Cost Effectiveness Analysis Penggunaan Hepatoprotektor Pada Terapi Tuberkulosis di RS Paru Cisarua, Bogor
Abstract
Alternatif penggunaan hepatoprotektor pada terapi tuberkulosis dengan kejadian hepatitis imbas obat (DIH) memerlukan studi farmako ekonomi terutama Cost Efectiveness Analysis. Tujuan penelitian ini membandingkan cost effective pemakaian hepatoprotektor untuk mengatasi DIH pada pengobatan TB. Metode dengan desain kohort dan pengambilan data secara prospektif dari rekam medis penderita TB rawat inap yang mengalami DIH dan data rincian biaya pengobatan dari bagian keuangan RS Paru Cisarua Bogor. Sampel 90 pasien dibagi secara acak buta ganda yaitu kelompok 1 menggunakan plasebo, kelompok 2 menggunakan kurkumin dan kelompok 3 menggunakan lesitin. Parameter yang diukur adalah nilai kadar serum ALT hari ke 5, biaya langsung dan biaya tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas hepatoprotektor pada pasien TB dengan DIH paling tinggi dalam menurunkan kadar ALT sampai nilai normal (<51IU/L) adalah plasebo sebanyak 11 pasien, kurkumin sebanyak 8 pasien, dan lesitin sebanyak 2 pasien. Efektivitas biaya berdasarkan nilai ACER pada plasebo, kurkumin dan lesitin secara berurutan adalah Rp 4.120.342,23/pasien, Rp 5.571.803,76/pasien dan Rp 25.444.523,64/pasien. Penggunaan kurkumin sebagai hepatoprotektor lebih cost effective dibandingkan lesitin akan tetapi kejadian DIH pada tatalaksana TB akan terkendali dengan sendirinya tanpa pemberian hepatoprotektor jika obat penyebab dihentikan.
Kata kunci : Cost effectiveness analysis; hepatoprotektor; tuberkulosis.