Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 9, September 2022

 

PERBANDINGAN BETON Fc'40 ANTARA BETON NORMAL DENGAN BETON YANG MENGGUNAKAN SIKA VISCOCRETE-8030 S

 

Khairil Yanuar, Suwaji, Ruspiansyah, Faryanto Effendi, Abdul Khaliq, Abdul Hafizh Ihsani

Politeknik Negeri Banjarmasin, Indonesia

Email[email protected][email protected][email protected], [email protected], [email protected],

[email protected]

 

Abstrak

Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari semen portland, agregat halus, kasar, dan air dengan perbandingan tertentu. Perencanaan campuran beton (mix design) adalah suatu langkah yang sangat penting dalam pengendalian mutu beton, campuran yang salah akan mempengaruhi kemudahan pelaksanaan maupun kinerja beton dalam pemakaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kuat tekan antara beton normal dengan beton yang menggunakan bahan tambah Sika ViscoCrete-8030 S. Manfaat penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan tambah Sika ViscoCrete-8030 S terhadap beton yang telah direncanakan. Metode penelitian menggunakan Teknik eksperimen dengan membuat beberapa benda uji yang nantinya akan melewati suatu pengujian. Lokasi penelitian di Laboratorium Struktur Uji Bahan dan Batuan Politeknik Negeri Banjarmasin. Hasil penelitian berupa data pengujian guna memperkuat pembahasan serta tujuan dari penelitian tersebut. Dari hasil penelitiandapat disimpulkan bahwa bahan material yang digunakan, yaitu semen Tipe 1 (conch), Agregat halus (Barito), Agregat Kasar (Katunun) dapat digunakan untuk pembuatan campuran beton. Perencanaankebutuhanbahan(MixDesign) berdasarkanSNI 03-2834-2000 dengan tujuan mendapatkan komposisi campuran antara semen, pasir, batu pecah, dan air sesuai dengan mutu beton yang direncanakan. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan mutu yang direncanakan Fc�40 yang akan di uji pada umur 7 haro, 14 hari, 28 hari, 35 hari. Hasil perhitungan menunjukkan beton normal pada umur 28 hari memiliki kuat tekan karakterisik sebesar 23,81 Mpa dan beton dengan tambahan Sika ViscoCrete-8030 S 29,74 Mpa, dapat terlihat pengaruh obat sika terhadap beton normal sebesar 24,92%.

 

Kata Kunci: beton; kuat tekan; sika viscocrete-8030 s

 

Abstract

Concrete is a mixture consisting of Portland cement, fine, coarse aggregate, and water in a certain ratio. Concrete mix planning (mix design) is a very important step in controlling the quality of concrete, the wrong mixture will affect the ease of implementation and performance of concrete in use. This study aims to determine the comparison of compressive strength between normal concrete and concrete using Sika ViscoCrete-8030 S added material. The benefit of this research is to determine the effect of Sika ViscoCrete-8030 S added material on the planned concrete. The research method uses an experimental technique by making several test objects that will later pass a test. The research location is at the Materials and Rocks Structure Test Laboratory of the Banjarmasin State Polytechnic. The results of the research are in the form of test data to strengthen the discussion and objectives of the research. From the results of the study, it can be concluded that the materials used, namely Type 1 cement (conch), fine aggregate (Barito), coarse aggregate (Katunun) can be used for the manufacture of concrete mixtures. Material requirements planning (Mix Design) based on SNI 03-2834-2000 with the aim of getting the composition of the mixture between cement, sand, crushed stone, and water in accordance with the planned concrete quality. The test object used is in the form of a cylinder with a planned quality of Fc'40 which will be tested at the age of 7 days, 14 days, 28 days, 35 days. The calculation results show that normal concrete at the age of 28 days has a characteristic compressive strength of 23.81 Mpa and concrete with the addition of Sika ViscoCrete-8030 S 29.74 Mpa, it can be seen that the effect of Sika on normal concrete is 24.92%.

 

Keywords: concrete; compressive strength; sika viscocrete-8030 s

 

 

Pendahuluan

Beton merupakan suatu campuran yang terdiri dari semen portland, agregar halus, kasar, dan air dengan perbandingan tertentu. Perencanaan campuran beton (mix design) adalah suatu langkah yang sangat�� penting dalam pengendalian mutu beton, campuran yang salah akan mempengaruhi kemudahan pelaksanaan maupun kinerja beton dalam pemakaian. Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama. Dalam merencanakan suatu konstruksi, struktur yang digunakan pada konstruksi harus kuat dan awet oleh karna itu pengendalian mutu terhadap bahan yang digunakan sangat penting dalam dunia konstruksi, terutama untuk Gedung, bangunan-bangunan, serta rumah tinggal yang strukturnya terbuat dari beton. Semen merupakan salah satu bahan utama dalam proses pembuatan beton, karna semen memiliki sifat hidraulik yaitu dapat mengeras jika tercampur dengan air.

Di Indonesia bahan tambahan telah banyak digunakan, manfaat dari bahan tambahan tersebut perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan���� jenis semen yang sama dengan bahan yang dipakai di lapangan. Untuk bahan tambahan yang merupakan bahan kimia harus memenuhisyaratyangdiberikan�� dalamASTMC.494�� (Standard Spesification For Chemical Admixture For Concrete). Pada penelitian ini penulismenggunakan bahan�� tambahSika ViscoCrete-8030S,bahan tambah digunakan untukmemodifikasisifatdan karakteristikdari beton���� dengan harapan dapat meningkatkanmutu,kualitasbeton. Selanjutnya beton normal atau beton konvensional akan dibandingkan dengan beton yang diberi bahan tambah Sika ViscoCrete-8030 S, ditinjau dari kuat tekan (Jamal, Widiastuti, & Anugrah, 2018). Karena itu, dalam kaitannya dengan hal tersebut maka judul yang diangkat adalahPerbandingan beton fc�40 antara beton normal dengan beton yang menggunakan Sika ViscoCrete-8030 S�.

 

Metode Penelitian

1.   Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah pada Laboratorium Struktur dan Bahan Politeknik Negeri Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Mulai dari pemeriksaan kadar lumpur pasir, pembuatan dan perawatan benda uji sampai pengujian kuat tekan beton.

 

Gambar 1

Peta Lokasi Pekerjaan

 

2.   Pengumpulan Data dari Hasil Pengujian

Pengumpulan data-data yang didapat dari hasil seluruh pengujian yang dilakukan di laboratorium.

3.   Hasil dan Pembahasan

Data-data yang didapatkan selanjutnya dapat diolah menjadi perbandingan hasil pengerjaan yang dilakukan dan pengujiannya apakah dapat dikatakan sesuai dengan prosedur dan spesifikasi teknis. Adapun pembahasan dan analisa yang akan saya bahas adalah sebagai berikut :

 

1.   Hasil kuat tekan benda uji yang telah dibuat

2.   Pengaruh bahan tambah terhadap benda uji yang telah dibuat

 

Hasil dan Pembahasan

1.   Hasil Pemeriksaan Bahan

a)  Pengujian Semen

Semen yang digunakan untuk penelitian ini adalah semen Portland type 1, Conch (PCC), dengan melakukan pengujian kehalusan semen, pengujian berat jenis, pengujian konsistensi semen, pengujian waktu ikat semen yang hasilnya dapat terlihat pada tabel 1 berikut ini.

 

Tabel 1

Hasil Pengujian Semen Conch (PCC)

 

 

No

 

 

Macam Pemeriksaan

Semen

Speksifikasi

Standar/Rujukan

Hasil

SNI 15-

2049-2004

1

Pengujian Kehalusan semen

 

Saringan No 100

 

 

%

SNI 15-2530-1991

 

 

100

 

 

-

 

Saringan no 200

%

 

89

-

 

2

 

Pengujian Berat Jenis

 

 

SNI 03-2531-1991

 

3,145

 

-

 

3

 

Pengujian Konsistensi Semen

 

 

SNI 15-2049-2004

 

11

 

10(1) mm

 

4

 

Waktu Pengikatan Semen

 

Pengikatan Awal

 

 

 

Menit

 

SNI 03-6827-2002

 

 

 

70

 

 

 

Min. 45

 

Pengikatan Akhir

Menit

 

150

Max. 375

(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)

 

Dari hasil pengujian pada tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa semen yang akan digunakan telah memenuhi syarat spesifikasi untuk pembuatan beton. Untuk data lebih lengkapnya tentang pengujian semen ini dapat dilihat pada lampiran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Waktu Pengikatan Semen Conch

(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)

 

b)  Pengujian Agregat Halus

Agregat Halus, yang dibeli di CV.AMANAH ANUGRAH ALAM, denganmelakukanbeberpa pengujian diantaranya Pengujianberatjenis, Analisa saringan, berat isi , kadar organik, kadar lumpur, dan kadar air didapat beberapa data yang hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut.

 

Tabel 2

Hasil Pengujian Pasir Barito

 

No

 

Macam Pemeriksaan

Semen

Speksifikasi

Standar/Rujukan

Hasil

SII 0052-80

1

Kadar Lumpur

%

SNI 03-4142-1996

0,21

Max. 5%

2

Kadar Zat Organik

%

SNI 03-2816-1992

Kat.No 5

Kat.No. 3

3

Berat Jenis

 

SNI-1970-2008

 

 

 

-�� Berat Jenis Bulk

%

 

2,618

 

 

-�� Permukaan Jenuh

%

 

2,634

Min. 2,5

 

-�� Berat Jenis Semu

%

 

2,659

 

4

Penyerapan

%

 

0,583

Max 3%

5

Kadar Air

%

SNI-1971-2011

0,7

 

6

Susunan Gradsi Agregat :

 

SNI-03-1968-1990

 

Zona IV

 

3/8��� (9,52 mm)

 

 

100

100

 

No.4 ��(4,76 mm)

 

 

100

95-100

 

No.8 ��(2,38 mm)

 

 

98,4

95-100

 

No.16 (1,19 mm)

 

 

95,05

90-100

 

No.30 (0,59 mm)

 

 

89

80-100

 

No.50 (0,28 mm)

 

 

38

15-50

 

No.100 (0,15 mm)

 

 

2,5

0-15

 

Berat Isi

Kg/dm�

SNI 03-1973-1990

 

 

7

Berat Agregat Lepas

 

 

1,5

 

 

Berat Agregat Tusukan

 

 

1,597

 

 

Berat Agregat Goyangan

 

 

1,677

 

(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)

 

Dari hasil pengujian pada tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa pasir barito yang akan digunakan tidak memenuhi syarat spesifikasi untuk bahan campuran pembuatan beton. Untuk hasil pengujian lebih lengkapnya bisa dilihat pada lampiran III.

 

Tabel 3

Analisa Saringan Agregat Halus Pasir Barito

 

Nomor

 

Saringan

 

Berat Tertahan

 

(gr) Contoh

Kumulatif Tertahan (gr) Contoh

Kumulatif Persen

 

Daerah Gradasi Susunan Butir (Zone) 4

Tertahan

 

���� Persen

 

Lolos Contoh

 

 

Rata-Rata

mm

inch

1

2

1

2

1

2

1

2

9,52

3/8"

0

0

0

0

0

0

100

100

100

100

4,76

No.4

0

0

0

0

0,00

0,00

100

100

100,00

95 � 100

2,38

No.8

2,1

1,1

2,1

1,1

2,18

1,11

97,90

98,90

98,40

95 � 100

1,19

No.16

3,2

3,5

5,3

4,6

5,50

4,66

94,70

95,40

95,05

90 � 100

0,59

No.30

1,6

10,5

6,9

15,1

7,17

15,30

93,10

84,90

89,00

80 � 100

0,279

No.50

37,9

64,1

44,8

79,2

46,52

80,24

55,20

20,80

38,00

15 � 50

0,149

No.100

51,5

19,5

96,3

98,7

96,30

98,70

3,70

1,30

2,50

0 � 15

�������� Pan

3,7

1,3

100

100

100,00

100,00

0

0

0,00

 

Fine Modulus = 1,788

(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Grafik 3

Gradasi Pasir Barito

����������������� (Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

Berdasarkan pengujian Analisa saringan. Dapat dilihat rata � rata kumulatif lolos pada saringan menunjukkan bahwa pasir barito ini termasuk pada zona IV yang dapat dilihat pada grafik 3 diatas.

c)   Pengujian Agregat Kasar

Agregat Halus, yang dibeli didaerah Pelaihari, dengan melakukan beberpa pengujian diantaranya Pengujian Keausan, berat jenis, Analisa saringan, berat isi , kadar organik, kadar lumpur, dan kadar air didapat beberapa data yang hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut.

 

Tabel 4

Hasil Pengujian Batu Katunun

 

No

 

Macam Pemeriksaan

Semen

Speksifikasi

Standar/Rujukan

Hasil

SII 0052-80

1

Kekerasan/Keausan :

 

 

 

 

 

-��� Los Angeles

%

SNI-2417-2008

16,617

Max. 40%

2

Kadar Lumpur

%

SNI-03-4142-1996

0,776

Max. 1%

3

Berat Jenis

 

SNI-1969-2008

 

 

 

-�� Berat Jenis Bulk

%

 

2,726

 

 

-�� Permukaan Jenuh

%

 

2,743

Min. 2,5

 

-�� Berat Jenis Semu

%

 

2,773

 

4

Penyerapan

%

 

0,662

Max. 3%

5

Kadar Air

%

SNI-1971-2011

0,19

 

6

Susunan Gradsi Agregat :

 

SNI-03-1968-1990

 

Max 20 mm

 

3 in

 

 

100

100

 

1 ��

 

 

100

95-100

 

3/4�

 

 

39,02

35-70

 

3/8�

 

 

7,64

10-40

 

No.4

 

 

0,28

0-5

 

No.8

 

 

0,22

 

 

No.16

 

 

0,2

 

 

No.30

 

 

0,17

 

 

No.50

 

 

0,12

 

 

No.100

 

 

0

 

7

Berat Isi

Kg/dm

SNI 03-1973-1990

 

 

 

Berat Agregat Lepas

 

 

1,368

 

 

 

Berat Agregat Tusukan

 

 

���� 1,523

 

 

Berat Agregat Goyangan

 

 

���� 1,424

 

(Hasil Pengujian Laboratorium/Penelitian Sendiri)

 

Dari hasil pengujian pada tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa agregat kasar (batu pecah) telah memenuhi semua syarat spesifikasi yang ada sebagai bahan untuk pencampuran beton. Untuk hasil pengujian yang lebih jelasnya bisa dilihat pada lampiran.

 

Tabel 5

Analisa Saringan Batu Katunun 1 - 2

 

Nomor

 

Saringan

 

Berat Tertahan

 

(gr) Contoh

Kumulatif Tertahan (gr) Contoh

Kumulatif Persen

 

Daerah Gradasi Susunan Butir Maks 20 mm

Tertahan

 

Persen

 

Lolos Contoh

 

 

Rata-Rata

mm

inch

1

2

1

2

1

2

1

2

 

75

3 in

0

0

0

0

0

0

100

100

100

 

38,1

1 1/2"

0

0

0

0

0

0

100

100

100

100

19,1

3/4"

924,8

904,7

924,8

904,7

61,65

60,31

38,35

39,69

39,02

95 � 100

9,52

3/8"

461,5

480,2

1386,3

1384,9

92,41

92,31

7,59

7,69

7,64

30 � 60

4,76

No.4

110

110,9

1496,3

1495,8

99,74

99,71

0,26

0,29

0,28

0 - 10

2,38

No.8

0,8

0,9

1497,1

1496,7

99,79

99,77

0,21

0,23

0,22

 

1,19

No.16

0,2

0,3

1497,3

1497

99,81

99,79

0,19

0,21

0,20

 

0,59

No.30

0,4

0,5

1497,7

1497,5

99,83

99,82

0,17

0,18

0,17

 

0,28

No.50

0,7

0,8

1498,4

1498,3

99,88

99,87

0,12

0,13

0,12

 

0,15

No.100

1,8

1,9

1500,2

1500,2

100,00

100,00

0,00

0,00

0,00

 

������ Pan

0

0

1500,2

1500,2

100,0

100,0

0,0

0,0

0,0

 

(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5

Gradasi Batu Katunun 1 � 2

���������� (Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

Berdasarkan pengujian Analisa saringan. Dapat dilihat rata � rata kumulatif lolos pada saringan menunjukkan bahwa batu katunun termasuk dalam batu dengan butiran maksimal 20 mm yang dapat dilihat pada grafik 5 diatas.

d)  Hasil Gradasi Untuk Campuran Beton

Perencanaan gradasi campuran merupakan proporsi campuran beton untuk mengetahui setiap % agregat yang diperlukan. Berikut perhitungan proporsi gabungan agregat dengan butiran yang digunakan maksimum 20 mm, dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

 

Tabel 6

Gradasi Gabungan Agregat

 

 

URAIAN

UKURAN SARINGAN

 

(Inc)

 

1 1/2"

 

3/4"

 

3/8"

 

# 4

 

# 8

 

# 16

 

# 30

 

# 50

 

# 100

 

(mm)

37

19

9.5

4.75

2.36

1.18

0.6

0.3

0.15

 

 

A. Data Gradasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pasir Ex Barito

 

 

100

 

100

 

100

 

100,00

 

98,40

 

95,05

 

89,00

 

38,00

 

2,5

 

 

1/2 Ex Katunun

 

 

100

 

100,00

 

39,02

 

7,64

 

0,28

 

0,22

 

0,20

 

0,17

 

0,12

 

B. Kombinasi Agregat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pasir Ex Barito 28 %

 

28

28

28

28

27,552

26,614

24,92

10,64

0,7

 

 

1/2 Ex Katunun 72 %

 

 

72

 

72

 

28,10

 

5,50

 

0,20

 

0,16

 

0,15

 

0,12

 

0,09

 

Total Campuran

 

100

100

56,10

33,50

27,75

26,77

25,07

10,76

0,79

 

(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

C. SPEC GRADASI

(Inc)

 

(mm)

1 1/2"

 

37

3/4"

 

19

3/8"

 

9.5

# 4

 

4.75

# 8

 

2.36

# 16

 

1.18

# 30

 

0.6

# 50

 

0.3

# 100

 

0.15

Beton Normal :

Kurva 1

 

100

100

45

30

23

16

9

2

0

Kurva 2

 

100

100

55

35

28

21

14

3

0

Kurva 3

 

100

100

65

42

35

28

21

5

0

Kurva 4

 

100

100

75

48

42

34

27

12

2

 

Gambar 6

Gradasi Gabungan Agregat Beton

(Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

Dari grafik gradasi diatas menjelaskan bahwa hasil gabungan agregat yang akan digunakan dalam pencampuran beton dinyatakan masuk pada spesifikasi gradasi. Hal tersebut dapat terlihat pada garis hijau gelap yang terdapat pada grafik 6 diatas.

2.   Hasil Rancangan Adukan Beton (Mix Design)

Untuk perhitungan perencanaan campuran adukan beton (mix design) menurut SNI 03-2834-2000 bahan yang digunakan seperti air, semen conch, agregat halus yang dipakai adalah pasir barito, dengan agregat kasar yang digunakan adalah batu katunun menghasilkan campuran beton seperti yang terlihat pada tabel.

 

 

 

 

 

 

Tabel 7

Proporsi Campuran Adukan Untuk Beton Normal

 

 

Proporsi Campuran

 

Semen Conch

���� (Kg)

Air

(Kg/lt)

Agregat Kondisi Jenuh Kering

 

Permukaan (Kg)

Agregat Halus

Agregat Kasar

Tiap m

554,1

205

466

1196

Untuk 15 Benda

Uji Silinder

 

45

 

17

 

37

 

95

Faktor Air Semen

���

������� 0,38

 

Slump Rencana

 

30 60 mm

 

Tabel 8

Proporsi Campuran Adukan Untuk Beton Dengan

Menggunakan Bahan Tambah Sika Viscocrete 8030-S

 

 

Proporsi Campuran

Semen Conch (Kg)

 

Air

 

(Kg/lt)

Agregat Kondisi Jenuh Kering

 

Permukaan (Kg)

Agregat Halus

Agregat Kasar

Tiap m

554,1

205

����� �������466

������� 1196

Untuk 15 Benda

 

Uji Silinder

 

����� 45

 

��� 13

 

������������� 37

 

���������� 95

 

Faktor Air Semen

 

������������������������������������������������ 0,38

 

Slump Rencana

�������� �������������������������������30 60 cm

Sika Viscocrete 8030-S (Tipe F)

 

�������� ������������������0,27 lt (0,6% dari berat semen)

 

Untuk uraian lebih lengkap dari hasil campuran adukan beton mengenai perhitungan perencanaan campuran adukan beton (mix design) menurut SNI 03-2834-2000, dapat dilihat pada lampiran D mix design.

3.   Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton

Hasil pengujian kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-2011 untuk 1 variasi beton terdapat 12 benda uji dan terbagi menjadi 4 umur beton yaitu 7 hari, 14 hari, 28 hari dan 35 hari. Dari pengujian kuat tekan beton yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut :

 

 

 

 

Tabel 9

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Pada Beton

Normal Dengan Slump 60 mm

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

7 Hari

Konversi

 

28 Hari

7 Hari

Konversi

 

28 Hari

 

23,757

33,939

 

 

23,606

 

 

33,723

Silinder

 

22,626

32,322

Silinder

 

24,436

34,908

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

14 Hari

Konversi

14 Hari

Konversi

 

28 Hari

28 Hari

 

29,413

33,424

 

 

29,300

 

 

33,296

Silinder

 

30,205

34,324

Silinder

 

28,282

32,139

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

28 Hari

Konversi

28 Hari

Konversi

 

28 Hari

28 Hari

 

25,454

25,454

27,716

27,716

Silinder

 

29,413

 

28,282

29,413

 

28,282

 

 

Silinder

 

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

35 Hari

Konversi

35 Hari

Konversi

28 Hari

28 Hari

27,264

25,121

 

 

27,905

 

 

25,712

Silinder

29,526

27,206

Silinder

26,924

24,808

Silinder

 

Tabel 10

Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Pada Beton

Memakai Bahan Tambah Dengan Slump Flow 52 cm

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

 

7 Hari

Konversi

 

28 Hari

 

7 Hari

Konversi

 

28 Hari

 

38,689

55,271

 

 

39,859

 

 

56,941

Silinder

 

42,423

60,604

Silinder

 

38,463

54,948

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

 

14 Hari

Konversi

 

14 Hari

 

28 Hari

 

28 Hari

 

37,332

42,423

 

 

37,823

 

 

42,98

Silinder

 

36,88

41,91

Silinder

 

39,256

44,61

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

 

28 Hari

Konversi

 

28 Hari

Konversi

 

28 Hari

28 Hari

 

38,35

38,35

 

 

 

38,35

 

 

 

38,35

 

Silinder

 

38,803

38,803

 

Silinder

 

37,898

37,898

 

Silinder

 

Tekanan Mpa

r = rata -rata

 

 

Keterangan

 

35 Hari

Konversi

 

28 Hari

 

35 Hari

Konversi

 

28 Hari

38,01

35,024

 

 

39,6

 

 

36,5

Silinder

40,16

37,004

Silinder

40,726

37,525

Silinder

 

 

Tabel 11

Pengaruh Sika Viscocrete 8030-S Terhadap Kuat

Tekan Beton Normal Tanpa di Konversi 28 hari

 

 

No

Umur

 

Beton

 

Kuat Tekan

 

Rata - Rata

 

 

Beda (%)

(Hari)

Normal

T. Sika

Normal

T. Sika

1

 

 

��� 7

23,757

38,690

 

 

23,606

 

 

39,859

 

 

68,85

2

22,626

42,423

3

24,436

38,464

4

 

 

14

29,413

37,332

 

 

29,300

 

 

37,823

 

 

29,09

5

30,205

36,880

6

28,282

39,256

7

 

 

�� 28

25,454

38,351

 

 

27,716

 

 

38,351

 

 

38,37

8

29,413

38,803

9

28,282

37,898

10

 

 

�� 35

27,264

38,011

 

 

27,905

 

 

39,633

 

 

42,03

11

29,527

40,161

12

26,925

40,726

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 11

Hubungan Kuat Tekan Beton Normal dan Beton dengan

Tambahan Sika tanpa di Konversi 28 Hari

������������������� (Hasil Pengujian Laboratorium/ Penelitian Sendiri)

 

 

Kesimpulan

Dari hasil penelitianPerbandingan Beton Fc�40 Antara Beton Normal dengan Beton yang Menggunakan Sika Viscocrete -8030 S� dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1) Dari hasil perhitungan evaluasi, beton normal dan beton dengan menggunakan sika viscocrete-8030-S tidak mencapai kuat tekan yang disayaratkan 2) Dari hasil penelitian beton normal dengan beton yang ditambah sika viscocrete 8030 S memiliki perbedaan yang cukup besar pada umur 7 hari beton normal memiliki perbedaan sebesar 68,85% dari beton dengan bahan tambah, kemudian pada umur 14 hari beton normal memiliki perbedaan dengan beton yang menggunakan bahan tambah sebesar 29,09%, lalu pada umur 28 hari beton normal memiliki perbedaan dengan beton yang menggunakan bahan tambah sebesar 38,37%, selanjutnya pada umur 35 hari beton normal memiliki perbedaan dengan beton yang menggunakan bahan tambah sebesar 42,03%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

1970, SNI. (2008). Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Halus. Retrieved from http://sni.litbang.pu.go.id/index.php?r=/sni/new/sni/detail/id/195. Google Scholar

 

Anonim, S. N. I. (1992). SNI 03�2816�1992. Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir Untuk Campuran Mortar Atau Beton, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Google Scholar

 

Indonesia, Badan Standardisasi Nasional. (1991). SNI 15-2531-1991Metode Pengujian Berat Jenis Semen. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Google Scholar

 

Indonesia, Standar Nasional. (2004). Semen portland pozolan. Badan Standardisasi Nasional, 9. Google Scholar

 

Jamal, Mardewi, Widiastuti, Masayu, & Anugrah, Anggi Tossib. (2018). Pengaruh Penggunaan Sikacim Concrete Additive Terhadap Kuat Tekan Beton dengan Menggunakan Agregat Kasar Bengalon dan Agregat Halus Pasir Mahakam. Prosiding Seminar Nasional Teknologi, Inovasi Dan Aplikasi Di Lingkungan Tropis, 1(1), 28�36. Google Scholar

 

Korua, Anggi Marina, Dapas, Servie O., & Handono, Banu Dwi. (2019). Kinerja High Strength Self Compacting Concrete Dengan Penambahan Admixture �Beton Mix� Terhadap Kuat Tarik Belah. Jurnal Sipil Statik, 7(10). Google Scholar

 

Kusuma, Gideon. (2013). Dasar-dasar Perencanaan Beton. Erlangga, Jakarta. Google Scholar

 

Mulyono, Tri. (2005). Teknologi Beton, Yogyakarta. Penerbit Andi. Google Scholar

 

Nasional, Badan Standarisasi. (1989). SK SNI S-04-1989-F: Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, Bahan Bangunan Bukan Logam. Jakarta: BSN. Google Scholar

 

Nasional, Badan Standarisasi. (1990). SNI 03 1973-1990 Metode Pengujian Berat Isi Beton. Jakarta. Google Scholar

 

Nasional, Badan Standarisasi. (2000). SNI 03-2834-2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal). BSN, Jakarta. Google Scholar

 

Nasional, Badan Standarisasi. (2008a). SNI 1969-2008 Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. Kementrian Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU. Google Scholar

 

 

 

Nasional, Badan Standarisasi. (2008b). SNI 2417: 2008,�Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles. Kementrian Pekerjaan Umum, Badan Penelitian Dan Pengembangan PU. Google Scholar

 

Rahmat, Rahmat, Hendriyani, Irna, & Anwar, Moh Syaiful. (2016). Analisis Kuat Tekan Beton Dengan Bahan Tambah Reduced Water Dan Accelerated Admixture. INFO-TEKNIK, 17(2), 205�218. Google Scholar

Rahmayanti, Putri. (2019). Hasil Perbandingan Mutu Beton f�c 20 Dengan Agregat Halus Di Cuci Dan Tidak Di Cuci. Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar

 

Septireza, Mirza. (2015). Variasi Gradasi Pasir Untuk Beton Struktur Terhadap Kuat Tekan Beton f�c 30 Mpa. Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar

 

Sidabariba, Andreas P. Silalahi. (2020). Tinjauan Metode Pelaksanaan dan Quality Control Untuk Pekerjaan Pengecoran Lantai Pile Slab Jembatan Sei Alalak (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jembatan Sei Alalak �Banjarmasin, Kalimantan Selatan). Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar

 

SNI.03-4142. (1996). Metode Pengujian Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No 200 (0,075 mm). Sni 03-4142, 200(200), 1�6. Google Scholar

 

Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi Beton. Biro Penerbit Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Yogyakarta. Google Scholar

 

Van Gobel, Fadli M. (2017). Nilai Kuat Tekan Beton Pada Slump Beton Tertentu. RADIAL: Jurnal Peradaban Sains, Rekayasa Dan Teknologi, 5(1), 22�33. Google Scholar

 

Wibowo, Adi Ari. (2012). �Perbandingan Material Batu Split Dan Koral Dengan Bahan Tambahan Zat Adiktif Pada Mutu Beton Fc�30.� Program Teknik Sipil. Politeknik Negeri Banjarmasin. Google Scholar

 

Copyright holder:

Khairil Yanuar, Suwaji, Ruspiansyah, Faryanto Effendi, Abdul Khaliq, Abdul Hafizh Ihsani (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: