Implementasi Paradiplomasi Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam Satuan Tugas Iklim dan Hutan Gubernur
Abstract
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016 sudah disahkan sehingga Pemerintah Indonesia wajib menyerahkan laporan implementasi Perjanjian Paris kepada UNFCCC setiap tahun. Serupa dengan Perjanjian Paris, Pemerintah Indonesia juga sudah meratifikasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui Peraturan Presiden No. 59 tahun 2017. Kajian paradiplomasi lingkungan Indonesia masih sangat terbatas. Empat tema besar yang dibahas dalam penelitian ini yaitu sejarah paradiplomasi, implementasi paradiplomasi di Indonesia, studi kasus paradiplomasi lingkungan dan dinamika organisasi internasional hybrid. Melalui studi kasus keterlibatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di Satgas GCF, penelitian ini akan melibat dinamika keterkaitan antara empat tema besar di atas. Penelitian ini akan mengambil data primer dari diskusi terbatas dengan para pemangku kebijakan, akademisi dan aktivis lingkungan. Data sekunder akan diperoleh melalui surat kabar, media elektronik, jurnal dan buku serta publikasi resmi lainnya. Terdapat dua luaran yang menjadi kebaharuan dalam studi lingkungan global. Pertama, desentralisasi di Indonesia menjadi kesempatan besar bagi pemerintah subnasional untuk mengembangkan paradiplomasi lingkungan seperti yang ditunjukkan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan mengesahkan sembilan peraturan daerah, delapan peraturan gubernur, satu surat keputusan gubernur dan satu surat edaran gubernur yang merupakan peraturan turunan dari Undang-Undang Nomor 16 tahun 2016 tentang Perjanjian Paris dan Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang Sustainable Development Goals. Kedua, penelitian ini menemukan bahwa Satgas GCF dioptimalkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sebagai media pembelajaran dan pertukaran informasi khususnya dalam isu pemindahan ibukota negara dan hibah Bank Dunia.
Downloads
References
Anggraini, S. (2022, December 16). Governors' Climate and Forest Taskforce. (R. Oktavian, Interviewer)
Aspinall, E., & Berenschot, W. (2019). Indonesia's Patronage Democracy. Ithaca: Cornell University Press.
Badan Litbang Pertanian - Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2014, September 4). Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kalimantan Timur. Retrieved from BPTPKaltim:http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=588&Itemid=5
BBC. (2015, Oktober 17). Ada Korupsi di Balik Kabut Asap. Retrieved Agustus 12, 2017, fromhttp://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/10/151017_indonesia_korupsi_asap
Bisnis.com. (2022, September 2). Kepala Bappenas Ungkap Kebutuhan Dana SDGs Capai Rp67 Kuadriliun. Retrieved from Bisnis.com: https://ekonomi.bisnis.com/read/20211124/9/1469687/kepala-bappenas-ungkap-kebutuhan-dana-sdgs-capai-rp67-kuadriliun
Desdiani, N. A., Afifi, F. A., Cesarina, A., Sabrina, S., Husna, M., Violeta, R. M., . . . Halimatussadiah, A. (2021, Desember). Climate and Environmental Financing at Regional Level: Amplifying and Seizing the Opportunities .
Djausal, G. P., & Sanjaya, F. J. (2019). Paradiplomasi Keanekaragaman Hayati Provinsi Lampung dalam Kerangka Masyarakat ASEAN 2025. Lampung: Universitas Lampung.
Fishbein, G., & Lee, D. (2015). Early Lessons from Jurisdictional REDD+ and Low Emissions Development Programs. Arlington.
Gregorio, M. D., Massarella, K., Schroeder, H., Brockhaus, M., & Pham, T. T. (2020). Building authority and legitimacy in transnational climate change governance: Evidence from the Governors’ Climate and Forests Task Force. Global Environmental Change, 1-9.
Grønmo, S. (2020). Social Research Method: Qualitative, Quantitative and Mixed Approaches. London: Sage.
Hidayat, H. (2005). Politik Lingkungan: Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan Reformasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Independent Evaluation Group. (2012, March 1). Global Program Review: Forest Carbon Facility Partnership. Retrieved from Independent Evaluation Group of the WorldBank:https://documents1.worldbank.org/curated/ru/261631468153851493/pdf/734720NWP0Fore0C0disclosed011020120.pdf
Kirana, G. (2014, December 1). Decentralization Dilemma in Indonesia: Does Decentralization Breed Corruption? Retrieved February 14, 2016, from http://digitalcollections.sit.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=3007&context=isp_collection
Koehn, P. (2008). Underneath Kyoto: Emerging Subnational Government Initiatives and Incipient Issue-Bundling Opportunities in China and the United States. Global Environmental Politics, 53-77.
Lecours, A. (2002). Paradiplomacy: reflections on foreign policy and international relations of regions . International Negotiations, 91-114.
Liputan6.com. (2022, September 2). Jalankan Paris Agreement, Indonesia Butuh Rp 343,32 Triliun per Tahun. Retrieved from Liputan 6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4567845/jalankan-paris-agreement-indonesia-butuh-rp-34332-triliun-per-tahun
LPEM FEB UI. (2021). Climate and Financing at the Regional Level: Amplifying and Seizing the Opportunities. LPEM-FEB UI Working Paper, 1-17.
Manalu, E. I. (2016). Konsep Sustainable Development Principle dalam Deklarasi Rio Branco (Kolaborasi Sub-Nasional Governors Climate and Forest Task Force) dan Status Hukum Negara Bagian dan Provinsi Penandatangan Deklarasi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
McBeath, J., & Wang, B. (2008). China's Environmental Diplomacy. American Journal of Chinese Studies, 1-16.
Mukti, T. A. (2020). Politik Paradiplomasi dan Isu Kedaulatan di Indonesia. Yogyakarta: The Phinisi Press.
Mukti, T. A., Fathun, L. M., Muhammad, A., Sinambela, S. I., & Riyanto, S. (2021). Paradiplomacy policies and regional autonomy in Indonesia and Korea. Jurnal Hubungan Internasional, 139-152.
Neuman, L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Essex: Pearson.
Pontianak Post. (2016, 2 25). Revisi Perda Karhutla. Retrieved 9 12, 2018, from https://www.pontianakpost.co.id/revisi-perda-karhutla
Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KESDM. (2019). Inventarisasi Emisi GRK Sektor Energi. Jakarta: Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rizal, R. (2022, December 15). PERAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DALAM GCF TASK FORCE: Dalam Mendukung Perjanjian Paris Agreement dan NDC. (R. Oktavian, Interviewer)
Robertua, V. (2016). Multi-stakeholder Initiative for Sustainable Development: An English School Perspective . Jurnal Sospol, 154-170.
Robertua, V., & Sigalingging, L. (2019). Indonesia Environmental Diplomacy Reformed: Case Studies of Greening ASEAN Way and Peat Restoration Agency. Andalas Journal of International Studies, 1-15.
Robertua, V., Oktavian, R., & Sigalingging, L. (2022). Implementasi Diplomasi Lingkungan Indonesia dalam Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 11154-11183.
Setzer, J. (2013). Environmental paradiplomacy: the engagement of the Brazilian state of São Paulo in international environmental relations. London: London School of Economics and Political Science.
Shouqiu, C., & Voigts, M. (1993). The Development of China's Environmental Diplomacy. Pacific Rim & Law Journal, 19-42.
Surwandono, & Maksum, A. (2020). The Architecture of Paradiplomacy Regime in Indonesia: A Content Analysis. Global: Jurnal Politik Internasional, 77-99.
Tavares, R. (2016). Paradiplomacy: Cities and States as Global Players. New York: Oxford University Press.
VoA Indonesia. (2006, Desember 4). Indonesia Minta Singapura Tidak ‘Kekanak-Kanakan’ Soal Kabut Asap. Retrieved Desember 13, 2016, from http://www.voaindonesia.com/a/indonesia-minta-singapura-tidak-kekanak-kanakan-soal-kabut-asap/1685528.html
WALHI. (2022). Ibukota Baru Buat SIapa? Jakarta: WALHI.
Copyright (c) 2022 Verdinand Robertua, Angel Damayanti, Riskey Oktavian, Lubendik Sigalingging, Fuji Yemima Theresa Silalahi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.