Makna Kebahagiaan Pada Laki Laki Yang Nyentana di Kabupaten Gianyar Bali

  • I Komang Wahyu Dharma Sutha Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
  • Emmanuel Satyo Yuwono Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Keywords: Kebahagiaan, Nyentana, Pernikahan

Abstract

Terdapat sebuah tradisi pernikahan yang unik di Bali yaitu nyentana. Nyentana merupakan salah satu tradisi unik yang ada di Bali dalam konteks pernikahan. Perkawinan nyentana merupakan suatu bentuk perkawinan dalam hukum adat Bali yaitu dimana seorang wanita menikahi seorang laki-laki dengan cara menarik laki-laki itu ke rumah keluarga perempuan tersebut, dan konsekuensinya adala perempuan tersebut akan berkedudukan selaku purusa (kepala keluarga) dan laki-laki tersebut berkedudukan sebagai pradana yang dimana sulit dilakukan dikarenakan budaya patrilineal di Bali masih sangat kental. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui makna kebahagiaan pada laki-laki yang nyentana di Kabupaten Gianyar Bali. Metode penelitian ini adalah fenomenologi dengan melibatkan tiga partisipan yang sudah menikah dan memiliki anak yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan tiga tema utama yaitu keterlibatan diri dalam masyarakat, pengalaman hidup dalam keluarga, serta bersyukur dan berdoa atas kehidupan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adnyani, N. K. S. (2021). Kewenangan Diskresi Kepolisian Republik Indonesia dalam Penegakan Hukum Pidana. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 7(2), 135–144.

Antara, M., & Yogantari, M. V. (2018). Keragaman Budaya Indonesia Sumber Inspirasi Inovasi Industri Kreatif. SENADA (Seminar Nasional Manajemen, Desain Dan Aplikasi Bisnis Teknologi), 1, 292–301.

Ashari, A., Anwar, S., & Sumarna, O. (2023). Environmental Literacy of Students at SMA Negeri 6 Wajo, South Sulawesi Province. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(6), 4517–4522.

Atmaja, J. (2008). Bias gender: perkawinan terlarang pada masyarakat Bali. Kerjasama CV. Bali Media Adhikarsa [dan] Udayana University Press.

Biswas-Diener, R., & Dean, B. (2007). Positive psychology coaching: Putting the science of happiness to work for your clients. John Wiley & Sons.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well-being: The science of happiness and life satisfaction. Handbook of Positive Psychology, 2, 63–73.

Fadilah, N., Darmayanti, N., & Al Farabi, M. (2023). Islamic Counseling Therapy To Improve The Happiness Of Broken Home Children In Class X Madrasah Aliyah. Mahir: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1), 42–50.

Faizah, S. K. (2022). Pemahaman Kebahagiaan oleh Remaja Broken Home. Taqorrub: Jurnal Bimbingan Konseling Dan Dakwah, 3(1), 28–39.

Fatimah, M., & Nuqul, F. L. (2018). Kebahagiaan ditinjau dari status pernikahan dan kebermaknaan hidup. Jurnal Psikologi, 14(2), 145–153.

Froh, J. J., Kashdan, T. B., Ozimkowski, K. M., & Miller, N. (2009). Who benefits the most from a gratitude intervention in children and adolescents? Examining positive affect as a moderator. The Journal of Positive Psychology, 4(5), 408–422.

Froh, J. J., Sefick, W. J., & Emmons, R. A. (2008). Counting blessings in early adolescents: An experimental study of gratitude and subjective well-being. Journal of School Psychology, 46(2), 213–233.

Hadori, M., & Minhaji, M. (2018). Makna kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga dalam perspektif psikologi. Lisan Al-Hal: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 12(1), 5–36.

Hafiza, S., & Mawarpury, M. (2018). Pemaknaan kebahagiaan oleh remaja broken home. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 5(1), 59–66.

Jati, N. M. K. P., & Hartanti, H. (2020). Perbedaan gender mengenai kepuasan pernikahan pada individu yang menikah dengan adat Nyentana di Bali. Jurnal Psikologi Ulayat, 7(2), 212–224.

Kriyantono, R. (2007). Pemberdayaan konsumen televisi melalui keterampilan media literacy dan penegakan regulasi penyiaran. Jurnal Penelitian Komunikasi, Media Massa Dan Teknologi Informasi, 10(21).

Mardiyati, A. (2015). The Role of Family and Community on Reducing Violence against Children. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 14(4), 453–464.

Nugaheni, L. A. (2021). Dinamika Hukum Waris Adat dalam Sistem Kekerabatan Patrilineal: Pewarisan Terhadap Anak Perempuan. Literasi Hukum, 5(1), 136–146.

Santrock, J. W., Sumiharti, Y., Sinaga, H., Damanik, J., & Chusairi, A. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Jilid 1.

Subagia, I. W., & Wiratma, I. G. L. (2016). Profil penilaian hasil belajar siswa berdasarkan kurikulum 2013. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 5(1), 39–55.

Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, R&d dan Penelitian Pendidikan). Metode Penelitian Pendidikan.

Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 201, 274.

Surjono, G. (2017). Industri Rumah Tangga Gula Semut sebagai Wahana Peningkatan Kesejahteraan Sosial Keluarga Granular Borwn Sugar Home Industry as a Carriage to Enhance Family Social Welfare. Jurnal PKS Vol, 16(2), 151–172.

Tamir, J. I., Uecker, M., Chen, W., Lai, P., Alley, M. T., Vasanawala, S. S., & Lustig, M. (2017). T2 shuffling: sharp, multicontrast, volumetric fast spin‐echo imaging. Magnetic Resonance in Medicine, 77(1), 180–195.

Utami, L. H. (2020). Bersyukur dan resiliensi akademik mahasiswa. Nathiqiyyah, 3(1), 1–21.

Wiana, I. K. (2004). Ajeg Bali: Adalah Tegaknya Kebudayaan Hindu di Bali. Dialog Ajeg Bali: Perspective Pengamalan Agama Hindu.

Wijayanti, U. T. (2021). Analisis faktor penyebab perceraian pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 14(1), 14–26.

Wood, A. M., Maltby, J., Stewart, N., Linley, P. A., & Joseph, S. (2008). A social-cognitive model of trait and state levels of gratitude. Emotion, 8(2), 281.
Published
2022-10-20