Syntax Literate
: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 3
Maret 2020
�����������
PENGARUH
EKSTRAK BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS
AUREUS
Yadi
Suryadi dan Eri Rismawati
Universitas
Islam Al-Ihya (UNISA) Kuningan
Email:
[email protected]
dan [email protected]
Abstract
This
study aims to determine the presence of antibacterial effects on the bacterium
Staphylococcus epidermidis. The method used in this study is an experimental
method that is the type of research that provides answers to every problem that
is a causal relationship. Thus providing scientific information or data that
can be used to answer the problems in this study. In this study extracts from
shallots with various concentrations and control groups were used, where
positive control used Clindamicyn and negative control aqua dest. The results
of the study note that the onion extract with various concentrations inhibits
bacterial growth in the presence of a clear zone around the disc.
Recapitulation of the first and second-day clear zone data obtained on average
for a concentration of 20% by 0.79 cm, for a 50% concentration by 0.82 cm, for
an 80% concentration by 1.00 cm and for a 100% concentration by 1.47 cm. Thus
the onion extract with various concentrations that has the highest influence is
with a concentration of 100% as an antibacterial against Staphylococcus
epidermidis bacteria. However, further research is needed to test the effect of
antibacterial on other bacteria that are harmful to humans.
Keywords: Influence, onion extract,
bacteria, Staphylococcus epidermidis.
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Metode yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen yaitu jenis penelitian yang memberikan jawaban
pada setiap permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat. Sehingga
memberikan informasi atau data ilmiah yang dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan ekstrak dari
bawang merah dengan berbagai konsentrasi serta kelompok kontrol, dimana kontrol
positif menggunakan Clindamicyn dan kontrol negatif aquadest. Hasil penelitian
diketahui bahwa ekstrak bawang merah dengan berbagai konsentrasi tertentu
menghambat pertumbuhan bakteri dengan adanya zona bening di sekitar cakram.
Rekapitulasi data zona bening� hari
pertama dan kedua diperoleh rata-rata untuk konsentrasi 20% sebesar 0,79 cm,
untuk konsentrasi 50% sebesar 0,82 cm, untuk konsentrasi 80% sebesar 1,00 cm
dan untuk konsentrasi 100% sebesar 1,47 cm. Dengan demikian ekstrak bawang
merah dengan berbagai konsentrasi�� yang
mempunyai pengaruh paling tinggi yaitu dengan konsentrasi 100% sebagai
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis. Namun demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menguji pengaruh antibakteri terhadap bakteri lain yang berbahaya bagi
manusia.
Kata kunci: Pengaruh, ekstrak bawang merah, bakteri, Staphylococcus epidermidis.
Pendahuluan
Staphylococcus epidermidis (S.
epidermidis) merupakan salah satu spesies dari genus bakteri Staphylococcus
yang paling sering ditemui dalam kepentingan klinis. Bakteri ini adalah bakteri
gram positif dan termasuk staphylococcus dengan koagulasi negatif. Sebagian
besar bakteri ini adalah flora normal pada kulit dan membran mukosa manusia (Jawetz, Melnick, & Adelberg, 1996).
Pengobatan infeksi Staphylococcus
epidermidis dapat menggunakan antibiotik seperti Eritromisin yang sering
diberikan untuk luka pada kulit.Yang diproduksi
dengan cara yang sama (Mintarti & Kusumah, 2017). Eritromisin merupakan antibiotik
golongan makrolid yang dapat menghambat sintesis protein bakteri Gram positif
seperti Staphylococcus epidermidis (CHOIROH, 2013).
Penelitian terdahulu telah menyebutkan
bahwa ekstrak bawang merah (Allium cepa L.) berpengaruh terhadap pertumbuhan
bakteri gram positif Staphylococus aureus dan Escherichia coli.(Charbonnier, Gertisser, Preece, Cholik, &
Budi-Santoso, n.d.). Oleh karena
itu peneliti berkeinginan menindak lanjuti saran peneliti terdahulu dengan
mencoba menggunakan bakteri gram positif yang berbeda yaitu Staphylococcus
epidermidis, untuk mengetahui daya anti bakteri dari ekstrak bawang merah
(Allium cepa L.)
Berdasarkan pernyataan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bawang merah (Allium cepa
L) dengan judul �Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis�.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang
digunakan dalam menguji pengaruh bawang merah terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis menggunakan metode penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk
mengetahui sebuah informasi atau data ilmiah yang dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen. Jenis penelitian ini digunakan untuk melakukan suatu percobaan (experiment research) yang bertujuan
untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul terhadap variabel
experiment, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu dari suatu percobaan.
(Sugiyono, 2018).
Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Penelitian
a. Analisis
Data
Dari
hasil data pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis dilakukan analisis data dengan uji regreasi yang
sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan (normalitas data) apabila
dari hasil perhitungan uji regreasi memberikan perbedaan yang bermakna, maka
dilanjutkna dengan uji t-test/berpasangan (Sugiyono, 2018).
Dalam
perhitungan data statistik menunjukan bahwa tidak terdapat�� pengaruh ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi yang berbeda
dan maka pada kolom F� hitung 1,784< F
table 4,964,� maka H0 diterima H1
ditolak. Hipotesis yang diajukan adalah :
H0
: Ekstrak bawang merah (Allium Cepa L) tidak berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis.
H1
: ���Ekstrak bawang merah (Allium Cepa L)
berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.
Artinya
ektrak bawang merah (Allium Cepa L) tidak berpengaruh dalam pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis.
Tabel
1 Hasil Analisis uji regreasi Anova Pengaruh ekstrak bawang merah (Allium cepa
L) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
,309 |
1 |
,309 |
1,784 |
,211(a) |
|
Residual |
1,733 |
10 |
,173 |
|
|
|
Total |
2,042 |
11 |
� |
|
|
Berdasarkan
hasil uji statistika regresi, dihasilkan nilai F hitung sebesar 1,784 F table
4,964, sehingga F hitung < F tabel (1,784 < 4,964) Ho diterima dan H1
ditolak artinya tidak adanya pengaruh.
Tabel
2 Hasil Analisis One Sample Test Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized
Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
|
|
||
1 |
(Constant) |
,329 |
,195 |
|
1,690 |
,122 |
Ekstrak bawang merah |
,285 |
,214 |
,389 |
1,336 |
,211 |
Tabel
3 Hasil Analisis Uji t 20% Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis
|
Test Value = 0 |
|||||
|
T |
df |
Sig. (2-tailed) |
Mean Difference |
95% Confidence Interval of
the Difference |
|
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
|
Diameter
zona hambat ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis dengan konsentrasi 20% |
6,723 |
4 |
,000 |
1,76600 |
1,6634 |
1,8686 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus epidermidis
kontrol positif |
30,725 |
4 |
,000 |
1,09400 |
1,0245 |
1,1635 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol negatif |
13,466 |
4 |
,000 |
2,37600 |
2,0188 |
2,7332 |
Pada
tabel di atas menunjukan bahwa berdasarkan uji t-test dihasilkan nilai t hitung
6,723 lebih besar dari t tabel 1,336 sehingga t hitung > t table (6,723
>1,336) artinya adanya perbedaan antara konsentrasi 20% dengan kontrol
positif.
Tabel
4 Hasil Analisis Uji t 50% Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis
|
Test Value = 0 |
|||||
|
T |
df |
Sig. (2-tailed) |
Mean Difference |
95% Confidence Interval of
the Difference |
|
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
|
Diameter
zona hambat ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis dengan konsentrasi 50% |
7,233 |
4 |
,000 |
1,76600 |
1,6634 |
1,8686 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol positif |
30,725 |
4 |
,000 |
1,09400 |
1,0245 |
1,1635 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol negatif |
13,466 |
4 |
,000 |
2,37600 |
2,0188 |
2,7332 |
Pada
tabel di atas menunjukan bahwa berdasarkan uji t-test dihasilkan nilai t hitung
7,233 lebih besar dari t tabel 1,336 sehingga t hitung > t table (7,233>
1,336) artinya adanya perbedaan antara konsentrasi 50% dengan kontrol positif.
Tabel
5 Hasil Analisis Uji t 80% Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis
|
Test Value = 0 |
|||||
|
T |
df |
Sig. (2-tailed) |
Mean Difference |
95% Confidence Interval of
the Difference |
|
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
|
Diameter
zona hambat ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis dengan konsentrasi 80% |
7,236 |
4 |
,000 |
1,76600 |
1,6634 |
1,8686 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol positif |
30,725 |
4 |
,000 |
1,09400 |
1,0245 |
1,1635 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol negatif |
13,466 |
4 |
,000 |
2,37600 |
2,0188 |
2,7332 |
Pada
tabel di atas menunjukan bahwa berdasarkan uji t-test dihasilkan nilai t hitung
7,236 lebih besar dari t tabel 1,336 sehingga t hitung > t table (7,236
>1,336) artinya adanya perbedaan antara konsentrasi 80% dengan kontrol
positif.
Tabel
6 Hasil Analisis Uji t 100% Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis
|
Test Value = 0 |
|||||
|
T |
df |
Sig. (2-tailed) |
Mean Difference |
95% Confidence Interval of
the Difference |
|
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
|
Diameter
zona hambat ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis dengan konsentrasi 100% |
8,113 |
4 |
,000 |
1,76600 |
1,6634 |
1,8686 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol positif |
30,725 |
4 |
,000 |
1,09400 |
1,0245 |
1,1635 |
Diameter
zona hambat ektrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri staphilococus
epidermidis kontrol negatif |
13,466 |
4 |
,000 |
2,37600 |
2,0188 |
2,7332 |
Pada
tabel di atas menunjukan bahwa berdasarkan uji t-test dihasilkan nilai t hitung
8,113 lebih besar dari t tabel 1,336 sehingga t hitung > t table (8,113
>1,336) artinya adanya perbedaan antara konsentrasi 100% dengan kontrol
positif
2. Pembahasan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak bawang merah terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, dan juga untuk mengetahui pada
konsentrasi berapa ekstrak bawang merah efektif terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis.
Uji
kali ini dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram dengan media Nutrien
Agar (NA).Sebelum dilakukan uji daya hambat seluruh alat dan NA disterilisasi
menggunakan autoklaf dengan suhu 121o C selama 15 menit.
Staphylococcus
epidermidis yang akan digunakan dilakukan peremajaan terlebih dahulu selama 2 x
24 jam. Pada saat akan digunakan pada uji daya hambat Staphylococcus
epidermidis dibuat suspensi dengan menggunakan cairan NaCl fisiologis.
Uji
dilakukan dengan cara menambahkan suspensi Staphylococcus epidermidis ke dalam
media NA kemudian media tersebut diukur sebanyak 20 ml dan dimasukkan ke dalam
cawan petri lau ditunggu hingga memadat. Sementara itu rendam kertas cakram di
masing masing konsentrasi, kontrol positif dan kontrol negatif kemudian taruh
cakram diatas media NA yang telah memadat.
Cawan
petri yang telah diuji dibungkus kemudian diinkubasi selama 2x 24 jam kemudian
zona hambat diukur diameternya. Pengukuran diameter zona hambat dilakukan pada
hari ke-2.
Data
yang diperoleh berupa zona hambat yang ditunjukkan dengan daerah bening
disekitar cakram, kemudian dilakukan uji ststistik dengan analisa data uji
regresi untuk mengetahui apakah ekstrak bawang merah pengaruh minimum terhadap
pertumbuhan Staphylococcus epidermidis.
Hasil
analisis menggunakan metode statistik dengan uji regresi didapatkan bahwa nilai
F Hitung < F Tabel yang berarti setiap komposisi bawang merah Allium cepa L
tidak memberikan pengaruh.
Untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antar masing masing kelompok
perlakuan maka dilakukan uji Least Significant Difference (LSD). Dari hasi uji
LSD diketahui bahwa masing-masing kelompok perlakuaan mempunyai perbedaan zona
hambat yang signifikan.
Dari
hasil penelitian dan hasil pengamatan dapat diketahui sebagai berikut:
a.
Ekstrak Bawang Merah
1)
Ekstrak bawang merah konsentrasi 20%
Pada
penelitian pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 20%, di dapatkan hasil efektif
yaitu� adanya pengaruh terhadap bakteri.
2)
Ekstrak bawang merah konsentrasi 50%
Pada
penelitian pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 50%, di dapatkan hasil efektif
yaitu adanya pengaruh terhadap bakteri.
3)
Ekstrak bawang merah konsentrasi 80%
Pada
penelitian pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 80%, di dapatkan hasil efektif
yaitu adanya pengaruh terhadap bakteri.
4)
Ekstrak bawang merah konsentrasi 100%
Pada
penelitian pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan bakteri
staphilococus epidermidis dengan konsentrasi 100%, di dapatkan hasil efektif
yaitu adanya pengaruh terhadap bakteri.
5)
Clindamycin (Kontrol Positif)
Pada
penelitian ini menggunakan clindamycin (cair) sebagai kontrol positif. Karena
clindamycin (cair) sudah terbukti akan hasilnya. Dari data penelitian di atas
clindamycin cair sebagai kontrol positif�
di peroleh hasil yang sama efektif dengan ekstrak bawang merah dengan
konsentrasi 100%.
6)
Aquades (Kontrol Negatif)
Dari
data penelitian di atas Aquades sebagai kontrol negatif di peroleh dengan hasil
yang cukup lama selama penelitian. Berbeda dengan ektrak bawang merah dan
Clindamycin cair.
Hasil
pengamatan yang diperoleh dari Pengaruh ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis, untuk konsentrasi 20%, 50%, 80% ekstrak
bawang merah berpengaruh terhadap bakteri staphilococus epidermidis. Tetapi
tidak sebanding dengan konsentrasi 100% lebih efektif, dapat diketahui adanya
perbedaan antara konsentrasi terhadap kontrol positif clindamysin cair yang
sangat efektif.
Hal
ini di sebabkan karena jumlah dosis yang diberikan mempengaruhi kekuatan bahan
uji terhadap pengaruh pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis, semakin
tinggi dosis yang diberikan maka semakin efektif yang dihasilkan oleh ekstrak
bawang merah.
Hasil
statistik Anova pada lampiran dapat dilihat nilai F hitung kemudian dapat
dibandingkan dengan nilai F tabel pada derajat pengaruh 1 dan 10 dengan tingkat
kepercayaan 5% yaitu F hitung pada pengaruh ekstrak bawang merah 1,784
sedangkan F tabel 4,964.
Pada
hasil Uji t-test di dapat t hitung lebih kecil dari t table, maka t hitung� untuk semua konsentrasi� 1,336 dengan nilai signifikasi 0,00<0,05
H0� : diterima dan H1 : ditolak, ini artinya
bahwa tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) ekstrak bawang merah (Allium
cepa L) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan �Pengaruh Ekstrak Bawang Merah Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus epidermidis�, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak bawang
merah tidak berpengaruh� terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus epidermidis. Ada perbedaan antara
konsentrasi ekstrak bawang merah� 20%,
50%, 80%, 100% terhadap kontrol positif yang berpengaruh� terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
epidermidis�
BIBLIOGRAFI
Charbonnier, S., Gertisser, R., Preece, K., Cholik, N., &
Budi-Santoso, A. (n.d.). Surono (2013) Paroxysmal dome explosion during the
Merapi 2010 eruption: processes and facies relationships of associated
high-energy pyroclastic density currents. J Volcanol Geotherm Res, 261,
260294.
CHOIROH, WIKA UMAYATUL. (2013). EFEK ANTIMIKROBA EKSTRAK
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Shigella dysenteriae
SECARA IN VITRO. University of Muhammadiyah Malang.
Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A. (1996).
Mikrobiologi Kedokteran.(diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan RF Maulany). Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Mintarti, Indriana Satya, & Kusumah, Slamet Hadi. (2017).
KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA MONOASILGLISEROL (MAG) DAN MONO-DIASILGLISEROL
(MDAG) DARI MINYAK KELAPA DAN MINYAK INTI SAWIT. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 2(2), 65�76.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.