Anoraga, 1992). Kedua hal tersebut dipertegas oleh pendapat Faiz
(2015), apabila seseorang pelajar memiliki pengetahuan, pengalaman, serta
mampu bertahan dalam kesulitan yang terjadi dalam kehidupan sosial selama
menjalankan pendidikan, maka akan memiliki efikasi diri dalam kesiapan diri
akan karirnya.
Dimensi
level atau magnitude
(tingkatan) pada efikasi diri yang
dimiliki siswa/i SMA juga berperan terhadap bagaimana seorang pelajar
menghadapi suatu permasalahan atau tantangan berdasarkan derajat
kesulitannya. Hal ini dijalankan sesuai dengan memahami diri akan batas
kemampuan yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dibutuhkan
pada masing-masing tingkat kesulitan tersebut (Bandura, 2010). Secara khusus
adanya dimensi level atau magnitude (tingkatan) dapat memperkuat aspek
pemahaman diri dalam proses pengambilan keputusan karir, dimana seseorang
akan menilai kelemahan dan kekuatan dirinya agar tercapai pengambilan
keputusan yang tepat untuk karirnya (Conger, 1991). Pearson (dalam Winkel &
Hastuti, 2006) mengatakan bahwa dalam proses pengambilan keputusan karir,
seseorang perlu memiliki pemahaman akan diri sendiri terkait situasi hidupnya.
Career decision making siswa dalam memilih jurusan IPA/IPS di SMA dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh (Brown, 2002), Career decision making dipengaruhi oleh faktor internal dan ektersnal. Faktor eksternal seperti peran orang tua, faktor sosial ekonomi, keluarga, dan teman. Selain itu, faktor internal dalam mengambil sebuah keputusan adalah ciri-ciri pribadi pengambil keputusan, yaitu efikasi diri. Efikasi diri memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan mampu menggunakan potensi dirinya secara optimal apabila efikasi diri mendukungnya. (Brown, 2002) juga menyebutkan bahwa efikasi diri dapat mempengaruhi Career decision making seseorang, sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah salah satu faktor dari Career decision making.
Berdasarkan kategorisasi career decision making menunjukkan bahwa dari sebanyak 119 siswa SMA IT Al- Furqon Palembang yang dijadikan subjek penelitian, terdapat 52 siswa atau (43,70%) yang melakukan career decision making yang tinggi dan 67 siswa atau (56,30%) siswa yang memiliki career decision making yang rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan rata-rata siswa SMA IT Al- Furqon Palembang memiliki career decision making yang rendah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Career Decision Making yang dikemukakan oleh (Brown, 2002) Career decision making dipengaruhi oleh faktor internal dan ektersnal. Faktor eksternal seperti peran orang tua, faktor sosial ekonomi, keluarga, dan teman. Selain itu, faktor internal dalam mengambil sebuah keputusan adalah ciri-ciri pribadi pengambil keputusan, yaitu efikasi diri. Efikasi diri memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan mampu menggunakan potensi dirinya secara optimal apabila efikasi diri mendukungnya. (Brown, 2002) juga menyebutkan bahwa efikasi diri dapat mempengaruhi Career decision making seseorang, sehingga dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah salah satu faktor dari Career decision making.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi career decison making yang dikemukakan menurut Widyastuti (2013). Meliputi faktor eksternal dan faktor internal, adapun faktor eksternal meliputi sosial ekonomi keluarga, pengaruh orang tua, teman sebaya. faktor internal juga sangat mempengaruhi, seperti kesadaran diri, minat, serta efikasi diri.
Berdasarkan kategorisasi efikasi diri menunjukkan bahwa dari sebanyak 119 siswa SMA IT Al- Furqon Palembang yang dijadikan subjek penelitian terdapat 64 siswa atau (53,78%) yang memiliki efikasi diri yang tinggi dan 55 siswa atau (46,22%) yang memiliki efikasi diri yang rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan rata-rata siswa SMA IT Al- Furqon Palembang memiliki efikasi diri yang tinggi.
Efikasi diri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu saja (internal), tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor dari luar (eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi efikasi diri akademik, yaitu: minat, kesabaran, resiliensi, karakter, motivasi belajar. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi efikasi diri diantaranya: gaya kelekatan, rasa hangat, goal orientasi, enactive mastery experiences, persuasi verbal (Mukti, 2019). Menurut (Bandura, 2010) bahwa efikasi diri dapat dipengaruhi atau ditumbuhkan dan dipelajari melalui empat hal, yaitu pengalaman menguasai sesuatu (mastery experience), modeling sosial, persuasi sosial dan kondisi fisik dan emosional.
Dari data kategori hasil penelitian diatas, dapat di lihat bahwa tinggi rendahnya efikasi diri siswa berhubungan erat dengan career decison making siswa. Dalam hal ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri siswa dalam tingkat negatif atau rendah sehingga mempengaruhi career decison making siswa dalam tingkat rendah pula. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat efikasi berhubungan erat dengan tingkat career decison making siswa.
Berdasarkan uji normalitas di peroleh hasil dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov untuk masing-masing variabel yang menunjukkan bahwa data untuk kedua variabel yang di gunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal. Pada Variabel Career Decision Making, hasil uji normalitas menunjukkan signifikansi 0,319 (p>0,05) dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Adapun variabel efikasi diri didapatkan nilai signifikansi 0,738 (p>0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa berdistribusi normal.
Berdasarkan uji linieritas di peroleh hasil pada variabel efikasi diri dengan career decision making memperoleh hasil signifikansi linearity sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel career decision making dengan efikasi diri adalah linier. Artinya variabel efikasi diri dengan career decision making dapat dikatakan linier karena terdapat perubahan yang terjadi pada satu variabel maka akan di ikuti oleh variabel lainnya sehingga memiliki besaran yang sejajar pada kedua variabel tersebut.
Kemudian berdasarkan uji hipotesis regeresi sederhana diperoleh hasil besarnya sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel efikasi diri dengan career decision making adalah r = 0,928 dengan nilai (R2)= 0,861 atau 86,1% dan p = 0,000. Jadi masih terdapat 13,9% pengaruh dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan career decision making namun tidak di teliti oleh peneliti.
Hubungan ini didukung oleh Nuri Istiqlailia & Sa�idah (2021) dengan judul hubungan antara self efficacy dengan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII Putri MA Miftahul Qulub Galis Pamekasan.� yang menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara self efficay dengan pengambilan keputusan karir siswa. Artinya, semakin tinggi self efficacy yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula tingkat pengambilan keputusan karir yang dimiliki siswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat self efficacy yang dimiliki siswa, maka semakin rendah pula tingkat pengambilan keputusan karir yang dimiliki siswa.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan career decision making pada siswa SMA IT Al- Furqon Palembang. Artinya, semakin tinggi tingkat efikasi diri yang dimilki siswa maka semakin tinggi pula tingkat career decision making yang dimiliki siswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat efikasi diri dengan career decision making yang dimilki siswa maka semakin rendah pula tingkat career decision making yang dimiliki siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil analisis data dari pembahasan, peneliti menarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan anatara Efikasi Diri dengan Career Decision Making pada peserta didik SMA IT Al- Furqon Palembang.
BIBLIOGRAFI
Alifudin, M. (2012). Reformasi Pendidikan Strategi Inovatif Peningkatan Mutu Pendidikan. Magna Script Publishing.
Anoraga, P. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
Apriansyah, A., Hadiwinarto, H., & Mishbahuddin, A. (2018). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Man 2 Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 1(3), 1�11. https://doi.org/10.33369/consilia.1.3.1-11
Arikunto, S, (2002). Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aqib, Z., & Rohmanto, E. (2018). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Yrama Widya.
Ariana, R. D. (2019). Hubungan Efikasi Diri Karir Dengan Kematangan Karir Pada Siswa Kelas Xii Smkn 2 Jepara. Jurnal������ Psikologi����������� Perseptual,����� 3(1),��� 7�21. https://doi.org/10.24176/perseptual.v3i1.2240
Arjanggi, R. (2017). Identifikasi Permasalahan Pengambilan Keputusan Karir Remaja. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 22(2), 28�35. https://doi.org/10.20885/psikologika.vol22.iss2.art3
Aryani, F., & Rais, M. (2017). Model e-Peminatan: Solusi Praktis Merencanakan Karier Masa Depan. Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Astuti, A. P. (2019). Karakteristik Efikasi Diri Pembuatan Keputusan Karir Pada Remaja. 6.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2016). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar.
Bandura,
A, 2010. Self Efficacy Mechanism in Psikological and Health
Promoting Behavior, Prentice Hall, New Jersy
Brown, D. (2002). Career choice and development (4th Ed). John Wiley & Sons, Inc
Cervone, D., & Lawrence A, P. (2015). Kepribadian Teori dan Penelitian. Salemba.
Chaniago, A. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan (Pendekatan Teori & Studi Kasus). Lentera Ilmu Cendikia.
Conger,
J.J. (1991). Adolesence and Youth: Psychologycal Development in a
Changing World (4th edition). New York: Harper Collins
Damayanti, D., & Widyowati, A. (2018). Peningkatan Career Decison Making Self Efficacy (CDMSE) Melalui Pelatihan Perencanaan Karir pada Siswa SMK.
����������� humanitas,������ 15(1),� 35. https://doi.org/10.26555/humanitas.v15i1.7409
Daryanto, & Suwandi. (2017). Manajemen Peserta Didik. Gavamedia.
Desmita. (2017). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Diana W, D. D., & Alhusin, S. (2019). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. Konseling Edukasi �Journal of Guidance and Counseling,� 3(2). https://doi.org/10.21043/konseling.v3i2.6403
Erlina, L. (2020). Efikasi Diri dalam Meningkatkan Kemampuan Mobilisasi Pasien. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Febriansah, R. E., & Meiliza, D. R. (2020). Teori Pengambilan Keputusan. Jawa Timur: UMSIDA Press.
J. Feist, & G.J. Feist. (2010). Teori Kepribadian. Salemba Humanika.
Mukti, B. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri akademik. 7.
Nabilah, A., & Indianti, W. (2019). Peran Efikasi Diri dalam Keputusan Karier terhadap Hubungan antara Future Work Self dengan Adaptabilitas Karier pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 9(2), 160. https://doi.org/10.26740/jptt.v9n2.p160-174
Nuri Istiqlailia, & Sa�idah, I. (2021). Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Pengambilan Keputusan Karier Pada Siswa Kelas XII Putri MA Miftahul Qulub Galis Pamekasan. Edu Consilium: Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam, 2(2). https://doi.org/10.19105/ec.v2i2.4937
Pramudi, H. (2015). Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Kutasari Purbalingga. Universitas Negeri Yogyakarta.
Preska, L., & Wahyuni, Z. I. (2019). Pengaruh Dukungan Sosial, Self-Esteem Dan Self-Efficacy Terhadap Orientasi Masa Depan Pada Remaja Akhir. TAZKIYA:����� Journal of�������� Psychology,��� 5(1). https://doi.org/10.15408/tazkiya.v22i1.8160
Riyanti, W. (2017). Efektivitas Bimbingan Karir dalam Pengambilan Keputusan Karir pada Peserta Didik KELAS XI SMK PGRI 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018. Universitas Islam Negeri Raden Intan.
Santosa, E. I., & Himam, F. (2014). Pengaruh Berbagi Pengetahuan Perencanaan Karir Terhadap Efikasi Diri Dalam Membuat Keputusan Karir. Jurnal Intervensi Psikologi (JIP), 6(1), 1�24. https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol6.iss1.art1
Sijabat, O. P., Sihombing, L. N., Sibagariang, S. A., & Sijabat, D. (2021). Perkembangan Peserta Didik Tingkat Dasar & Menengah. Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.
Sitompul, N., & Wiyono, B. D. (2019). Pengembangan Media Career Map Untuk Membantu������� Perencanaan��� Karier� Siswa Kelas X Sma Negeri 12 Surabaya. Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan, 3(2), 1. https://doi.org/10.30598/jbkt.v3i2.846
Soetjipto, N. (2016). Self Efficacy Training dan Peningkatan Adversity Quotient pada Tenaga Pemasaran. K-Media.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, dan R & D. Alfabeta. Widarto. (2015). Bimbingan Karier dan Tips Berkarakter. LeutikaPrio.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarwo, S. (2017). Diktat Perkuliahan : Statistika 1. Tidak Diperjual-Belikan, Dipakai Untuk Kalangan Sendiri. Fakultas Psikologi : Universitas Bina Darma Palembang.
Syamsu Yusuf, et. al., 2012. Teori Kepribadian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widyastuti, R. J. (2013). Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa. 8.
Wiguna, A. (2018). Analisis Efikasi Diri Siswa Kelas Viii Smp Negeri I Sampit Tahun Pelajaran 2016/2017. 6, 8.
Winkel, W.S (1997).
Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Yudiana, W., Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen, Universitas Padjadjaran, Bandung, Dewanti, A. L., Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen, Universitas Padjadjaran, Bandung, Suherik, O. A., Prodi Sarjana Psikologi, Universitas Padjadjaran, Bandung, Cahyadi, S., & Departemen Psikologi Pendidikan, Universitas Padjadjaran, Bandung. (2021). Efektifitas career decision-making course dalam upaya menanggulangi kesulitan siswa untuk mengambil keputusan karier. Mediapsi, 7(2), 95�106. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2021.007.02.2
Zamroni, E. (2016). Urgensi Career Decision Making Skills Dalam Penentuan Arah Peminatan Peserta Didik. Jurnal��� Konseling������� Gusjigang, (2). https://doi.org/10.24176/jkg.v2i2.700