Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398
Vol.
5, No.
3 Maret 2020
�
PENGARUH TRAINING
DAN DEVELOPMENT TERHADAP EMPLOYEE PERFORMANCE DI PT. PAI SUKABUMI
(JX)
Mariati Tirta Wiyata dan Adita Ayustiana
Institut Manajemen Wiyata Indonesia (IMWI) Sukabumi
Email : [email protected] dan a[email protected]
Abstract
A good company is able to control over its
employees, so that they can work according to their function. Therefore, the
company must provide training and development programs to increase employees�
performance. This study is intended to determine whether the training and
development is a variable either partially or collectively to a positive and
significant effect on employee performance at PT. PAI Sukabumi (JX). The
hypothesis of this study includes H1: there is a positive and significant
effect from training on employee performance, H2: there is a positive and
significant development effect on employee performance and H3: there is a
positive and significant effect of training and development on employee
performance. This research was conducted using primary data method in the form
of questionnaire, distributed to all employees directly involved with
packaging, labeling, and quality at PT. PAI Sukabumi (JX) and this
questionnaire was partaken by 80 participants.This questionnaire consists of 67
statements related to training, development and employee performance which
those questions were then analyzed by using SPSS Software version 25. This
study uses a validity and reliability test, using a classic assumption test
consisting of normality, multicollinearity and heteroscedasticity, and also
multiple regression analysis consisting hypothesis testing (t test and F test).
The results show that the training and development variables have a positive
and significant influence on employee performance both partially and jointly.
With reference to the research conducted, I hope to see the management in JX
are able to provide training programs for employees.
Keywords : Training, Development, Employee Performance.
Abstrak
Perusahaan
yang baik dituntut untuk bisa mengelola karyawannya agar dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya. Maka daripada itu perusahaan menyediakan program pelatihan
dan pengembangan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar
karyawan dapat bekerja maksimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel pelatihan dan pengembangan secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. PAI Sukabumi (JX).
Hipotesis dari penelitian ini antara lain H1 : terdapat pengaruh pelatihan yang
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, H2 : terdapat pengaruh pengembangan
yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan H3 : terdapat
pengaruh pelatihan dan pengembangan yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan. Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer dalam bentuk
kuesioner yang disebarkan kepada seluruh karyawan yang terlibat langsung dengan
pengepakan, label dan kualitas di PT. PAI Sukabumi (JX) yaitu sebanyak 80
orang. Kuesioner ini terdiri dari 67 pernyataan mengenai pelatihan, pengembangan
dan kinerja karyawan yang kemudian hasilnya dianalisis menggunakan software
SPSS versi 25. Penelitian ini menggunakan pengujian instrument uji validitas
dan reliabilitas, menggunakan uji asumsi klasik yang terdiri dari normalitas,
multikolinearitas dan heteroskedastisitas, dan juga analisis regresi berganda
yang terdiri dari uji hipotesis (uji t dan uji F). Hasilnya menunjukkan bahwa
pada variabel pelatihan dan pengembangan terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara
bersama-sama. Dengan mengacu kepada penelitian yang dilakukan diharapkan pihak
manajemen bisa mendukung program pelatihan yang dilakukan untuk karyawan.
Kata kunci : Pelatihan, Pengembangan,
Kinerja Karyawan
Pendahuluan
Di zaman yang semakin modern ini persaingan
antar perusahaan tidak dapat dihindari. Perusahaan
mempunyai etika tersendiri yang lebih dikenal dengan sebutan etika Bisnis dalam
mengatur kehidupan perusahaannya (Wahyudin, 2017). Perusahaan dituntut untuk bisa mengelola karyawannya agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Pendapat (Mangkunegara, 2009) manajemen kepegawaian dan sumber daya manusia
sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan
pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan
perusahaan. Hal ini dapat ditinjau
berdasarkan pada kinerja karyawan nya.
Kinerja yang baik akan tercapai bila ada peningkatan kerja yang optimal dan
mampu memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan yaitu
melalui pelatihan dan pengembangan.
Program pelatihan bertujuan untuk memaksimalkan kinerja karyawan yang dilakukan dalam upaya peningkatan produktivitas, keahlian, disiplin kerja,
sikap, dan keterampilan karyawan. Sikula dalam (Hasibuan, 2005) menyatakan, pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan operasional
belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu. Pelatihan ini merupakan usaha dari pihak
perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan meningkatkan keahlian dan
pengetahuan yang dilakukan seefisien dan seefektif mungkin untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan tugas ataupun pekerjaannya dengan baik.
Sedangkan program pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan
dan memberikan kesempatan promosi bagi
karyawan tersebut. lebih
luas dalam hal perbaikan dan peningkatan
kemampuan individu untuk
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan karirnya. Penyataan (Hasibuan, 2005) pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. Kesimpulannya
pengembangan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sdm agar dapat bekerja secara
efektif dan menghasilkan prestasi baru dalam lingkungan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan karirnya.
Kinerja karyawan adalah prestasi kerja yang
sesungguhnya yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang didasarkan
pada kecekatan. (Hasibuan, 2005) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Kesimpulannya kinerja
karyawan adalah prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh karyawan dalam
menyelesaikan tugas secara maksimal dan tepat waktu yang digunakan sebagai
dasar dalam penilaian terhadap karyawan tersebut.
Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan. Menurut (SITAMA, 2019) variabel pelatihan dan pengembangan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Sedangkan menurut (Jumawan & Mora, 2018) variabel pelatihan dan pengembangan
karir baik secara parsial maupun bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Program pelatihan dan pengembangan akan memberikan
rasa percaya diri dan juga pemahaman mengenai tujuan dari pekerjaan yang akan mereka lakukan. Sehingga mereka akan
lebih mandiri, fokus dan mampu bekerja efektif dan efisien.
Penilaian kinerja karyawan yang telah
mengikuti pelatihan dan pengembangan akan ditinjau berdasarkan pada tingkat pembatalan
order yang dilakukan konsumen maupun buyer yang dipengaruhi oleh persentase keliru
pengepakan. Keliru pengepakan ini dinilai berdasarkan kesesuaian packaging,
labeling dan juga kualitas yang dihasilkan perusahaan dengan standar yang sudah
diberikan oleh konsumen dan buyer. Respon konsumen dan buyer atas kinerja
karyawan khususnya yang berhubungan dengan pengepakan, label dan kualitas ini
akan dipantau langsung oleh departemen Bisnis Unit, QA, dan pimpinan dari
produksi. Penilaian kinerja lainnya didasarkan pada pendapat departemen Bisnis
Unit dan QA terhadap hasil kerja selama satu tahun terakhir. Kinerja satu tahun
terakhir masih dinilai kurang memuaskan oleh departemen Bisnis Unit dan QA
terlihat dari persentase PO pembatalan order yang melebihi target yang telah ditentukan
perusahaan yaitu 1% setiap bulan dari jumlah total PO. Data Tabel 1
menggambarkan persentase pembatalan pesanan perusahaan selama satu tahun
terakhir.
Tabel 1
Data PO Pembatalan Pesanan
No |
Bulan |
Total Cancel |
Total PO |
Persentase |
1 |
Januari |
10 PO |
675 PO |
1.48% |
2 |
Februari |
25 PO |
821 PO |
3.05% |
3 |
Maret |
13 PO |
960 PO |
1.35% |
4 |
April |
16 PO |
881 PO |
1.82% |
5 |
Mei |
9 PO |
942 PO |
0.95% |
6 |
Juni |
21 PO |
786 PO |
2.67% |
7 |
Juli |
21 PO |
845 PO |
2.49% |
8 |
Agustus |
25 PO |
961 PO |
2.60% |
9 |
September |
33 PO |
1023 PO |
3.23% |
10 |
Oktober |
15 PO |
798 PO |
1.88% |
11 |
November |
23 PO |
952 PO |
2.42% |
12 |
Desember |
20 PO |
1121 PO |
1.78% |
Sumber : PT. PAI Sukabumi (JX), Bagian Marketing (2019)
Berdasarkan data di
atas dapat dilihat
bahwa pada satu tahun terakhir terdapat masalah pembatalan pesanandengan
persentase di atas 1% kecuali untuk bulan Mei. Pembatalan pesananyang terjadi
berawal dari banyaknya claim keliru pengepakan dan kualitas issue kepada
departemen Bisnis Unit sebagai tanda ketidakpuasan konsumen dan buyer. Data
tabel 2 menggambarkan claim keliru pengepakan dan kualitas issue yang terjadi
di JX pada 1 tahun terakhir.
Tabel 2
Data CMPQI
No |
Bulan |
Total CMPQI |
Total PO |
Persentase |
1 |
Januari |
5 PO |
675 PO |
0.74% |
2 |
Februari |
3 PO |
821 PO |
0.37% |
3 |
Maret |
10 PO |
960 PO |
1,04% |
4 |
April |
6 PO |
881 PO |
0,68% |
5 |
Mei |
6 PO |
942 PO |
0,64% |
6 |
Juni |
9 PO |
786 PO |
1,45% |
7 |
Juli |
7 PO |
845 PO |
0,83% |
8 |
Agustus |
5 PO |
961 PO |
0,52% |
9 |
September |
9 PO |
1023 PO |
0,88% |
10 |
Oktober |
13 PO |
798 PO |
1,63% |
11 |
November |
13 PO |
952 PO |
1,37% |
12 |
Desember |
11 PO |
1121 PO |
0,98% |
Sumber : PT. PAI Sukabumi (JX), Bagian Marketing (2019)
Kurang terampilnya karyawan dalam hal pengepakan, label dan kualitas
menyebabkan claim dari konsumen dan buyer yang disampaikan langsung kepada
departemen Bisnis Unit. Masalah claim keliru pengepakan dan kualitas issue yang
terjadi di atas target yang ditentukan perusahaan yang setiap bulan dilaporkan
kepada departemen Bisnis Unit mengenai adanya minyak pada sepatu, terdapat
jarum di dalam sepatu, shape sepatu yang tidak konsisten, kesalahan pemasangan
aksesoris, kesalahan penggunaan karton, tercampurnya aksesoris dalam satu
karton maupun pesanan yang dikirim tanpa aksesoris masih terjadi dan di atas
target yang ditetapkan.
Masalah keliru pengepakan dan kualitas yang dikeluhkan konsumen
menjadi pusat perhatian top management JX. Kemampuan teknis karyawan mengenai
perlakuan terhadap kebersihan sepatu, menjaga konsistensi sepatu, cara
mengidentifikasi aksesoris yang dibutuhkan dan standar pemasangan aksesoris
yang masih missing sehingga konsumen dan buyer tidak puas. Karyawan masih
sering terlihat bingung ketika mengidentifikasi aksesoris yang akan digunakan
maupun bagaimana cara memasang aksesoris yang baik dan benar sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.
Kinerja yang rendah dari karyawan menjadikan dasar bagi pihak manajemen
sumber daya manusia terutama divisi pelatihan dan pengembangan untuk mengambil
tindakan untuk mengadakan program pelatihan tambahan atau program pengembangan
lanjutan untuk meningkatkan kembali kinerja karyawan khususnya yang terlibat
dengan pengepakan, label dan kualitas. Hasil penilaian kinerja dari pihak
manajemen membantu karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka. Program pelatihan
dan pengembangan yang diadakan lebih lanjut diharapkan dapat mengubah cara
kerja karyawan menuju keselarasan dalam mencapai tujuan organisasi.
Masalah keliru pengepakan dan kualitas yang dikeluhkan konsumen
menjadi pusat perhatian top management JX. Masalah pembatalan pesanan yang
melebihi standar yang telah ditetapkan di PT. PAI Sukabumi (JX) yang diduga
karena faktor kurang terampilnya karyawan dalam mengidentifikasi kesesuaian
aktual barang dengan standar yang ada. Penelitian ini akan menguji apakah
terdapat pengaruh pelatihan dan pengembangan secara parsial maupun bersama-sama
terhadap kinerja karyawan di PT PAI Sukabumi (JX).
Metode
Penelitian
Metode penelitian
adalah suatu penyelidikan yang bersifat sistematis agar dapat meningkatkan
pengetahuan yang baik dan merupakan suatu upaya terorganisasi untuk menyelidiki
suatu masalah tertentu yang membutuhkan jawaban. Penelian ini bersifat kuantitatif di mana data yang didapat dinyatakan dalam
angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Barker & Tinnick, 2006) dengan mengunakan pendekatan asosiatif dan deskriptif.
Sampel adalah seluruh populasi,
80 karyawan yang terlibat langsung dengan pengepakan, label dan
kualitas di PT. PAI Sukabumi (JX), Jawa Barat. �Penelitian ini mengunakan analisis regresi
berganda agar dapat mengetahui pengaruh
variabel indipenden terhadap variabel dependen. (Zhang & Riduan, 2011) menjelaskan
regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis suatu hal yang
paling mungkin terjadi berdasarkan informasi yang dimiliki pada masa lalu atau saat ini.
Hasil
dan Pembahasan
1. Pengaruh
Pelatihan terhadap Kinerja karyawan
Pelatihan merupakan
usaha dari pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan
meningkatkan keahlian dan pengetahuan yang dilakukan seefisien dan seefektif
mungkin untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas ataupun pekerjaannya
dengan baik.
Dari hasil analisis deskriptif ada satu pernyataan yaitu sasaran yang jelas dengan skor 310. Pelatihan diadakan karena ada tujuan tertentu
yang ingin dicapai oleh pihak yang menyelenggarakannya. Maka dari pada itu
suatu pelatihan haruslah memiliki sasaran dan sasaran ini harus diperjelas
sehingga hasilnya akan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pihak perusahaan
atau manajemen.
Penelitian
menunjukkan hasil bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sehingga PT. PAI Sukabumi (JX).
Pernyataan tersebut didukung oleh hasil regresi uji t variabel pelatihan (X1)
dengan nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel 2.316 > 1.994
tingkat signifikan di atas 0,05 yaitu sebesar 0.023 < 0,05. Pelatihan yang
diselenggarakan di PT. PAI Sukabumi (JX) hanya dilakukan 1 kali dalam 3 bulan yang
artinya pelatihan ini sangat jarang dilakukan dan memungkinkan para peserta
lupa mengenai materi yang disampaikan pada saat pelatihan. Selain daripada itu
ketika ada update dari konsumen ataupun buyer ada kemungkinan infonya tidak
tersampaikan dengan baik dan tidak semuanya mengerti dan paham dengan update
tersebut. Jadi jika pihak manajemen menginginkan hasil yang maksimal, alangkah
lebih baik jika manajemen meninjau ulang sistem pelatihan ini.
2.
Pengaruh
Pengembangan terhadap Kinerja karyawan
Pengembangan dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia agar dapat bekerja secara efektif dan
menghasilkan prestasi baru dalam lingkungan perusahaan sesuai dengan kebutuhan
karirnya. Pengembangan juga dilakukan dengan tujuan memperbaiki efektifitas
kerja karyawan dalam upaya mencapai target yang ditentukan perusahaan. Caranya
dengan memperbaiki pengetahuan, keterampilan maupun sikap karyawan itu sendiri
terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.
Dari hasil analisis deskriptif ada beberapa pernyataan yaitu
tingkat kerusakan dengan skor 310, tingkat kecelakaan dengan skor 309, tingkat
pemborosan dengan skor� 314, sasaran yang
jelas dengan skor 312, 310 dan juga kepemimpinan dengan skor 311 yang rata-rata
skornya <315. Kelima
indikator pengembangan ini kurang jelas maka tujuan dan manfaat dari pengembangan
tersebut tidak akan maksimal. Terutama dalam hal sasaran yang jelas karena pada
variabel pelatihan pun skor yang didapat <315. Sasaran inilah yang nantinya
akan menentukan hasil dari kinerja karyawan nantinya, jika sasarannya kurang
tepat maka hasilnya pun akan kurang maksimal.
Penelitian
menunjukkan hasil bahwa pengembangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Semakin sering pengembangan dilakukan maka semakin
tinggi tingkat kinerja karyawan, pernyataan tersebut didukung oleh hasil
regresi uji t variabel pengembangan dengan nilai t hitung variabel pengembangan (X2) 4.955 >
1.994 dengan tingkat signifikan di bawah 0.05 yaitu 0.000 < 0.05. Pengembangan yang
diselenggarakan di PT. PAI Sukabumi (JX) hanya dilakukan 1 kali dalam 6 bulan
dan kuotanya hanya 1% dari total karyawan di PT. PAI Sukabumi (JX) yang artinya
kesempatan� pengembangan yang dimiliki
oleh PIC yang terlibat dalam pengepakan, label dan kualitas ini sangat kecil
dan hal ini bisa membuat performance mereka turun. Selain daripada itu akan
lebih baik jika manajemen bisa melakukan pengembangan dalam teknologinya juga.
Jadi jika pihak manajemen menginginkan hasil yang maksimal, alangkah lebih baik
jika manajemen meninjau ulang sistem pengembangan ini.
3. Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan secara simultan terhadap Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh karyawan dalam
menyelesaikan tugas secara maksimal dan tepat waktu yang digunakan sebagai
dasar dalam penilaian terhadap karyawan tersebut. Penilaian kinerja (performance appraisal) sangat membantu memotivasi� dan mengevaluasi karyawan agar dapat bekerja
menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang diberikan.
Dari hasil analisis deskriptif
terdapat dua pernyataan yaitu perbaikan dengan skor 305 dan juga perilaku dalam
organisasi dengan skor 313 yang rata-rata skornya <315. Kedua indikator kinerja
karyawan ini kurang memuaskan maka tujuan dan manfaat dari pelatihan dan pengembangan
yang diadakan tersebut tidak akan maksimal. Jika perbaikan setelah diadakan pelatihan
dan pengembangan kurang maksimal, maka harus ada perbaikan dalam hal pelatihan
dan pengembangan yang diberikan atau ide lain yang dapat meningkatkan indikator
ini. Sementara itu untuk pernyataan yang lain hanya perlu lebih ditingkatkan
saja agar kinerja karyawan bisa lebih meningkat lagi.
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengembangan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel pelatihan dan pengembangan secara bersama-sama
mempengaruhi variabel kinerja karyawan sebesar 68.7%. Hasil ini menunjukkan
bahwa pelatihan dan pengembangan berpengaruh tinggi terhadap kinerja karyawan
yang artinya ketika sistem pelatihan dan pengembangan di PT. PAI Sukabumi (JX)
ini maksimal maka pihak manajemen akan diuntungkan dengan kinerja karyawan yang
maksimal.
4. Analisis Deskriptif Variabel
Pada analisis
deskriptif ini hasil jawaban kuesioner dari para responden dikategorikan
menjadi 5 (lima) kategori yaitu Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Sedang (S),
Tinggi (T) dan Sangat Tinggi (ST). Skor terendah adalah 1 (nilai skor) x 80
responden = 80 dan skor tertinggi adalah 5 (nilai skor) x 80 responden = 400.
Jadi intervalnya adalah total range yaitu 320 (skor tertinggi � skor terendah)
dibagi interval nilai skor yaitu 5 (jumlah nilai skor)� hasilnya 64.
Tabel 3
Data Pengkategorian
Kategori |
Skor |
Sangat
Rendah (SR) |
� 80 � 144 |
Rendah
(R) |
144 � 208 |
Sedang
(S) |
208 � 272 |
Tinggi
(T) |
272 � 336 |
Sangat
Tinggi (ST) |
337 � 400 |
Sumber : Olah Data (2019)
a.
Analisis Deskriptif Variabel Kinerja karyawan (Y)
Dari hasil kuesioner yang telah disebar kepada seluruh sampel yang terlibat langsung dalam hal pengepakan,
label dan kualitas di PT. Pratama Abadi
Industri Sukabumi (JX) diketahui
bahwa hasil dari pengkategorian variabel kinerja karyawan adalah tinggi. Jika diambil batas tengah dari
kategori tinggi ini maka skor <315 merupakan batas tengahnya. Diantara semua
pernyataan yang terdapat pada variabel kinerja karyawan ada dua pernyataan
yaitu Y-10 (Perbaikan) dengan skor 305 dan juga Y-17 (Perilaku Dalam
Organisasi) dengan skor 313. Pernyataan ini perlu ditinjau ulang oleh pihak
manajemen PT. PAI Sukabumi (JX) karena jika kedua indikator kinerja karyawan
ini kurang memuaskan maka tujuan dan manfaat dari pelatihan dan pengembangan
yang diadakan tersebut tidak akan maksimal. Jika perbaikan setelah diadakan pelatihan
dan pengembangan kurang maksimal, maka harus ada perbaikan dalam hal pelatihan
dan pengembangan yang diberikan atau ide lain yang dapat meningkatkan indikator
ini.
b.
Analisis Deskriptif Variabel Pelatihan (X1)
Dari hasil kuesioner yang telah disebar kepada seluruh
sampel yang terlibat langsung dalam hal pengepakan, label dan kualitas di PT.
Pratama Abadi Industri Sukabumi (JX) diketahui bahwa hasil dari pengkategorian
variabel pelatihan adalah tinggi. Jika diambil batas tengah dari kategori
tinggi ini maka skor <315 merupakan batas tengahnya. Diantara semua
pernyataan yang terdapat pada variabel pelatihan ada satu pernyataan yaitu
X1-19 (Sasaran Yang Jelas) dengan skor 310 yang skornya <315. Pernyataan ini
perlu ditinjau ulang oleh pihak manajemen PT. PAI Sukabumi (JX) karena jika
sasaran pelatihan kurang jelas maka tujuan dan manfaat dari pelatihan tersebut
tidak akan maksimal. Sasaran inilah yang nantinya akan menentukan hasil dari
kinerja karyawan nantinya, jika sasarannya kurang tepat maka hasilnya pun akan
kurang maksimal.
c.
Analisis Deskriptif Variabel Pengembangan (X2)
Dari hasil kuesioner yang telah disebar kepada seluruh
sampel yang terlibat langsung dalam hal pengepakan, label dan kualitas di PT.
Pratama Abadi Industri Sukabumi (JX) diketahui bahwa hasil dari pengkategorian
variabel pengembangan adalah tinggi. Jika diambil batas tengah dari kategori tinggi ini maka skor <315
merupakan batas tengahnya. Diantara semua pernyataan yang terdapat pada
variabel pengembangan ada beberapa pernyataan yaitu X2-8 dan X2-9 (Tingkat
Kerusakan) dengan skor 310, X2-11 (Tingkat Kecelakaan) dengan skor 309, X2-12,
X2-13, X2-14 (Tingkat Pemborosan) dengan skor�
314, 308, 314, X2-18, X2-19 (Sasaran Yang Jelas) dengan skor 312, 310
dan juga X2-24 (Kepemimpinan) dengan skor 311 yang rata-rata skornya <315.
Pernyataan ini perlu ditinjau ulang oleh pihak manajemen PT. PAI Sukabumi (JX)
karena jika kelima indikator pengembangan ini kurang jelas maka tujuan dan
manfaat dari pengembangan tersebut tidak akan maksimal. Terutama dalam hal
sasaran yang jelas karena pada variabel pelatihan pun skor yang didapat
<315. Sasaran inilah yang nantinya akan menentukan hasil dari kinerja
karyawan nantinya, jika sasarannya kurang tepat maka hasilnya pun akan kurang
maksimal.
Kesimpulan
Hasil penelitian uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara pelatihan terhadap kinerja karyawan di PT. PAI
Sukabumi (JX). Hasil
penelitian uji t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara pengembangan terhadap kinerja karyawan.� Hasil penelitian uji F juga menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pelatihan dan pengembangan secara simultan terhadap
kinerja karyawan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
terkait pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja karyawan di PT. PAI
Sukabumi (JX). Khususnya yang berminat untuk mengkaji lebih jauh dalam mengenai
kinerja karyawan. Penulis juga berharap akan adanya penelitian lanjutan
mengenai metode ini sehingga dapat dijadikan bahan rujukan bagi perusahaan
untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam hal variabel yang
digunakan. Variabel yang digunakan hanya pelatihan, pengembangan dan kinerja
karyawan saja dan semua variabel diukur dengan kuesioner yang bersifat self-rating.
Keterbatasan lainnya yaitu� penelitian
ini hanya fokus kepada sampel karyawan PT. PAI Sukabumi (JX) saja, sehingga
tidak dapat digeneralisasi pada �perusahaan lain.
Dengan mengacu kepada penelitian yang dilakukan diharapkan pihak
manajemen bisa mendukung program pelatihan yang dilakukan untuk karyawan. Salah
satu bentuk dukungan yang bisa diberikan adalah dengan memfasilitasi pelatihan
dengan sarana dan prasarana yang baik, menyediakan instruktur yang kompeten di
bidangnya, dan yang paling utama yaitu memperjelas sasaran yang ingin dicapai
untuk semua program pelatihan terutama pelatihan pengepakan, label dan kualitas.
BIBLIOGRAFI
Barker, David C., & Tinnick, James D. (2006). Competing
visions of parental roles and ideological constraint. American Political
Science Review, 100(2), 249�263.
Hasibuan, Malayu S. P. (2005). Manajemen sumber daya manusia
edisi revisi. Bumi Aksara, Jakarta, 288.
Jumawan, Jumawan, & Mora, Martin Tanjung. (2018). Pengaruh
Pelatihan Dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan
Korporasi. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT,
3(3), 343�352.
Mangkunegara, A. Anwa. Prabu. (2009). Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sitama, Mega Fitria. (2019). Penilaian Harga, Pendapatan,
Label Halal, Manfaat, Skala Prioritas, Persepsi Perasaan Boros Dan Keputusan
Konsumen Dalam Pembelian Kosmetik Halal (Studi Kasus Mahasiswi Muslimah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga). Universitas Airlangga.
Wahyudin, Uyu. (2017). Peran Penting Pedoman Etika Bisnis
Perusahaan Dalam Upaya Pencegahan Korupsi. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(12), 147�161.
Zhang, Yugen, & Riduan, Siti Nurhanna. (2011). Catalytic
hydrocarboxylation of alkenes and alkynes with CO2. Angewandte Chemie
International Edition, 50(28), 6210�6212.