Difteri Tonsil Faring dengan Bullneck: Laporan Kasus

  • Belinda kumoro Universitas Tarumanagara
  • Ity Sulawati Universitas Tarumanagara
  • Dennis Onesimus Universitas Tarumanagara
Keywords: Difteri, tonsil, faring, bullneck

Abstract

Difteri adalah infeksi toksik akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae atau strain toksigenik Corynebacterium ulcerans. Difteri tonsil-faring sering kali ditandai dengan anoreksia, demam ringan, nyeri menelan, dan terbentuknya pseudomembran putih-keabu-abuan yang dapat menyumbat saluran napas. Pada kasus berat, dapat terjadi bullneck akibat limfadenitis dan edema jaringan leher yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan diagnosis dan penatalaksanaan klinis kasus difteri tonsil-faring pada anak dengan riwayat imunisasi yang tidak lengkap. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa swab tenggorokan. Hasil penelitian menunjukan seorang anak perempuan berusia 4 tahun menunjukkan gejala utama sulit menelan selama 3 hari, disertai sakit tenggorokan, demam, pilek, dan bercak putih di tenggorokan. Pemeriksaan fisik menunjukkan pseudomembran putih kekuningan, pembesaran kelenjar getah bening leher, serta bullneck. Pemeriksaan swab tenggorokan menunjukkan bakteri batang gram positif (+++), bakteri kokus gram positif (++++), epitel (+++), dan leukosit (++++). Pasien diterapi dengan anti difteri serum (ADS) 80.000 IU sebagai antitoksin dan antibiotik sesuai indikasi. Diagnosis difteri tonsil-faring ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan dengan pemberian antitoksin dan antibiotik menunjukkan efektivitas dalam mengeliminasi toksin dan infeksi. Kasus ini menyoroti pentingnya imunisasi lengkap untuk mencegah difteri dan komplikasinya.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2025-01-19