Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
����� e-ISSN : 2548-1398
����� Vol. 5
No. 3 Maret 2020
EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN KELILING DALAM MENINGKATKAN INDEKS
LITERASI BACA KOTA CIREBON
Taufik Ridwan, Muhammad Muqoyim dan
Moh. Syauqi
Institut
Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC)
Email: [email protected], [email protected], dan
[email protected]
Abstact
The aim and
study is to improve the reading literacy index as an innovation to improve
local library services to the people of the city of Cirebon. This study uses
literature and field studies sourced from primary and secondary data for
2019-2020. The results of this study indicate that the mobile library is very
important to do in the city of Cirebon, namely as an effort to improve local
library services and as an effort to improve the reading literacy index of the
people of Cirebon.
Keywords : Effectiveness, Mobile Library, Literacy Index
Abstrak
Tujuan
dan kajian ini adalah untuk meningkatkan indeks literasi baca sebagai inovasi
peningkatan layanan perpustakaan daerah kepada masyarakat di kota
Cirebon. Kajian ini menggunakan studi literatur dan lapangan
yang bersumber dari data primer dan data sekunder tahun 2019-2020. Hasil
dari kajian ini menunjukkan bahwa perpustakaan keliling sangat penting
dilakukan di kota Cirebon yaitu sebagai upaya
peningkatan layanan perpustakaan daerah dan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan indeks literasi baca masyarakat Kota Cirebon.
Kata kunci:
Efektivitas, Perpustakaan Keliling, Indeks
Literasi
Pendahuluan
Perpustakaaan berasal
dari kata pustaka, yang berarti buku. Setelah mendapat
awalan per- dan akhiran �an menjadi perpustakaan yang
berarti kitab. Kumpulan buku-buku, yang kemudian disebut
koleksi bahan pustaka. Istilah ini berlaku untuk perpustakaan yang masih
bersifat tradisional atau konvensional (Zen, 2006).
Perpustakaan adalah sebuah instansi yang dibentuk dalam rangka untuk mencerdaskan dan meningkatkan pengetahun umat
manusia. Maka dalam hal ini, perpustakaan adalah lembaga pengelolaan dan pelayana serta penyimpanan berbagai sumber infomasi yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat. Dalam perkembangannya, perpustakaan mempunyai beberapa fungsi, salah satunya adalah berfungsi sebagai �wadah �pendidikan, penelitian,� pelestarian,� informasi
�dan rekreasi. Dalam menjalankan fungsi sebagai wadah informasi, Perpustakaan Umum
Kota harus bisa memberikan informasi kepada
masyarakat secara optimal. Agar masyarakat bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan serta menambah pengetahuan dan informasi dalam mengembangkan
kemampuan masing-masing.
Di dalam
bukunya Zulfikar Zen menjelaskan bahwa: Sebuah perpustakaan
harus memenuhi persyaratan tertentu, yaitu:
1. Adanya
kumpulan buku-buku, dan bahan pustaka laiannya, baik yang tercetak, terekam
maupun dalam bentuk lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.
Koleksi tersebut ditata menurut suatu
sistem tertentu, diolah dan diproses meliputi registrasi, identifikasi, klasifikasi,
katalogisasi dan dilengkapi dengna perlengkapan koleksi, seperti slip buku,
buku-buku katalog, kantong buku dan lain sebagainya.
3. Semua
sumber informasi ditempatkan di gedung atau ruangan tersendiri dan sebaiknya
tidak disatukan dengan kantor atau kegiatan yang
lainnya.
4.
Perpustakaan dikelola oleh
petugas-petugas dengan persyaratan tertentu untuk melayani dengan
sebaik-baiknya.
5.
Ada masyarakat pemakai perpustakaan,
baik untuk membaca, meminjam, meneliti, menggali, menimba, dan mengembangkan
ilmu pengetahuan sehingga perpustakaan disebut sebagai gudang ilmu
Kemajuan suatu bangsa
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Dan kualitas SDM bisa diukur melalui seberapa baik kecerdasan
dan pengetahuan masyarakatnya. Menurut Poespowardojo dalam (Nurdiana, 2018) peningkatan kualitas dan kompetensi SDM adalah
jalan paling baik untuk mengentaskan masalah penganggurandi samping dibukakannya
lapangan pekerjaan. Sedangkan pengetahuan
didapat dari seberapa banyak informasi yang diperoleh, baik berupa informasi
secara lisan, cetak
maupun secara digital.
Salah satu wadah
untuk mendapatkan informasi tersebut adalah perpustakaan. Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas SDM,
perpustakaan daerah memberikan layanan perpustakaan keliling (pusling) kepada
masyarakat di kota Cirebon, khususnya untuk anak-anak SD dan anak usia dini
(PAUD).
Penanaman
untuk gemar membaca harus dimulai sejak dini, agar budaya membaca sudah
tertanam dan menjadi aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, tingkat indeks
literasi baca
perlu ditingkatkan, agar masyarakat bisa menjadi masyarakat
informasi yang berkualitas dan budaya membaca bisa membumi di Kota
Cirebon. �Untuk melakukan hal tersebut
bukanlah hal yang
mudah karena membutuhkan
kerjasama
yang baik dari berbagai pihak. Dalam pembentukan masyarakat informasi yang berkualitas dan
generasi milineal yang suka membaca, maka dibutuhkan sebuah inovasi baru
agar hal tersebut dapat berjalan
pada era keterbukaan informasi publik ini. Apalagi pada daerah yang tingkat
minat bacanya masih rendah dan masih banyaknya masyarakat
yang aliterate dan iliterate. Salah satu
contohnya pada daerah Kota Cirebon.
Kota Cirebon merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Barat yang sampai saat ini masih meningkatkan kualitas pedidikannya. Masih
rendahnya minat baca masyarakatnya, menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya daya saing SDM kota
Cirebon. Meskipun sudah banyak perguruan tinggi yang bermunculan di Kota
Cirebon, namun hal itu belum bisa menggerakkan hati masyarakat kota Cirebon untuk berbondong-bendong membaca berbagai
literasi atau mengunjungi perpustakaan sebagai salah satu upaya untuk menambah
pengetahuan dan informasi yang berkualitas.
Perekonomian Kota
Cirebon dipengaruhi oleh letak geografis yang strategis dan karakteristik sumber daya alam sehingga struktur
perekonomiannya didominasi oleh sektor industri pengolahan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sector pengangkutan dan komunikasi serta
sektor jasa.
Masyarakat �Kota Cirebon �sendiri �juga
�masih
�banyak
�yang �aliterate �dan
�iliterate, artinya masih
adanya anggapan
bahwa pendidikan tidak
begitu penting dan masih ditemukan anak yang putus sekolah diusia dini. Hal tersebut
menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah dan kurang memiliki daya saing. Permasalahan tersebut, membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian terkait layanan perpustakaan keliling dalam
upaya meningkatkan indeks literasi baca masyarakat dan mengurangi tingkat ke aliterate dan iliterate
pada masyarakat. Layanan ini merupakan inovasi baru yang diterapkan oleh perpustakaan
daerah dalam meningkatkan layanan terhadap masyarakat kota
Cirebon.
Perpustakaan keliling ini juga bertujuan untuk memajukan masyarakat Kota
Cirebon agar bisa lebih membuka
wawasan dengan meningkatkan
indeks literasi baca dan kegemaran
membaca melalui
PUSLING. �Selain
itu
juga
dapat membantu� Pemerintah �Daerah �dalam �meningkatkan
dan mengembangkan keilmuan masyarakat (baik anak-anak, remaja
maupun orang dewasa) yang ada
di Kota
Cirebon.
Dalam artikel ini penulis akan membahas mengenai layanan perpustakaan keliling yang dilakukan sebagai inovasi peningkatan layanan Perpustakaan daerah kepada masyarakat di Kota Cirebon. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini penting dilakukan untuk:
1. Memaparkan mengenai gambaran umum dari Kota
Cirebon
2. Memaparkan pentingnya peningkatan layanan Perpustakaan daerah
Menjelaskan strategi dan mengimplementasikannya dalam
kegiatan layanan perpustakaan keliling. Adapaun pertanyaan penelitian dalam artikel ilmiah ini
ialah
(1) Bagaimana gambaran umum dari
Kota Cirebon? (2) Bagaimana pentingnya peningkatan layanan di Perpustakaan daerah? (3)
Bagaimana strategi penerapan
layanan perpustakaan keliling?� (4) apa saja
bentuk layanan perpustakaan keliling yang� akan �diimplementasikan di
Kota Cirebon?
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deksriptif. Tujuan desain penelitian deskriptif sebagaimana dijelaskan oleh (Sekaran, 2006) adalah untuk mendeskripsikan aspek-aspek yang releven dari suatu fenomena yang dipelajari peneliti dari seorang individu, organisasi, industri, atau perspektif lain. Dengan demikian penelitian deskriptif menyajikan data dalam bentuk yang sangat bermakna sehingga membantu untuk memahami karakteristik dari suatu kelompok, membantu dalam pemikiran secara sistimatis tentang aspek-aspek dalam situasi tertentu, menyediakan ide untuk pencarian dan penelitian lebih lanjut, dan membantu dalam pengambilan keputusan. Desain penelitian menunjukkan proses penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan analisis untuk memperoleh temuan penelitian (Ekasari et al., 2017)
Hasil dan Pembahasan
1. Analisa Data
Berdasarkan� �Standar� �Nasional� �Perpustakaan� �(SNP),� �Perpustakaan� �Umum Kabupaten/Kota adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas di daerah Kabupaten/Kota sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat, tanpa membedakan� usia, ras, agama, status sosial ekonomi, dan gender (Perpustakaan Nasional, 2011).
Perpustakaan umum mempunyai fungsi sebagai pusat pengetahuan dan informasi, menjadikannya sebagai wadah yang strategis untuk tempat berdiskusi, mengerjakan tugas kuliah serta sekolah, dan sebagainya (Ayuningtyas, 2015).
Pelayanan perpustakaan merupakan kunci utama dalam penyelenggaraan perpustakaan dan menjadi tanggung jawab profesional setiap tenaga kerja perpustakaan untuk selalu memiliki motivasi, wawasan yang luas dan berupaya secara aktif agar dapat melaksanakan pelayanan perpustakaan yang baik (Aulawi, 2011).
Menurut (Purboningsih, Muluk, & Noor, 2014) peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan umum adalah kegiatan yang harus dilaksanakan secara berkelanjutkan, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisasi tersebut, sehingga perpustakaan umum dapat menjalankan fungsinya sebagai wadah pendidikan, informasi, penelitian dan rekreasi. Dalam peningkatan layanan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah mempunyai peran yang sangat penting sebagai penentu arah pengelolaan� dan pengembangan perpustakaan.
Peningkatan layanan perpustakaan umum
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
perbaikan manajemen, peningkatan kualitas dan peran pustakawan,
pengelolaan informasi dengan benar, membentuk jaringan yang selevel,
penanaman
profesionalisme
layanan pada SDM di perpustakaan dan promosi (Hs, 2009).
2. Strategi
Kegiatan
Layanan Peprustakaan Keliling Kota Cirebon
Adapun strategi �yang �akan �dilakukan �dalam �kegiatan layanan PUSLING ini�yaitu sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim
PUSLING
Tim PUSLING dibentuk. dalam rangka untuk memberikan berbagai layanan
dalam PUSLING. Tim ini terdiri dari beberapa petugas Pustakawan yang ditunjuk
dan memiliki beberapa keahlian dalam rangka untuk
menyampaikan pesan-pesan dan informasi serta mampu untuk menarik minat
masyarakat agar mau membaca.
b. Pemilahan
Buku
Pemilahan buku ini merupakan suatu yang harus
dilakukan agar buku-buku yang dibawa bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
mencari literasi. Oleh karena itu, Pemilahan ini juga harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan latar belakang
masyarakat
c. Kerjasama
Dalam kegiatan PUSLING ini akan dilakukan kerjasama
dengan berbagai pihak terkait,
yaitu Pemerintah�Daerah terkait, para
pegiat literasi dari Daerah lain, pemuda-pemudi
(siswa/i dan mahasiswa/i) dan warga setempat yang membutuhkan layanan PUSLING. Kerjasama dengan berbagai pihak diatas ialah bertujuan untuk mempermudah proses kegiatan PUSLING, yang dilakukan sebagai cara dalam peningkatkan layanan Perpustakaan
Daerah kepada masyarakat.
d. Dana (biaya)
Dana (biaya) yang
dibutuhkan untuk
kegiatan PUSLING ini ialah biaya perawatan dan pengembangan PUSLING (biaya
tenaga
kerja, para pegiat
literasi dan pelaksanaan program kegiatan) akan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan dari
kegiatan PUSLING. �
3. Kegiatan Yang Akan Di Implementasikan Pada Perpustakaan Keliling
Adapun�kegiatan yang akan dilakukan dalam kegiatan PUSLING, yaitu sebagai berikut:
a. Storytelling
Menurut
(Habsari, 2017) dongeng adalah suatu cerita yang mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang berguna untuk membentuk karakter anak. Teknik mendongeng yang baik akan memberikan hasil yang luar biasa terhadap dunia pendidikan anak usia dini, karena dongeng
mengandung kebenaran dan memberikan ajaran moral
�(Utomo, 2013).
Gambar 1 Storytelling
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa mendongeng (storytelling) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
�nilai-nilai �moral �dan
�sosial�
kepada �seseorang
�yang
�akan
�berguna �dalam
membentuk karakternya.
Storytelling (bercerita/mendongeng) merupakan kegiatan yang akan dilakukan�oleh petugas Pustakawan untuk anak-anak (PAUD,
TK/SD) dalam rangka menanamkan moral yang baik melalui cerita-cerita yang
disukai oleh mereka.�Storytelling ialah kegiatan yang dilakukan dengan menceritakan ulang
cerita-cerita
dari daerah setempat, legenda, novel dan koleksi lainnya yang bisa menarik minat
dan
memotivasi masyarakat di Kota Cirebon untuk gemar membaca dan meningkatkan kemampuan literasi mereka.
b. Bimbingan�literasi
Berdasarkan Year Book of Education (1995) dalam (Tedja, 2017) bimbingan literasi adalah suatu proses untuk membantu individu melalui usahanya sendiri dalam menemukan dan mengembangkan kemampuan agar bisa memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Bimbingan literasi merupakan kegiatan yang perlu dilakukan saat ini kepada setiap individu di lingkungan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu individu agar bisa memiliki pemahaman dan bisa mengarahkan diri sendiri di lingkungan masyarakat.
Bimbingan literasi merupakan kegiatan bimbingan yang dilakukan dengan berbagai jenis kegiatan literasi, yaitu meliputi bimbingan literasi dasar, literasi informasi, literasi pariwisata dan sebagainya. Kegiatan bimbingan literasi ini akan dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan �dengan �permasalahan �yang �terdapat� di �lingkungan �masyarakat. �Bimbingan literasi ini akan dilakukan oleh petugas pustakawan dan pihak terkait lainnya yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan literasi dari kegiatan PUSLING.
c. Perpustakaan keliling
Menurut M.Ali (2006) dalam (Aji & Heriyanto,
2013)�perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang
bergerak dengan membawa
bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka
lainnya untuk melayani
masyarakat
dari satu tempat ke tempat lainnya
yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan� umum. Perpustakaan keliling memiliki tugas dan fungsi untuk melayani masyarakat yang belum terjangkau oleh
layanan perpustakaan yang menetap seperti perpustakaan umum kota/daerah (Kadariyah, 2014). Layanan perpustakaan keliling pada
dasarnya� bersifat� terbuka� dan
�demokratis, �karena �tujuannya� ialah �untuk
�melayani �semua lapisan� �masyarakat� �tanpa�� membedakan� �status� �sosial,� �budaya,� �ekonomi,� �pendidikan, kepercayaan dan status
lainnya (Wibowo, 2010).
Gambar 2 Perpustakaan keliling
Perpustakaan keliling merupakan kegiatan perpustakaan keliling ke daerah-daerah yang jauh sesuai dengan jadwal dan permintaan. Tujuannya ialah untuk
memberikan dan mengenalkan masyarakat sekitar akan
pentingnya
kebiasaan membaca
dan memberikan fasilitas
untuk membaca. Kegiatan perpustakaan keliling ini akan dilakukan oleh tim petugas
pustakawan yang telah dibentuk dan
pihak terkait lainnya yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan perpustakaan keliling.
Kegiatan perpustakaan keliling ini
akan dilakukan secara berkelanjutan dan waktu yang
ditentukan secara bersama dari pihak terkait
Kesimpulan
Standar�� nasional��
perpustakaan (SNP) menyatakan bahwasannya perpustakaan adalah sarana
pembelajaran sepanjang hidup manusia. Dalam pemanfaatan sarana yang perlu
adanya pelyanan yang professional dan sistem kerja yang baik dilingkungan
perpustakaan. Berbagai strategi telah disusun guna menunjang tercapainya tujuan
perpustakaan itu sendiri sehingga di buatlah perpustakaan keliling (pusling).
Pusling yang dibuat oleh perpustakaan kota cirebon terdiri dari tim yang
memiliki keahlian dalam rangka untuk menyampaikan pesan-pesan dan informasi
serta mampu untuk menarik minat masyarakat agar mau membaca, pemilihan buku
yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan latar belakang masyarakat dan
melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah terkait, para pegiat literasi dari
daerah lain, pemuda-pemudi (siswa/i dan mahasiswa/i) dan warga serta adanya
biaya yang disediakan untuk biaya perawatan dan pemeliharaan. Dalam kegiatan
pusling masyarakat di ajak untuk aktif membaca dan bercerita dengan metode
storytelling dan adanya program literasi yang disesuaikan dengan lingkungan
BIBLIOGRAFI
Aji, Seno Tri Bayu, & Heriyanto, Heriyanto. (2013). Pengaruh Layanan
Perpustakaan Keliling Terhadap Kemampuan Literasi Informasi �Wanita Tuna Susila
(WTS)� di Lokalisasi Gambilangu Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(4),
142�156.
Aulawi, Moch Basit. (2011). Optimalisasi layanan perpustakaan
dalam meningkatkan minat baca siswa. Pustakaloka, 3(1), 117�127.
Ayuningtyas, Tika. (2015). Kualitas Layanan Di
Perpustakaan Umum Kota Madiun (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Layanan
DenganMenggunakan LIBQUAL Di Perpustakaan Umum Kota Madiun). Universitas
Airlangga.
Ekasari, Ratna, Pradana, M. Sungging, Adriansyah, Gusti,
Prasnowo, M. Adhi, Rodli, A. Fathoni, & Hidayat, Khoirul. (2017). Analisis
Kualitas Pelayanan Puskesmas Dengan Metode Servqual. Jurnal Darussalam:
Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 9(1),
86�93.
Habsari, Zakia. (2017). Dongeng sebagai pembentuk karakter
anak. BIBLIOTIKA: Jurnal Kajian Perpustakaan Dan Informasi, 1(1),
21�29.
Hs, Lasa. (2009). Meningkatkan Kualitas Layanan Perpustakaan
Umum. Retrieved from
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6370/Meningkatkan
Kualitas Layanan Perpustakaan Umum.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Kadariyah, Nuzlianni. (2014). Pengelolaan Perpustakaan
Keliling Di Perpustakaan Daerah Tangerang Selatan.
Nurdiana, Editya. (2018). Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia Berbasis Masyarakat Untuk Mengatasi Masalah Pengangguran Di Wilayah
Kabupaten Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(2),
16�25.
Perpustakaan Nasional, R. I. (2011). Standar nasional
perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Purboningsih, Dewi, Muluk, M. R. Khairul, & Noor, Irwan.
(2014). Peningkatan Kualitas Pelayanan Perpustakaan Umum Melalui Pendekatan
Sistem Lunak (Soft System)(Studi Pada Perpustakaan Umum Kota Kediri). WACANA,
Jurnal Sosial Dan Humaniora, 17(2), 105�116.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi penelitian untuk bisnis.
Edisi.
Tedja, Rizki Fauzi. (2017). Efektivitas Teknik Bimbingan
Literasi Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Irsyad: Jurnal
Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, Dan Psikoterapi Islam, 5(3),
311�328.
Utomo, Sukarno Budi. (2013). Mendongeng dalam perspektif
pendidikan. Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 3(01).
Wibowo, Kukuh Ari. (2010). Layanan Ekstensi (Perpustakaan
Keliling) Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi, Program Diploma III Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial
Dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Zen, Zulfikar. (2006). Manajemen Peprustakaan, Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Sagung Seto.