Hubungan Serum Iron (SI) dan Kadar Hemoglobin (Hb) sebagai Gambaran Potensi Anemia Defisiensi Besi pada Lansia
Abstract
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas, pria maupun wanita yang mengalami penurunan kemampuan adaptasi dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari- harinya sendiri. Lansia berpotensi mengalami anemia karena perubahan karakteristik lansia, penyakit penyerta penurunan penyerapan nutrisi. Anemia merupakan sebuah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) mengalami penurunan. Hemoglobin berperan sebagai pengangkut oksigen (O2) dari paru – paru keseluruh tubuh dan menukarkannya dengan karbindioksida (CO2) dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru – paru. Zat besi (Fe) diperlukan dalam hemopoesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesis hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara zat besi (serum iron) dan kadar hemoglobin sebagai potensi anemia defisiensi besi pada lansia di Kec.Taman Kab. Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan data primer metode deskriptif analitik observasional. Jumlah responden 25 orang. Penelitian ini menggunakan uji Pearson correlation untuk melihat tingkat hubungan antara SI dan Hb. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang kuat antar SI dan Hb dengan p=0,000 dan r=0,649. Didapatkan nilai rata – rata kadar hemoglobin 10,52 g/dl dengan hasil normal sebanyak 12 % dan rendah 88%. Didapatkan nilai rata – rata serum iron 91,68 μg/dl dengan hasil normal sebanyak 92 % dan rendah 8 %. Lansia dengan kadar hemoglobin rendah belum tentu serum iron-nya rendah. Nilai Hb yang rendah tanpa dipengaruhi penurunan SI dapat disebabkan karena kekurangan nutrisi lain dan penyakit kronis (inflamasi).
Downloads
Copyright (c) 2024 Christina Destri Wiwis Wijayanti, Titik Sundari, Nur Syaifah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.