Analisis Erodibilitas Serta Panjang dan Kemiringan Lereng Pada Das Clangap Mrawu Dengan Aplikasi Arcgis

  • Surya Lesmana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Keywords: DAS, erodibiltas, kemiringan lereng

Abstract

Daerah Aliran Sungai adalah sebuah daerah yang dibatasi oleh igir pegunungan sehingga semua air yang masuk dalam DAS akan menuju ke satu titik outlet di hilirnya. DAS Clangap Mrawu adalah salah satu daerah tangkapan air waduk Mrica, sehingga diperlukan adanya analisa erosi lahan yang terjadi, untuk dapat diperkirakan berapa besar kontribusi produksi sedimen yang terendapkan di waduk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa parameter yang berpengaruh pada perhitungan erosi yaitu faktor erodibilitas tanah serta panjang dan kemiringan lereng pada DAS Clangap Mrawu menggunakan aplikasi ArcGis. Analisis berat jenis sedimen menunjukkan jenis sedimen tergolong pada tanah lempung organik, dengan berat jenis 2,38 gr/cm3. Pada DAS Clangap Mrawu  didapatkan 45,17% luas DAS, memiliki nilai rata-rata erodibilitas tertinggi yaitu 0.69 ton/KJ  dan 0,06% luas DAS memiliki nilai rata-rata erodibilitas terendah yaitu 0.21 ton/KJ. Kemiringan lereng didominasi klasifikasi kemiringan lereng agak curam yaitu seluas 35,68% dan kemiringan lereng curam yaitu seluas 34,18%. Nilai tertinggi untuk Panjang dan Kemiringan Lereng adalah 464.111 yang terdapat pada daerah yang curam

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amit, B. (2017). Estimation od Soil Loss by USLE Model using GIS anf remote Sensing Techniques: A Case Study of Muhuri River Basin, Tripura, India. Eurasin Journal of Soil Science, 6, 206–215.

Andrian, Supriadi, & Marpaung, P. (2014). Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng terhadap Produksi Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong PTPN III Tapanuli Selatan. E-Journal Agroekoteknologi, 2(3), 981–989.

Arsyad, S. (2000). Konservasi Tanah dan Air. IPB.

Ashari, A. (2013). Kajian Tingkat Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah Di Pegunungan Baturagung Desa Putat Dan Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Informasi, XXXIX(1).

Desifindiana, M. S., Suharto, B., & Wirosoedarmo, R. (2013). Analisa Tingkat Bahaya Erosi pada Das Bondoyudo Lumajang dengan Menggunakan Metode Musle (In Press). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 1(2), 9–17.

Fitriyah, F. N., Halim, F., & Jasin, M. I. (2014). Penanganan Masalah Erosi dan Sedimentasi Di Kawasan Kelurahan Perkamil. Jurnal Sipil Statik, 2(4), 173–181.

Hardiana, E., Kadir, S., & Nugroho, Y. (2019). Analisis Tingkat Bahaya Erosi (Tbe) Di Das Dua Laut Kabupaten Tanah Bumbu. Jurnal Sylva Scienteae, 2(3).

Hardiyatmo, H. C. (2012). Mekanika Tanah 1 (Vol. 6). Gadjah Mada University.

Lal, R. (2010). Soil Erosion Impact on Agronomic Productivity and Environment Quality. Critical Reviews in Plant Sciences, 17(4).

Lesmana, S. (2020). Kajian Erosi pada Sub DAS Serayu sebagai Daerah Tangkapan Air Waduk Mrica. Jurnal Semesta Teknika, 23(2).

Ningkeula, E. S. (2016). Analisis Karakteristik Morfometri Dan Hidrologi Sebagai Ciri Karakteristik Biogeofisik Das Wai Samal Kecamatan Seram Utara Timur Kobi Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Ilmiah Agribisnis Dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate), 9(2), 76–86.

Siswanto, R., Kartini, K., & Herawati, H. (2021). Studi Karakteristik Dan Laju Angkutan Sedimen Parit Langgar Desa Wajok Hilir Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah. JeLAST:Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 8(2).

Sitepu, F., Selintung, M., & Harianto, T. (n.d.). Pengaruh Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Erosi yang Berpotensi Longsor. Jurnal JPE, 21(1), 2017.
Published
2022-10-20