Syntax Lite= rate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 7, Juli 2023

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVER= AGE, INFLASI DAN SUKU BUNGA TERHADAP FINANCIAL DISTRESS DALAM MASA PANDEMI COVID= -19

Muhammad Fadhil Al Amin¹, Raudhatul Hidayah²

Fakultas E= konomi dan Bisnis, Universitas Andalas, Indonesia

Email: mfadhilalamin23@gmail.com¹, raudhatulhidayah@eb.unand.ac.id²

Abstrak

Penelitian ini menganalisis hubungan profitabilitas, leverage, inflasi dan suku bunga dengan financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama masa pande= mic covid-19 yaitu selama 2019-2021. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2019-2021. Data diperol= eh melalui website idx.co.id. Dari hasil purposive sampling terdapat 66 perusa= haan yang memenuhi kriteria. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistic dikarenakan terdapat variabel dummy di variabel dependen. Peneliti= an ini menggunakan alat uji software SPSS versi 21. Berdasarkan hasil yang diperoleh, profitabilitas memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap financial distress. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin kecil tingkat resiko financial di suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan penggunaan aset perusahaan yang efektif akan meminimalkan biaya perusahaan, memungkinkan me= reka untuk menghemat dana dan mengelola bisnisnya dengan lebih efisien. Leverage juga memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress. Rendahnya ut= ang perusahaan akan meminimkan risiko financial distress yang akan ditanggung o= leh perusahaan.

Kata Kunci<= /b>: Financial Distress; = Inflasi; Leverage; Suku Bunga

Abstract

This study analyzes the relationship between profitability, leverage, inflation and interest rates with financial distre= ss in manufacturing companies listed on the IDX during the Covid-19 pandemic, namely during 2019-2021. The population in this study are all manufacturing companies listed on the IDX for the 2019-2021 period. Data obtained through= the website idx.co.id. From the purposive sampling results, there were 66 compa= nies that met the criteria. In this study using logistic regression analysis bec= ause there is a dummy variable in the dependent variable. This study uses the SP= SS software test tool version 21. Based on the results obtained, profitability= has a negative and significant impact on financial distress. The higher the profitability, the smaller the level of financial risk in a company. This is because the effective use of company assets will minimize company costs, enabling them to save funds and manage their business more efficiently. Leverage also has a significant effect on financial distress. Low corporate debt will minimize the risk of financial distress that will be borne by the company.

Keywords: Financial Distress; Inflati= on; Interest Rate; Leverage

Pendahuluan

Sehubungan dengan pandemi COVID-19 di Indonesia, kesu= litan keuangan di negara ini telah menjadi topik yang menjadi perhatian luas (Alexandra, Margaret= ha, Jennefer, William, & Meiden, 2022). Banyak bisnis yang terkena dampak pand= emi COVID-19. Menurut data Badan Pusat Statistik, sebanyak 2,55 persen pelaku u= saha dapat berfungsi normal selama pandemi, 14,60 persen pelaku usaha tidak mengalami penurunan kinerja atau peningkatan, bahkan 82,45 persen pelaku us= aha mengalami penurunan pendapatan (Ayuni et al., 2020)= . Konsekuensi dari hal tersebut kinerja perusahaan mengalami penurunan, dan jika tidak mampu mengatasinya akan berdampak pada masalah keuangan yang dapat mengakibatkan kebangkrutan (Hafsari & Setia= wanta, 2021).

Perusahaan di sektor manufaktur menarik untuk diteliti karena sektor ini harus dikelola dan dipantau dengan baik untuk menghindari kondisi yang tidak menguntungkan seperti financial distress, yang menurunkan kinerja perusahaan dan menghambat perusahaan untuk memenuhi permintaan bara= ng dan jasa, skenario yang terburuknya adalah perusahaan tersebut delisting da= ri bursa efek Indonesia (Manan & Hasnawa= ti, 2022). Ketika arus kas organisasi tidak mencukupi untuk me= menuhi kewajibannya, maka dikatakan mengalami financial distress (Hariyani & Kart= ika, 2021). Financial distress mengacu pada tahap atau kondisi = awal potensi kebangkrutan organisasi (Manan & Hasnawati, 2022). Berdasarkan metode pengukuran yang dig= unakan oleh Rissi & Herman (= 2021) dan Almilia & Kristi= jadi (2003) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan meng= alami kesulitan keuangan antara lain sebagai berikut:

Tabel 1

Perusahaan Mengalami Fi= nancial Distress

N0

Kode

Nama Perusahaan

1

BRNA

B= erlina Tbk

2

CENT

C= entratama Telekomunikasi Indonesia Tbk

3

IMAS

I= ndomobil Sukses Internasional Tbk

4

JKSW

J= akarta Kyoei Steel Works Tbk

5

KIAS

Keramika Indonesia Asosiasi Tbk

6

BTEK

B= umi Teknokultura Unggul Tbk

7

PICO

P= elangi Indah Canindo Tbk

8

CPRO

C= entral Proteina Prima Tbk

9

BATA

Sepatu Batu Tbk<= o:p>

10

TCID

Mandam Indonesia Tbk

11

FOOD

Sentra Food Indonesia Tbk

12

LION

Lion Metal Works Tbk

13

LMPI

Langgeng Makmur Industri Tbk

14

LMSH

Lionmesh Prima Tbk

15

RICY

Ricky Putra Globalindo Tbk

Kesulitan keuangan dapat memaksa perusah= aan menjadi bangkrut atau likuidasi paksa (Samanta & Johns= ton, 2019). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan tidak = dapat membayar kewajiban keuangan mereka kepada kreditur. Selain itu, situasi kesulitan keuangan muncul karena pertumbuhan yang tidak terkendali, ekspansi dengan modal kerja yang rendah, teknik peramalan arus kas yang buruk dan ketidakmampuan untuk memprediksi dan menghitung arus kas (Younas, UdDin, Awan= , & Khan, 2021). Kesulitan keuangan menciptakan berbagai masalah seperti penjualan perusahaan yang rendah, pengeluaran yang tinggi, penganggaran dan penetapan harga yang tidak realistis, arus kas perusahaan = yang tidak cukup untuk menjalankan operasi bisnis dengan lancar, saldo rekening = yang tidak mencukupi dan pengelolaan hutang yang buruk (Younas et al., 2021= ).

Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui fa= ktor faktor yang dapat memprediksi kejadian financial distress mulai dari faktor makroekonomi, keuangan maupun tata kelola perusahaan. Penelitian ole= h Evrilianingsih & Shaffana Amalia (2022) menemukan bahwa variabel keuangan le= verage berpengaruh dalam memprediksi kemungkinan kejadian financial distress, sedangkan= liquidity, profitability, coverage dan activity tidak berpengaruh. Sementara itu didapatkan faktor tata kelola perusahaan dewan direksi dan ko= mite audit berpengaruh dalam memperediksi kemungkinan kejadian financial dist= ress. Penelitian lain oleh (Mohamed, 2020) menemukan bahwa variabel keuangan yang dikombinasikan dengan variabel pasar dan makroekonomi akan lebih baik dalam memprediksi kemungkinan kejadian financial distress.

Perusahaan yang bangkrut tidak lepas dari kewajiban y= ang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk memantau rasio keuangannya yang menjadi indikator untuk menilai perkembangan perusah= aan (Liang, Lu, Tsai, &a= mp; Shih, 2016). Selain itu, rasio keuangan dapat mengg= ambarkan kemampuan perusahaan terkait penerimaan dan pengeluaran kas untuk aktivitas operasional (Fawzi et al., 2015;Karas & Reznakov= a, 2020;Papadaki & Pavlopoulou-Lelaki, 2022). Beberapa rasio keuangan ini penting un= tuk menilai perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan berupaya mengoptimalkan keuangannya agar dapat diketahui kondisi keuangannya. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu profitabilitas dan lever= age.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dimana laba merupakan salah satu indikator seberapa baik kinerja perusahaan. Profitabilitas mencakup semua pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan kewajiban dalam s= uatu periode. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang tinggi. Laba y= ang tinggi akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya dan akan meningkatkan minat para investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Laba yang tinggi juga akan menggambarkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Rohmadini, Saifi, &= amp; Darmawan, 2018). Jika tingkat profitabilitas perusahaan= semakin tinggi, kecil kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Andreini & Safri= da (2023) dalam penelitiannya menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress, namun pada penelitian Rohmadini et al. (20= 18); Rissi & Herman (= 2021) profitabilitas yang diukur dengan ROA t= idak berpengaruh terhadap financial distress.

Selain itu financial distress dapat financial distress dapat diminimalkan dengan leverage Waqas & Md-Rus (= 2018); Balasubramanian et a= l. (2019); Lucky & Michael = (2019); Ugur et al. (2022). Rasio leverage adalah rasio yang digun= akan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dari hutang. Leverage menunjukkan adanya pengaruh terhadap tingkat investasi dan peluang investasi pada perusahaan dimana tingkat hutang suatu perusahaan secara tidak langsung akan mempengaruhi minat dan kepercayaan investor dalam berinvestasi = (Rohmadini et al., 2= 018). Tinggi rendahnya utang perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya risiko financial distress yang akan ditanggung = oleh perusahaan. Rohmadini et al. (20= 18) dalam penelitiannya menemukan bahwa lev= erage berpengaruh negatif terhadap financial distress, sedangkan hasil penelitian dari Bernardin & Tifa= ni (2019) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh pada kesulit= an keuangan. Sementara itu, Muigai & Muriith= i (2017); Masdupi et al. (2018= ) menunjukkan bahwa leverage yang semakin meningkat menyebabkan potensi perusahaan mengalami financial distress semak= in tinggi.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perusahaan mengalami financial distress adalah kenaikan suku bunga dan inflasi = (Ayu, Handayani, &am= p; Topowijono, 2017). Inflasi merupakan salah satu variabel makroekonomi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan. Inflasi merupakan kenaikan harga secara terus-menerus yang merata dari total biaya yang harus dibayar pada barang dan jasa yang diproduksi. Inflasi merupakan tolak ukur melihat perubahan apabila terjadi kenaikan harga-harga barang secara terus-menerus dan merata, serta saling berpengaruh satu dengan yang lainnya= (Hendrawan, Moorcy, = Santoso, & Sukimin, 2022). Inflasi yang tinggi menyebabkan kinerja keuangan perusahaan menjadi buruk dan mempengaruhi laporan keuangan perusah= aan (Irwandi & Rahay= u, 2018). Hal ini dibuktikan dengan penelitian <= /span>Irwandi & Rahayu= (2018) membuktikan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Suku bunga adalah suatu kebijakan moneter yang diteta= pkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik atas harga penggunaan uang = atau sebagai sewa pada jangka waktu tertentu yang diumumkan dalam bentuk persent= ase dan menjadi tolak ukur dari kegiatan perekonomian suatu negara (Hendrawan et al., 2= 022). Hasil penelitian Hamzah (2018)= yaitu ketika BI-Rate naik, tingkat pemb= iayaan bermasalah naik, ketika BI rate turun, jumlah pembiayaan bermasalah turun. = Naik turunnya tingkat pembiayaan bermasalah ini akan berdampak pada financial distress. Hasil penelitian Hendrawan et al. (20= 22) menunjukkan bahwa suku bunga tidak berp= engaruh signifikan terhadap financial di= stress.

Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara kesu= litan keuangan perusahaan dengan variabel-variabel seperti rasio profitabilitas leverage, inflasi dan suku bunga selama masa covid-19 sehingga dapat berkontribusi dalam menambah literature terkait dengan variabel penelitian = yang dibahas. Penelitian ini berimplikasi pada perusahaan manufaktur untuk memba= ntu perusahaan dalam melihat kondisi keuangannya apakah mengalami kesulitan atau tidak dan melihat apa saja yang perlu ditingkatkan dan dikurangi agar perusahaan mampu terhindar dari kondisi financial distress. Dan bagi invest= or, penelitian ini dapat berguna ketika hendak berinvestasi dengan melihat seua= tu perusahaan apakah mengalami kesulitan keuangan ataupun terindikasi sehat. J= ika perusahaan tersebut sehat, maka investor akan cendrung untuk berinvestasi. Keterbaruan penelitian terletak pada periode data penelitian yang diambil y= aitu pada masa pandemic covid-19 tahun 2019-2021 dengan menggunakan variabel con= trol ukuran perusahaan.

Metode Penelitian <= /span>

Jenis data yang dig= unakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dig= unakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi dan s= tudi kepustakaan. Data berupa laporan tahunan diperoleh melalui akses internet pada masing-masing website perusahaan atau pada www.idx.co.id maupun dari sumber lain yang mendukung serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Populasi da= lam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini mengambil data untuk tahun terjadinya pandemic covid-19 yaitu 2019-2021 dengan jumlah perusahaan 205 perusahaan. Berdasarkan purposive sampling, didapatkan sam= pel 198. Dikarenakan pada uji kelayakan model regresi tidak lebih dari 0,05 maka beberapa sampel dikeluarkan yang memiliki nilai error yaitu sebanyak 10 sam= pel. Sehingga didapatkan total sampel penelitian ini yaitu 188. Berikut perhitun= gan sampel dalam penelitian ini:

Tabel 2

Perolehan Sampel Penelitian

Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah Perusahaan

Perusahaan manufaktur yang terdaf= tar dalam BEI 2019-2021

205

Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar dalam BEI periode 2019-2021

(50)

Perusahaan manufaktur di BEI yang= tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2019 – 2021

(14)

Perusahaan anufaktur di BEI yang = tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah 2019-2021

(28)

Perusahaan manufaktur di BEI yang= tidak memiliki data yang lengkap mengenai variable penelitian 2019-2021

(47)

Total sampel perusahaan

66

Total sampel (3 tahun)

198

Sampel yang memiliki nilai error = yang tinggi

(10)

Total sampel penelitian

188

P= rofitabilitas merupakan kemapuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan ukuran kinerja keuang= an perusahaan untuk mengukur tingkat efektivitas manajemen yang ditunjukkan ol= eh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi (Asfali, 2019).= Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan return on assets= (ROA) (Suprihatin & Mansur, 2016).=

<= o:p>

=

Rasio lev= erage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana utang yang digunakan dalam membiayai aset perusahaan, artinya berapa besar utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan untuk membayar seluruh kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi (Nukmaningtyas & Worokinasih, 2018).= Dalam penelitian ini leverage diproksikan debt to Equity Ratio (DER= ) (Fatmawati & Rihardjo, 2017) = :

=

Inflasi adalah suatu kondisi yang menjel= askan kecenderungan kenaikan tajam harga-harga barang dan jasa yang berlangsung d= alam rentang waktu yang relatif lama. Variabel ini diukur dengan menggunakan data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) pertahun 2019-2021. Menurut Rodoni & Ali (20= 14) inflasi dapat dihitung menggunakan rumu= s:

I_{t =3D}=

I_t=3D Tingkat inflasi pada periode t

CPIt =3D Co= nsumer price index pada periode t

CPIt-1 =3D Consumer price index pada periode t-1=

=

Tingkat suku bunga merupakan harga yang didapatkan dari penggunaan dana investasi dalam periode waktu tertentu dan merupakan indikator dalam menentukan apakah seseorang melakukan investasi atau menabung. Data suku bunga periode 2019-2021 tersed= ia di website www.bps.go.id.

Variabel dependen y= ang digunakan dalam penelitian ini adalah financial distress yang menggunakan variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitatif. Variabel dummy merupa= kan variabel yang bersifat kategorikal yang diduga mempunyai pengaruh terhadap variabel yang bersifat kontiniu. Jika suatu perusahaan selama dua tahun ber= turut-turut mengalami laba bersih operasi (net operating income) negative maka dikategorikan mengalami financial distress, sedangkan perusahaan yang tidak mengalami laba bersih (net operating income) negative selama dua tahun berturut-turut tidak dikategorikan mengalami financial distress. Pengukuran tersebut digunakan dalam penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rissi & Herman (2021) dan Almilia & Kristijadi (2003). Dikategorikan 1 a= pabila mengalami financial distress dan 0 apabila tidak mengalami financial distre= ss.

Dalam penelitian ini terdapat variable control yaitu ukuran perusahaan. Ukuran peru= sahaan merupakan yang berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Besar kecilnya sebuah perusahaan akan sangat mempengaruhi keuntungan yang akan didapatkan. Ukuran perusa= haan akan diproaksikan dean melihat total asetnya (Barnades, 2018). Perumusan indikator sebuah perusahaan dituliskan sebagai berikut :

<= o:p>

=

Dikarenakan variabel dependen merupakan variabel dumm= y maka analisis yang dilakukan yaitu analisis regresi logistic. Berikut persamaan analisis regresi logistik.

Hasil dan Pembahasan

Hasil statistik deskriptif = dapat dilihat dari table 2, dimana pada variabel financial distress terdapat nilai minimum sebesar 0 nilai maksimumnya sebesar 1 sedangkan nilai mean sebesar = 0,20 dan standar deviasi 0,399. Pada variabel profitabilitas terdapat nilai mini= mum -40,14 nilai maksimumnya sebesar 60,72 sedangkan nilai mean 4,46 dan standar deviasi 11,01. Pada variabel leverage terdapat nilai minimum sebesar -1017,= 60 nilai maksimumnya sebesar 1721,06 sedangkan nilai mean sebesar 106,15 dan standar deviasi 200,21. Pada variabel inflasi terdapat nilai minimum sebesar 1,68 nilai maksimumnya sebesar 2,72 sedangkan nilai mean sebesar 2,096 dan standar deviasi 0,46. Pada variabel suku bunga terdapat nilai minimum sebes= ar 3,50 nilai maksimumnya sebesar 5,00 sedangkan nilai mean sebesar 4,09 dan s= tandar deviasi 0,66. Pada variabel control ukuran perusahaan nilai minimumnya sebe= sar 25,39 nilai maksimumnya 34,69 sedangkan nilai mean sebesar 28,47 dan standar deviasi 1,66.

Tabel 3

Statistik Deskriptif

N=

Minimu= m

Maximu= m

Mean

Std. D= eviation

FD

188<= /o:p>

0

1

.20<= /o:p>

.399=

ROA

188<= /o:p>

-40.14

60.72

4.4553

11.01044<= o:p>

DER

188<= /o:p>

-1017.60<= o:p>

1721.06

106.1522<= o:p>

200.21186=

IF

188<= /o:p>

1.68=

2.72=

2.0957

.45632

SB

188<= /o:p>

3.50=

5.00=

4.0944

.66022

UK

188<= /o:p>

25.39

34.69

28.4747

1.65592

Valid N (listwise)

188<= /o:p>

Dalam hasil uji kelayakan m= odel regresi dalam table 3 terdapat bahwa nilai chi-square sebesar 10,34 dan nil= ai sig 0,242 > 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya atau model dapat dikatakan fit dengan data dan mo= del dapat diterima sehingga model ini bisa digunkan untuk analisis selanjutnya.=

Tabel 4

Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer= and Lemeshow Test

Step

Chi-squar= e

df

Sig.=

1

10.342

8

.242=

&nbs= p;

Berdasarkan hasil uji anali= sis regresi logistic dan uji hipotesis terdapat pada table 4 bahwa Nilai koefisien regresi variabel profitabilitas (X1) bernilai negatif sebesar -0,453. Nila= i EXP(B)<= span lang=3DIN style=3D'color:black;mso-ansi-language:IN;mso-bidi-font-weight:bo= ld'> sebesar 0,636 menunj= ukkan bahwa setiap peningkatan profitabilitas 1 satuan maka = financial distress (Y) akan menurun sebesar 0,636 kali. Tingkat signifikan sebesar 0,00 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa profitabili= tas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Hal ini dikarenakan penggunaan aset perusahaan = yang efektif akan meminimalkan biaya perusahaan, memungkinkan mereka untuk mengh= emat dana dan mengelola bisnisnya dengan lebih efisien (Agustini & Wirawati, 2019). Sehingga dis= impulkan bahwa semakin tinggi profitabilitas dapat mengurangi masalah keagenan dan memperkecil biaya keagenan. Dengan begitu, perusahaan mampu memperkecil kemungkinan financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan = Andreini & Safrida (2023) dan ADDIN CSL_CITAT= ION {"citationItems":[{"id":"ITEM-1","itemDa= ta":{"author":[{"dropping-particle":"",&= quot;family":"Firdianto","given":"E E","non-dropping-particle":"","parse-names&qu= ot;:false,"suffix":""},{"dropping-particle":&= quot;","family":"Utiyati","given":"= S","non-dropping-particle":"","parse-names&qu= ot;:false,"suffix":""}],"container-title":&qu= ot;Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM)","id":"ITEM-1","issue":"9&qu= ot;,"issued":{"date-parts":[["2021"]]},"= title":"Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dan Aktivitas Terhadap Financial Distress","type":"article-journal","volume&qu= ot;:"10"},"uris":["http://www.mendeley.com/documen= ts/?uuid=3Dcad0dbc2-dd90-4ca8-970b-9869f9d628a2","http://www.mend= eley.com/documents/?uuid=3D8ea83190-3b4d-4f70-8f73-3a99663791b0"]}],&q= uot;mendeley":{"formattedCitation":"(Firdianto & Utiyati, 2021)","manualFormatting":"Firdianto &am= p; Utiyati (2021)","plainTextFormattedCitation":"(Firdianto & Utiyati, 2021)","previouslyFormattedCitation":"(F= irdianto & Utiyati, 2021)"},"properties":{"noteIndex":0},"schema&= quot;:"https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/cs= l-citation.json"}Firdianto & Utiyati (2021) bahwa profita= bilitas berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Nilai koefisien regresi variabel leverage (X2) bernilai positif sebes= ar 0,003. Nilai EXP(B) sebesar 1,003 menunjukkan bahwa setiap peningkatan leverage 1 sat= uan maka f= inancial distress (Y) akan meningkat sebesar 1,003 kali. Tingkat signifikan se= besar 0,03 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2) dite= rima. Sehingga dapat dikatakan bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial di= stress. Rendahnya uta= ng perusahaan akan meminimkan risiko financial distress yang akan ditanggung o= leh perusahaan. Apabila leverage semakin kecil maka memperkecil terjadinya agen= cy conflict yaitu utang gagal bayar yang disebabkan tingginya utang dan tak ma= mpu ditutupi dengan asetnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Muigai & Muriithi (2017); Masdupi et al. (2018) menunjukkan b= ahwa leverage yang semakin meningkat menyebabkan potensi perusahaan mengalami financial distress semakin tinggi.

Nilai koefisien regresi variabel inflasi (X3) bernilai positif sebes= ar 2,360. Nilai EXP(B) sebesar 10,594 menunjukkan bahwa setiap peningkatan inflasi 1 sat= uan maka f= inancial distress (Y) akan meningkat sebesar 10,594 kali. Tingkat signifikan sebesar 0,235 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga (H3) dit<= /span>olak. Sehingga dapat dikatakan bahwa inflasi tidak berpen= garuh terhad= ap financial distress, artinya bahwa tinggi rendahnya inflasi tidak mempengaruhi financial distres= s di suatu perusahaan. Biaya bunga yang menjadi beban perusahaan, saat terjadi kenaikan tingkat suku bunga tidak mempengaruhi besarnya biaya bunga yang menjadi tanggungan perusahaan (Sandi & Amanah, 2019).

Nilai koefisien regresi variabel suku bunga (X4) bernilai negatif sebes= ar -1,053<= span lang=3DIN style=3D'color:black;mso-ansi-language:IN;mso-bidi-font-weight:bo= ld'>. Nilai EXP(B) sebesar 0,349 menunjukkan bahwa setiap peningkatan suku bunga 1 sat= uan maka f= inancial distress (Y) akan= menurun sebesar 0,349 kali. Tingkat = signifikan sebesar 0,431 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis = keempat= (H4) dit<= /span>olak. Sehingga dapat dikatakan bahwa suku bunga tidak berpe= ngaruh terhadap financial distress yang berarti bahwa naik turunnya tingkat suku bunga tidak mempengaruhi financial distress. Penelitian ini sejalann dengan Hendrawan et al. (2022) bahwa suku bu= nga tidak berpengaruh terhadap financial distress.

Nilai k= oefisien regresi variabel c= ontrol ukuran perusahaan (Z) bernilai positif sebes= ar 0,015. Nilai EXP(B) sebesar 1,015 menunjukkan bahwa setiap peningkatan suku bunga 1 sat= uan maka f= inancial distress (Y) akan= meningkat= sebesar 1,015 kali. Tingkat signifikan sebesar 0,940 > 0,05 maka dapat disimpulkan variabel contr= ol ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap financial distress yang berarti bahwa naik turunnya ukuran perusah= aan tidak mempengaruhi financial distress.

Tabel 5

Uji Kelayakan Model Regresi

B=

S.E.

Wald

df

Sig.

Exp(B)=

Step 1^a

ROA

-.453

.081=

31.513

1

.000=

.636=

DER

.003=

.001=

4.709

1

.030=

1.003

IF

2.360

1.988

1.409

1

.235=

10.594

SB

-1.053

1.337

.620=

1

.431=

.349=

UK

.015=

.201=

.006=

1

.940=

1.015

Constant

-2.812

6.253

.202=

1

.653=

.060=

Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis hubungan profitabilitas, leverage, inflasi dan suku bunga dengan financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama masa pande= mic covid-19 yaitu selama 2019-2021. Hasil yang ditemukan yaitu profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress. Hal ini dikarenak= an penggunaan aset perusahaan yang efektif akan meminimalkan biaya perusahaan, memungkinkan mereka untuk menghemat dana dan mengelola bisnisnya dengan leb= ih efisien (Agustini & Wirawati, 2019). Jadi semakin= tinggi profitabilitas dapat mengurangi masalah keagenan dan memperkecil biaya keagenan. Dengan begitu, perusahaan mampu memperkecil kemungkinan financial distress. Leverage juga memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress. Rendahnya utang perusahaan akan meminimkan risiko financial distr= ess yang akan ditanggung oleh perusahaan. Apabila leverage semakin kecil maka memperkecil terjadinya agency conflict yaitu utang gagal bayar yang disebab= kan tingginya utang dan tak mampu ditutupi dengan asetnya. Sedangkan inflasi, s= uku bunga dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap financial distress. = Jadi disimpulkan implikasi penelitian ini yaitu pentingnya memperhatikan profitabilitas dan leverage agar dapat mengecilkan tingkat resiko terjadinya financial distress.

Saran untuk Perusahaan hend= aknya lebih memperhatikan tingkat profitabilitas karna semakin menurunnya rasio i= ni menandakan perusahaan kurang memiliki kemampuan dalam memperoleh laba. Penurunan rasio profitabilitas tidak boleh dianggap remeh karna jika dibiar= kan perusahaan lebih rentan terkena financial distress bahkan kemungkinan terburuknya yaitu kebangkrutan. Perusahaan juga lebih memperhatikan rasio leverage. Perusahaan hendaknya lebih mengatur penambahan utang, karna semak= in tinggi tingkat utang maka akan meningkatkan resiko gagal bayar sehingga perusahaan dapat mengalami financial distress. Investor jika ingin berinvestasi, perlu memperhatikan rasio provitabilitas dan leverage. Berinvestasilah ke perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi yang berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan memperoleh laba yang tinggi sehingga jauh dari kemungkinan kesulitan keuangan. Berinvestasilah p= ada perusahaan yang memiliki nilai leverage yang rendah dikarenakan perusahaan tersebut tidak terlalu bergantung kepada utang dan jauh dari kemungkinan kesulitan keuangan.

Keterbatasan dalam peneliti= an ini yaitu tahun penelitian yang diambil terlalu sedikit selama tiga tahun, objek penelitian sector manufaktur. Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu memperpanjang periode penelitian, menambah variabel independen seperti corporate governance, menambah variabel moderating, menambah variabel intervening, menambah variabel mediasi, menambah atau mengambil objek yang lebih lebih luas cakupannya. Saran tersebut bertujuan agar kapasitas predik= si model yang dihasilkan dapat ditingkatkan.

BIBLIOGRAFI

= Agustini, N. W., & Wirawati, N.= (2019). Effect of financial ratios on financial distress of retail companies listed= on the Indonesia stock exchange (IDX). E-Journal of Accounting, Udayana University, 26(1), 251–280.

=

= Alexandra, Celine, Margaretha, Jenn= efer, Sanchia, William, & Meiden, Carmel. (2022). Studi Literatur : Pengaruh Faktor Good Corporate Governance terhadap Financial Distress. = xx, 111–122. https://doi.org/https://doi.org/10.33395/owner.v6i1.536=

=

= Almilia, Luciana Spica, & Krist= ijadi. (2003). Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Dan Akuntansi Auditi= ng Indonesia, 7(2).

=

= Andreini, Raya Mercury, & Safri= da, Lili. (2023). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress Pada. 04(01), 5–6.

=

= Asfali, I. (2019). Pengaruh Profita= bilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Pertumbuhann Penjualan terhadap Financial Distress Perusahaan Kimia. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 20(2= ), 56–66.

=

= Ayu, A., Handayani, S., & Topow= ijono, T. (2017). Pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusa= haan terhadap financial distress (studi pada perusahaan manufaktur sektor dasar industri dan bahan kimia yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, = 43(1), 138–147.

=

= Ayuni, S., Budiati, I., Reagan, H. = A., Riyadi, Larasaty, P., Pratiwi, A. I., Saputri, V. G., Meilanigsih, T., & Hasudungan, R. G. (2020). Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pe= laku Usaha.

=

= Balasubramanian, S. A., Radhakrishn= a, G. S., Sridevi, P., & Natarajan, T. (2019). Modeling Corporate Financial Distress Using Financial And Non-Financial Variables: The Case Of Indian Li= sted Companies. International Journal of Law and Management, 61(3&= #8211;4), 457–484. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/IJLMA-04-2018-0078

=

= Barnades, Adeliana Nabila. (2018). = Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverages Di BEI Periode (2014-2018). <= i>Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 9(6).

=

= Bernardin, D. E. Y., & Tifani, = T. (2019). Financial Distress Predicted By Cash Flow and Leverage With Capital Intensity As Moderating. Jurnal Apresiasi Ekonomi, 7(1), 18–29. https://doi.org/https://doi.org/10.31846/jae.v7i1.188

=

= Evrilianingsih, Anita, & Shaffa= na Amalia, Annisa. (2022). Pengaruh Faktor Keuangan terhadap Financial Distress dengan dimoderasi oleh Komite Audit. Owner, 6(3), 1676–1686. https://doi.org/10.33395/owner.v6i3.867<= /p>
=

= Fatmawati, V., & Rihardjo, I. B. (2017). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas Dan Profitabilitas Dalam Memprediksi Financial Distress. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, = 6(10).

=

= Fawzi, N. S., Kamaluddin, A., &= Sanusi, Z. M. (2015). Monitoring Distressed Companies through Cash Flow Analysis. <= i>Procedia Economics and Finance, 28, 136–144. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)01092-8

=

= Firdianto, E. E., & Utiyati, S.= (2021). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Dan Aktivitas Terhadap Finan= cial Distress. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 10(9).=

=

= Hafsari, N. A., & Setiawanta, Y. (2021). Analisis Financial Distress Dengan Pendekatan Altman Pada Awal Covi= d-19 Di Indonesia (Studi Empiris Perusahaan Transportasi Dan Logistik Periode 20= 19). Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 22(1), 394–403.<= /span>

=

= Hamzah, A. (2018). Pengaruh Faktor = Makro Ekonomi Terhadap Pembiayaan Bermasalah (Penelitian Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2017). JIFA (Journal of Islamic Finance and Account= ing), 1(2), 73–90.

=

= Hariyani, Ayu Aditia, & Kartika= , Andi. (2021). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial disstres. Owner: Riset & Jurnal Akuntansi, 5(5), 307–318.

=

= Hendrawan, Yudhi, Moorcy, Nadi Hern= adi, Santoso, Agustina Wulandari, & Sukimin. (2022). Pengaruh Indikator Makroekonomi Dan Kinerja Keuangan Terhadap Financial Distress Pada Perusaha= an Sektor Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa EEfek Indonesia. Jurnal Geoekonomi, 13(2), 195–210.

=

= Irwandi, M. R., & Rahayu, S. (2= 018). Pengaruh Inflasi, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Sektor Pertaian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Peri= ode 2014-2018). E-Proceeding of Management, 6(3), 5717–5723= .

=

= Karas, M., & Reznakova, M. (202= 0). Cash Flows Indicators In The Prediction Of Financial Distress. Engi= neering Economics, 31(5), 525–535. https://doi.org/https://doi.org/10.5755/j01.ee.31.5.25202=

=

= Liang, D., Lu, C. C., Tsai, C. F., = & Shih, G. A. (2016). Financial Ratios And Corporate Governance Indicators In Bankruptcy Prediction: A Comprehensive Study. European Journal of Operational Research, 252(2).

=

= Lucky, L. A., & Michael, A. O. = (2019). Leverage and Corporate Financial Distress in Nigeria: A Panel Data Analysis= . Asian Finance & Banking Review, 3(2), 26–38. https://doi.org/https://doi.org/10.46281/asfbr.v3i2.370
=

= Manan, Mohammad Athian, & Hasna= wati, Sri. (2022). Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Financial Distress yang di Kontrol oleh Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Industri Sektor Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi, Keuangan, Dan Manajemen, = 3(4), 279–292. https://doi.org/10.35912/jakman.v3i4.1197<= /p>
=

= Masdupi, E., Tasman, A., & Davi= sta, A. (2018). The Influence of Liquidity, Leverage and Profitability on Financ= ial Distress of Listed Manufacturing Companies in Indonesia. 57, 223–228. https://doi.org/https://doi.org/10.2991/ piceeba-18.2018.51<= o:p>

=

= Mohamed, S. S. (2020). Suggested= Model for Explaining Financial Distress in Egypt: Towar a Compreh= ensive Model. 36, 99–122.

= https://doi.org/https://doi.org/10.= 1108/s0196-382120200000036005

=

= Muigai, Robert Gitau, & Muriith= i, Jane Gathigia. (2017). The Moderating Effect of Firm Size on the Relationship Between Capital Structure and Financial Distress of Non-Financial Companies Listed in Kenya. Journal of Finance and Accounting, 5(4), 151. https://doi.org/10.11648/j.jfa.20170504.15

=

= Nukmaningtyas, F., & Worokinasi= h, S. (2018). Penggunaan Rasio Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Arus Kas untuk Memprediksi Financial Distress pada Perusahaan Sektor Aneka Industri = di BEI. Jurnal Administrasi Bisnis, 61(2), 136–143.

=

= Papadaki, A., & Pavlopoulou-Lel= aki, O. C. (2022). Analysts’ Cash Flow Forecasts Informativeness, Financial Distress And Auditor Quality. Accounting Research Journal, 35= (3), 408–426. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/ ARJ-10-2020-0333

=

= Rissi, Dita Maretha, & Herman, = Lisa Amelia. (2021). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas , Financial Leverage , = dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksi Kondisi Financial Distress. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 16(2), 68–86.
=

= Rodoni, A., & Ali, H. (2014). <= i>Manajemen Keuangan. Jakarta: Wacana Media.

=

= Rohmadini, A., Saifi, M., & Dar= mawan, A. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Leverage Terhadap Financ= ial Distress (Studi Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),= 61(2), 11–19.

=

= Samanta, N., & Johnston, A. (20= 19). Shareholder primacy corporate governance and financial market growth”, Corporate Governance. The International Journal of Business in Society, 19 No. 5.

=

= Sandi, T. K., & Amanah, L. (201= 9). Sandi, T. K., & Amanah, L. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Variab= el Ekonomi Makro Terhadap Financial Distress. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntan= s, 8(6), 1–18.

=

= Suprihatin, Neneng Sri, & Mansu= r, Moch. (2016). Pengaruh rasio keuangan dan reputasi underwriter terhadap financ= ial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei) periode 2005-2008. 3(1), 1–17.

= Ugur, M., Solomon, E., & Zeynal= ov, A. (2022). Leverage, Competition And Financial Distress Hazard: Implications F= or Capital Structure In The Presence Of Agency Costs. Economic Modelli= ng, 108, 10574. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/J.ECONMOD.2021.105740

=

= Waqas, H., & Md-Rus, R. (2018). Predicting Financial Distress: Importance Of Accounting And Firm-Specific Market Variables For Pakistan’s Listed Firms. Cogent Economics&nbs= p;and Finance, 6(1), 1–16. https://doi= .org/https://doi.or g/10.1080/23322039.2018.1545739

=

= Younas, Noman, UdDin, Shahab, Awan,= Tahira, & Khan, Muhammad Yar. (2021). Corporate governance and financial distre= ss: Asian emerging market perspective. Corporate Governance (Bingley), <= i>21(4), 702–715. https://doi.org/10.1108/CG-04-2020-0119

Copyright holder:

Muhammad Fadh= il Al Amin, Raudhatul Hidayah (2023)

&nb= sp;

First publication right:

Syntax Lit= erate: Jurnal Ilmiah Indonesia

&nb= sp;

This article is licensed under:

=

N0	Kode	Nama Perusahaan
1	BRNA	B= erlina Tbk
2	CENT	C= entratama Telekomunikasi Indonesia Tbk
3	IMAS	I= ndomobil Sukses Internasional Tbk
4	JKSW	J= akarta Kyoei Steel Works Tbk
5	KIAS	Keramika Indonesia Asosiasi Tbk
6	BTEK	B= umi Teknokultura Unggul Tbk
7	PICO	P= elangi Indah Canindo Tbk
8	CPRO	C= entral Proteina Prima Tbk
9	BATA	Sepatu Batu Tbk<= o:p>
10	TCID	Mandam Indonesia Tbk
11	FOOD	Sentra Food Indonesia Tbk
12	LION	Lion Metal Works Tbk
13	LMPI	Langgeng Makmur Industri Tbk
14	LMSH	Lionmesh Prima Tbk
15	RICY	Ricky Putra Globalindo Tbk

Kriteria Pemilihan Sampel	Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaf= tar dalam BEI 2019-2021	205
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar dalam BEI periode 2019-2021	(50)
Perusahaan manufaktur di BEI yang= tidak mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2019 – 2021	(14)
Perusahaan anufaktur di BEI yang = tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah 2019-2021	(28)
Perusahaan manufaktur di BEI yang= tidak memiliki data yang lengkap mengenai variable penelitian 2019-2021	(47)
Total sampel perusahaan	66
Total sampel (3 tahun)	198
Sampel yang memiliki nilai error = yang tinggi	(10)
Total sampel penelitian	188

	N=	Minimu= m	Maximu= m	Mean	Std. D= eviation
FD	188<= /o:p>	0	1	.20<= /o:p>	.399=
ROA	188<= /o:p>	-40.14	60.72	4.4553	11.01044<= o:p>
DER	188<= /o:p>	-1017.60<= o:p>	1721.06	106.1522<= o:p>	200.21186=
IF	188<= /o:p>	1.68=	2.72=	2.0957	.45632
SB	188<= /o:p>	3.50=	5.00=	4.0944	.66022
UK	188<= /o:p>	25.39	34.69	28.4747	1.65592
Valid N (listwise)	188<= /o:p>

Hosmer= and Lemeshow Test
Step	Chi-squar= e	df	Sig.=
1	10.342	8	.242=

	B=	S.E.	Wald	df	Sig.	Exp(B)=

Step 1^a	ROA	-.453	.081=	31.513	1	.000=	.636=
DER	.003=	.001=	4.709	1	.030=	1.003
IF	2.360	1.988	1.409	1	.235=	10.594
SB	-1.053	1.337	.620=	1	.431=	.349=
UK	.015=	.201=	.006=	1	.940=	1.015
Constant	-2.812	6.253	.202=	1	.653=	.060=