Karakteristik Pasien Karsinoma Sel Skuamosa Telinga dan Tulang Temporal Di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

  • Widya Maulina Lestari Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat, Indonesia
  • Sally Mahdiani Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat, Indonesia
  • Bambang Purwanto Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat, Indonesia
Keywords: Penyakit karsinoma, Rumah sakit, Sel Skuamosa Telinga dan Tulang Temporal

Abstract

Keganasan pada liang telinga merupakan kasus yang jarang terjadi, kurang dari 0.2% dari seluruh keganasan pada regio kepala dan leher. Secara histologis karsinoma sel skuamosa (KSS) merupakan jenis karsinoma terbanyak karena terjadi pada 80% kasus keganasan pada telinga luar. Prognosis KSS biasanya buruk dan mengancam jiwa. TUJUAN: Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik klinis pasien KSS di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian deskriptif dari data rekam medis pasien KSS telinga dan tulang temporal di RSUP DR Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2014 - Desember 2019. Didapatkan 49 pasien dengan KSS telinga dan tulang temporal, laki-laki dan perempuan sebesar 3:1.75. Usia termuda adalah 21 tahun dan tertua 62 tahun, umumnya bekerja sebagai petani dan buruh pabrik. Mayoritas IMT adalah kategori underweight dan normal. Predileksi KSS terbanyak di liang telinga (79.5%), sebanyak 57.1% dengan limfadenopati leher, sejumlah 10.2% dengan paralisis nervus fasialis HB V, dan gangguan pendengaran tipe konduktif derajat berat sebanyak 44.8%. Berdasarkan klasifikasi histopatologi, didapatkan 89.7% pasien tipe well differentiated, dengan 28.5% disertai metastasis, dan sebanyak 57.1% berada pada stadium IV. Tatalaksana yang  dilakukan sebagian besar adalah operasi diikuti radioterapi, dengan angka kesembuhan 18.3% dan rekurensi 12.2%. KSS adalah keganasan telinga dan tulang temporal yang paling umum, namun jarang ditemukan di praktik sehari-hari. Gejala KSS menyerupai kelainan telinga jinak dan sifatnya agresif, biasanya pasien datang ketika sudah dalam stadium lanjut sehingga memiliki prognosis buruk dan mengancam jiwa. Angka harapan hidup yang lebih baik akan dicapai dengan diagnosis dan tatalaksana sedini mungkin pada pasien dengan risiko tinggi.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-12-28