Gerakan Opini Digital dan Konstruksi Realitas dalam Tagar #Percumalaporpolisi

  • Farrah Soeharno Universitas Indonesia
Keywords: #PercumaLaporPolisi, gerakan opini digital, konstruksi realitas

Abstract

Isu yang berkaitan dengan keadilan sosial dan perubahan sosial, dapat dengan mudah menjadi topik bahasan bersama di media sosial, dan melahirkan aktivisme tagar. Salah satu isu yang sempat menjadi trending topic di Twitter dan menjadi perbincangan yang luas adalah tagar #PercumaLaporPolisi. Tagar #PercumaLaporPolisi muncul pada Oktober 2021 sebagai gerakan opini digital (Digital Movement of Opinion/DMO) yang digunakan publik sebagai instrumen untuk mengkritisi organisasi Kepolisian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan dan penyebaran opini masyarakat melalui struktur jaringan sosial dari tagar #PercumaLaporPolisi dan strategi komunikasi krisis lembaga Kepolisian menghadapi ancaman reputasi lembaga akibat gerakan opini digital #PercumaLaporPolisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif untuk perhitungan statistik jaringan komunikasi dengan sampel 10000 data tweet menggunakan netlytic dan gephi. Untuk melihat pengaruh dari viralnya tagar #PercumaLaporPolisi terhadap pemberitaan media massa, penelitian ini juga menggunakan aplikasi Media Cloud dengan melalui pengumpulan data berita yang ditayangkan online di media nasional dalam periode 6 Oktober 2021 hingga 6 Oktober 2022 untuk melihat bagaimana opini #PercumaLaporPolisi dimaknai sebagai realitas yang diinternalisasi oleh lembaga Kepolisian. Hasil penelitian menunjukkan #PercumaLaporPolisi mampu menciptakan mobilitas opini warganet dalam suatu jaringan komunikasi dengan dibantu peran @projectm_org, @tirtoid (aktor populer), @sandhatu (aktor populer) dan @_haye_ (aktor perantara). Pembentukan narasi dan opini #PercumaLaporPolisi berhasil mendapatkan perhatian luas tidak hanya terbatas penyebaran dalam media sosial, namun juga merambah media online terkemuka di Indonesia sehingga berdampak intensitas pemberitaan media masa yang dapat mempengaruhi reputasi organisasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Albu, O. B., & Etter, M. (2016). Hypertextuality and social media: A study of the constitutive and paradoxical implications of organizational Twitter use. Management Communication Quarterly, 30(1), 5–31.

Barisione, M., Michailidou, A., & Airoldi, M. (2019). Understanding a digital movement of opinion: the case of# RefugeesWelcome. Information, Communication & Society, 22(8), 1145–1164.

Bonilla, Y., & Rosa, J. (2015). # Ferguson: Digital protest, hashtag ethnography, and the racial politics of social media in the United States. American Ethnologist, 42(1), 4–17.

Brodie, R. J., Ilic, A., Juric, B., & Hollebeek, L. (2013). Consumer engagement in a virtual brand community: An exploratory analysis. Journal of Business Research, 66(1), 105–114.

Burgess, J., & Green, J. (2018). YouTube: Online video and participatory culture. John Wiley & Sons.

Carley, K. M., Malik, M. M., Kowalchuck, M., Pfeffer, J., & Landwehr, P. (2015). Twitter usage in Indonesia. Available at SSRN 2720332.

Ciszek, E. (2013). Advocacy and amplification: Nonprofit outreach and empowerment through participatory media. Public Relations Journal, 7(2), 187–213.

Eriyanto, A. J. K. (2014). Strategi Baru dalam Kajian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenamedia Group.

Fuchs, C., & Sandoval, M. (2013). Introduction: Critique, social media and the information society in the age of capitalist crisis. In Critique, social media and the information society (pp. 13–60). Routledge.

Greijdanus, H., de Matos Fernandes, C. A., Turner-Zwinkels, F., Honari, A., Roos, C. A., Rosenbusch, H., & Postmes, T. (2020). The psychology of online activism and social movements: Relations between online and offline collective action. Current Opinion in Psychology, 35, 49–54.

Hakiki, R. (2016). Dakwah di media sosial (etnografi virtual pada fanpage facebook kh. Abdullah Gymnastiar).

Hennig-Thurau, T., Wiertz, C., & Feldhaus, F. (2015). Does Twitter matter? The impact of microblogging word of mouth on consumers’ adoption of new movies. Journal of the Academy of Marketing Science, 43, 375–394.

Juditha, C. (2015). Fenomena trending topic di Twitter: Analisis wacana twit# Savehajilulung. Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan), 16(2), 138–154.

Kairupan, D. J. I., & Yovanda, O. A. (2021). Pengaruh Public Relation, Advertising, Dan Word of Mouth Terhadap Brand Awareness Produk Umkm: Studi Kasus Pada Toko X Cake and Bakery. Jurnal Riset Manajemen Dan Bisnis, 16(1), 1–12.

Kent, M. L. (2013). Using social media dialogically: Public relations role in reviving democracy. Public Relations Review, 39(4), 337–345.

Saifulloh, M., & Ernanda, A. (2018). Manajemen Privasi Komunikasi pada Remaja Pengguna Akun Alter Ego di Twitter. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 17(2), 235–245.

Tombleson, B., & Wolf, K. (2017). Rethinking the circuit of culture: How participatory culture has transformed cross-cultural communication. Public Relations Review, 43(1), 14–25.

Tsai, W.-H. S., & Men, L. R. (2013). Motivations and antecedents of consumer engagement with brand pages on social networking sites. Journal of Interactive Advertising, 13(2), 76–87.

Yang, G. (2016). Narrative agency in hashtag activism: The case of# BlackLivesMatter. Media and Communication, 4(4), 13.
Published
2022-12-20