Subjective Well-Being Pada Remaja Yang Memiliki Keluarga Broken Home
Abstract
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi subjektif well-being pada remaja yang memiliki keluarga broken home dan faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being remaja yang memiliki keluarga broken home. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Desain penelitian kualitatif yang dipakai adalah jenis penelitian studi kasus dan fenomenologi. Penelitian ini dilakukan di kota Palembang, yang diketahui terdapat fenomena mengenai keluarga broken home. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 8 orang narasumber yang terbagi menjadi 2 sebagai subjek utama penelitian. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan atau gabungan dari teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu masing-masing individu telah mencapai subjective well-being dalam kehidupannya hal tersebut dapat dilihat dari gambaran aspek dan faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well-being kedua subjek. Kedua subjek mampu mendapatkan subjective well-being dengan permasalahan yang terjadi pada kehidupan mereka.
Downloads
References
Amita, D "Psikologi remaja dan permasalahannya." ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam 1.1 (2019): 116-133.
Aminah, & Karyanta. (2014). Proses Penerimaan Anak (Remaja Akhir) Ter-hadap Perceraian Orangtua Dan Konsekuensi Psikososial Yang Menyertai-nya. Jurnal Psikologi. Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret
Astuti, Y., Rachmah, N., & Anganthi, N. (2016). Subjective well-being pada remaja keluarga broken home. Jurnal Penelitian Humaniora, 17(2), 161-175.
Aziz, M. (2015). Perilaku sosial anak remaja korban broken home dalam berbagai perspektif. Jurnal Al-ijtimaiyyah, 1(1), 30-50.
Baskoro, A. (2008). Hubungan antara Persepsi terhadap Perceraian Orang Tua dengan Optimisme Masa Depan Pada Remaja Korban Perceraian. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Bugin, B. 2007. Penellitian Kualitatif. Prenda Media Group: Jakarta
Chaplin, C. P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada
Chaplin J.P, Kamus Lengkap Psikologi, terjemahan Kartini Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h. 71
Compton, W. C. (2005). Introduction to positive psychology. Belmont, CA, US: Thomson Wadsworth.
Dagun, S. M. (2002). Psikologi keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Darmawanti, F. N. (2013). Perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari struktur keluarga. Jurnal Psikologi, 3, 93-102.
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Darajat Z., Ilmu Jiwa Agama, (Cet XIII; Jakarta : Bulan Bintang,1991),h. 50.
Dewi, P. S., & Utami, M. S. (2015). Subjective well†being anak dari orang tua yang bercerai. Jurnal Psikologi, 35(2), 194-212
Diener, E. (2000). Subjective well-being : The science of happiness and a proposal for a national index. American Psychologist, 55, 34-43.
Diener, E. (2009). The Science of Subjective Well Being. The collected works of Ed Deiner. Social Indicators Research Series. Vol. 37, New York, NY: Springer
Diener, E., Sandvik, E., Pavot, W. (2009). Happines is the Frequency, Not the Intensity of Positive Versus Negative Affect. Social Indicators Research, 39, 213-231.
Diener, E. & Chan, M. Y. (2011). Happy people live longer: Subjective wellâ€being contributes to health and longevity. Applied Psychology, Health and Wellâ€Being, 3(1), 1-43. DOI: 10.1111/j.1758-0854.2010.01045.x.
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R.E. (2015). National accounts of subjective well-being. American Psychologist, 70, 234-242. DOI: 10.1037/a0038899.
Diener, E. & Tay, L. (2015). Subjective wellâ€being and human welfare around the world as reflected in the gallup world poll. International Journal of Psychology, 50(2), 135-149. DOI: 10.1002/ijop.12136.
Eddington, N. & Shuman, R. (2005). Continuing psychology education: Subjective well-being happiness. Diambil pada tanggal 22 Juni 2022, dari https:// www.texcpe.com
Eid, M. & Larsen R.J. 2008. The Science of Subjective Well-being. London : The Guildford Perss.
Elfida, D., Lestari, Y. I., Diamera, A., Angraeni, R., & Islami, S. (2014). Hubungan baik dengan orang yang signifikan dan kontribusinya terhadap kebahagiaan remaja Indonesia. Jurnal Psikologi. 10(2), 66-73
Eryilmaz, A. (2012). A model for subjective well-being in adolescence: Need satisfaction and reasons for living. Social Indicators Research, 107(3), 561-574. DOI: 10.1007/s11205 011-9863-0.
Giyati & Wardani, I. R. K. (2016). Ciri-ciri kepribadian dan kepatutan sosial sebagai prediktor subjective wellbeing (kesejahteraan subyektif) pada remaja akhir. Analitika, 8(1), 10-24.
Goswami, H. (2012). Social relationships and children’s subjective well-being. Social Indicators Research,107(3), 575–588. https://doi.org/10.1007/s11205- 011-9864-z
Gunarsa, .S.D (2002). Asas-Asas Psikologi Keluarga Idaman. Jakarta; Gunung Mulia
Gunarsa, S D. (2008). Psikologi praktis, remaja, anak dan keluarga. Jakarta:
BPK Gunung Mulya.
Hurlock, E.B. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga
Hassan, A., Yusooff, F., & Alavi, K. (2012). The Relationship between parental skill and family functioning to the psychological well-being of parents and children. International Conference on Humanity, History and Society, 34, 1-10.
Kamil, A. (2017). Konseling Induvidu pada Santri Broken home di Pondok Pesantren Bangun Jiwo Bantul. Studi Kasus pada Dua Orang Santri Broken home, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Kamrani B, Pendidikan Keluarga Dalam Islam, (Yogyakarta: Bina Usaha, 1990), h. 77-78.
Kadarwati. (2011) Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta Pustaka Pelajar
Kartono, K. (2010). Psikologi wanita jilid 2: Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek. Bandung: Mandar Maju
Katkovsky & Gorlov. (1976). The Psychology Of Adjustment Current Concepts and Application. Mc.Graw-Hill Book Company, New York.
Koentjoro. (2010) Metode Penelitian Kualitatif. Unpublished Manuscript. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Univeristas Gadjah Mada.
Khairani, M. (2013). Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Maryati, H.A & Rohmatuni. (2007). Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Kesiapan Memahami Perkawinan Pada Wanita Dewasa Awal Di Kecamatan Sematang Barat. Jurnal Psikologi Proyeksi: 02. 02. 25-35.
Mukhlis & Hirmaningsih, (2010), Teori Psikologi Perkembangan, Pekanbaru. Penerbit: Psikologi Press
Nayana, F. N. (2013). Kefungsian Keluarga dan Subjective Well-Being pada Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 01, (2), 230-244.
Copyright (c) 2023 Triga Ayu Amanda, Sawi Sujarwo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.