Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541- 0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 10, Oktober 2022
Welly Hendrik1, Rina Teriasi2, Evi Mariani3, David
Ming4, Salmon Ngesti Efrayim5
Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta1,4,5, Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya2,3
Email: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5
Karya ilmiah ini menguraikan dan menganalisis penginjilan dengan menurut Kisah Para Rasul terhadap pertumbuhan jemaat gereja Pantekosta di Indonesia Gedong Kuning Yogyakarta. Hasil Temuan, peneliti menggunakan data yang diperoleh dari ketiga hipotesis di atas dengan cara diuji cobakan. Dengan hasil seperti ini: Pertama, variabel X1 sampai dengan Y dengan nilai yang diperoleh adalah sebesar 0.738 dimana jumlah responden 50. Berdasarkan r tabel dimana diketahui bahwa untuk N= 50 r diperoleh angka sebesar 0.361. dari perhitungan diketahui bahwa r tabel sebesar 0.738 dan 0361 sebesar r tabel. Hipotesis diterima bahwa ada pengaruh peran penginjilan dengan KPR terhadap pertumbuhan gereja Pantekosta Gedongkuning Yogyakarta. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y sebesar 0.738 atau 22,7% dikategorikan dalam interpretasi koefisien korelasi termasuk dalam kategori rendah yang berpengaruh signifikan. Kedua, diperoleh variabel bebas dan variabel terikat Y X2 dengan nilai 0,750 dimana jumlah responden 50. Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi antara variabel X2 dengan variabel Y sebesar 36% yang bila diperhatikan dalam pedoman baku interpretasi dari koefisien korelasi termasuk dalam kategori rendah yang berpengaruh signifikan. Ketiga, hasil uji regresi linier berganda diperoleh tabel nilai R (korelasi) untuk peran penginjilan berdasarkan KPR sebesar 35,2%.
Kata Kunci: Peran Penginjilan, Kisah Para Rasul, Gereja Pentakosta
Abstract
This scientific paper describes and analyzes evangelism
according to acts on the growth of pentecostal church congregations in Indonesia Gedong Kuning Yogyakarta. As a result
of the findings,
researchers used data obtained from the three hypotheses above by means of
trials. With results like this:
First, variables X1
to Y with the value obtained
are 0.738 where the number of respondents
is 50. Based on r table where it is known that for N= 50 r a number of 0.361 is obtained.
from calculations it is known that r table is 0.738 and 0361 is as big as r table. The hypothesis is accepted
that there is an influence
of the role
of evangelism with KPR on the growth of the Pentecostal Church gedongkuning Yogyakarta. Based on the results of the
calculation of the correlation coefficient between variable X1 and variable Y of 0.738 or 22.7% categorized in the interpretation of the correlation coefficient, it is included
in the low category which has a significant effect. Second, a free variable and
bound variable Y X2 with a value of
0.750 were obtained
where the number of respondents
was 50. Based on the calculation
of the correlation coefficient between variable X2 and variable Y of 36% which when considered in the standard guidelines of interpretation of the correlation coefficient is included in the low category
which has a significant effect. Third, the results of the multiple linear regression test obtained a table of R values (correlation) for the role of evangelism based on mortgages of 35.2%.
Keywords: The Role of Evangelism, Acts, Pentecostal Church
Dalam Matius 16: 18 dituliskan “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya” Batu karang itu adalah Diri dan Karya Tuhan Yesus Kristus dimana Karya Kristus terdiri dari: penjelmaan, kelahiran, kehidupan, pelayanan, penyaliban, kematian, kebangitan, dan kenaikan-Nya ke surga. Semua karya tersebut bertujuan untuk memperoleh warga jemaatNya yaitu orang-orang yang bertobat dari dosanya setelah adanya pemberitaan Injil (Henry, 1961).
Dalam sejarah gereja Rasul Paulus adalah pribadi yang paling mengenal dan menjadi pengikut setia Tuhan Yesus. Seluruh hidup dan pelayanannya adalah contoh dari kesetiaannya mengikut Kristus. Rasul Paulus sangat dikuatkan oleh pernyataan dalam Alkitab dan percaya sepenuhnya akan “Itulah yang kuberitakan dalam Injilku." (Utley, 2013). Dalam I Korintus 11:1 dituliskan juga “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus (Utley, 2013).
Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa juga Yohanes yang disebut juga Markus. Pada waktu itu dalam jemaat di Anthiokia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barmabas dan Saulus bagiku untuk tugas yang telah kutentukan bagi mereka.” Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Dijelaskan di sini bahwa pekabaran Injil yang dikerjakan oleh Barnabas dan Saulus berkembang dengan pesat dan hasilnya adalah banyak jiwa dimenangkan. Mereka juga membawa Yohanes yang disebut Markus, Barnabas, Simeon yang disebut juga Niger, Menahem dan Lukius
sebagai buah pelayanan mereka. Hal ini membuktikan bahwa pekabaran Injil yang dilakukan oleh Barnabas dan Saulus bukan hanya memenangkan banyak jiwa bagi Tuhan tapi memenangkan banyak jiwa bagi pekerjaan Tuhan yang sangat diperlukan untuk pelebaran kerajaan Allah. Di sinilah peranan penginjilan terhadap pertumbuhan jemaat di zaman itu terlihat hasilnya.
Jusuf B.S dalam buku Makalah Pertumbuhan Gereja menuliskan sebagai berikut:
Hamba Tuhan sebagai pemimpin di dalam gereja, dan badan-badan gereja, harus mencocokkan dirinyadengan firman Tuhan, supaya ia menjadi berkat bagi umat Tuhan. Meskipun banyak umat Tuhan belum mengerti laknat yang diterimanya sebagian berasal dari hukuman para pemimpinnya, namun para pemimpin tidak boleh hidup sembarangan. Sebab Tuhan sendiri akan meminta pertanggungjawabannya. Jadi kepribadian seorang hamba Tuhan yang baik atau yang jelek itu berhubungan dengan pertumbuhan gereja (B.S., 1989).
Masa pra Misi merupakan masa yang perlu di lalui oleh seorang pemberita injil. Seorang misionaris sebelum terjun secara langsung dalam pemberitaan injil perlu melalui masa-masa persiapan. Pertama, Para murid Yesus tidak secara otomatis menjadi murid. Para murid memasuki fase dipanggil. Proses pemanggilan para murid dengan cara yang berbeda. Demikian juga para murid datang dari profesi sosial yang berbeda. Secara garis besar para murid memiliki latar belakang yang berbeda. Petrus dipanggil dari seorang nelayan. Matius dipanggil dari seorang pemungut cukai. Selain seorang murid harus tahu tentang panggilan, maka hal yang kedua seorang murid yang bakal menjadi pemberita injil perlu menerima pembelajaran. Para Murid tidak menjadi penginjil (penjala manusia) dengan inisiatif sendiri atau belajar, tapi Yesus mengajarkan para murid untuk dapat melakukan pekerjaan pemberitaan injil. Tidak cukup untuk mempersiapkan diri sebagai murid melalui belajar secara akademik untuk memberitakan Injil. Bantuan dan bimbingan Roh Kudus diperlukan untuk memenuhi secara tepat pekerjaan pemberitaan Injil. Matius 4:19 mencatat bahwa: Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Selain persiapan teoritis, Yesus mengajarkan para rasul dengan hidup Bersama-sama dengan Yesus. Keteladanan hidup seorang Guru Agung didemonstrasikan Yesus pada murid- muridNya selama kurang lebih 3,5 tahun. Selain Yesus sebagai Guru Agung mengajar dan membagikan hidupNya kepada para Murid, maka Rasul Paulus menjalani pengalaman masa persiapannya untuk menjadi seorang Pemberita Injil. Paulus mengalami masa pertobatan(Schnabel, 2010) setelah perjumpaannya dengan Yesus dalam Kisah Para Rasul 9:4-6. Setelah di Baptis di Damsyik Paulus tidak pergi ke Yerusalem untuk bergabung dengan para Rasul. Namun Paulus berangkat ke tanah Arab Galatia 1:17. Menurut Wycliffe Sang rasul menyebut Arab bukan sebagai tempat untuk memberitakan Injil, sebab meskipun memberitakan Injil tampak di dalam panggilannya, hal itu bukan merupakan pokok yang dibahas saat ini. Saat ini Paulus sedang membahas sumber dari Injilnya. Dia menyebut Arab sebagai kontras dari Yerusalem. Di sana tidak ada rasul. Di sana tidak ada orang yang dapat memberikan informasi
kepadanya tentang Tuhan dan karya penyelamatan-Nya. Mungkin orang yang baru bertobat ini pergi ke Arab untuk menyendiri dengan Allah dan merenungkan segenap implikasi dari Injil secara mendalam. Tidak perlu beranggapan bahwa semua segi kebenaran diberikan dalam pikiran sang rasul ketika ia bertobat. Dari tanah Arab Paulus kembali ke Damsyik. Sebutan secara kebetulan ini mempertegas informasi dari Kisah Para Rasul 9:3 bahwa pertobatannya terjadi di dekat kota itu.(Pfeiffer, Charles F; Harrison, 2013) Terkait dengan hal ini, maka pentingnya seorang pemberita Injil masa kini pada saat dipersiapkan, maka yang bersangkutan perlu dilengkapi baik secara akademik maupun secara keteladanan hidup.
Metode penelitian yang digunakan untuk membahas penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan strategi hermeneutik. Strategi Hermeneutik digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji dan memahami makna peranan penginjilan yang terkandung dalam Kisah Para Rasul tentang Missio Rasul Paulus. Hermeneutik atau pemaknaan kata berhubungan erat dengan pemahaman.(Hardiman, 2015) Kata hermeneutik pada umumnya merupakan suatu proses yang secara teori dan secara metodologis dalam memahami makna yang terdapat dalam suatu tanda-tanda atau simbol-simbol yang dipakai dalam berkomunikasi tertulis atau komunikasi lisan (Hardiman, 2015).
Seorang yang telah dipersiapkan dengan matang dapat diutus sesuai dengan aturan-aturan gereja lokal. Hal ini telah dilakukan oleh gereja barat dengan mengutus para misionaris untuk melakukan pemberitaan injil di seluruh pelosok nusantara. Hasilnya hingga saat ini telah banyak organisasi sinode gereja di Indonesia. Gereja- gereja di Indonesia pada masa kini sedang mengutus orang-orang Indonesia untuk melaksanakan pemberitaan Injil di berbagi kota di dunia.
Pengutusan menjadi sebuah amanat penting untuk menuju kepada penjangkauan jiwa-jiwa. Gereja saat ini memerlukan orang-orang yang memiliki kerelaan untuk keluar dari rasa nyaman untuk melihat ladang yang sedang menguning dan siap untuk dituai. Gereja masa kini memerlukan orang-orang yang siap dan berkata: ini aku utuslah aku. Gereja masa kini perlu menyadari bahwa keberadaan gereja di Indonesia sedang menghadapi perubahan yang sangat memprihatinkan. Daerah-daerah yang selama ini menjadi kantong Kristen sedang menghadapi dilema yang tidak dianggap sebagai dilema. Daerah-daerah di pedalaman Papua dan Nusa Tenggara Timur memerlukan perhatian dari orang-orang yang penuh dengan kerelaan dan berkata: “ini aku, utuslah aku.”
Pemberitaan berkaitan langsung dengan Tindakan yang akan dikerjakan oleh
utusan. Perjanjian Baru memberi pemahaman Pemberita Injil adalah orang yang 'memberitakan kabar baik' (kata kerja Yunani euangelizomai; bentuk istilah ini dalam Perjanjian Baru menggemakan kata Ibrani mevasser, mevasseret, dalam Yesaya 40:9; 52:7). Kata kerja ini sering dipakai dalam Perjanjian Baru, dan dikenakan kepada Allah (Galatia 3:8), kepada Tuhan Yesus (Lukas 20:1), kepada anggota gereja biasa (Kisah Para Rasul 8:4), begitu juga kepada para rasul dalam perjalanan penginjilan mereka. Kata benda Yunani yang berarti 'penginjil' hanya tiga kali terdapat dalam Perjanjian Baru. Timotius dalam 2 Timotius 4:5 dinasihati Paulus supaya melakukan pekerjaan seorang pemberita Injil; artinya, mengumumkan kenyataan-kenyataan dari kabar baik. Timotius telah beberapa kali menemani Paulus dalam perjalanan penginjilan. Tapi dari perintah yang diberikan kepada Timotius dalam kedua surat yang dialamatkan kepadanya, jelas bahwa pekerjaannya tatkala Paulus menulis kepadanya, yang terbesar ialah bersifat setempat dan penggembalaan. Bahwa Timotius diperintahkan untuk melakukan pekerjaan pemberita Injil. Hal ini menunjukkan bahwa pemberita Injil bisa juga seorang gembala dan pengajar. Dalam Kisah Para Rasul 21:8 Filipus dilukiskan sebagai 'pemberita Injil itu'. Filipus terpilih sebagai seorang dari ketujuh orang dalam Kisah Para Rasul 6, dan sesudah kematian Stefanus, ia memainkan peranan penting dalam penginjilan di daerah-daerah di mana Injil belum. Walaupun Filipus pemberita Injil, Filipus tidak termasuk golongan para rasul. Pembedaan serupa terdapat dalam hal Timotius dan rasul Paulus di 2 Korintus 1:1 dan Kolose 1:1. Walaupun para rasul adalah penginjil, tapi semua penginjil bukan rasul. Pembedaan ini dipertegas dalam Efesus 4:11, di sana jabatan 'pemberita Injil' disebut sesudah rasul dan nabi, sebelum gembala dan pengajar. Berdasarkan ayat ini jelas, bahwa karunia pemberita Injil dalam jemaat adalah suatu karunia khusus (Douglas, JD; Hillyer, N; Bruce, FF; Guthrie, D; Millard, AR; Packer, JI; Wiseman, 2007, p. 184).
Gereja Masa kini dapat meningkatkan pengembangan misi di berbagai area kehidupan manusia. Sangat disayangkan bahwa gereja kadang terlibat dalam pemasungan para pemberita Injil. M Kace hukumannya telah di umumkan oleh Pengadilan Negeri Ciamis menjadi 10 tahun (Antara, 2022). Jaksa memberikan tuntutan setelah dihadirkannya saksi ahli sebanyak 48 orang. Salah satu saksi ahli adalah seorang pejabat negara sekaligus sebagai pejabat gereja. Oknum Saksi ahli tersebut memberi kesaksian yang dinilai sebagian kalangan Kristen kurang adil. Gereja masa kini perlu membina para pemberita injil sehingga para pemberita injil kuat dalam menghadapi ketidakadilan.
Pemberitaan Injil perlu terus menerus diperdengarkan. Paulus mengalami pengalaman memperdengarkan berita tentang injil Yesus Kristus dan kebangkitanNya di Kota Atena (Kisah Para Rasul 17:20). Kata memperdengarkan kepada kami adalah terjemahan dari kata eisfereis eis tas akoas hemon(Sutanto, 2004, p. 733). Jika diterjemahkan secara harafiah berarti engkau membawa masuk ke telinga kami. Hal ini menunjukan bahwa kata memperdengarkan berarti pemberitaan yang terus menerus sehingga menimbulkan tanggapan dari pendengar. Tugas dan tanggungjawab seorang
pemberita injil adalah membicarakan Firman Tuhan terus menerus. Cepat atau lambat pasti ada tanggapan dari para pendengar yang mendengar pemberitaan firman tersebut. Hal ini penting bagi gereja masa kini dalam menentukan pemberita. Sebelum mengutus utusan injil, gereja perlu mengetahui apakah utusan injil tersebut akan militan menyuarakan berita injil kepada orang-orang yang akan ditemui. Sehingga dengan terus-menerus memperdengarkan berita injil Tuhan Yesus dan cepat atau lambat segera ada tanggapan dari orang-orang yang mendengar pemberitaan tersebut.
Tanggungjawab dari seseorang yang menjadi utusan injil adalah meyakinkan pemberitaan injil yang diberitakannya kepada para pendengar. Salah satu amanat Misi Rasul Paulus bagi orang percaya di Roma adalah supaya mereka percaya (Piper, 2003). Hal ini terkait dengan pemberitaan injil yang diperdengarkan diharapkan ada tanggapan pendengar. Tanggapan pendengar yang baik terjadi tidak secara otomatis. Tentu merupakan suatu proses hingga pada akhirnya timbul keinginan pendengar untuk percaya pada pemberitaan. Rasul Paulus memiliki pengalaman tentang tanggungjawabnya meyakinkan pendengar yang mendengar pemberitaannya. Kisah Para Rasul 19:8b. kai peithoon ta peri tes basileias tous Theou (Sutanto, 2004) jika kata ini diterjemahkan secara harafiah berarti lalu berusaha meyakinkan mereka tentang kerajaan Allah. Hal ini menunjukan bahwa Rasul Paulus tidak sekedar memberitakan, memperdengarkan pemberitaan injil Yesus Kristus. Namun Rasul Paulus berusaha berdiskusi dan meyakinkan pendengarnya tentang pemberitaan injil Yesus Kristus.
Salah satu hal yang ditekankan dalam diri seorang utusan injil adalah pemberitaannya perlu secara terus menerus dipercakapkan dan perlu pula meyakinkan pemberitaan injil pada pendengar. Para pemberita injil masa kini dapat meningkatkan misi masa kini sehingga gereja dapat bertumbuh karena pertobatan orang-orang baru yang telah mendengar berita injil Yesus Kristus.
Tugas seorang utusan injil tidak hanya sekedar memberitakan injil Yesus Kristus. Namun terus menerus memperdengarkan, meyakinkan dan juga mendampingi pendengar hingga mengambil keputusan untuk berseru. Hal ini perlu diakui bahwa ini bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Namun sudah menjadi tugas utusan injil untuk mendampingi pendengarnya. Secara implisit Paulus memiliki pendampingan untuk mendewasakan rohani dari pelayan-pelayan disekitarnya. Kisah Para Rasul 19:1-12 dr Lukas menulis pengalaman pelayanan Paulus bahwa orang-orang yang telah mendengar pemberitaan injil tidak dibiarkan untuk menemukan jawabannya sendiri. Paulus mendampingi orang-orang yang telah memberi diri dibaptis. Paulus hidup bersama dengan petobat-petobat baru tersebut selama dua tahun (Kisah Para Rasul 19:9). Hal ini menunjukan bahwa pemberita kebenaran perlu melakukan pendampingan kepada orang- orang yang telah menanggapi berita keselamatan.
Gereja masa kini memiliki tugas yang berkesinambungan untuk memelihara petobat-petobat baru. Paulus memiliki pengalaman yang hebat dalam pemberitaan injil.
Namun Paulus juga memiliki tanggungjawab yang besar untuk memelihara petobat- petobat baru dengan mendelegasikan tugas pemeliharaan pada orang-orang muda yang telah bersama-sama Paulus. Timotius adalah seorang muda yang menjadi kawan pelayanan Rasul Paulus (Dufour, 1990, p. 550). Paulus memberikan pendelegasian tugas kepada Timotius. Pemberian tugas khusus dapat dilihat dalam 1 Timotius 1:18- 20.(Utley, 2013) Tugas ini diberikan secara khusus oleh Paulus kepada Timotius(Bosch, 2012, p. 206) untuk menindaklanjuti pelayanan penginjilannya di Efesus. Pendelegasian tugas juga diberikan oleh Paulus kepada kawan-kawan sekerja lainnya.
Uji Instrumen Penelitian
Setelah pengolahan data penelitian selesai diuraikan, selanjutnya diadakan uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini dilakukan kepada 53 Jemaat Gereja Pentakosta di Indonesia GedongKuning Yogyakarta. Setelah kuesioner dijawab dan dikumpulkan, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas digunakan untuk melihat nilai koefisien korelasi (r). Dalam penelitian ini, instrumen dinyatakan valid jika korelasi nilai (r) yang diperoleh dari koefisien tabel nilai kritis r tabel sebesar 0.361. dari hasil perhitungan di awal di dapat data bahwa semua pertanyaan dinyatakan varid untuk variabel X1, X2 dan Y dengan hasil sebagai berikut:
Variabel X1: Peranan Pengajaran menurut KPR
Variabel Dimensi Pernyataan Alpha R Tabel Keterangan
1
X1 X1.1
2
1 0.361 VALID
1 0.361 VALID
3 1 0.361 VALID
4 0.806 0.361 VALID
6 0.658 0.361 VALID
7 0.55 0.361 VALID
8 0.505 0.361 VALID
9 0.661 0.361 VALID
10 0.661 0.361 VALID
X1.2 11 0.55 0.361 VALID
12 0.526 0.361 VALID
|
13 |
0.365 |
0.361 |
VALID |
|
14 |
0.678 |
0.361 |
VALID |
||
|
|
15 |
0.506 |
0.361 |
VALID |
|
|
16 |
0.077 |
0.361 |
VALID |
|
X1.3 |
17 |
0.562 |
0.361 |
VALID |
|
|
18 |
0.519 |
0.361 |
VALID |
|
|
19 |
0.621 |
0.361 |
VALID |
|
|
20 |
0.621 |
0.361 |
VALID |
Peranan penginjilan menurut KPR
Variabel Dimensi Pernyataan Alpha R.Tabel Keterangan
|
21 |
0.816 |
0.361 |
VALID |
|
22 |
0.723 |
0.361 |
VALID |
||
24 |
0.81 |
0.361 |
VALID |
||
|
X2.1 |
25 |
0.439 |
0.361 |
VALID |
|
|
26 |
0.906 |
0.361 |
VALID |
|
|
27 |
0.804 |
0.361 |
VALID |
|
|
29 |
1 |
0.361 |
VALID |
|
X2.2 |
30 |
0.426 |
0.361 |
VALID |
|
|
31 |
0.466 |
0.361 |
VALID |
|
|
32 |
0.046 |
0.361 |
VALID |
|
|
33 |
0.43 |
0.361 |
VALID |
|
|
34 |
0.55 |
0.361 |
VALID |
|
|
35 |
0.585 |
0.361 |
VALID |
|
|
36 |
0.671 |
0.361 |
VALID |
|
X2.3 |
37 |
0.828 |
0.361 |
VALID |
|
|
38 |
0.896 |
0.361 |
VALID |
|
|
39 |
0.868 |
0.361 |
VALID |
|
|
40 |
1 |
0.361 |
VALID |
Pertumbuhan jemaat
GpdI Gedongkuning Yogyakarta
Variabel |
Dimensi |
Pernyataan |
Alpha |
R. Tabel |
Keterangan |
|
|
41 |
0.78 |
0.361 |
VALID |
|
|
42 |
0.666 |
0.361 |
VALID |
|
|
43 |
0.745 |
0.361 |
VALID |
|
Y1 |
44 |
0.784 |
0.361 |
VALID |
|
|
45 |
0.784 |
0.361 |
VALID |
|
|
46 |
0.594 |
0.361 |
VALID |
|
|
47 |
0.539 |
0.361 |
VALID |
Y |
|
50 |
0.696 |
0.361 |
VALID |
|
Y2 |
52 |
0.5 |
0.361 |
VALID |
|
|
53 |
0.424 |
0.361 |
VALID |
|
|
56 |
0.515 |
0.361 |
VALID |
|
|
57 |
0.704 |
0.361 |
VALID |
|
Y3 |
58 |
0.622 |
0.361 |
VALID |
|
|
59 |
1 |
0.361 |
VALID |
|
|
60 |
1 |
0.361 |
VALID |
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa tidak semua pernyataan yang diajukan mendapatkan respon yang positif dari jemaat GpdI Gedongkuning Yogyakarta, sehingga hasil yang didapatkan tidak semuanya dinyatakan valid. Oleh karena itu penulis menghapus pernyataan-pernyataan yang tidak valid melanjutkan akan mempengaruhi hasil pengujian. Dalam pelaksanaan uji coba penelitian penulis melaksanakan try out kepada jemaat sejumlah 59 orang, sedangkan yang tidak valid sebanyak 7 sehingga yang diteliti adalah sejumlah 52orang.
Selanjutnya uji reliabilatis dilakukan untuk mengetahui apakah instrument suatu penelitian terbukti handal digunakan dalam penelitian tersebut. Suatu instrument penelitian dikatakan handal apabila suatu kuisioner konsisten bila digunakan untuk mengukur suatu sampel yang sama pada waktu yang berbeda atau juga konsisten bila digunakan untuk mengukur karakteristik yang sama pada waktu yang sama pada sampel berbeda. Dalam menentukan variable digunakan teknik korelasi dengan rumus korelasi product moment dengan penyelesaian menggunakan bantuan program SPSS 19 for windows.
Pengujian reliabilitas penulis dapat dilakukan pada masing-masing variabel, baik variabel Peranan penginjilan menurut KPR, penginjilan menurut KPR dan pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta.
Perhitungan relability dari ketiga variabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4
|
N |
% |
|
Cases |
Valid |
30 |
100.0 |
|
Excluded |
0 |
.0 |
|
Total |
30 |
100.0 |
|
|
Tabel
5 Reliability Statistics |
|
Cronbach’s Alpha |
|
N of Items |
|
.738 |
|
21 |
|
Dari hasil pengujian reliability variabel Peranan Penginjilan menurut KPR (X1) diatas, dapat dinyatakan bahwa variabel X1 memiliki nilai 0,738.
Kenyataan bahwa hasil pengujian angka yang diperoleh tabel rata-rata 0,361 atau sedang hitung rata-rata 95%, hal ini menunjukan bahwa semua item dinyatakan reliabel
dikarenakan uji > tabel (0,738>0,361). Oleh karena itu,reliabilitas variabel X1 dinyatakan signifikan atau reliabel.
Case Processing Summary
|
N |
% |
|
CASES |
VALID |
30 |
100.0 |
|
EXCLUDED |
0 |
.0 |
|
TOTAL |
30 |
100.0 |
a.Listwise
delection based
on all
variables in the procedure
Cronbach’s Alpha N of Items
.750 21
Dari hasil pengujian reliability variabel Peranan Penginjilan menurut KPR (X) diatas, dapat dinyatakan bahwa variabel X2 memiliki nilai 0,750. Kenyataan bahwa hasil pengujian angka yang diperoleh tabel rata-rata 0,361 atau sedang hitung rata-rata 95%, hal ini menunjukan bahwa semua item dinyatakan reliabel dikarenakan uji > tabel (0,750>0,361). Oleh karena itu, reliabilitas variabel X2 dinyatakan signifikan atau raliabel.
Tabel 8
|
|
N |
% |
Valid |
30 |
100.0 |
|
Cases |
Exclude |
0 |
.0 |
|
Total |
30 |
100.0 |
Tabel 9 Reliability Statistic
Cronbach’s Alpha N of Items
.733 21
Dari hasil pengujian reliability variabel pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta (Y) diatas, dapat dinyatakan bahwa variabel Y memiliki nilai 0,733. Kenyataan bahwa hasil pengujian angka yang diperoleh tabel rata-rata 95%, hal ini menunjukan bahwa semua item dinyatakan reliabel dikarenakan uji > tabel (0,733 > 0,361). Oleh karena itu, reabilitas variabel X2 dinyatakan signifikan atau reliabel.
NO Variabel Reliabilitas Keterangan
1 |
X1 |
0,738 |
Tinggi |
2 |
X2 |
0,750 |
Tinggi |
3 |
Y |
0,733 |
Tinggi |
Dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilahat melalui hasil rekapitulasi diatas menunjukan bahwa variabel Peranan Penginjilan menurut KPR terhadap Pertumbuhan Jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta, memperoleh hasil bahwa variabel X1, X2 dan Y menunjukan reliabilitas tinggi. Hal tersebut diatas terbukti bahwa semua nilai uji > tabel atau dengan melihat tarafnya signifikan, karena semua angka berada diatas 0,05.
Penelitian ini menggunakan analisa statistik deskriptif guna menerangkan gambaran kondisi dari masing-masing variabel yang terdiri dari ketiga variabel penelitian yaitu:
Data statistik deskriptif dalam tabel diatas menunjukan hasil pengolahan dengan jumlah 53 responden atau yang menjadi data subyek penelitian yang telah dinyatakan valid. Data tersebut menunjukan bahwa variabel Peranan pengajaran menurut KPR (X) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 82,30 nilai median sebesar 83,00. Standar deviasi (Standard Deviation) data dari rata-rata adalah sebesar 4,405 sedangkan jarak atau range antara data terendah dan data tertinggi sebesar 18, nilai minimum 74 dan nilai maksimum 92 dengan jumlah (sum) sebesar 4362.
Data tersebut menunjukan bahwa variabel Peranan Penginjilan menurut KPR
(X) memiliki
nilai rata-rata (mean) sebesar 75,23 nilai median
sebesar 76,00. Standar deviasi
(Standard Deviation) data dari rata-rata adalah
sebesar 4,195 sedangkan jarak atau range antara
data terendah dan data tertinggi
sebesar 17, nilai minimum 66 dan nilai
maksimum 83 dengan jumlah
(sum) sebesar 3987.
Data tersebut menunjukan bahwa variabel Pertumbuhan Jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta (Y) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 63,68 nilai median sebesar 63,00. Standar deviasi (Standard Deviation) data dari rata-rata adalah sebesar 3,435 sedangkan jarak atau range antara data terendah dan data tertinggi sebesar 12, nilai minimum 58 dan nilai maksimun 70 dengan jumlah (sum) sebesar 3375.
Uji Normalitas ini dimaksudkan untuk melihat apakah data telah terdistribusi dengan normal. Untuk itu digunakan uji normalitas Liliefors (Kolmogorov Smirnov). Melalui SPSS 19 didapatkan hasil seperti dipaparkan dalam tabel dibawah ini.
Dalam uji normalitas diketahui bahwa variabel Peranan Pengajaran menurut KPR (X) meniliki nilai Asymp.Sig dari hasil test Kolmogorov-Smirnov adalah 0,541. Karena nilai Asymp.Sig yang diperoleh lebih besar 0,05 dari jumlah responden atau Sig.=0,541 > 0,279, maka distribusi data untuk variabel (X) dinyatakan berdistribusi normal.
Dari data diatas dapat diketahui pula bahwa variabel Peranan Penginjilan menurut KPR (X) memiliki nilai Asymp.Sig dari hasil test Kormogorov-Smirnov yaitu
0,006. Karena nilai Asymp.Sig yang diperoleh lebih besar 0,05 dari jumlah responden atau sig.=0,006 >0,279, maka distribusi data untuk variabel (X) dinyatakan tidak terdistribusi normal.
Sedangkan dari hasil diatas dapat diketahui pula bahwa variabel Pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta (Y) memiliki nilai Asymp.Sig dari hasil test Kolmogorov-Smirnovyaitu 0,069. Karena nilai Asymp.Sig yang diperoleh lebih besar 0,05 dari jumlah responden atau sig.=0,069 < 0,279, maka distribusi data untuk variabel
(Y) dinyatakan tidak terdistribusi normal.
Uji linearitas variabel Peranan penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta. Dari hasil uji linearitas yang menunjukan bahwa nilai signifikan pada linearity adalah sebesar 0,001. Karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05) maka dapat disimpulkan antara variabel Peranan Penginjilan menurut KPR (X) terhadap pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta (Y) terdapat hubungan yang signifikan atau linear.
Tabel 11
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 XI Enter
a.Dependent Variable: Y
b.All requested variables entered |
Tabel
12 Model Summary |
|
|
Model R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std.Error of the Estimate |
1 477 |
227 |
|
3.049 |
a.Predictors:(Constant),XI |
|
|
|
|
Tabel 13 Anova |
|
|
Model Sum of Squares |
Df Mean Squares |
F |
Sig |
Regression 139.445 |
1 139.445 |
15.000 |
000 |
Residual 474.102 |
51 9.296 |
|
|
Total 613.547 |
52 |
|
|
a.Dependent Variable: Y b.Predictors:(Constant),XI
Tabel pertama menunjukkan variabel peranan penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta yang diproses. Tabel kedua menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi pada hasil diatas nilai kolerasi adalah 0,477.Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan
kedua Variabel penelitian ada di kategori rendah tetapi masih ada hubungan.melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa besar regresi yang di peroleh dalam variable bebas dan variabel terikat.Nilai KD yang diperoleh adalah 0,227 yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas peranan penginjilan menurut KPR (X) memiliki pengaruh kontribusi sebesar 22,7% terhadap variabel pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta (Y). Tabel ketiga digunakan untuk menentukan taraf signifikan atau linieritas dari regresi. kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji nilai signifikan (Sig). berdasarkan tabel ketiga, diperoleh nilai Sig. =0,000 yang berarti <Kriteria signifikan (0,05), dengan demikian persamaan regresi linear berdasarkan data penelitian diatas antara hubungan variabel peranan penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPDI Gedongkuning Yogyakarta adalah Signifikan.
Variables Entered/Reoved
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel pertama menunjukan variabel variabel Peranan Penginjilan menurut KPR terhadap Pertumbuhan Jemaat Gpdi Gedongkuning Yogyakarta yang diproses. Tabel kedua menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Pada hasil diatas nilai korelasi adalah 0,600. Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di kategori rendah tetapi masih ada hubungan. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukan seberapa besar regresi yang diperoleh dalam variabel bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 0,360 yang dapat ditafsirkan bahwa variabel bebas Peranan Penginjilan menurut KPR (X) memiliki pengaruh kontribusi sebesar 36% terhadap variabel pertumbuhan jemaat Gpdi Gedongkuning Yogyakarta (Y). Tabel ketiga digunakan untuk menentukan taraf signifikan atau linieritas dari regresi. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan uji nilai signifikansi (Sig). Berdasarkan tabel ketiga, diperoleh nilai Sig.=0,000 yang berarti < kriteria signifikan (0,05), dengan demikian persamaan regresi linear berdasarkan data penelitian diatas antara hubungan variabel Peranan Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat Gpdi Gedongkuning Yogyakarta adalah signifikan.
Penelitian ini memiliki 3 hipotesis yang perlu diuji. Berdasarkan kerangka berfikir yang telah diajukan didalam bab II, dirumuskan beberapa hipotesis penelitian, sebagai berikut:
1. Diduga terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel Peranan
Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdi Gedongkuning Yogyakarta adalah
signifikan.
2. Diduga terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel Peranan
Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta adalah
signifikan.
3. Diduga terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel Peranan
Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta adalah
signifikan.
Uji hipotesis ini dilakukan dengan mengamati beberapa hal, seperti: analisis uji normalitas, analisis uji linear, analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Uji signifikan regresi melalui uji, persamaan garis linear melalui tabel Anova. Uji korelasi dan uji regresi linear digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan seberapa tingkat hubungan diantara kedua variabel. Uji regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui sumbangan dan signifiansi pengaruh tersebut. Pengujian tersebut akan menghasilkan koefisien regresi yaitu besarnya hubungan diantara variabel secara global. Selain itu, dihasilkan juga koefisien determinasi yaitu besarnya hubungan X1, X2 dan Y berdasarkan varians yang sering disebut hubungan murni.
Untuk selanjutnya guna menguji taraf signifikan, penelitian membuat interpretasi dari hasil-hasil uji hipotesis. Interpretasi yang diperoleh dengan cara membandingkan koefisien regresi (r0) dengan harga regresi kritis (r1) dengan taraf signifikan 5% (0.05).
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Apabila
nilai koefisien regresi lebih besar atau sama dengan harga regresi kritis (r1) adalah 0,05 (r0), maka hipotesis yang diajukan adalah signifikan
2. Apabila
koefisien regresi lebih kecil atau sama dengan harga kritis (r1) adalah 0,054 (r0),
maka hipotesis yang diajukan tidak signifikan.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan derajat hubungan yang terjadi antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh adalah sebagai berikut:
1. 0,9 sampai 1,0 Regresi tinggi sekali
2. 0,7 sampai o,9 Regresi tinggi
3. 0,4 sampai 0,7 Regresi sedang
4. 0,2 sampai 0,4 Regresi rendah tetap masih ada hubungan
5. 0,0 sampai 0,2 Regresi rendah sekali
Hasil uji hipotesis 1,2, dan 3 terdapat dalam tabel regresi sederhana dan berganda. Hipotesis tersebut akan diuji dengan analisis regresi antara masing-masing variabel (X1) terhadap variabel Y, variabel (X2) terhadap variabel Y, variabel (X1 dan X2) terhadap variabel Y, dari SPSS 19.00 for windows.
Uji hipotesis
1: Hubungan variabel X1 dengan Y
Hipotesis 1 dalam penelitian ini menyatakan: “Diduga ada pengaruh peranan penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta.”
Dari tabel regresi linear sederhana X1 terhadap Y, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05. Syarat signifikansi suatu variabel apabila r tabel < r
uji. Jika melihat tabel tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis menunjukan bahwa uji (t hitung) sebesar 0,227. Jika dihubungan dengan tabel dengan N=50 responden r tabel sebesar 0,279, maka hasilnya t uji < tabel (0,227 < 0,279).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 1 berbunyi “ Tidak terdapat pengaruh antara Peranan Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta .”Berdasarkan koefisien regresi dalam kriteria diatas, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan peranan enginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta sebesar 0,227 tergolong dalam koefisien rendah tetapi masih ada hubungan.
Hipotesis 2 dalam penelitian ini menyatakan: “Diduga ada pengaruh peranan penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Yogyakarta.”
Dari tabel regresi linear sederhana X2 terhadap Y, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Syarat signifikansi suatu variabel apabila r tabel < r uji. Jika melihat tabel tersebut maka dapat dikatakan bahwa analisis menunjukan bahwa t uji (t hitung) sebesar 0,360. Jika dihubungkan dengan t tabel dengan N=50 responden r tabel sebesar 0,279, maka hasilnya t uji > t tabel (0,360 > 0,279).
Dengan demikian dapat disimpulkan melalui hipotesis 2 berbunyi “Terdapat pengaruh peranan Penginjilan menurut Kisah Para Rasul terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta.” Berdasarkan koefisien regresi dalam kriteria diatas, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara Peranan Penginjilan menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta sebesar 0,360 tergolong dalam koefisien rendah tetapi masih ada hubungan. Mengapa rendah oleh karena dalam prakteknya peranan pengajaran lebih tinggi dari pada peranan penginjilan. Berdasarkan hipotesis 3 dalam penelitian ini menyatakan : “Diduga ada pengaruh peranan penginjilan KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta,” Dari tabel regresi linear sederhana X2 terhadap Y, dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Syarat signifikansi suatu variabel apabila r tabel < r uji. Jika melihat tabel tersebut maka dapat dikatakan bahwa hasil analisis menunjukan bahwa t uji (t hitung) sebesar 0,352. Jika dihubungkan dengan t tabel dengan N=50 responden r tabel sebesar 0,279, maka hasilnya t uji > t tabel (0,352 > 0,279).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis 3 berbunyi “Terdapat pengaruh peranan penginjilan secara bersama-sama menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta.” Berdasarkan koefisien regresi dalam kriteria diatas, maka dapat dinyatakan bahwa hubungan peranan penginjilan secara bersama-sama menurut KPR terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta sebesar 0,352 tergolong dalam koefisien rendah tetapi masih ada hubungan. Mengapa rendah karena pengaruh peranan X1 lebih tinggi dari pada peranan X2 yaitu penginjilan terhadap pertumbuhan jemaat GPdI Gedongkuning Yogyakarta.
Antara. (2022). Jaksa
Tuntut Muhammad Kace 10 Tahun Penjara di Sidang
Penistaan Agama. Nasional Tempo.
B.S., J. (1989).
Buku Makalah Pertumbuhan Gereja. Jakarta:
Panitia SPG, 111.
Bosch, D. J. (2012). Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah.
BPK Gunung Mulia.
Douglas,
JD; Hillyer, N; Bruce, FF; Guthrie, D; Millard, AR; Packer, JI; Wiseman, D. (Ed.).
(2007). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid 1 A-L.
Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Dufour, L. X. (1990). Ensiklopedi Perjanjian Baru. Kanisius. Hardiman, F. B. (2015).
Seni Memahami : Hermeneutika.
Henry, M. (1961). Commentary on the whole Bible: Genesis to Revelation. Zondervan Publishing House.
Pfeiffer, Charles F; Harrison, E. F. (Ed.). (2013).
Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 3.
The Wycliffe Bible Commentary (4th ed.).
Gandum Mas.
Piper, J. (2003). Jadikan Sekalian Bangsa Bersukacita
Supremasi Allah dalam Misi. Schnabel, E. J. (2010). Rasul Paulus Sang Misionaris Perjalanan, Strategi, dan Metode
Misi Rasul Paulus. Andi.
Sutanto, H. (Lembaga A. I. (2004). Perjanjian Baru Interliner Yunani - Indonesia
dan Konkordansi Perjanjian Baru (PBIK). Lembaga
Alkitab Indonesia.
Utley, B. (2013). Surat 1 & 2 Timotius Dan Titus.
Welly Hendrik1, Rina Teriasi2, Evi Mariani3, David Ming4, Salmon Ngesti Efrayim5 (2022)
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia