MIME-Version: 1.0 Content-Type: multipart/related; boundary="----=_NextPart_01D9BBD7.1BEA8F60" ------=_NextPart_01D9BBD7.1BEA8F60 Content-Location: file:///C:/F057B2C8/80.Aninda,siappublish.htm Content-Transfer-Encoding: quoted-printable Content-Type: text/html; charset="us-ascii"
Syntax Lite=
rate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 8, No.
7, Juli 2023
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM =
;DAN
SESUDAH ADOPSI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI&nbs=
p;(PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)
Aninda Puji Adila1, Raudhatul
Hidayah2
F=
akultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Andalas, Indonesia
Email: anindaadek@g=
mail.com1, raudhatulhidayah@eb.unand.ac.i=
d2
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan apakah perusahaan yang mengadopsi mekanisme tata kelola teknologi informasi (TI) telah meningkatkan kinerja keuangannya melalui profitabilitas, produktivitas dan nilai pasar sebelum dan sesudah adopsi. Perusahaan manufa= ktur dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menjadi populasi penelitian yang dianalisis dengan metodologi studi peristiwa. Peneliti menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan tahunan perusahaan yang dida= patkan dari website resmi perusahaan. Aplikasi SPSS 26 digunakan untuk mengolah da= ta dengan menguji hipotesis melaui statistik deskriptif, uji normalitas dan paired sample t-test. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan sesudah adopsi = tata kelola TI pada perusahaan manufaktur dan pertambangan. Terdapat dua dari delapan indikator yang memiliki perbedaan signifikan yaitu asset turnove= r dan share repurchase.
Kata Kunci: Tata Kelola Teknolo=
gi Informasi;
Kinerja Keuangan; Perusahaan Manufaktur; Perusahaan Pertambangan
Abstract
The objective of this study is to test and to prove whether
companies that have adopted information technology (IT) governance mechanis=
ms
have improved their financial performance, by measuring profitability,
productivity and market value pre and post adoption. Manufacturing and mini=
ng
companies listed on the Indonesia Stock Exchange are the population of the
research by using event study methodology. Researcher employs secondary dat=
a in
the form of corporate annual reports that gotten by firm's official website.
The SPSS 26 application used to process the data by testing hypotheses thro=
ugh
descriptive statistics, normality tests and paired sample t-test. According=
to
the study's findings, there were no appreciable changes between the financi=
al
performance of mining and manufacturing companies before and after adopting=
IT
governance. Two of the eight indicators—asset
turnover and share repurchase—have a considerable divergence from =
one
another.
Keywords: Information Technology Governance; Financial Performance;
Manufacturing Companies; Mining Companies
Pendahuluan
Beberapa organisasi memiliki gagasan awal terhadap teknologi informa=
si
(TI) sebagai alat untuk mengotomatisasi kegiatan organisasi yang sudah ada
sebelumnya (Merchán-R=
odríguez
& Zambrano-Vera, 2023). Perubahan sist=
em
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi akan menggerakan organisasi dal=
am
meningkatkan efektivitas dan efisiensi (Dedrick, Gurbaxa=
ni,
& Kraemer, 2003). Nilai strategi=
s yang
diberikan TI kepada organisasi dapat mendukung infrastruktur administrasi,
proses bisnis, dan keterampilan operasional personel (Attaran, 2003)=
span>. Namun, perusah=
aan bisa
merasakan manfaat TI setelah menggunakannya secara terarah dan penuh
kehati-hatian (Fauzi & Muly=
ana,
2020).<=
span
lang=3DEN-ID style=3D'color:black;mso-ansi-language:EN-ID'>
Banyak perusahaa=
n sudah
mulai bergerak ke arah integrasi tata kelola TI yang merupakan bagian tata
kelola perusahaan sejak disahkannya undang-undang Sarbanes-Oxley pada tahun
2002 (Liang,
Chiu, Wu, & Straub, 2011). Tata kelola TI=
hadir
dengan menyediakan praktik baru untuk mengelola risiko TI terhadap bisnis y=
ang
dijalankan perusahaan (Alreemy
et al., 2016; Papazafeiropoulou
& Spanaki, 2016). Pemerintah Ind=
onesia
juga menetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik yang menjadi landas=
an
bagi penerapan Tata Kelola TI di Indonesia. Selain itu, Peraturan Menteri B=
adan
Usaha Milik Negara No. PER-03/MBU/02/2018 tentang Panduan Penyusunan
Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara juga menjadi pedom=
an
bagi perusahaan BUMN.
Standar dan pera=
turan
yang berlaku menuntut perusahaan untuk memastikan bahwa TI dikelola dengan =
baik
dari segi pemanfaatannya. Namun, tata kelola perusahaan belum mampu
mengendalikan infrastruktur TI organisasi saat ini (Rahayu
& Alsakina, 2020). Tata kelola pe=
rusahaan
mengawasi bagaimana dewan, manajemen dan pemegang saham perusahaan berinter=
aksi
satu sama lain serta bagaimana kebijakan didistribusikan oleh mereka. Jadi,
tata kelola perusahaan menentukan bagaimana pengawasan dewan direksi terhad=
ap
manajemen perusahaan dan tanggung jawab direktur kepada pemegang saham (Rezaee,
2007). Oleh karena itu, organisasi
memerlukan Tata Kelola TI sebagai komponen tata kelola perusahaan untuk mem=
verifikasi
bahwa investasi TI benar-benar dapat memberikan nilai bagi bisnis dan untuk
memastikan bahwa penyebaran TI digunakan (Rahayu
& Alsakina, 2020).
Sistem TI perlu =
dikelola
secara strategis agar bisnis dapat menggunakan sistem TI yang tepat untuk
operasi yang sedang berlangsung dan rencana bisnis jangka panjang ADDIN CSL_CITATION
{"citationItems":[{"id":"ITEM-1","itemDa=
ta":{"DOI":"10.1515/9783110678666-049","abstr=
act":"…
exchange rate, but because the practice of Good Corporate Governance (GCG) =
is
not implemented in the banking industry. The weak implementation of Corpora=
te
Governance system is one of the factor that makes the crisis. So, IT Govern=
ance
…","author":[{"dropping-particle":"&quo=
t;,"family":"Rahayu","given":"Rita"=
,"non-dropping-particle":"","parse-names":fal=
se,"suffix":""},{"dropping-particle":"&q=
uot;,"family":"Alsakina","given":"Fiqha
Haqqi","non-dropping-particle":"","parse-name=
s":false,"suffix":""}],"container-title"=
:"The
International Conference on ASEAN
2019","id":"ITEM-1","issued":{"date=
-parts":[["2020"]]},"page":"369-372",&qu=
ot;title":"the
Comparative Analysis of Company Performance Before and After the Adoption o=
f It
Governance (Case Study on Manufacturing and Mining Listed Companies in
Idx)","type":"article-journal"},"uris":[=
"http://www.mendeley.com/documents/?uuid=3D4b777df9-4396-4af0-9fb8-57e=
887456589","http://www.mendeley.com/documents/?uuid=3De4fc6fc5-9c=
f5-4108-b022-9d524550e970"]}],"mendeley":{"formattedCit=
ation":"(Rahayu
& Alsakina,
2020)","plainTextFormattedCitation":"(Rahayu &
Alsakina, 2020)","previouslyFormattedCitation":"(Rahayu
& Alsakina,
2020)"},"properties":{"noteIndex":0},"schema&=
quot;:"https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/cs=
l-citation.json"}(Rahayu
& Alsakina, 2020). Perencanaan ya=
ng
matang terhadap kebutuhan tata kelola TI perusahaan akan memberikan keunggu=
lan
yang kompetitif bagi bisnis. Dalam Report of the Board of IT Governance<=
/i>,
IT Governance Institute (2003) mengatakan bahwa tata kelola TI sebagai tang=
gung
jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif. Perusahaan membutuhkan komite =
tata
kelola TI sebagai pengawas manajemen untuk menetapkan strategi yang tepat
selaras dengan visi, misi dan tujuan perusahaan. Selain itu, organisasi har=
us
mengikuti prosedur formal yang dikenal sebagai siklus hidup pengembangan si=
stem
atau SDLC untuk memilih, merancang, dan mengimplementasikan sistem TI (Yost,
2023).
Kesulitan tata k=
elola TI
adalah pada saat menyelaraskan tujuan strategis TI dengan tujuan strategis
organisasi (Henderson & Venkatraman, 1993). Permasalahannya direduksi d=
ari
perencanaan strategis didivisi TI yang berada di bawah tekanan yang berbeda.
Manajemen harus memberikan dukungan nyata untuk interpretasi dan penggunaan
tata kelola teknologi informasi secara internal dan eksternal (Weill,
Subramani, & Broadbent, 2002).
Pembangunan tata=
kelola
TI membuat bisnis akan memiliki platform untuk mengumpulkan, memeriksa, dan
mendiskusikan informasi dalam organisasi. Hal ini akan berpotensi mengarah =
pada
pengambilan keputusan yang profitable (Liang
et al., 2011). Information Te=
chnology
Governance (ITG) yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI, dan informasi d=
alam
struktur dengan strategi dan tujuan organisasi merupakan salah satu faktor
kunci keberhasilan di sejumlah besar perusahaan (Abu-Musa,
2007).
Studi ADDIN CSL_CITATION
{"citationItems":[{"id":"ITEM-1","itemDa=
ta":{"DOI":"10.1108/14720701011085616","ISBN&=
quot;:"0620130067","ISSN":"14720701","ab=
stract":"Purpose:
The aim of this paper is to provide an understanding of information technol=
ogy
(IT) governance, from both a theory and practice perspective, and to identi=
fy
current theory-practice gaps within the organisations studied.
Design/methodology/approach: This study developed a complementary and
collaborative model of IT governance and used a multiple case approach in w=
hich
IT governance is examined against the model in four major universities. Case
study research is qualitative in nature enabling insights into the
\"how\" and \"why\" of IT governance to be gained.
Findings: Based on underlying theory, the study was able to develop
propositions regarding IT governance practices, observe current practices
within the participating universities and establish gaps between theory and
practice. The study identified theory-practice gaps in each of three IT
governance dimensions: structure, process and people. Gaps ranged in
significance from small to large. Two large gaps existed which require
attention: they are in respect of integrating IT governance mechanisms and
raising the awareness and understanding of the concept among senior managem=
ent.
Research limitations/implications: The model of IT governance developed for=
the
research can be further developed and refined. In addition, the university
context may have imposed limitations as different findings could arise in
different contexts. Furthermore, the participating CIOs and IT directors co=
uld
have brought their own values and beliefs to the research when interpreting=
the
IT governance objectives of their university. Practical implications: The m=
odel
of IT governance developed for the research enables organisations to assess=
and
map their IT governance against theoretical dimensions. By mapping observed
practice against theory, the study was able to provide a mechanism of
identifying theory-practice gaps, where they existed. Originality/value: IT=
is
ubiquitous in nature because modern IT crosses organisational activities and
has become strongly aligned with business activities. Thus IT governance ca=
n be
viewed as an integral part of corporate governance and requires senior
management's attention. However, because of the specialised nature of IT,
governance in this domain has unique characteristics. Yet, current literatu=
re
reflects a lack of maturity and points to diverse and inconsistent concepts=
of
IT governance as well as variations in how IT governance is implemented. The
paper reduces uncertainty for
cor…","author":[{"dropping-particle":"&=
quot;,"family":"Ko","given":"Denise"=
;,"non-dropping-particle":"","parse-names":fa=
lse,"suffix":""},{"dropping-particle":"&=
quot;,"family":"Fink","given":"Dieter&qu=
ot;,"non-dropping-particle":"","parse-names":=
false,"suffix":""}],"container-title":"C=
orporate
Governance","id":"ITEM-1","issue":"=
5","issued":{"date-parts":[["2010"]]},&q=
uot;page":"662-674","title":"Information
technology governance: An evaluation of the theory-practice
gap","type":"article-journal","volume":&=
quot;10"},"uris":["http://www.mendeley.com/documents/?u=
uid=3D9babac74-9369-47e1-8791-345c7a38e9f1","http://www.mendeley.=
com/documents/?uuid=3De13d9587-9fdf-4c7a-983c-b55213c8aa6e"]}],"m=
endeley":{"formattedCitation":"(Ko
& Fink, 2010)","manualFormatting":"Ko & Fink
(2010)","plainTextFormattedCitation":"(Ko & Fink,
2010)","previouslyFormattedCitation":"(Ko & Fink,
2010)"},"properties":{"noteIndex":0},"schema&=
quot;:"https://github.com/citation-style-language/schema/raw/master/cs=
l-citation.json"}Ko
& Fink (2010) menyatakan bahwa
kegiatan tata kelola TI berfokus pada keselarasan, integrasi, dan hubungan
dalam organisasi yang akan meningkatkan hubungan kerja serta pemahaman anta=
ra
TI dan seluruh bisnis. Jika ini terlaksana maka korporasi akan menunjukkan
signifikansi dari tata kelola TI. Akibatnya, bisnis akan melihat keuntungan
finansial seperti pengembalian penjualan yang lebih tinggi, keuntungan, dan
hal-hal lain. Ini juga akan dapat menyeimbangkan pengambilan risiko dan
pengelolaan risiko dengan menghilangkan redundansi, kemacetan, dan hal-hal
lain.
Beberapa penelit=
ian
telah membuktikan pengaruh tata kelola TI terhadap kinerja keuangan, misal =
Watson
et al. (2010) menemukan bahwa
investasi TI memiliki efek yang menguntungkan pada pertumbuhan pendapatan d=
an
profitabilitas. Menurut artikel tersebut, dibandingkan dengan biaya
diskresioner seperti iklan dan R&D, investasi di bidang TI memiliki dam=
pak
yang signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perusaha=
an.
Menurut peneliti=
an yang
berbeda oleh Liang
et al. (2011), kinerja bisnis
organisasi berkorelasi dengan Tata Kelola TI yang memberikan manfaat
super-aditif dan menawarkan keunggulan kompetitif jangka panjang bagi
organisasi. Selain itu, studi Borja
et al. (2018) menyimpulkan ba=
hwa tata
kelola TI yang kuat memiliki dampak menguntungkan pada kualitas proses dan
inovasi produk, yang keduanya berdampak pada kinerja keuangan. Oleh karena =
itu,
Borja
et al. (2018) menyarankan per=
usahaan
untuk mulai menerapkan prosedur Tata Kelolas TI untuk mempertimbangkan manf=
aat
yang akan diberikan TI dan bagaimana manfaat tersebut akan membantu organis=
asi
dalam jangka panjang.
Para peneliti te=
lah
mencoba memahami dan menjelaskan bagaimana tata kelola TI mampu mempengaruhi
kinerja organisasi (Schwarz,
Kalika, Keffi, & Schwarz, 2010). Namun, target =
tersebut
tidak mudah untuk dicapai perusahaan. Dibutuhkan waktu, pemahaman yang lebih
koheren tentang bagaimana perusahaan memiliki dampak pada tingkat produktiv=
itas
perusahaan dan penggunaan serta kepemilikan TI (Jacks,
Palvia, Schilhavy, & Wang, 2011). Perusahaan yan=
g besar
lagi modern bergantung pada TI untuk operasi dan konsolidasinya, mereka
melakukan upaya ekonomi untuk berinvestasi dalam pencarian TI, dengan demik=
ian
memenuhi misinya dan mencapai konsistensi dengan perencanaan strategis (Avolio,
2020).
Penelitian Lunardi
et al. (2014) juga menunjukka=
n bahwa
perusahaan di Brasil yang menganut tata kelola TI meningkatkan hasil keuang=
an
mereka secara signifikan. Peningkatan kinerja keuangan terutama dalam hal
pengukuran profitabilitas mereka (ROA, ROE, dan profit margin).
Dilaporkan bahwa perusahaan Brasil yang termasuk dalam 55 perusahaan terbes=
ar
di dunia menurut Forbes pada tahun 2012, telah mendukung Tata Kelola TI seb=
agai
salah satu strategi implementasi terbaik untuk manajemen TI dalam laporan
institusional mereka.
Hasil dari penel=
itian Lunardi
et al. (2014) terlihat dari i=
ndikator
produktivitas bahwa pengadopsi Tata Kelola TI belum meningkatkan kinerja
relatif dalam hal keuntungan operasional dan hubungan antara pengeluaran dan
pendapatan, melainkan dalam hal perputaran aset. Selain itu, menurut indika=
tor
pasar, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik setelah
diperkenalkannya Tata Kelola TI. Mereka juga tidak menemukan peningkatan
penting berdasarkan penyelidikan langkah-langkah efikasi profitabilitas,
seperti pertumbuhan penjualan.
Penelitian ini d=
idorong
untuk memberikan data lebih lanjut yang menunjukkan dampak Tata Kelola TI
terhadap kinerja keuangan di perusahaan manufaktur dan pertambangan sebagai
akibat dari temuan yang kontradiktif ini. Tidak banyak penelitian yang meli=
hat
bagaimana tata kelola TI memengaruhi kinerja keuangan. Penelitian ini dapat
memberikan informasi baru bagi perusahaan di Indonesia yang mempertimbangkan
untuk mengadopsi tata kelola TI.
Selain itu, terl=
epas dari
keuntungan mengadopsi tata kelola TI, tidak banyak perusahaan manufaktur dan
pertambangan yang melakukannya. Meskipun Indonesia memiliki sektor teknologi
informasi yang bergerak maju dengan munculnya ekonomi digital (Kementerian
Komunikasi Dan Informatika, 2020), pelaku bisnis =
juga
harus memahami cara menggunakan dan mengelolanya jika ingin sektornya
berkembang dan tetap kompetitif. Selain pengeluaran finansial yang signifik=
an
diperlukan untuk pembelian dan pemeliharaan TI, organisasi juga harus
mengeluarkan sejumlah besar saran, pelatihan, dan perangkat lunak khusus un=
tuk
menerapkan tata kelola TI (Rahayu
& Alsakina, 2020). Oleh karena it=
u,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keua=
ngan
dalam penerapan tata kelola TI pada perusahaan manufaktur dan pertambangan =
yang
terdaftar di BEI.
Adanya sinyal po=
sitif
terlihat pada perluasan industri sektor manufaktur dan pertambangan yang
terdaftar di BEI selama tahun 2018-2020. Kondisi ini didasarkan pada tingkat
perluasan yang diukur dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang
diluncurkan pada tahun 2023 oleh (BPS,
2023).
<=
![endif]>
Gambar 1
IHSG Berdasarkan Sektor Perusah=
aan
yang Terdafatar di BEI
Sumber: BPS, 2023 (diolah)
IHS Markit Ltd j=
uga
merilis, PMI Oktober 2021 untuk perusahaan manufaktur Indonesia mencetak re=
kor
yang belum pernah dilampaui di seluruh sektor manufaktur negara. Posisi PMI=
di
atas 50 menandakan bahwa manufaktur kini sedang mengalami fase ekspansi. PM=
I Indonesia
mengalahkan nilai sejumlah negara manufaktur seperti China, Rusia, Korea
Selatan, Jepang, India dan Vietnam. Purchasing Manager's Index (PMI) diprod=
uksi
oleh S&P Global juga menunjukkan pertumbuhan manufaktur sejak September
2021. Begitu juga dengan prediksi Produk Domestik Bruto (PDB) industri
manufaktur akan tumbuh lebih dari 4,83% pada triwulan ketiga tahun 2022 (Kemenperin,
2021).
Indonesia dikenal
sebagai negara yang memiliki sumber daya alam tambang yang sangat besar,
khususnya di sektor pertambangan (Kementerian
ESDM RI, 2022). Potensi sektor
pertambangan ini sangat berpengaruh bagi Indonesia sehingga menjadi salah s=
atu
penyumbang utama PNBP, dengan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
sektor minerba pada Desember 2022 mencapai Rp 183,35 triliun yang melebihi
target dari Rp 101,84 triliun (Ditjen
Minerba, 2023). Jadi, kedua se=
ktor
perusahaan tersebut memiliki peran penting untuk membekali kontribusi terbe=
sar
terhadap stabilisasi perekonomian indonesia (Kemenperin,
2021).
Berdasarkan info=
rmasi
diatas dapat disimpulkan bahwa lingkup bisnis manufaktur dan pertambangan
merupakan sektor yang mendominasi bagi perekonomian Indonesia. Hal ini sesu=
ai
dengan siaran pers Kementrian Keuangaan Republik Indonesia yang menyampaikan
sektor industri manufaktur dan pertambangan menjadi penopang percepatan
pertumbuhan ekonomi nasional. Kedua perusahaan ini mampu meningkatkan nilai
ekspor dan investasi di pasar modal (Badan
Kebijakan Fiskal, 2022).
Menurut <=
!--[if supportFields]>ADDIN CSL_CITATION
{"citationItems":[{"id":"ITEM-1","itemDa=
ta":{"DOI":"10.1016/j.energy.2018.11.062","IS=
SN":"03605442","abstract":"Information
and communications technology (ICT) has different effects on energy consump=
tion
and carbon dioxide (CO2) emissions in economic sectors, nevertheless, secto=
ral
analysis of ICT effects is not addressed in the previous literature, the
novelty of this article is filling this gap. This study investigated the sh=
ort-
and long-run causality between energy consumption, gross domestic product
(GDP), CO2 emissions, and ICT in Iranian economic sectors over 2002–2=
013.
Dynamic ordinary least squares (DOLS) estimator was used to estimate the
long-run relationships among the aforementioned variables. The empirical fi=
ndings
confirmed the presence of an environmental Kuznets curve in all the sectors,
the positive effect of ICT on CO2 in the industrial sector, and the negative
effect of ICT on CO2 emissions in the transportation and services sectors. =
The
panel error correction model was employed to examine Granger causality betw=
een
each pair of variables. ICT is the cause of energy consumption in the indus=
try.
Furthermore, the results suggested the existence of bidirectional short-run
causality between ICT and CO2 in the industrial and transportation sectors =
and
a unidirectional causal relationship between ICT and CO2 in the services
sector. Finally, there is unidirectional long-run causality running from IC=
T,
GDP, and energy consumption to CO2 emissions.","author":[{&q=
uot;dropping-particle":"","family":"Dehghan
Shabani","given":"Zahra","non-dropping-partic=
le":"","parse-names":false,"suffix":&quo=
t;"},{"dropping-particle":"","family":&q=
uot;Shahnazi","given":"Rouhollah","non-droppi=
ng-particle":"","parse-names":false,"suffix&q=
uot;:""}],"container-title":"Energy","id=
":"ITEM-1","issued":{"date-parts":[[&quo=
t;2019"]]},"page":"1064-1078","publisher"=
;:"Elsevier
B.V.","title":"Energy consumption, carbon dioxide
emissions, information and communications technology, and gross domestic
product in Iranian economic sectors: A panel causality
analysis","type":"article-journal","volume&qu=
ot;:"169"},"uris":["http://www.mendeley.com/docume=
nts/?uuid=3Dca55f803-f7b0-40ad-b551-6171fe04d938","http://www.men=
deley.com/documents/?uuid=3D00c891bc-49e3-41ad-91da-083745abae60"]}],&=
quot;mendeley":{"formattedCitation":"(Dehghan
Shabani & Shahnazi, 2019)","manualFormatting":"Shab=
ani
& Shahnazi
(2019)","plainTextFormattedCitation":"(Dehghan Shabani
& Shahnazi, 2019)","previouslyFormattedCitation":"(=
Dehghan
Shabani & Shahnazi, 2019)"},"properties":{"noteInde=
x":0},"schema":"https://github.com/citation-style-langu=
age/schema/raw/master/csl-citation.json"}Shabani
& Shahnazi (2019); Dedrick
et al. (2003); Jorgenson
(2001), perusahaan yang
memiliki pengaruh pertumbuhan ekonomi yang baik bagi negara maka perusahaan
tersebut menggunakan kebijakan TI yang terkelola dengan baik. Oleh sebab itu
dengan informasi dan alasan-alasan yang disampaikan, kedua sektor ini
berkemungkinan memiliki pengelolaan teknologi informasi yang memadai untuk
menunjang proses bisnis yang transparansi dan akuntanbilitas bagi perusahaa=
n.
Itulah alasan peneliti menjadikan perusahaan manufaktur dan pertambangan
sebagai populasi dalam penelitian ini.
Metode
Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan desain
penelitian verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Perusahaan manufaktur=
dan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah mengad=
opsi
Tata Kelola TI setidaknya selama tiga tahun menjadi sampel penelitian dengan
metode purposive sampling. Kata kunci yang digunakan dalam menentukan
perusahaan yang telah mengadopsi adalah “tata kelola teknologi
informasi” atau “information technology governance”=
;.
Tabel 1Kinerja Keuangan
Uraian |
Manufaktur |
Pertambangan |
Perusahaan
yang terdaftar di BEI |
144 |
41 |
Perusahaan
yang tidak memenuhi kriteria adopsi Tata Kelola TI |
(133) |
(36) |
Informasi
yang tidak lengkap terkait adopsi tata kelola TI |
(3) |
(1) |
Jumlah Sample |
8 |
4 |
Variabel yang digunakan pada penelitian = ini adalah variabel independen yaitu kinerja keuangan. Ada tiga tolak ukur yang digunakan sebagai indikator kinerja keuangan sebagai berikut:
·
Pengukuran
profitabilitas: Return on Assets, Return on Equity dan Net Profit
Margin
·
Pengukuran produktivi=
tas:
Asset Turnover, Operating
Margin dan Operating Expense to Sales
·=
; Pengukuran
Pasar: Sales Growth dan Share Repurchase
Peneliti mengumpulkan data dari laporan =
tahunan
perusahaan sektor manufaktur dan pertambangan yang terdaftar di BEI dideskr=
ipsikan
pada website resmi masing-masing perusahaan. Metode pengumpulan data yang
digunakan oleh peneliti dari studi peristiwa adopsi tata kelola TI perusaha=
an
selama tujuh tahun adalah metode dokumentasi dengan menggunakan data tim=
e-series.
Periode data dimulai dari tiga tahun sebelum adop=
si, pada
saat tahun adopsi, dan tiga tahun setelah adopsi tata kelola TI.
Aplikasi pengolah data SPSS 26 digunakan=
sebagai
alat untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini. Analisis de=
skriptif,
uji normalitas, dan paired sample t-test dilakukan untuk mengevaluasi
hipotesis. Pada penel=
itian
ini, statistik deskriptif yang dilakukan adalah untuk membandingkan rata-ra=
ta
variabel penelitian antara sebelum dan sesudah penerapan tata kelola TI.
Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data dalam s=
uatu
kelompok data atau variabel berdistribusi normal atau tidak dengan mengguna=
kan uji
Kolmogorov-Smirnov. Kemudian studi ini meneliti perbedaan kelompok yang sama
sebelum dan sesudah perlakuan diperiksa menggunakan uji-t sampel berpasanga=
n.
Dalam hal ini adopsi Tata Kelola TI menjadi pembeda sebelum dan sesudah ado=
psi
sebagai kebijakan dari perusahaan. Uji dikatakan signifikan jika nilai
probabilitas atau Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05.
Hasil dan Pembahasan
Indikator yang
menunjukkan pengukuran profitabilitas yaitu ROA, ROE, dan PM, secara umum
hampir separuh perusahaan mengalami peningkatan profitabilitas jika
dibandingkan dari sebelum dan setelah adopsi Tata Kelola TI. Kemudian
pengukuran produktivitas yaitu AT, OM, dan OS menunjukkan secara umum
perusahaan-perusahaan tersebut mengalami peningkatan produktivitas jika
dibandingkan dari sebelum dan setelah adopsi Tata Kelola TI. Selanjutnya
indikator pengukuran pasar yaitu SG dan SR menunjukkan secara umum
perusahaan-perusahaan tersebut belum meningkatkan ukuran pasar jika
dibandingkan dari sebelum dan sesudah adopsi Tata Kelola TI. Berdasarkan ti=
ga
pengukuran tersebut, profitabilitas, produktivitas, dan pengukuran pasar, t=
erlihat
ada peningkatan angka, namun perlu diuji dan dibuktikan secara statistik. M=
aka
dari itu peneliti melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t sa=
mpel
berpasangan.
Dalam uji-t sa=
mpel
berpasangan, satu kelompok orang atau perusahaan dan seterusnya diuji untuk
melihat perbedaan dengan kategori sebelum dan sesudah kebijakan, peristiwa =
atau
kondisi tertentu. Penggunaan uji-t sampel berpasangan memiliki kriteria yang
harus dipenuhi diantaranya jumlah sampel harus lebih dari 30 dan data yang =
akan
diuji harus berdistribusi normal.
Berdasarkan analisis nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) untuk semua indikator, hanya AT yang lebih besar dari 0.05
terdistribusi normal. Hasil data yang lain tidak terdistribusi secara norma=
l.
Menurut Pallant (2011), ketika data masih belum terdistribusi normal,
alternatif lain dengan menggunakan teknik non-parametrik dengan menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test.
Hasil pengujian hipotesis mengungkapkan =
bahwa
tidak ada perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah adopsi tata kelola=
TI.
Hasil penelitian berkemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
data yang tidak terdistribusi normal dapat mempengaruhi pengujian hipotesis
data. Kemudian pengujian sample dengan data yang relatif sedikit sehingga t=
idak
menggambarkan hasil secara keseluruhan. Selanjutnya, perusahaan yang mengad=
opsi
tata kelola TI memiliki tingkat kematangan yang berbeda sehingga juga
mempengaruhi hasil penelitian.
Kesimpulan
Penelitian ini
menyelidiki apakah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebe=
lum
dan sesudah penerapan Tata Kelola TI di perusahaan manufaktur dan pertamban=
gan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini menemukan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan =
sesudah
adopsi Tata Kelola TI pada perusahaan manufaktur dan pertambangan. Terdapat=
dua
dari delapan indikator yang memiliki perbedaan signifikan dalam kinerja
keuangan sebelum dan sesudah adopsi Tata Kelola TI di perusahaan manufaktur=
dan
pertambangan. Kedua pengukuran tersebut adalah asset turnover dan share
repurchase, sedangkan untuk pengukuran ROA, ROE, profit margin, =
operating
margin, operating expense to sales, dan sales growth tidak
terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah adopsi adopsi Tata
Kelola TI di perusahaan manufaktur dan pertambangan.
Penelitian ini memiliki
keterbatasan yang mungkin bisa diminimalisir oleh penelitian selanjutnya.
Pertama, tidak semua perusahaan yang menerapkan tata kelola TI mencantumkan
informasi tahun penerapan tata kelola TI dalam laporan tahunannya. Kedua, b=
eberapa
perusahaan baru mengadopsi IT Governance selama satu atau dua tahun
sehingga datanya belum lengkap untuk dijadikan sampel penelitian. Ketiga, s=
ampel
penelitian yang relatif kecil sehingga tidak dapat digeneralisasikan.
=
Abu-Musa, Ahmad A. (2007). Exploring
information technology governance (ITG) in developing countries: an empiric=
al
study. The International Journal of Digital Accounting Research, =
7(13),
71–117.
=
=
Alreemy, Zyad, Chang, Victor, Walte=
rs,
Robert, & Wills, Gary. (2016). Critical success factors (CSFs) for
information technology governance (ITG). International Journal of
Information Management, 36(6), 907–916.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.05.017
=
=
Attaran, Mohsen. (2003). Information
technology and business-process redesign. Business Process Management
Journal, 9(4), 440–458.
https://doi.org/10.1108/14637150310484508
=
=
Avolio, Beatrice. (2020). Weimar=
Santos
Castellanos CENTRUM PUCP BUSINESS SCHOOL.
=
=
Berita, Detil. (n.d.). Detil Berita=
-
Ditjen Minerba.
=
=
Borja, Sergio, Kim, Keungoui, Yoon,
Hyenyoung, & Hwang, Junseok. (2018). IT Governance effectiveness and its
influence on innovation product and process. PICMET 2018 - Portland
International Conference on Management of Engineering and Technology: Manag=
ing
Technological Entrepreneurship: The Engine for Economic Growth, Proceedings=
,
(August). https://doi.org/10.23919/PICMET.2018.8481752
=
=
BPS. (n.d.). BPS Provinsi DKI Jakar=
ta.
=
=
Collins, Roy. (2019). Information
Technology and the Law. HortScience, 31(4), 697e – 697.
https://doi.org/10.21273/hortsci.31.4.697e
=
=
Dedrick, Jason, Gurbaxani, Vijay, &=
amp;
Kraemer, Kenneth L. (2003). Information technology and economic performance=
: A
critical review of the empirical evidence. ACM Computing Surveys, 35(1),
1–28. https://doi.org/10.1145/641865.641866
=
=
Dehghan Shabani, Zahra, & Shahn=
azi,
Rouhollah. (2019). Energy consumption, carbon dioxide emissions, information
and communications technology, and gross domestic product in Iranian econom=
ic
sectors: A panel causality analysis. Energy, 169,
1064–1078. https://doi.org/10.1016/j.energy.2018.11.062
=
=
Fauzi, Rokhman, & Mulyana, Rahm=
at.
(2020). Key Factors in Improving the Maturity of Information Technology
Governance: A Case Study of State-owned Enterprise in Indonesia. Interna=
tional
Journal of Innovation in Enterprise System, 4(02), 60–71.
https://doi.org/10.25124/ijies.v4i02.75
=
=
Fiskal, Badan Kebijakan. (n.d.). Ba=
dan
Kebijakan Fiskal - Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 Menguat Signifikan =
di
Tengah Ketidakpastian dan Tren Perlambatan Global.
=
=
Informatika, Kementerian Komunikasi=
dan.
(n.d.). Kementerian Komunikasi dan Informatika.
=
=
Jacks, Tim, Palvia, Prashant, Schil=
havy,
Richard, & Wang, Lei. (2011). A framework for the impact of IT on
organizational performance. Business Process Management Journal, =
17(5),
846–870. https://doi.org/10.1108/14637151111166213
=
=
Kemenperin. (n.d.-a). Kemenperin: S=
ektor
Manufaktur Tumbuh Agresif di Tengah Tekanan Pandemi.
=
=
Kemenperin. (n.d.-b). Kemenperin: U=
nggul di
ASEAN, Indonesia Fokus Tingkatkan Nilai Tambah Manufaktur.
=
=
Ko, Denise, & Fink, Dieter. (20=
10).
Information technology governance: An evaluation of the theory-practice gap=
. Corporate
Governance, 10(5), 662–674.
https://doi.org/10.1108/14720701011085616
=
=
Liang, Ting Peng, Chiu, Yi Chieh, W=
u, Shelly
P. J., & Straub, Detmar. (2011). The impact of IT governance on
organizational performance. 17th Americas Conference on Information Syst=
ems
2011, AMCIS 2011, 3, 2388–2396.
=
=
Lunardi, Guilherme Lerch, Becker,
João Luiz, Maçada, Antonio Carlos Gastaud, & Dolci, Pietro
Cunha. (2014). The impact of adopting IT governance on financial performanc=
e:
An empirical analysis among Brazilian firms. International Journal of
Accounting Information Systems, 15(1), 66–81.
https://doi.org/10.1016/j.accinf.2013.02.001
=
=
Merchán-Rodríguez, Vi=
cente,
& Zambrano-Vera, Danny. (2023). Budget and capabilities of information
technology governance: empirical analysis in higher education institutes. <=
i>Bulletin
of Electrical Engineering and Informatics, 12(2), 1137–114=
7.
https://doi.org/10.11591/eei.v12i2.4302
=
=
Papazafeiropoulou, Anastasia, &
Spanaki, Konstantina. (2016). Understanding governance, risk and compliance
information systems (GRC IS): The experts view. Information Systems
Frontiers, 18(6), 1251–1263.
https://doi.org/10.1007/s10796-015-9572-3
=
=
Post-Sarbanes-Oxley, Corporate Gove=
rnance.
(n.d.). Corporate Governance Post-Sarbanes-Oxley: Regulations, Requirements,
and ... - Zabihollah Rezaee - Google Buku.
=
=
Rahayu, Rita, & Alsakina, Fiqha=
Haqqi.
(2020). the Comparative Analysis of Company Performance Before and After the
Adoption of It Governance (Case Study on Manufacturing and Mining Listed
Companies in Idx). The International Conference on ASEAN 2019, 369=
8211;372.
https://doi.org/10.1515/9783110678666-049
=
=
RI, Kementerian ESDM. (2022). Kemen=
terian
ESDM RI - Media Center - Arsip Berita - Buka Metconnex 2022, Dirjen Minerba
Ingatkan Pengelolaan Tambang Berbasis Lingkungan.
=
=
=
Schwarz, Andrew, Kalika, Michel, Ke=
ffi,
Hajer, & Schwarz, Colleen. (2010). A dynamic capabilities approach to
understanding the impact of IT-enabled businesses processes and IT-business
alignment on the strategic and operational performance of the firm. Comm=
unications
of the Association for Information Systems, 26(1), 57–84.
https://doi.org/10.17705/1cais.02604
=
=
Watson, Richard T., Boudreau, Marie=
Claude,
& Chen, and Adela J. (2010). Management Information Systems Research
Center, University of Minnesota. MIS Quarter, 34(3),
567–594.
=
=
Weill, Peter, Subramani, Mani, &
Broadbent, Marianne. (2002). Building IT infrastructure for: Strategic agil=
ity.
MIT Sloan Management Review, 44(1), 57–65.
=
=
Yost, Brandon. (2023). Implement=
ing
Security in the Software Development Life Cycle While Limiting Costs.
(May).
Copyright holder: Aninda Puji A=
dila,
Raudhatul Hidayah (2023) |
First publication right: Syntax Lit=
erate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |
Aninda Puji Adila, Raudhatul Hidayah
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum&n=
bsp;dan
Sesudah Adopsi Tata Kelola Teknologi Informasi&nbs=
p;(pada
Perusahaan Manufaktur dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)
2=
&=
nbsp; &nbs=
p; &=
nbsp; &nbs=
p; &=
nbsp; &nbs=
p; &=
nbsp; &nbs=
p; &=
nbsp; &nbs=
p; &=
nbsp; Syntax
Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023
Syntax Literate, Vol. 8, No. 7, Juli 2023 &nbs=
p; 3
How
to cite: |
Anind=
a Puji
Adila, Raudhatul Hidayah (2023) Analisis Perbandingan Kinerja&n=
bsp;Keuangan Sebelum Dan
Sesudah Adopsi Tata Kelola Teknologi Informasi&n=
bsp;(Pada
Perusahaan Manufaktur Dan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI), (8) 7, |
E-ISSN: |
|
Published
by: |