Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
OPTIMASI
GELRED SEBAGAI PEWARNA DNA DALAM BIOLOGI MOLEKULER
Sari
M. Dewi Nataprawira1, Erick Sidarta2, Arlends Chris3
Departemen Histologi, Universitas Tarumanagara1,3
Departemen Biologi Universitas Tarumanagara2
Email:
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Pewarnaan DNA
merupakan sebuah proses penting dalam elektroforesis gel agarosa. Proses ini
memungkinkan penggunanya untuk melihat pita asam deoksiribonukleotida (DNA)
hasil dari proses amplifikasi oleh teknik polymerase chain reaction (PCR)
ataupun modifikasinya seperti metode restriction fragment length polymorphism
(RFLP). Pewarna DNA yang umum digunakan dalam proses tersebut adalah ethidium
bromide yang memiliki bahaya karena bersifat mutagenik. Pewarna
DNA Gelred merupakan alternatif untuk ethidium bromide yang dinilai memiliki
tingkat keamanan yang lebih baik untuk penggunanya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat kemampuan Gelred sebagai pewarna DNA, cara terbaik untuk menggunakannya serta melihat
sensitivitasnya. Pada penelitian ini 100-1000 bp DNA Ladder
dengan konsentrasi berbeda digunakan sebagai penanda untuk membandingkan metode
terbaik (pre-cast, post-staining dan pre-loading/pre-staining) untuk
menggunakan Gelred. Selain itu dua buffer
elektroforesis umum (TAE dan TBE) digunakan untuk membandingkan hasil pewarnaan
DNA. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Gelred
mempengaruhi migrasi DNA pada gel agarosa. Migrasi tersebut juga
dipengaruhi oleh jenis buffer yang digunakan, konsentrasi agarosa, ukuran DNA,
konsentrasi DNA dan metode yang digunakan (pre-cast, post-staining atau
pre-loading/pre-staining). Metode terbaik untuk mendapatkan hasil visualisasi
yang tajam adalah metode pre-cast dengan buffer TAE, dengan kelemahannya adalah
konsentrasi dan panjang DNA sangat mempengaruhi visualisasi. Metode yang paling
stabil untuk digunakan adalah metode pre-loading/pre-staining dengan buffer TAE
dengan kelemahan visualisasi pita DNA yang dihasilkan tidak setajam metode
pre-cast. Menurut hasil penelitian ini peneliti menyarankan penggunaan metode
pre-loading/pre-staining dengan buffer TAE apabila menggunakan Gelred yang
disebabkan oleh efisiensi dan kecepatan proses.
Kata
Kunci:
Gelred, Pre-Cast, Pre-Loading, Pre-Staining, Elektroforesis, Agarose.
Abstract
DNA staining is
an essential process when using agarose gel electrophoresis to visualize DNA
band. This process is used when the user needs to visualize the amplified DNA
band after polymerase chain reaction (PCR) method or its modified methods such
as restriction fragment length polymorphism (RFLP). The most commonly used DNA
staining is ethidium bromide which also known has mutagenic effect. Gelred is
offered as an alternative to ethidium bromide which offer
safety to the user. This study was aimed to investigate the capabilities of
Gelred as DNA staining, the best method of staining using Gelred, and determine
the sensitivity of the Gelred. In this study, 100-1000 bp DNA ladder with
different dilution were used as marker to compare different staining method
(pre-cast, post-staining and pre-loading/pre-staining). This study showed that
Gelred affect DNA migration in agarose gel electrophoresis. The DNA migration
also affected by the buffer used, agarose gel concentration, DNA size and
concentration and the method used for staining. The best method which gave a
sharp contrast band was pre-cast method using TAE buffer, although it need
optimization for DNA concentration used for visualization. The most stable
method was pre-loading/pre-staining using TAE buffer, although the DNA
visualization was not as sharp as pre-cast method. The author recommended the
use of pre-loading/pre-staining method with TAE buffer when using Gelred for
efficiency and fast result.
Keywords: Gelred,
Pre-Cast, Pre-Loading, Pre-Staining, Elektrophoresis, Agarose.
Pendahuluan
Teknik PCR dan gel
elektroforesis merupakan teknik yang tidak bisa dipisahkan. Hal ini karena hasil
dari teknik PCR berupa amplicon, yaitu DNA yang telah diperbanyak oleh
teknik PCR, harus dibaca dengan melakukan gel elektroforesis.(Williams, 2001) Dalam melakukan gel
elektroforesis, agarosa murni, buffer, aliran listrik, pemberat DNA dan pewarna
yang mampu berinterkalasi dengan DNA merupakan hal yang dibutuhkan untuk
melakukan proses tersebut (J. Sambrook i D. W. Russell, 2001). Dari bahan-bahan
yang telah disebutkan diatas, pewarna yang mampu berinterkalasi dengan DNA
merupakan bahan kimia yang paling berbahaya terhadap operator yang bekerja.(Debroy et al., 2022) Salah satu pewarna
yang mampu berinterkalasi dengan DNA yang sering dipakai di laboratorium DNA
adalah ethidium bromide.(Lee et al., 2012b)
Ethidium bromide
merupakan mutagen karena dapat berinterkalasi dengan DNA utas ganda yang
terdapat pada manusia. Adanya interkalasi tersebut dapat
mengakibatkan gangguan dalam proses biologis dari suatu sel seperti replikasi
DNA dan transkripsi. Di dalam laboratorium yang bergerak di bidang rekayasa
DNA, ethidium bromide merupakan senyawa yang populer digunakan karena harganya
yang murah, stabil dan memiliki sensitivitas yang tinggi dalam proses
visualisasi DNA.(Lee et al., 2012a) Dalam
penggunaannya, operator yang bekerja harus memiliki pelatihan yang cukup untuk
menangani ethidium bromide. Selain itu, operator juga harus mampu
mengolah limbah yang dihasilkan dari ethidium bromide tersebut sebelum dibuang (Borst, 2005).
Sekarang ini, telah
banyak alternatif dari ethidium bromide yang dapat digunakan untuk visualisasi
hasil elektroforesis DNA seperti FAST BLAST(Choi et al., 2010), SYBRSAVE(Scientific, n.d.), GELRED, GELGREEN(Haines et al., 2015) dan lainnya.
Sekalipun tidak dapat menandingi harga dari ethidium bromide, Gelred diklaim
memiliki keunggulan daripada ethidium bromide seperti memiliki sensitivitas
yang lebih tinggi, aman untuk pekerjanya dan pengolahan limbah yang tidak
berbahaya (Biotium, n.d.-a; Haines et al., 2015). Sekalipun demikian,
Gelred juga memiliki kelemahan seperti mengganggu mobilitas dari DNA ketika
dilakukan proses elektroforesis. Pada penelitian sebelumnya,
hasil dari elektroforesis DNA dengan menggunakan Gelred mengakibatkan retardasi
yang berlebihan dari DNA yang dielektroforesis menggunakan agarosa yang
dicampur dengan Gelred (metode pre-cast).
Hal tersebut mengakibatkan kemunculan pita-pita yang tidak
rata sehingga menyulitkan untuk dilakukan analisis. Beberapa saran telah
diajukan oleh pembuat untuk melakukan beberapa variasi konsentrasi agar,
penggunaan buffer TBE, menggunakan metode post-staining
dan bahkan variasi konsentrasi dari Gelred yang digunakan. Sebuah komunikasi
singkat oleh Huang et al. bahkan menyarankan metode pre-loading untuk digunakan dengan Gelred (Huang et al., 2010).
Berdasarkan yang telah
dipaparkan sebelumnya, Gelred merupakan alternatif yang menarik untuk digunakan
selain ethidium bromide. Akan tetapi, faktor-faktor
yang mempengaruhi laju mobilitas dalam pengunaan Gelred belum diinformasikan.
Penelitian ini bertujuan melihat kemampuan Gelred sebagai pewarna DNA, faktor
yang mempengaruhi pengunaan Gelred seperti konsentrasi DNA dan ukuran DNA,� metode terbaik
untuk digunakan dengan Gelred dan sensitivitasnya.
Metode Penelitian
1. Sampel uji
Sampel yang digunakan adalah DNA ladder dengan ukuran
100 � 1000 bp (PCR Ranger, kode katalog 11400, Norgen Biotek, Kanada)
2. Elektrofresis dengan metode pre-cast
Agarosa dengan konsentrasi 2% dan 1% dibuat dengan
menggunakan buffer TAE 1X dan TBE 1X sebagai pelarut dan ditambahkan 1% Gelred
sebelum dicetak. DNA ladder dimasukkan dengan berbagai konsentrasi yaitu: 1X
(tanpa pengenceran), 0.8X, 0.6X, 0.4X, 0.2X dan 0.1X dan dielektroforesis
dengan kondisi 80 A selama 50 menit.
3. Elektroforesis dengan metode post-staining
Agarosa dengan konsentrasi 2% dengan buffer TAE 1X
sebagai pelarut dibuat tanpa menambahkan Gelred. DNA ladder dimasukkan dengan
berbagai konsentrasi yaitu: 1X (tanpa pengenceran), 0.8X, 0.6X, 0.4X, 0.2X dan
0.1X dan dielektroforesis dengan kondisi 80 A selama 50 menit. Setelah elektroforesis dilakukan pewarnaan dengan merendam agar
hasil elektroforesis dalam larutan berisi Gelred 3X pada alat orbital shaker
selama 30 menit.
4. Elektroforesis dengan metode pre-loading/pre-staining
Agarosa dengan konsentrasi 2% dengan buffer TAE 1X dan
TBE 1X sebagai pelarut dibuat tanpa menambahkan Gelred. DNA ladder dengan
berbagai konsentrasi yaitu: 1X (tanpa pengenceran), 0.8X, 0.6X, 0.4X, 0.2X dan
0.1X ditambahkan 2 �l Gelred dengan berbagai pengenceran yaitu tanpa
pengenceran, 50X pengenceran dan 100X pengenceran dan dielektroforesis dengan
kondisi 80 A selama 50 menit.
Hasil dan Pembahasan
Gambar
1. Hasil elektroforesis: (A) 2% agarose
metode pre-cast, (B) 1% agarose metode pre-cast, (C) 2% agarose metode
post-staining, (D) keterangan DNA Ladder yang digunakan (https://norgenbiotek.com/product/pcr-sizer-100-bp-dna-ladder).
Pada gambar 1 dapat
dilihat perbandingan dari hasil elektroforesis yang dilakukan dengan berbagai
variasi. Pada gambar 1A dapat dilihat bahwa pemisahan DNA
ladder pada agarosa dengan konsentrasi 2% dengan metode pre-cast kurang baik untuk pita DNA berukuran 700 sampai 1000 bp (base pair � pasang basa) dengan
konsentrasi sesuai rekomendasi produk. Sementara proses pemisahan yang baik
terjadi pada DNA ladder yang semakin diencerkan sampai ke konsentrasi DNA
ladder 0.2X nya. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi dan
ukuran dari pita DNA mempengaruhi migrasi yang terjadi pada gel agarosa yang
telah dicampurkan dengan Gelred. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa
pada konsentrasi agarosa 2% dengan metode pre-cast, pita DNA yang digunakan
untuk menganalisa harus berada pada kondisi konsentrasi maksimal 78 ng/ml untuk
ukuran 100 � 500 bp dan 31.2 ng/ml untuk ukuran 700 � 1000 bp.
Pada gambar 1B dapat
dilihat pemisahan DNA ladder yang baik pada agarosa dengan konsentrasi 1% pada
kondisi DNA ladder tanpa pengenceran sampai diencerkan 0.4X. Hal ini menunjukkan
bahwa konsentrasi agarosa juga mempengaruhi migrasi DNA pada metode pre-cast.
Salah satu penjelasan mengenai proses migrasi ini dapat disebabkan oleh
struktur dari Gelred itu sendiri, Gelred terdiri dari dua subunit ethidium
bromide yang dihubungkan oleh spacer oksigen.(Crisafuli et al., 2015; Huang et al., 2010) Hal
ini membuat Gelred memiliki ukuran yang besar dan juga yang memberikan manfaat
keamanan pengguna seperti kemampuannya untuk tidak menembus kulit.
Gelred yang ditambahkan ke dalam agarosa akan membentuk
matriks pemisahan yang pada setiap bagian matriksnya terdapat molekul tersebut.
Hal ini mengakibatkan interkalasi yang kuat antara DNA yang
melalui matriks berisi Gelred tersebut sehingga terjadi retardasi migrasi DNA
yang berlebihan.
Salah satu saran yang
dianjurkan oleh vendor dari produk adalah menggunakan metode post-staining,
yaitu sebuah metode dimana proses pewarnaan dilakukan setelah proses
elektroforesis berakhir.(Biotium, n.d.-b, n.d.-a) Proses ini nampaknya
dibuat untuk mengatasi masalah migrasi DNA pada metode pre-cast. Akan tetapi, pada penelitian ini dapat dilihat (gambar 1C) bahwa
pemisahan yang terjadi sekalipun cukup baik, pita DNA tidak terlihat tegas.
Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perlakuan staining
dimana agarosa didiamkan dalam larutan pewarna berisi Gelred selama 30 menit.
Perlakuan tersebut mengakibatkan DNA yang sudah tidak bergerak oleh proses
tarikan listrik berdifusi ke sekitarnya. Pada gambar 1 juga dapat dilihat bahwa
perbedaan jarak migrasi antara metode pre-cast dengan post-staining
yang membuktikan bahwa Gelred yang terdapat di dalam agarosa mempengaruhi
migrasi DNA.
Gambar
2. Hasil elektroforesis DNA ladder pada
menggunakan buffer TBE: (A) 2% agarosa metode pre-cast, (B) 1% agarosa metode
pre-cast, (C) 2% agarosa metode pre-loading/pre-staining dengan 100X
pengenceran Gelred.
Pada gambar 2 dapat dilihat hasil elektroforesis menggunakan
buffer TBE. Buffer ini merupakan buffer umum yang menjadi
alternatif TAE. Salah satu keunggulan buffer TBE ini
adalah kemampuannya untuk migrasi DNA yang lebih cepat. Hal ini dapat
terlihat dari kecepatan migrasi DNA ladder yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan buffer TAE. Pada elektroforesis menggunakan buffer TBE
settingan elektroforesisnya adalah 20 menit dengan kekuatan 50 Ampere. Akan tetapi dapat dilihat dari gambar 2 bahwa pemisahan untuk DNA
dengan ukuran antara 600 � 1000 bp kurang baik. Hal
ini menunjukkan bahwa TBE jauh lebih baik digunakan untuk DNA yang berukuran
dibawah 600 bp.� Hasil ini� juga didukung oleh� Miura et al. yang menyatakan bahwa TBE jauh
lebih baik untuk pemisahan DNA� dalam
ukuran kecil (Y et al., 1999).
� 1x��
0.8x� 0.6x� 0.4x�
0.2x�� 0.1x����� 1x��
0.8x� 0.6x� 0.4x�
0.2x� 0.1x������ 1x��
0.8x� 0.6x� 0.4x�
0.2x� 0.1x
��
Gambar
3. Elektroforesis DNA ladder pada 2%
agarosa dengan metode pre-loading/pre-staining menggunakan buffer TAE: (A)
tanpa pengenceran Gelred, (B) 50X pengenceran Gelred, (C) 100X pengenceran
Gelred.
Pada gambar 3 dapat
dilihat hasil pemisahan yang baik dari DNA ladder yang digunakan dengan metode pre-loading/pre-staining. Pada
metode ini DNA yang diujikan dicampur terlebih dahulu dengan Gelred dan
dilakukan elektroforesis. Pengenceran dari pewarna Gelred yang
digunakan, 50X dan 100X, tidak mempengaruhi sensitivitas dari pembacaan pita
DNA. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan metode pre-cast, pita DNA dari metode pre-loading/pre-staining
terlihat tidak setajam metode pre-cast. Hal ini akan
sangat berpengaruh apabila terdapat dua pita yang memiliki ukuran yang tidak
terlalu jauh berbeda sehingga akan mempersulit pembacaan hasil. Metode pre-loading/pre-staining telah disarankan oleh Hall,
sekalipun tidak termasuk dalam troubleshooting oleh vendor, mengingat efisiensi
penggunaan yang lebih sedikit daripada yang disarankan. (Hall, 2020) Pada
penelitian ini, dapat dilihat juga kestabilan metode ini dalam semua
konsentrasi DNA yang dilakukan.
Kesimpulan
Pewarna
DNA Gelred merupakan alternatif baru dari ethidium bromide yang dapat digunakan
dalam pewarnaan DNA. Dalam penelitian ini nampak bahwa
migrasi DNA menggunakan Gelred dipengaruhi oleh jenis buffer yang digunakan,
konsentrasi agarosa, ukuran DNA, konsentrasi DNA dan metode yang digunakan
(pre-cast, post-staining atau pre-loading/pre-staining. Untuk mendapatkan
visualisasi pita DNA yang tajam, metode terbaik adalah metode pre-cast dengan
kelemahannya adalah perlunya optimasi konsentrasi agarosa, ukuran DNA dan
konsentrasi yang digunakan. Sementara itu metode yang paling stabil untuk
digunakan adalah metode pre-loading/pre-staining dengan kelemahan visualisasi
pita DNA yang dihasilkan tidak setajam metode pre-cast. Buffer terbaik menurut
penelitian ini adalah buffer TAE yang dapat memberikan perbedaan yang jelas
untuk visualisasi pita DNA dengan ukuran dari 100 -1000 bp.
Peneliti menyarankan
untuk menggunakan metode pre-loading/pre-staining dengan konsentrasi Gelred
yang sudah encerkan 50x untuk setiap amplicon yang akan
dielektroforesis dan penggunaan buffer TAE.
Biotium. (n.d.-a). GelRed�
& GelGreen� - DNA Stains | EtBr Alternatives | Biotium, Inc. 2018.
Biotium. (n.d.-b). GelRed�
and GelGreen� troubleshooting. 2018.
Borst, P. (2005).
Ethidium DNA agarose gel electrophoresis: How it started. IUBMB Life
(International Union of Biochemistry and Molecular Biology: Life), 57(11),
745�747. https://doi.org/10.1080/15216540500380855.
Choi, H. J., Ko, M.,
& Ahn, J. H. (2010). DNA fingerprinting using PCR: a practical forensic
science activity. Http://Dx.Doi.Org/10.1080/00219266.2008.9656148, 43(1),
41�44. https://doi.org/10.1080/00219266.2008.9656148.
Crisafuli, F. A. P.,
Ramos, E. B., & Rocha, M. S. (2015). Characterizing the interaction between
DNA and GelRed fluorescent stain. European Biophysics Journal : EBJ,
44(1�2), 1�7. https://doi.org/10.1007/S00249-014-0995-4.
Debroy, A., Yadav, M.,
Dhawan, R., Dey, S., & George, N. (2022). DNA dyes: toxicity, remediation
strategies and alternatives. Folia Microbiologica, 67(4), 555�571.
https://doi.org/10.1007/s12223-022-00963-8.
Haines, A. M., Tobe, S.
S., Kobus, H. J., & Linacre, A. (2015). Properties of nucleic acid staining
dyes used in gel electrophoresis. Electrophoresis, 36(6),
941�944. https://doi.org/10.1002/ELPS.201400496.
Hall, A. C. (2020). A
comparison of DNA stains and staining methods for Agarose Gel Electrophoresis. BioRxiv,
568253. https://doi.org/10.1101/568253.
Huang, Q., Baum, L.,
& Fu, W. L. (2010). Simple and practical staining of DNA with GelRed in
agarose gel electrophoresis. Clinical Laboratory, 56(3�4),
149�152.
J. Sambrook i D. W.
Russell. (2001). Molecular cloning : a laboratory manual, III. In Red.
New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press.
https://doi.org/10.3724/SP.J.1141.2012.01075.
Lee, P. Y.,
Costumbrado, J., Hsu, C. Y., & Kim, Y. H. (2012a). Agarose gel
electrophoresis for the separation of DNA fragments. Journal of Visualized
Experiments, 62. https://doi.org/10.3791/3923.
Lee, P. Y.,
Costumbrado, J., Hsu, C. Y., & Kim, Y. H. (2012b). Agarose Gel
Electrophoresis for the Separation of DNA Fragments. Journal of Visualized
Experiments : JoVE, 62, 3923. https://doi.org/10.3791/3923.
Scientific, T. (n.d.). SYBR
Safe Frequently Asked Questions | Thermo Fisher Scientific - ID. 2018.
Williams, L. R. (2001).
Staining nucleic acids and proteins in electrophoresis gels. Biotechnic and
Histochemistry, 76(3), 127�132.
https://doi.org/10.1080/bih.76.3.127.132.
Y, M., H, W., & T,
K. (1999). TBE, or not TBE; that is the question: Beneficial Usage of
Tris-Borate for Obtaining a Higher Resolution of Small DNA Fragments by Agarose
Gel Electrophoresis. Nagoya Medical Journal, 43(1), 1�6.
Copyright holder: Sari M. Dewi Nataprawira, Erick Sidarta,
Arlends Chris (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |